Kasih yang Memulihkan – Aug 12

By Asya Syafaati

 

Saya dibesarkan di tengah keluarga yang agak ‘cuek’ satu dengan lainnya. Papa saya seorang pengusaha yang selalu sibuk dengan urusan bisnisnya sehingga tidak mempunyai banyak waktu luang untuk kami. Mama mendedikasikan hidupnya untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuh waktu, tapi tetap saja ada ‘kehangatan’ keluarga yang hilang dengan kehadiran papa yang terbatas. Singkat cerita, tanpa sadar saya dan adik-adik tumbuh dewasa tanpa menyadari arti keluarga yang sesungguhnya.

 

 

“As we love our brothers and sisters in Christ, we ought to love our own family even more.”

 

Di Sydney, saya mempunyai ‘keluarga’ di KMSydney05. Saya menemukan segala kehangatan yang hilang dari keluarga kandung saya di KM ini. Setiap kali ada anggota KM yang berulang tahun, kami selalu merayakannya bersama-sama. Kalau ada yang sedang menghadapi masalah, pasti didoakan. Dan juga masih banyak lagi perhatian-perhatian yang lainnya. Saya menjadi benar-benar mengasihi ‘keluarga’ saya yang baru ini dan lupa bahwa hubungan keluarga kandung saya sendiri masih perlu dibenahi sampai suatu saat ada satu ayat ini yang menyadarkan saya:

 

Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” – 1 Timotius 5:8

 

Seperti sebuah tamparan keras di pipi saya! Saya sadar bahwa Tuhan memberikan saya saudara-saudari seiman yang penuh perhatian di KM Sydney 05 supaya saya belajar bagaimana mengasihi saudara seiman seperti keluarga saya sendiri yang akhirnya membawa kasih ini ke tengah keluarga saya sendiri.

 

Sejak saat itu saya belajar untuk lebih perhatian kepada keluarga saya. Sedikit demi sedikit saya melihat tangan Tuhan sungguh bekerja di tengah keluarga saya sendiri. Papa masih tetap sibuk, tapi dia lebih bersedia memberikan waktu luang untuk keluarga. Kami mulai merencanakan liburan keluarga bersama dan bahkan kami mempunyai group chat keluarga di BlackBerry! Pemulihan yang sudah lama saya rindukan itu akhirnya terjadi. Melalui hubungan saya dengan teman-teman di KM, Tuhan telah mengembalikan hati papa kepada anak-anaknya dan hati saya beserta adik-adik kepada papa seperti tertulis di Maleakhi 4:6. Sungguh ajaib!

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.