Secangkir Jahe Panas – Jan 14

By Ellis Widjaja

 

Sudah larut malam, kulihat Mbak Yati masih sedang mengerjakan tugas kantor. “Masih banyak, Mbak?”, tanyaku. Ia pun mengangguk. Melihat pekerjaannya yang masih banyak, tergeraklah hatiku untuk membuatkannya secangkir jahe panas. Aku tahu bahwa ia sudah bekerja sejak pagi dengan jam kerja yang begitu panjang, kupikir secangkir jahe panas dapat menyemangati pekerjaannya. “Supaya Mbak Yati tidak jatuh sakit”, pikirku dalam hati.

 

Kubuatkanlah untuknya secangkir jahe panas, lalu kuletakkan dekat meja tempat ia bekerja. “Minum, Mbak, selagi panas”, kataku. Ia hanya terdiam sejenak dan singkat berkata, “iya, makasih”. Mbak Yati biasanya adalah seorang wanita yang periang dan ramah. Ia adalah salah satu karyawan terlama ayah ibuku. Tanpa berpikir panjang, aku pergi tidur di kamarku.

 

Keesokan harinya, ibuku menghampiriku dan bertanya, “Apakah kamu membuatkan Mbak Yati secangkir jahe panas semalam?” dan aku pun mengangguk. “Iya, Mbak Yati cerita sambil ia menitikkan air mata. Ia sangat tersentuh”, ujar ibuku. Ucapan ibuku membuatku tersentak dan berpikir sejenak. Mungkin dihari yang melelahkan itu, secangkir jahe panas itulah yang menjadi sebuah kejutan yang spesial untuk Mbak Yati.

 

Betapa indahnya sebuah kejutan itu, terlebih lagi bila didapatkan dari seseorang yang berarti. Tetapi, terkadang kita berpikir bahwa kejutan itu hanyalah jika kita mendapatkannya secara tiba-tiba. Kita seringkali lupa, bahwa kita pun tak henti menerima kejutan dari Yesus Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. Rahmat dan sukacitaNya selalu baru setiap pagi.

 

Apakah anda sudah mengucap syukur untuk ‘kejutan’-mu pada hari ini? Selalu ada alasan untuk mengucap syukur. Marilah kita mengucap syukur akan ‘kejutan’ yang Tuhan sudah sediakan untuk kita sehari-hari. Itu semua adalah kemurahanNya. Jangan lewatkan ‘secangkir jahe panas’ anda!

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.