Berapa harga Yesus bagi anda?

Markus 14:3-11

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Lalu mereka memarahi perempuan itu. Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

 

Saya akan mulai dengan sebuah pertanyaan. Bagaimana kita mengetahui harga sesuatu? Ada sebuah buku menarik berjudul Priceless oleh William Poundstone yang membahas tentang bagaimana segala sesuatu mendapatkan harganya. Tesis utama buku ini adalah bahwa kita tidak benar-benar tahu berapa harga sesuatu. Dalam buku ini, seorang produser Broadway menjelaskan bagaimana ketika mereka mengadakan orkestra, mereka mencoba menjual kursi balkon dengan murah karena mereka berpikir bahwa kursi tersebut bukan kursi yang terbaik. Apakah anda tahu apa yang terjadi? Tidak ada yang membelinya. Orang-orang menganggap kursi tersebut pasti buruk karena harganya murah. Tahukah anda apa yang mereka lakukan untuk menjual kursi balkon tersebut? Mereka menaikan harganya. Ketika orang melihat harganya, mereka berkata, “Lihat harganya. Ini mahal. Ini pasti kursi yang bagus.” Jadi mereka menemukan bahwa mereka dapat menjual lebih banyak kursi dengan menjualnya dengan harga $300 daripada $100. Bukankah ini menarik? Ini seperti saat Kanye mengeluarkan sneakers-nya yang bernama Yeezy. Orang-orang menghabiskan ribuan dollar untuk membeli Yeezy. Dan Yeezy termahal dijual dengan harga USD 11,400. Apakah itu harga yang layak? Jika anda bertanya kepada kolektor sepatu, mereka mungkin akan menjawab iya. Jika anda bertanya kepada saya, sudah pasti tidak. Harga yang paling mahal yang saya akan bayar untuk Yeezy adalah $100. Mereka tidak nyaman untuk dipakai. Bagaimana saya tahu? Karena saya punya satu pasang. Mari saya perjelas sebelum anda menghakimi saya. Saya tidak membelinya; sepatu itu adalah pemberian. Tetapi jika anda ingin memotret saya memakai Yeezy saat saya berkhotbah dan mengirimkannya ke @preachersnsneakers atau @pastorinstyle, itu bisa diatur. Salah satu harapan saya yang belum tercapai adalah untuk masuk ke akun Instagram mereka. Intinya, kita tidak benar-benar tahu berapa harga sesuatu yang sebenarnya. Dan pertanyaan yang diajukan oleh teks kita hari ini adalah, apakah kita tahu harga Yesus yang sebenarnya? Karena mungkin ada banyak dari kita yang tidak tahu.

Dalam teks ini, kita melihat kontras yang sangat mencolok tentang harga Yesus. Kita melihat seorang wanita yang memberikan harga yang sangat mahal untuk Yesus. Dan kita melihat seorang pria yang menjual Yesus dengan harga yang sangat murah. Dan saya yakin salah satu alasan mengapa Markus menempatkan kedua cerita ini bersebelahan adalah agar kita bisa membandingkan kedua cerita ini. Dan pertanyaan yang perlu kita tanyakan pada diri kita adalah, di sisi mana kita berada? Apakah kita berada di sisi wanita yang memberikan harga yang sangat mahal untuk Yesus? Atau apakah kita berada di sisi pria yang menjual Yesus dengan harga yang sangat murah? Jadi, inilah pertanyaan yang diajukan teks kepada kita: Berapa harga Yesus bagi anda?

Saya memiliki empat poin untuk khotbah saya. Harga; Kritik; Pujian; Kontras.

Harga

Markus 14:3 – Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Setting cerita ini adalah Yesus dan para murid diundang makan di rumah Simon si kusta. Jelas Simon bukan lagi seorang penderita kusta. Seorang penderita kusta tidak diperbolehkan mengadakan jamuan makan dan mengundang orang ke rumahnya. Ini seperti diundang ke pesta ulang tahun seseorang yang positif Covid. Mari jujur. Berapa banyak dari anda yang akan datang ke pesta itu? Berapa banyak dari anda yang tidak akan datang ke pesta itu? Wow, kita teman yang sangat setia. Jadi kemungkinan besar Simon adalah penderita kusta yang telah disembuhkan Yesus. Dan makan malam ini mungkin merupakan perayaan kesembuhannya. Dan ketika mereka sedang duduk makan, sesuatu yang sangat aneh terjadi. Mereka menyaksikan suatu peristiwa yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka. Seorang wanita datang mendekati Yesus. Markus tidak memberi tahu kita nama wanita ini. Tetapi kitab Yohanes memberitahu kita bahwa wanita ini tidak lain adalah Maria, saudara perempuan Marta dan Lazarus. Yohanes memberi tahu kita bahwa Maria, Marta, dan Lazarus ada di makan malam ini. Tetapi kemudian Maria melanggar protokol orang Yahudi. Dia menyela persekutuan pria Yahudi. Seorang wanita tidak diperbolehkan melakukan itu kecuali ketika dia sedang menyajikan makanan. Jadi Maria datang kepada Yesus dan dia membawa buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni.

