Pilih Hari Ini, Aku atau Dia – Mar 12

By: Yohana Iluh

 

Dalam setiap pribadi, keluarga, komunitas, kota, dan lebih besar lagi, bangsa, selalu harus ada pemimpin. Kalau tidak ada pemimpin maka ‘liarlah’ rakyat! Lantas, apakah diri sendiri harus ada pemimpinnya juga? Tentu! Kalo tidak ada pemimpinnya liarlah ‘diri’ saya, hanya berbuat sesuka hati.
 
Saat-saat ini saya belajar melatih dan mendisiplin diri untuk terus bersikap mengasihi kepada orang-orang yang tidak memberi imbalan, tanpa mengenal batas waktu. Ada pergumulan di dalam hati yang berkata cukup sampai disini saja! Namun di sisi lain, saya diingatkan akan Tuhan Yesus. Dia yang adalah kebenaran, mati karena dosa setiap manusia. Supaya kita menjadi anak Allah dan hidup dalam kerajaan Allah! Dia terus mengasihi tanpa syarat dan tanpa batas waktu.
Seperti yang dikatakan di dalam Matius 26:41 “Roh memang penurut,tetapi daging lemah.” Galatia 5:17 “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging-karena keduanya bertentangan -sehingga saya setiap kali tidak melakukan apa yang saya kehendaki”. Lebih tepatnya saya harus melatih,mendisiplin diri supaya apa yang Roh  katakan, tubuh – jiwa – roh saya bersatu melakukan! Dan bukan untuk membangun kerajaan “diri”  sendiri!
 
Seperti apa itu kerajaan ‘diri’ sendiri? 2 Timotius 3-4 
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, dan menjadi hamba uang. Mereka akan berontak terhadap orang tua (menurut diri sendiri, tidak mau dibawah otoritas) dan tidak tau berterimakasih, tidak memperdulikan agama,tidak tau mengasihi,tidak mau berdamai,suka menjelekkan orang,tidak dapat mengekang diri,garang,tidak suka yang baik,suka menghianat,tidak berpikir panjang,berlagak tau,lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.”
Kerajaan diri sendiri inilah yang merupakan musuh utama dari kerajaan Allah. Untuk mencegah hal ini terjadi, kita harus bergabung dalam wadah yang paling tepat untuk berdisiplin karakter, yang tidak lain ialah Komunitas Mesianik (KM). Hanya melalui KM, kita dapat mempelajari penyangkalan diri dalam pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jiwa-jiwa bukanlah masalah untuk Tuhan, sebab Dia yang memiliki tuaian. Jiwa-jiwa pasti akan datang asalkan pekerjanya siap sedia untuk mati bagi ‘diri’ sendiri.  Akankah kita tetap setia mencarikan makanan, menjaga, dan melayani dengan terbaik domba-domba yang Tuhan beri dalam hidup kita? Keluarga, housemates, rekan kerja, atau dimana pun kita berada? Walau hanya 1 ekor domba yang “sakit” dan tidak tahu berterimakasih. Ingatlah bahwa bukan orang sehat yang perlu tabib. Memang hal ini tidak mudah, tapi teruslah teladani Tuhan Yesus sampai saatnya tiba domba-domba ini mengenal Bapa, terlatih dan sampai tujuan kekekalan untuk memerintah di bumi.
Apakah kita akan pergi begitu saja, meninggalkan domba-domba demi tidak terusiknya ketenangan diri sendiri atau seperti Yesus yang selalu membiarkan kehendak Bapa yang terjadi (Matius 26:42)
 
Keinginan daging yang tidak didisiplin hanya akan menyebabkan kehancuran dalam hubungan dengan sesama. Kesuksesan mengikut Yesus bukan berapa lama kita jadi Kristen atau jumlah pelayanan, tetapi penyangkalan diri sendiri! Mau jadi pengikut Yesus yang sukses? Pikul  salib, sangkal diri! Jika hari ini gagal, ada hari esok untuk mencoba terus dan jangan pernah menyerah. Bukan karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena Roh Kudus. I Kor 9:27
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain,jangan aku sendiri di tolak.”
 
Tuhan Yesus memberkati

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.