Bukanlah Kebetulan – Dec 14

By Henry Davin Soesanto

 

Orang tua saya mengirim saya ke Sydney untuk bersekolah sejak tahun 1998. Sejak tahun-tahun sebelumnya orang tua saya sudah menabung untuk pendidikan saya yang tentunya membutuhkan biaya besar karena kami bukan dari keluarga yang berada. Namun tahun 1998 terjadi krisis moneter yang berakibat nilai rupiah yang melemah, sehingga uang tabungan pendidikan yang seharusnya bisa untuk 5 tahun hanya bisa untuk biaya 1 tahun saja.

Bukanlah kebetulan orang tua saya mengambil keputusan untuk memberangkatkan saya ke Sydney.  Pesan orang tua saat itu yang selalu saya ingat adalah bijaksana dalam menggunakan uang.  Saya percaya mereka sudah berdoa dalam mengambil keputusan dan percaya “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”.

Bukanlah kebetulan kalau karena prestasi saya yang cukup bagus, guru matematika di sekolah mulai bertanya tentang kehidupan pribadi saya, yang saat itu sedang mencari pekerjaan. Dia merekomendasikan saya untuk bekerja di tempat salah satu muridnya bekerja. Berkat rekomendasinya, saya mendapatkan pekerjaan tersebut.

Bukanlah kebetulan kalau usia saya yang dibawah 15 tahun sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja (usia minimum untuk bekerja saat itu 14 tahun 9 bulan). Manager saya suka dengan cara saya bekerja, sehingga saya mendapatkan shift yang cukup banyak untuk membiayai hidup sehari-hari tanpa membebani orang tua.

Bukanlah kebetulan kalau usaha orang tua juga membaik di beberapa tahun kemudian.  Dengan pekerjaan saya, saya bisa membiayai kehidupan sehari-hari, dan orang tua pun mampu membiayai untuk pendidikan.

“Kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”

 

 

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.