Allah adalah injil

John 6:25-51

 

Allah adalah Injil. Kata Injil dalam bahasa Yunani adalah evangelion. Secara hurufiah diterjemahkan sebagai kabar baik. Dalam periode sejarah tanpa internet, televisi, radio dan surat kabar, utusan pembawa kabar baik menyampaikan berita secara pribadi. Kabar baik itu diucapkan sebagai pengumuman. Kabar baik mempunyai unsur perayaan. Injil bukanlah nasihat yang baik; Injil adalah kabar baik.

 

Ilustrasi: Menembak seorang wanita untuk pacaran dan dia bilang dia perlu waktu. Sang pria menunggu dengan cemas. Gadis itu akan respon dengan nasihat yang baik atau kabar baik. Nasihat yang baik akan memberitahu sang pria gadis seperti apa yang dia butuhkan sedangkan kabar baik akan melibatkan nasihat dan sang wanita mengambil peran itu sendiri. Yang membedakan antara nasihat yang baik dan kabar baik adalah kehadiran sang wanita dalam kehidupan pria itu.

 

Apa kebaikan utama dari Injil yang membuat semua aspek kabar baik menjadi baik? Apakah tujuan utama dari Injil, sehingga jika kita kehilangan itu, kabar baik bukanlah lagi kabar baik? Apa yang kita maksudkan ketika kita mengatakan Allah adalah Injil?

 

 

Keluaran pasal 3 dimulai dengan Musa menjaga kawanan domba mertuanya di padang gurun. Musa adalah seorang pangeran Mesir yang melarikan diri dari negaranya karena ia telah membunuh seorang pria Mesir untuk membela orang Israel. Kehidupan sering kali membawa kita ke padang gurun. Musa mungkin berpikir dia sendirian dengan kawanan domba untuk melewati hari berdebu lagi, menghitung hari menjelang akhir kehidupanya. Tanpa Musa sadari, dia sedang menggembalakan domba di Horeb, gunung Allah, atau bahwa ia akan diundang untuk mengambil peran dalam cerita Tuhan.

 

Ketika Musa berbalik dan melihat semak yang terbakar, Tuhan memanggil Musa dengan namanya. Tuhan yang menciptakan segalau sesuatu hanya dengan perkataanya, Tuhan yang menetapkan segala bintang dan memberikan nama untuk setiap bintang, mengenal Musa dengan namanya. Tuhan alam semesta adalah Tuhan yang cukup besar untuk memegang alam semesta di telapak tangan-Nya, tetapi Dia tidak terlalu besar untuk mengenal setiap individu dengan nama mereka masing masing.

 

Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau maklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” – Mazmur 139:1-6

 

 

Keluaran 3:7-12 – Perhatikan kata ganti orang pertama yang Tuhan gunakan untuk menyatakan kasus-Nya. Aku telah memperhatikan. Aku telah mendengar. Aku mengetahui penderitaan mereka. Aku telah turun. Aku akan melakukan sesuatu. Pikiran Allah sudah ditetapkan. Rencananya sudah bergerak. Kegagalan bukanlah pilihan. Allah sudah melihat Firaun, seorang pria dengan kekuasaan politik dan militer yang tak tertandingi, dan memutuskan untuk menggunakan dia sebagai pion dalam cerita-Nya. Tuhan akan membawa Israel ke Kanaan, tempat yang dihuni oleh suku Ites, dan memberikan tanah Kanaan kepada mereka.

 

Allah-lah yang akan melakukan semua itu, tapi Dia akan melakukannya melalui orang lain. Tuhan mengundang Musa untuk menjadi bagian dari cerita Tuhan yang lebih besar. Tuhan masih mengirimkan undangan bagi kita untuk bergabung dalam cerita Tuhan hari ini. Tidak peduli siapa kita, karena cerita ini bukanlah tentang kita. Mungkin kita mempunya masa lalu yang sangat buruk atau mungkin hari ini kita masih hidup dalam kegagalan. Musa adalah seorang budak dan pembunuh tetapi Tuhan tetap mengundang Musa masuk dalam cerita-Nya.  Cerita ini bercerita tentang Allah dari awal sampai akhir. Crita ini dari Allah, melalui Allah dan untuk Allah.

