Be Yourself!

“Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” 1 Timotius 1:12

Ada harga yang harus kita bayar mengikuti Yesus. Itulah yang dimaksudkan penderitaan oleh ayat di atas. Kita harus menderita bukan karena kesalahan atau dosa, tetapi karena Injil Kristus lah kita menderita.

Di mata dunia Paulus adalah seorang yang gagal di dalam hidup, dia tidak memiliki apa-apa, dipenjara, dan bahkan matinya dipacung kepalanya. Tetapi dihadapan Tuhan, Paulus adalah seseorang yang berhasil. Paulus berhasil menyelesaikan pertandingan yang telah disiapkan Tuhan baginya dengan baik.

Tahukah saudara bahwa 2000 tahun kemudian, hari ini, Paulus jauh lebih terkenal dari pada Kaisar Romawi yang hidup pada jaman Paulus. Mungkin ada jutaan orang yang memiliki nama Paul, Paulus, Paulina dll.

Mungkin pada saat ini kita sedang menanggung penderitaan yang bukan karena dosa atau kesalahan kita, janganlah kita putus asa, melainkan setialah dalam pertandingan ini sampai garis akhir. Janganlah kita pernah malu karena penderitaan yang harus kita alami karena Injil Kristus.

Tahukah saudara kepada siapa engkau percaya hari ini? Paulus tidak malu atas penderitaannya karena dia tahu kepada siapa dia percaya.

“Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.” Mazmur 16:5

Justru bukan malu, tetapi kita harus bangga sebab Tuhan adalah bagian warisan kita.

“Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.” Daniel 11:32

Lakukanlah segala perkara bersama dengan Tuhan, besar maupun kecil. Namun ingatlah bahwa perkara-perkara besar datang saat kita terlebih dahulu setia dengan perkara-perkara yang kecil. Janganlah kita pernah menjadi terlalu sombong untuk melakukan perkara-perkara kecil.

“Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: “Orang inipun tidak dipilih TUHAN.” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: “Orang inipun tidak dipilih TUHAN.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: “Semuanya ini tidak dipilih TUHAN.” Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.” 1 Samuel 16:6-13

Daud adalah seorang yang kecil sewaktu diurapi oleh Samuel, oleh sebab itu dia tidak diperhitungkan oleh Ayahnya pada waktu itu. Isai tidak pernah mempertimbangkan Daud, dan tidak mengira bahwa ia adalah seorang yang memiliki materi raja.

Bahkan saudara-saudara Daud pun meremehkan dia: “Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: “Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.”” 1 Samuel 17:28

Tetapi kita tahu bahwa pada akhirnya, Daud yang tidak diperhitungkan manusia akhirnya menjadi seorang raja yang besar.

Janganlah kita pernah minder dengan keadaan kita. Yang penting adalah kita harus tahu dan yakin kepada siapakah kita percaya.

Kita tidak perlu takut dengan jati diri kita sendiri sebab kita diciptakan unik oleh Tuhan. Untuk itu janganlah kita pernah mencoba utk menjadi orang lain.

Be yourself and break out of your limitations!

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.