Nah, saya bukan ahli dalam bidang minyak parfum ataupun tanaman. Jadi saya tidak akan menjelaskan kepada anda detail di balik tanaman yang ditemukan di Himalaya ini dan seberapa penting dan langkanya tanaman tersebut. Saya tidak tahu apa-apa tentang tanaman, ataupun kerumitan di balik parfum ini. Tetapi saya dapat memberitahu anda dengan penuh keyakinan bahwa minyak parfum ini sangat mahal. Berapa mahal? Nah, ini saya bisa menjelaskan kepada anda. Bicara tentang tanaman, saya tidak mengerti. Bicara tentang uang, saya sangat mengerti. Darah cina saya sangat kuat. Minyak parfum ini berharga lebih dari 300 dinar. Satu dinar adalah gaji kerja satu hari. Jadi, 300 dinar adalah gaji kerja satu tahun karena orang Yahudi tidak bekerja pada hari Sabat. Jika kita masukkan ke dalam persamaan hari ini, parfum ini berharga kira-kira $50,000. Ini sangat mahal. Parfum macam apa yang harganya semahal ini? Jadi, saya buka google dan mengetik, “Parfum paling mahal di dunia.” Dan saya terkejut. Nama parfumnya adalah Shumukh. Apa itu Shumukh? Shumukh adalah apa yang kita rasakan di hari yang panas dan gerah. Tentu saja bukan. Itu “sumuk” bukan shumukh. Shumukh masuk ke dalam Guinness World Record karena memiliki berlian terbanyak di botol parfum. Shumukh adalah parfum unisex. Diperkirakan keharumannya bertahan lebih dari 12 jam pada kulit manusia dan sekitar 30 hari pada kain. Dan yang paling mengejutkan, harga parfum ini adalah USD 1,29 juta. Kalau anda menggunakan Shumukh sebelum anda datang ke gereja hari ini, anda merasa canggung sekarang. Tetapi saya kira tidak ada dari anda yang menggunakan Shumukh. Kalau ada, mari kita ngobrol nanti setelah ibadah selesai. Saya ingin berteman baik dengan anda. Saya mempunyai proposal untuk membeli gedung gereja di city yang mungkin anda tertarik untuk membantu. Tetapi tidak usah bicara tentang USD 1,29 juta. Bisakah kita setuju bahwa minyak parfum seharga $50,000 sudah terlalu mahal?

Pertanyaannya adalah, bagaimana Maria bisa memiliki botol parfum yang begitu mahal? Apakah dia seorang wanita Yahudi yang kaya raya? Mungkin saja. Tetapi para komentator setuju bahwa penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa botol parfum ini adalah barang pusaka keluarga. Parfum ini diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Ini adalah harta keluarga Maria. Jadi, Maria datang membawa harta keluarganya ke makan malam ini. Dan apa yang terjadi selanjutnya mengejutkan semua orang di ruangan itu. Kita tahu bahwa ketika kita memiliki botol parfum yang berupa minyak, cara menggunakannya hanyalah dengan mengoleskan satu atau dua tetes. Tetapi beberapa orang tampaknya tidak menyadari fakta ini. Mereka menggunakan parfum seperti mereka menggunakan deodoran. Kita menyebut mereka, remaja. Jadi, semua orang di ruangan berpikir bahwa Maria mungkin akan mengoleskan satu atau dua tetes untuk mengharumkan Yesus.

Tetapi apa yang Maria lakukan selanjutnya membuat semua orang histeris. Maria memecahkan buli-buli pualam tersebut. Artinya, tidak ada jalan kembali. Setelah buli-buli pecah, buli-buli itu tidak bisa digunakan lagi. Jadi, Maria tidak mengoleskan satu atau dua tetes pada Yesus, dia menumpahkan seluruh minyak kepada Yesus. Maria menuangkan minyak itu ke atas kepala dan kaki Yesus. Dan kita harus memahami tindakan ini dalam konteksnya. Dalam konteks kita, jika seseorang datang ke rumah kita dan mulai menuangkan sesuatu ke atas kepala kita, ini bukan hal yang baik. Kita harus khawatir. Tetapi dalam konteks jaman itu, ini adalah hal yang baik. Mengurapi kepala seseorang dengan minyak adalah hal yang dapat diterima. Jadi, pada dasarnya yang kita lihat adalah seorang wanita yang mencurahkan semua yang dia miliki kepada Yesus. Dia berkata, “Yesus, apa pun hartaku, apapun harapan, impian, rencana, ambisi yang aku miliki, aku mencurahkan semuanya kepadamu. Aku memberikan hal yang terbaik yang aku miliki untukmu. Aku tidak menahan apa pun. Semua yang aku miliki adalah milikmu.” Ini sangat radikal.

