Apa yang kita cari?

Banyak orang kristen yang dalam perjalanan imannya  mengejar tanda atau mujizat. Dan selanjutnya berharap mendapat berkat dan terobosan.  Apalagi setelah mereka menemukan orang yang dianggap hebat karena dapat menunjukkan jalan tersebut serta dapat mendemontrasikan kuasa ilahi. Namun kalau kita tidak berhati-hati dan hanya tinggal dalam tanda-tanda maka kita bisa kehilangan makna yang sesungguhnya. Melalui cerita tentang Yesus memberi makan lima ribu orang ini maka Yohanes memberikan pesan khusus bagi kita. Dan melalui cerita ini maka kita menemukan tiga tipe manusia.

1. ORANG YANG MENGIKUTI DAN MENCARI TANDA MUJIZATNYA (MIRACLE GROUPIES)

Yohanes 6:1-13

6:1. Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. 
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. 
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. 

6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” 

6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” 
6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 

6:9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” 

Ada banyak orang yang mengikut Tuhan bukan karena Yesus adalah Mesias namun karena mencari mujizatNya. Sebenarnya ini bukan menjadi masalah bagi mereka yang pertamakali mencari Tuhan karena itu adalah awal dari perjalanan imannya. Namun harus hati-hati karena bukan itu tujuannya yang sesungguhnya. Tanda-tanda itu bagus namun sebenarnya itu hanya menunjukan pada suatu tujuan. Kalau orang itu berhenti sampai pada tanda saja dan tidak mau bertumbuh maka yang terjadi adalah mereka menjadi kecewa dan lelah. Demikian juga kalau kita  datang ke gereja dan mencari Tuhan hanya karena ikut-ikutan maka kita akan merasa lelah. Dan orang yang biasanya hanya ikut-ikutan maka mereka cenderung  memakai pikiran dan caranya sendiri sehingga tidak mengalami perubahan serta imannya tidak bertumbuh. Contoh Filipus : Yesus memberikan sebuah  kesempatan melalui Filipus untuk membawa orang-orang ini mengalami Dia namun Filipus membatasi Tuhan dengan hitung-hitungan terhadap apa yang dimilikinya (Ayat 7)

Dipihak lain maka murid Yesus yang bernama Andreas sekalipun tidak melakukan perhitungan namun ketika melihat apa yang mereka punya maka dia merasa tidak mungkin untuk bisa memberi makan orang sebanyak itu. (Ayat 8-9)

Membuat budget atau perhitungan itu bukan sesuatu yang salah namun bagi kita  yang ada dalam Kristus maka dalam setiap perhitungan kita maka kita harus siap kalau Tuhan tiba-tiba mengubah perhitungan kita. Sebab apabila Tuhan berkarya maka Dia bisa membuat apa yang tidak mungkin bagi manusia itu mungkin bagi Tuhan.

Demikian juga dengan kita yaitu seringkali secara manusia kita membatasi Tuhan dengan cara kita sendiri. Tuhan ingin supaya kita tidak membatasi Dia, sebab Kristus berkarya melampaui jalan manusia. (Yesaya 55:8).

Membuat perencanaan adalah hal yang perlu dilakukan namun dalam perencanaan maka kita harus serahkan itu pada Tuhan sebab Tuhan bisa mengubah rencana kita.  Bagaimana menyeimbangkan antara perencanaan dan iman yaitu dengan menyerahkan segala perencanaan kita kepada Tuhan dan Tuhan yang akan menentukan jalan-jalanNya bagi kita supaya kita berhasil (Amsal 16: 3 & 9)

2. ORANG YANG MENGALAMI TANDA MUJIZAT (MIRACLE ADDICT)

6:10 Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. 
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” 
6:13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 

