Restoration of power – Oct 15

Mari kita sambut musim semi ini sembari menikmati keindahan bunga dan tanaman yang mulai bersemi. Bukan hanya bunga dan tanaman saja, saya yakin pelayanan, bisnis, cinta, dan cita-cita serta kehidupan yang dari Tuhan juga sedang bersemi secara bersamaan. Setelah melewati fase dingin, beku seperti mati, maka tibalah saatnya untuk mulai bersemi dan mengeluarkan tunas baru. Sebuah pohon atau kehidupan membutuhkan POWER (KUASA) supaya dapat bersemi. Power dalam pengertian Alkitab mempunyai banyak arti. Mari kita lihat dari contoh-contohnya.

 

Reuben, you are my firstborn, my might, and the first fruits of my strength, preeminent in dignity and preeminent in power. Unstable as water, you shall not have preeminence, because you went up to your father’s bed; then you defiled ithe went up to my couch.” – Genesis 49:3-4

 

Kata power dalam ayat diatas dapat diartikan sebagai might (keperkasaan), strength (kekuatan), bahkan juga power (kekuasaan) dan kesanggupan. Kata power (kuasa) juga dihubungkan dengan kata dignity (keluhuran budi), menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran serta kekudusan diatas yang lain. Juga ada kata pre-eminence atau yang paling utama. Jadi, Preeminent in dignity is power. Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “Anointing can lift you up to the highest place, but Character will sustain you there” atau terjemahannya adalah “Urapan bisa mengangkat hidup anda ketempat yang tertinggi, tapi Karakter yang akan menopang anda untuk tetap ada disana.”

 

“Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.“ – 1 Tawarikh 5:1-2

 

Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf. Dari cerita Ruben dan Yusuf diatas, kita belajar bagaimana keluhuran budi, ketulusan dan kesucian memegang peranan sangat penting untuk sebuah kekuatan dan kuasa yang bisa dipergunakan. Tetapi kondisi ini sudah berubah total dengan ukuran keadaan masa kini, dimana nilai-nilai keluhuran dan kekudusan sudah dianggap sebagai barang kuno dan tidak berharga lagi. Tujuan hidup modern masa kini menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Oleh karena Ruben gagal menghidupi nilai-nilai luhur dan kekudusan yang Tuhan tentukan, maka Tuhan memindahkan hak kesulungan yang juga berarti power ke Yusuf yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran dan kekudusan.

 

“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” – 2 Korintus 4:7-11

 

Kekuatan (Power) melimpah yang kita miliki bukanlah milik kita tapi milik Tuhan yamg ditempatkan dalam bejana tanah liat, yaitu tubuh jasmaniah kita atau kita kenal dengan istilah Anointing (Kuasa Urapan Roh Kudus). Setelah itu kita akan banyak menghadapi proses kehidupan dengan diperhadapkan berbagai macam masalah, persoalan, dan lainnya. Setiap persoalan dan tantangan bukanlah untuk menghancurkan kita, tetapi untuk menunjukkan kuasa Tuhan yang ada didalam kita lebih besar dari segala kuasa yang lain. Seperti dalam kematian Tuhan Yesus tersembunyi “kuasa kebangkitan” yang sangat ajaib. Salib dibuat bukan untuk merubah hidup kita, tapi untuk mematikan atau membunuh kedagingan kita. Ketika kedagingan kita tidak berdaya, maka “kuasa Tuhan” yang diam dalam kita mulai bekerja dan menunjukan powerNya.

 

“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” – 2 Korintus 12:9-10

 

Mari belajar dari Rasul Paulus dari ayat diatas. Tekanan, persoalan, ketidakadilan dalam hidup, bahkan aniaya membuat kekuatan manusiawi kita menjadi lemah, dan tidak berdaya sama sekali. Tetapi orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus justru harus berbuat seperti Tuhan dan Raja kita yang dalam hidupNya Dia sudah lakukan semuanya diatas muka bumi ini.

 

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” – Filipi 2:5-11

 

The Father God, through the dead and the resurrection His Son Jesus, and the work of Holy Spirit that Emmanuel in us is Restoring His power in our life through the dead of our fleshly life style on the Cross. Father God Let Your Kingdom come, Your will be done on earth as it is in heaven. Amin.

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.