Are you OK?

Seringkali kita merasakan bahwa hidup kita sangan monoton dan membosankan. Setiap hari kita selalu diperhadapkan dengan hal-hal rutin yang sama. Dari pekerjaan di kantor, urusan rumah tangga dan juga urusan keluarga. Sering tidak kita sadari, kita mengeluh dan lupa mengucap syukur akan keberadaan kita.

 

Pada hari ini Tuhan ingin kita merenungkan sebuah cerita yang tercatat pada Yoh 5:1-14.

 

Yoh 5:1 – Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem

 

Tuhan Yesus berada di Kana (Yoh 4) dan berjalan menuju ke Yerusalem untuk mengikuti upacara “Paskah”. Jarak antara kota Kana dan Yerusalem adalah sejauh 160km. Ayat ini mengajarkan kepada kita 2 hal:

  • Walaupun Tuhan Yesus adalah Tuhan, Dia tidak meninggalkan perayaan ataupun perkumpulan dengan saudara seiman. Dia rela berjalan sejauh 160km untuk menghadiri perayaan Paskah. Hal ini mengingatkan kepada kita supaya tidak melupakan perayaan dan persekutuan kita terutama pada hari Minggu
  • Tuhan Yesus juga tahu bahwa pada saat Dia pergi ke Yerusalem, Dia akan menjadi berkat dengan menyembuhkan satu orang di kolam Bethesda. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa kita juga harus menjadi berkat pada saat kita datang ke rumah Tuhan (Gereja) dan pada saat kita berada dimanapun.

 

Yoh 5:2-5 – Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani  disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit

 

Melalui ayat ini Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa hidup orang yang sakit selama 38 tahun ini jauh lebih membosankan dibandingkan kehidupan kita sehari-hari. Orang yang sakit ini tidak dapat melakukan apa-apa dan harus selalu menunggu pertolongan orang lain. Selain Tuhan menegur kita supaya tetap bersyukur dalam setiap keadaan, Tuhan juga ingin kita memeriksa hidup rohani kita, apakah kita tidak sakit/lumpuh.

 

Seringkali kita berpikir bahwa kita “sehat” secara rohani namun pada hari ini Tuhan ingin kita melakukan “check-up” secara rohani. Kehidupan sehari-hari kita dapat terlihat “positif” dan “produktif” namun kehidupan rohani kita mati.

 

Hal ini dapat terjadi pada saat kita:

  • Terlalu ber-ambisi dalam hidup ini dan selalu mengejar kebutuhan jasmani baik itu dalam bentuk uang, jabatan, karir, bisnis, dll.
  • Tidak mempunyai ambisi dalam kehidupan ini sehingga tidak ada gairah
  • Hidup nyaman (comfort zone)

 

Yoh 5:6 – Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?”

 

Sekilas, pertanyaan Tuhan Yesus sangatlah mengherankan. Beberapa dari kita mungkin berpikir sudah pasti orang yang sakit itu mau sembuh, mengapa mesti harus menanyakan hal tersebut.

 

Yang Tuhan ingin kita pelajari dari ayat ini adalah “jawaban dari orang yang sakit” bukan “pertanyaan dari Tuhan Yesus”. Jawaban seseorang pada saat mengalami tantangan hidup menunjukkan seberapa besar iman dan kepercayaan orang itu kepada Tuhan.

 

Pada saat anda membaca tulisan ini, Roh Kudus juga sedang bertanya kepada anda, “Apakah anda dalam keadaan yang baik?” Apakah anda membutuhkan kesembuhan dari Dia?

 

Yoh 5:7 – Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.

 

Dari jawaban orang yang sakit, kita dapat mempelajari bahwa:

  • Tidak berharap Tuhan dapat menyembuhkan dia
  • Menyalahkan orang lain bahwa dia tidak ditolong sehingga tidak dapat sembuh

 

Arti rohani dari ayat ini adalah, kita sering menyalahkan orang lain akan kesulitan hidup kita bahkan sering pula kita menyalahkan Tuhan akan keberadaan kita. Sebagai contoh, kita mungkin secara tidak langsung menyalahkan Tuhan kalau kita tidak dapat “clubbing”, menggunakan obat terlarang ataupun seks bebas dikarenakan kita adalah orang Kristen.

 

Yoh 5:8 – Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah

 

Namun Tuhan Yesus tidak menghakimi orang yang sakit ini atas jawaban dia bahkan Tuhan Yesus menyembuhkan dia. Tuhan mengasihi orang ini tanpa bersyarat.  Tuhan Yesus membawa kabar Paskah kepada orang yang sakit ini (pada jaman itu, orang yang sakit tidak diijinkan untuk masuk dalam rumah ibadah).

 

“Bangunlah” = Langkah iman (step of faith)

“angkatlah tilammu” = “keluar dari kenyamananmu” (out of comfort zone)

“berjalanlah” = berjalan kepada level yang lebih tinggi (Move to next level)

 

Yoh 5:9-10 – Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu

 

Orang Yahudi hanya mementingkan peraturan hari Sabat. Mereka tidak peduli bahwa ada seseorang telah disembuhkan. Ayat ini merupakan peringatan kepada kita supaya kita tidak terlalu mementingkan peraturan-peraturan organisasi sehingga kita tidak dapat membantu orang yang baru

diselamatkan.

Yoh 5:11 – Akan tetapi ia menjawab mereka: “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah. Mereka bertanya kepadanya: “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?”Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu

 

Pada saat ditegur, orang yang baru disembuhkan ini mulai menyalahkan Yesus kembali. Orang ini juga tidak dapat mengenal Yesus. Hal ini sangatlah aneh karena setelah 38 tahun sakit, pada hari dia disembuhkan, orang ini tidak dapat mengenali orang yang menyembuhkan dia.

 

Hal ini juga merupakan peringatan kepada kita bahwa kita juga lupa kepada Yesus yang bertemu kepada kita pada saat kita bertobat. Kita lupa akan kasih kita yang mula-mula.

 

Tuhan Yesus dengan segala ke-mahatahuan-nya (Omni Science) tahu bahwa orang ini akan menyalahkan Dia bahkan tidak mengenali Dia walaupun dia disembuhkan. Namun hal ini tidak menghalangi Tuhan Yesus untuk menyembuhkan orang yang sakit ini. Begitu besar kasih Tuhan kita kepada hidup kita.

 

Yoh 5: 14-15 – Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya:”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi , supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi,  bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia

 

Seburuk apapun perlakuan orang tersebut kepada Tuhan Yesus, namun Dia tetap datang dan menegur dalam bait Allah. Ini menunjukkan bahwa seberapa buruk kehidupan kita, kasih Tuhan tetap limpah dalam hidup kita.

 

Dia dengan lembut pada saat ini berdiri di depan pintu hati kita dan mengetuk. Dia rindu untuk dapat masuk dalam hidup kita dan memberkati hidup kita dengan berkelimpahan (Wahyu 3:4; Yoh 10:10)

 

 

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.