Mengalami mujizat itu adalah pengalaman yang luarbiasa namun jangan berhenti sampai disini saja sebab itu bukanlah tujuan yang sebenarnya. Banyak orang yang maunya mengalami dari satu mujizat satu kepada mujizat yang lainnya dan seterusnya sehingga berusaha membuat formula untuk supaya mujizat terus terjadi  dalam hidup mereka sehingga yang menjadi fokus bukan Tuhan namun mujizatNya. Ini yang dilakukan oleh banyak orang kristen yaitu menjadikan Tuhan sebagai sarana untuk mencari mujizat. Kalau kita terus menerus melakukan hal ini maka lama kelamaan akan menjadi orang yang kecanduan mujizat sehingga akan pergi kesana kemari hanya untuk mencari mujizat sehingga kehilangan tujuan yang sebenarnya. Hal ini bisa benar-benar terjadi dan sebagai contoh adalah ada di ayat berikut:

Yohanes 6: 14 -15

6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.”

6:15. Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. 

Yesus tahu bahwa orang banyak itu hendak memaksa Dia menjadi raja namun bukan raja seperti yang dirancangkan Bapa namun raja versi mereka sendiri  yaitu raja yang membuat mujizat, raja yang terus memberi mereka makan sebab itu Tuhan menyingkir dari mereka.

Demikian juga pada akhir  jaman ini maka banyak orang tidak mencari Tuhan namun mencari hamba Tuhan atau mau menjadi seperti hamba Tuhan yang hebat itu. Jadi fokusnya bukan pada tujuannya namun pada tanda-tandanya. Hal ini bisa sangat berbahaya karena kita bisa merasa lebih hebat dan berpikir kalau Tuhan memberi mujizat karena  kita ini berkenan di hadapanNya padahal perkenanan kita itu adalah karena anugerah dari karya salib Kristus. Dan kalau kita mengalami mujizat itu karena unmerited favour (perkenanan yang tidak layak diterima)  dari Tuhan. Itu bukan karena kebaikan kita sehingga dapat meraihnya namun itu adalah pemberian dari Tuhan.

Sebenarnya pada waktu itu Yesus itu sedang menyatakan siapakah Dia sebenarnya tetapi yang mereka bingungkan adalah mujizatnya, rotinya serta teknikalitasnya  dan mau menjadikan Yesus sebagai raja versi mereka dan bukan seperti yang dirancangkan Bapa di surga.

Yohanes 6:25-26

6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” 
6:26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 

Ayat diatas juga menjelaskan bahwa orang banyak itu mencari Yesus bukan karena melihat tanda-tanda yang benar bahwa Dia adalah Mesias namun mereka mencari Yesus hanya untuk mencari keuntungan bagi mereka sendiri. Hal inilah juga yang sering dicari oleh orang-orang kristen yaitu ketika mereka melayani  dan melakukan sesuatu untuk Tuhan maka yang dituntut setelah itu adalah mujizatnya, berkatnya atau terobosannya.

Yohanes 6:27 – 35

6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

6:28. Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” 
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” 
6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 
6:31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” 
6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” 
6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” 
6:35 Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 

Ketika bangsa Yahudi memperingati Paskah maka mereka sedang memperingati kebaikan Tuhan yang sudah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir  serta yang memelihara mereka selama di padang gurun yang pada waktu itu dipimpin oleh Musa. Dan pada saat Yesus melakukan mujizat memberi makan lima ribu orang maka orang-orang Yahudi berpikir bahwa Yesus adalah Musa yang baru. 

Tuhan sedang memberi pesan supaya  kita tidak hanya mencari mujizat sebab mujizat, berkat, dan kesembuhan  itu sifatnya  sementara. Kehidupan itu bukan hanya tentang semua yang kita inginkan namun Tuhan ingin memberikan kehidupan yang sesungguhnya (Zoe) yaitu yang lebih berharga dari semua kebutuhan hidup kita di dunia ini (Ayat 27). Dan yang dikehendaki Tuhan untuk kita kerjakan supaya mendapatkan hal yang bersifat kekal adalah percaya kepada Yesus yang diutus Allah (Ayat 29). Yesus juga menunjukkan kepada orang banyak yang hanya bingung mencari roti yang sifatnya sementara dengan mengatakan bahwa Dialah Roti Hidup (Ayat 31-35). Janganlah kita hanya mengikuti dan mencari tanda, bukan hanya mengalami mujizat namun melihat Yesus Kristus menjadi sumber dari segala-galanya lebih dari mujizatNya.