Mari kita berhenti sejenak di sini. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh teks kepada kita. Apa buli-buli pualam kita? Apa minyak narwastu kita? Apa harta dalam hidup kita yang membuat kita merasa berarti? Yang sewaktu kita memilikinya, kita merasa bahwa kita berharga? Karena inilah yang harus kita mengerti. Adalah satu hal untuk mengatakan bahwa Yesus layak; adalah hal lain untuk memecahkan buli-buli narwastu kita untuk Yesus. Pertanyaannya bukanlah apakah menurut kita Yesus layak untuk menerima buli-buli narwastu kita. Kita berada di gereja. Tentu saja, kita mengatakan Yesus layak. Bahkan beberapa dari kita sering menggunakan #SoliDeoGloria. Pertanyaannya adalah, apakah kita memecahkan buli-buli narwastu kita untuk Yesus? Apakah anda lihat apa yang Maria lakukan? Maria tidak memberikan Yesus 10%. Dia tidak memberikan Yesus 70% ataupun 99%. Dia memberikan Yesus 100%. Dia rela mengorbankan segalanya untuk Yesus. Dia menyerahkan hartanya yang paling berharga, haknya, dan hatinya. Jadi, pertanyaannya adalah, apa buli-buli narwastu kita? Apa harta kita yang paling berharga? Apakah itu portfolio kita? Apakah itu rekening tabungan kita? Apakah itu investasi kita? Pasangan kita, anak-anak kita, gaya hidup kita, citra diri kita, bisnis kita? Apakah itu mimpi kita? Sampai kita dapat membawa buli-buli kita kepada Yesus dan memecahkannya untuk Yesus, kita belum mengetahui harga Yesus yang sebenarnya. Sampai kita bersedia memberikan apa pun untuk Yesus, kita belum tahu seberapa berharganya Yesus. Karena Yesus jauh lebih berharga daripada buli-buli narwastu kita. Dan lihat respon orang-orang terhadap tindakan Maria.

Kritik

Markus 14:4-5 – Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Lalu mereka memarahi perempuan itu.

Ketika orang-orang di rumah Simon melihat apa yang Maria lakukan, mereka tidak kagum dengan tindakan Maria. Mereka justru marah. Mereka tersinggung dengan apa yang terjadi di depan mata mereka. Dan Markus tidak memberi tahu kita identitas orang-orang yang tersinggung dengan apa yang mereka lihat. Tetapi penulis Injil lainnya memberi tahu kita bahwa murid-murid Yesuslah yang mengkritik Maria. Yudas adalah sosok yang menyuarakan kritiknya. Tetapi murid-murid lainnya setuju dengan Yudas. Mereka berkata, Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Dan mari saya jujur. Saya bisa bersimpati dengan para murid. Alasan mereka sangat masuk akal. Maksud saya, mengapa menghamburkan $50,000 begitu saja? Ada banyak orang-orang miskin di desa-desa yang bisa menggunakan uang tersebut. Dengan uang itu, kita dapat memberi makan begitu banyak orang yang kelaparan dan menyediakan pakaian dan tempat tinggal. $50,000 akan menjadi pemberian yang sangat berguna bagi mereka. Para murid melihat apa yang Maria lakukan sebagai pemborosan.

Bayangkan seorang pria pergi ke perang yang sangat sengit, dimana dia hampir pasti akan mati. Dan dalam perjalanannya ke medan perang, seseorang berkata, Aku ingin memberikan kamu hadiah perpisahan. Ini jam tangan Rolex seharga $50,000 sehingga kamu tidak akan kehilangan waktu selama perang.” Apa yang akan kita katakan? Kita akan berkata, Ini benar-benar pemborosan. Dia akan mati. Untuk apa dia diberikan Rolex? Mendingan Rolex itu diberikan ke aku saja.” Para murid melihat pengabdian Maria yang mahal sebagai pemborosan. Tetapi inilah yang harus kita mengerti. Dengan mengkritik harga pengabdian Maria yang sangat mahal, mereka mengatakan bahwa Yesus tidak layak dihormati dengan cara tersebut. Mereka tidak melihat harga Yesus. Mereka tidak hanya merendahkan Maria tetapi mereka juga merendahkan Yesus. Kita mengerti ini. Harga sebuah pemberian menandakan nilai orang yang menerima hadiah tersebut. Katakanlah anda ulang tahun. Jika saya membelikan anda es krim cone untuk hadiah ulang tahun anda, anda tahu bahwa anda berharga $0.70 bagi saya. Tetapi jika saya membelikan anda Ferrari untuk hadiah ulang tahun anda, anda tahu bahwa anda lebih berharga daripada hidup bagi saya. Karena saya harus membayar cicilan mobil sampai tujuh turunan. Bagi Maria, harga Yesus adalah tidak ternilai. Maria menganggap Yesus layak untuk pengorbanannya. Tetapi tidak dengan para murid. Para murid mengkritik Maria karena Maria rela menyerahkan harta miliknya yang paling berharga untuk Yesus. Dengan kata lain, para murid berpikir bahwa Yesus tidak layak menerima pengabdian total Maria.