 

 

Keluaran 3:13-14 – Ketika Musa bertanya Tuhan siapa nama-Nya, Dia menjawab, “AKU ADALAH AKU.” Dalam bahasa Ibrani kata AKU adalah hayah (terdengar seperti ekspresi Karate). Makna di balik nama AKU adalah bahwa Dia selalu ada. Tidak ada waktu di mana Dia tidak. Dia selalu ada dan Dia tidak membutuhkan siapa atau apapun untuk keberadaan-Nya. Dia adalah air mancur yang tidak akan pernah kering. Ini juga berarti bahwa Ia adalah kekal dan tidak akan berubah, sempurna adanya. Tidak akan ada waktu di mana Ia berhenti untuk ada. Dia adalah sama kemarin, hari ini dan selamanya.

 

Jadi Tuhan mengatakan kepada Musa:

AKU pusat segala sesuatu

AKU menjalankan pertunjukan

AKU yang sama setiap hari, selamanya

AKU pemilik segalanya

AKU TUHAN

AKU Pencipta dan Pemelihara Kehidupan

AKU lebih dari cukup

AKU tidak akan pernah habis dan tidak bisa diukur

AKU Allah

 

Jika nama Allah adalah AKU, nama Musa menjadi aku bukan:

Aku bukan pusat segala sesuatu

Aku bukan pemegang kendali

Aku bukan solusi

Aku bukan maha – bisa

Aku bukan pembuat keputusan utama

Aku bukan pemilik apa-apa

Aku bukan Tuhan

 

Hal yang sama berlaku bagi kita juga. Siapa pun nama kita, pada akhirnya, semua nama kita adalah “Aku bukan” dan nama Allah masih AKU. Kenyataannya adalah bahwa Allah tidak membutuhkan kita tapi Dia memilih untuk melibatkan kita, mengundang kita ke dalam cerita yang tak pernah berakhir – cerita Tuhan.

 

 

Keluaran 6:6-7 – Allah menegaskan kepada Musa untuk memberitahu semua orang Israel bahwa Allah yang akan melakukannya. Dia adalah pusat dari cerita.

 

10 Tulah – air berubah menjadi darah (Sungai Nil) – Katak meliputi tanah Mesir – Debu berubah menjadi Nyamuk – Lalat memenuhi Mesir – Ternak mati oleh sampar – barah pecah di kulit manusia dan binatang – hujan es – belalang – gelap gulita selama tiga hari – Kematian anak sulung. Melalui 10 tulah, Tuhan memberikan pembebasan bagi Israel dari tangan orang Mesir.

 

Melalui pilar awan dan api, Tuhan memberikan petunjuk/arahan (Keluaran 13)

 

Dengan membelah laut merah menjadi dua, Allah memberikan perlindungan (Keluaran 14)

 

Dengan membuat air pahit menjadi manis, Tuhan memberikan pemulihan (Keluaran 15)

 

Melalui Manna, roti dari Surga, Tuhan memberikan persediaan (Keluaran 16)

 

Dengan membuat air keluar dari batu, Allah memberikan kepuasan (Keluaran 17)

 

Keluaran 19:4-6 – “Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku…” Tujuan dari semuanya adalah untuk membawa Israel kepada-Nya – ALLAH. Adalah rencana Allah untuk membawa aku bukan untuk mengenal AKU.

 

 

Percepat beberapa ribu tahun, Israel telah gagal lagi dalam memainkan peran “Aku bukan” mereka dalam cerita “AKU”. Yohanes pasal 6 dimulai dengan Yesus memberi makan 5000 orang (15-20,000 total) dengan 5 roti dan 2 ikan. Ketika orang-orang melihatnya, mereka memuji Yesus dan mencari Yesus.

 

V.26-27 – Orang-orang mencari Yesus karena Yesus mengenyangkan perut mereka dan kerumunan menyukainya. Mereka mencari Yesus untuk apa yang Yesus dapat lakukan untuk mereka. Tetapi Yesus mengundang mereka untuk sesuatu yang lebih besar. Ia menawarkan mereka makanan yang memberikan hidup yang kekal. Apa itu?

 

V.32-33 – Apapun berkat yang kita alami, itu tidak ada apa-apa dibandingkan dengan apa yang Allah sediakan bagi kita. Dia menawarkan kita roti yang benar dari surga.