3. ORANG YANG MELIHAT YESUS LEBIH DARI MUJIZATNYA

6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.  ” 6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.6:60. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 
6:65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” 
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” 
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” 

Setelah  mendengarkan perkataan Yesus  yang keras dan menggoncangkan iman maka murid-murid mulai berpikir bahwa Yesus bukanlah raja seperti yang mereka dambakan dan sejak itu banyak muridnya yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Namun tidak demikian dengan Simon Petrus yang melihat Yesus lebih dari mujizatNya sehingga oleh dorongan Roh Kudus dia percaya dan tahu siapakah Yesus yaitu Yang Kudus dari Allah (Ayat 67-69)

GOSPEL CONNECTION

Yohanes 6:57-58

6: 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku n  dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. ” 

Mengapa Yesus menyuruh untuk “ makan “ roti itu? Bahkan di Matius 26:26 Yesus mengatakan hal yang sama ;

Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya  lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku”

Mengapa perkataan“ ambillah dan makanlah “ ini dinyatakan berulang-ulang bahkan Rasul Paulus juga mengajarkannya. Ini berkaitan dengan peristiwa yang ada di Kejadian 3 : 6 ; Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati   karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil   dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya   yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya

Hawa mengambil dan memakan dari buah itu, Yesus berkata di malam terakhir bersama murid-muridNya  berkata “ “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku”.  Bahasa “ ambil dan makan “ adalah bahasa pemberontakan hati manusia yang memberontak dan tidak percaya kepada Tuhan. Dan sejak manusia jatuh dalam dosa karena mengambil dan makan buah pohon terlarang maka sejak itu manusia selalu lapar akan pencarian kepuasannya dan berusaha mencari kepuasannya dengan hal-hal yang fana yaitu roti-roti yang palsu dan sia-sia yang tidak dapat memuaskan dirinya. Itulah sebabnya manusia selalu lapar akan pengakuan dan penerimaan dari orang lain. Tetapi melalui karya Kristus sang Roti Hidup maka kita akan mendapatkan lebih dari apa yang dunia tawarkan. Hati yang memberontak di ubah menjadi hati yang diselamatkan. Namun konsekuensinya adalah tubuh Yesus harus dipecah-pecahkan. Yesus sang roti hidup itu harus menanggung murka Allah atas dosa supaya barangsiapa yang makan Sang Roti Hidup tidak mati dan tidak menjadi sia-sia tetapi memperoleh hidup yang kekal. Dengan makanan maka manusia jatuh dalam dosa tetapi dengan makan Sang Roti hidup yang dipecah-pecahkan itu maka yang percaya diselamatkan. Augustine Of Hipo berkata “ pencipta manusia menjadi manusia, penguasa bintang-bintang harus menyusui di dada ibunya, Sang Roti Hidup harus rela jadi lapar, Sang Mata Air harus menjadi, Sang Terang harus mengalami kegelapan, Sang jalan harus mengalami Lelah dalam perjalananNya, bahkan Sang kebenaran di tuduh sebagai saksi palsu, Sang Guru dipukuli dengan cambuk, Sang pondasi terkokoh yang menciptakan jagat raya rela digantung diatas kayu, Sang Kekuatan rela menjadi lemah, Sang Penyembuh rela dilukai, Sang Pencipta Kehidupan rela mati untuk kita. “ Mujizat jasmani itu sementara tetapi hidup yang Tuhan berikan di dalam Kristus itu kekal, dan itulah mujizat yang terbesar. Saat kita memiliki Kristus maka kita memiliki segalanya karena kita memiliki roti hidup dan mujizat yang terbesar itu bersama kita.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.