Restoration of the Spirit – May 15

Jenderal Petraeus PhD adalah salah satu jenderal terpandang di Amerika karena keberhasilannya dalam menangani perang Afganistan dan latar belakang pendidikannya. Ia juga pemimpin CIA (organisasi terpenting di negaranya). Tetapi hanya beberapa bulan setelah ia memimpin CIA, Petraeus mengundurkan diri karena skandal perselingkuhan. Tragis sekali! Medan terberat bukanlah Afganistan dan peperangan terbesar bukanlah melawan terorisme. Medan terberat adalah diri sendiri dan perang terbesar adalah melawan egoisme dan keinginan kita sendiri. Sulit mengalahkan musuh, bila ternyata musuh itu adalah diri sendiri karena kita cenderung memanjakan diri, bukan melarang diri. Bila kita tidak bisa menang dalam peperangan dalam diri kita, dapat dipastikan kita akan kalah dalam peperangan yang lebih besar seperti pengalaman Petraeus.

 

“kita perlu mengalahkan diri sendiri, bila tidak, kita akan menjadi budak dari diri sendiri!”

 

Rasul Paulus juga mengalami peperangan dalam dirinya ‘aku berjuang melawan dosa dan kadang aku kalah’. Sebelumnya ia berkata ‘semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah’. Ternyata peperangan ini dialami oleh seluruh manusia. Berapa kali kita berusaha hidup sesuai standard yang benar tetapi gagal?

Bersyukurlah kita tidak dibiarkan sendirian dalam peperangan ini tetapi Allah mengirim Kristus untuk mengalahkan dosa yang selalu merongrong dalam daging kita dan mengirim Roh Kudus untuk menolong kita hidup sesuai KebenaranNya!

 

“Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging supaya tuntutan hukum Taurat digenapi didalam kita, yang tidak hidup menurut daging tetapi menurut Roh” (Roma 8:3-4).

Kunci memenangkan perang dalam diri sendiri adalah dengan melibatkan Roh Kudus.

 

“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”.

 

Hidup oleh Roh secara praktis sehari-hari:

 

Hidup dengan rendah hati.

Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan seseorang dinyatakan dengan roh yang lemah lembut dan rendah hati. Ia menyadari betapa ia membutuhkan pimpinan Tuhan dalam hidupnya, jadi tidak ada lagi kesombongan atau hal yang bisa dibanggakan.

 

Hidup peka dengan tuntunan Tuhan.

Seseorang yang memiliki telepon genggam, dapat menerima panggilan saat telepunnya dinyalakan tetapi bila dimatikan, orang lain tidak dapat menghubunginya. Hidup oleh Roh adalah dengan menyalakan ‘telepon genggam rohani’ supaya setiap saat Roh Kudus ingin berbicara, kita dapat mendengarnya dan senantiasa berkomunikasi dengan Allah. Kita sangat membutuhkan bantuan Roh Kudus dalam memutuskan banyak hal. Kita memiliki keterbatasan informasi tetapi Roh Kudus mengetahui semua hal sehingga dapat memberi nasehat untuk keputusan yang bijaksana.

 

Hidup menjauhkan diri dari dosa.

Roh Kudus adalah seseorang. “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”. Bila dengan sengaja berbuat dosa, meninggalkan jalan Tuhan setelah mengenal Kasih Karunia dan diselamatkan karena Roh Kuduslah yang memimpin orang dalam pertobatan/lahir baru. Hidup oleh Roh adalah hidup sesuai Kebenaran Firman dan menjadi pelaku Firman.

 

Hidup menghasilkan buah Roh.

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh“.

 

Hidup dalam kuasa.

Hidup oleh Roh juga berarti hidup dalam kuasaNya karena Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati ada didalam kita. Hidup dalam daging, bergantung pada kemampuan dan sumber daya yang ada dalam kehidupan sebagai manusia. Sebaliknya hidup dalam Roh, bergantung pada kemampuan dan sumber dari Roh Kudus. Hal yang luar biasa terjadi, bila kita mendoakan orang sakit, maka orang itu sembuh; Roh Kudus juga menaruh kata-kata hikmat, bila kita menyatakan Kebenaran pada orang lain.

 

Hikmat duniawi adalah melakukan apa yang tampak secara natural. Hikmat Allah adalah melakukan apa yang Roh Kudus dorong untuk kita lakukan.

 

Roh Kudus memberikan kuasa (dunamis) untuk memampukan kita memenangkan setiap peperangan. “Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Bersama Roh Kudus yang tinggal didalam kita, kita dapat melakukan segala sesuatu, termasuk melawan keinginan daging yang terus merongrong. Kita sanggup bukan karena kekuatan kita, melainkan oleh kekuatan Roh Kudus yang tanpa batas!

“Not by might, nor by power but by my Spirit, says the Lord of hosts”.

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.