 

V.35“Akulah roti hidup” – Yesus menyatakan diri-Nya sebagai AKU. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya… Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” – Yohanes 1:1-4, 14.

 

V.36 – Sangatlah mungkin untuk percaya bahwa Yesus dapat melakukan mujizat untuk memenuhi kebutuhan kita tetapi tidak menghargai pribadi Yesus. Sangatlah mungkin untuk menginginkan pemberian Yesus tanpa menginginkan Yesus.

 

V.37-40 – Ini adalah alasan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan. Hal ini untuk menarik mereka yang menjadi milik-Nya untuk melihat dan percaya. Setiap orang yang melihat pada Anak dan percaya kepada-Nya akan memiliki hidup yang kekal.

 

V.48-51 – Bangsa Israel mengalami berkat Tuhan tapi itu bukan tujuan utama. Mereka makan manna dan masih mengalami kematian. Kita dapat mencari Tuhan untuk mendapatkan pembebasan, petunjuk, perlindungan, pemulihan, penyediaan, kepuasan dan tetap mati. Yang Tuhan tawarkan bukan hanya cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan; karena tidak cukup bagi kita untuk memiliki apa yang kita inginkan.

 

 

“Akulah roti hidup” (Yohanes 6:35) – Yesus bukan hanya memberikan kita persediaan, Dia sendiri adalah persediaan kita.

 

“Akulah terang dunia” (Yohanes 8:12) – Yesus bukan hanya memberikan kita kebebasan, Dia sendiri adalah pembebasan kita.

 

“Akulah pintu” (Yohanes 10:9), “Akulah gembala yang baik” (Yohanes 10:11) – Yesus bukan hanya memberikan kita perlindungan, Dia sendiri adalah perlindungan kita.

 

“Akulah kebangkitan dan hidup” (Yohanes 11:25) – Yesus bukan hanya memberikan kita pemulihan, Dia sendiri adalah pemulihan kita.

 

“Akulah jalan, kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6) – Yesus bukan hanya memberikan kita petunjuk, Dia sendiri adalah petunjuk kita.

 

“Akulah pokok anggur yang benar” (Yohanes 15:1) – Yesus bukan hanya memberikan kita kepuasan, Dia sendiri adalah kepuasan kita.

 

Yesus bukanlah cara untuk mendapatkan sesuatu yang lebih; Dia adalah sarana dan Dia adalah akhir dari segalanya. Dia bukan cara bagi kita untuk sampai ke tujuan kita, Dia adalah jalan dan Dia adalah tujuan kita.

 

 

Bagaimana cara memakan roti kehidupan ini? “roti yang Kuberikan itu adalah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yohanes 6:51). Yesus tidak mengatakan kepada kita untuk menjadi kanibal. Dalam Yohanes pasal 1, Yohanes Pembaptis menyebut Yesus, “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Dalam wabah kesepuluh di Mesir, Tuhan membunuh semua anak sulung tunggal dalam keluarga Mesir. Tapi malaikat maut melewati rumah Israel di mana darah anak domba ditemukan di tiang pintu. Dan setiap keluarga memakan daging domba yang darahya sudah tercurah.

 

Upah dosa adalah maut. Harus ada hukuman untuk setiap kesalahan. Korban domba adalah korban digunakan di seluruh Perjanjian Lama untuk menebus dosa Israel. Yesus datang sebagai Anak Domba Allah yang disembelih untuk dosa umat-Nya. Darah dan kematiannya yang membayar dosa kita. Dan kita diundang untuk mengambil bagian dari daging-Nya. Bagaimana caranya? “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” – John 6:40

 

Kuncinya adalah untuk melihat dan percaya kepadaNya. Semua berkat dan karunia Allah adalah sarana bagi kita untuk menikmati pribadi Kristus. Kabar baik dari Injil bukanlah bahwa Allah ingin kita mewah dengan karunia-Nya saja, tetapi bahwa Dia telah memberikan diri-Nya untuk kita nikmati. Allah adalah Injil.

 

Yesus bukan hanya seorang utusan untuk membawa kita kepada Allah, tetapi Dia sendiri adalah Allah yang datang untuk membawa kita kepada-Nya. Yesus adalah pembawa kabar baik dan kabar baik itu sendiri.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.