Dan inilah dunia dimana kita tinggal. Dunia dan banyak orang Kristen, tidak memiliki masalah dengan pengabdian moderat terhadap Yesus. Mereka tidak memiliki masalah dengan kita rajin ke gereja. Tetapi mereka memiliki masalah besar dengan pengabdian total terhadap Yesus. Saya berikan sebuah contoh. Kisah nyata. Ada dua perempuan remaja yang datang kepada seorang pendeta dan mengatakan bahwa ketika mereka lulus dari perguruan tinggi, mereka memutuskan untuk pergi ke misi. Mereka ingin bekerja di negara dunia ketiga untuk melakukan pengembangan masyarakat dan kesehatan dan merintis gereja-gereja baru. Dan kemudian, orang tua dari kedua perempuan ini datang kepada pendeta ini dan berkata, Pak pendeta, mereka hanyalah anak perempuan. Mereka kurang bijaksana. Tolong bicara kepada mereka. Mereka tidak bisa pergi ke negara dunia ketiga untuk misi. Mereka perlu mendapatkan pekerjaan. Mereka harus mendapatkan gelar master. Mereka perlu menikah. Mereka perlu memiliki keamanan dalam hidup.” Tetapi apakah ini benar? Apakah mendapatkan gelar master dan menikah bisa memberikan keamanan dalam hidup?

Anda dapat melihat apa yang terjadi? Orang-orang tidak memiliki masalah dengan pengabdian moderat terhadap Yesus. Tetapi ketika anda meninggalkan karir anda untuk menjadi pendeta sepenuh waktu, ketika anda meninggalkan orang tua anda untuk menjadi misionaris, ketika anda memprioritaskan datang ke gereja dan melayani Tuhan daripada membawa anak-anak anda ke les dan pesta ulang tahun, ketika anda menginvestasikan keuangan anda di Kerajaan Allah yang kekal lebih dari keamanan masa depan, orang-orang akan berkata, “Apa kamu gila? Ini adalah pemborosan hidupmu, talentamu, uangmu, dan waktumu. Ini tidak layak.” Perhatikan. Terlalu banyak dari kita memiliki pengabdian terhadap Yesus yang masuk akal bagi dunia. Dan seharusnya tidak demikian. Pengabdian kita terhadap Yesus seharusnya tidak masuk akal bagi dunia. Jika hidup kita masuk akal bagi dunia yang melihat, maka kita tidak tahu harga Yesus yang sebenarnya. Jadi, inilah pertanyaannya. Apakah pengabdian kita terhadap Yesus masuk akal bagi dunia? Karena pengabdian total terhadap Yesus tidak masuk akal. Maria dikritik oleh para murid karenanya. Tetapi lihat apa yang Yesus katakan.

Pujian

Markus 14:6-9 – Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”

Ini luar biasa. Yesus berkata kepada orang-orang, “Biarkanlah dia. Karena dia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.” Bahasa Inggrisnya bukan hanya baik tetapi indah. Yesus berkata bahwa Maria telah melakukan suatu perbuatan yang indah pada Yesus. Para murid melihat pengabdian Maria dan berkata, “Ini pemborosan.” Yesus melihat pengabdian Maria dan berkata, “Ini hal yang sangat indah.” Dan Yesus tidak berbicara tentang nilai materi. Perbuatan Maria tidak indah karena mahal. Perbuatan Maria adalah indah karena ini mencerminkan hati Maria. Maria melihat Yesus dan dia berkata, “Yesus layak mendapatkan buli-buli narwastuku. Dia lebih dari layak.” Bagi Maria, apa yang dia lakukan bukanlah pemborosan. Karena dia memiliki software baru untuk menghitung. Yesus menjelaskannya seperti ini. Mari kita baca bersama. Matius 13:44 – “Hal Kerajaan Sorga seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan dan ditutup orang. Kemudian dalam kegembiraannya dia pergi dan menjual semua yang dia miliki dan membeli ladang itu.” Suatu hari seseorang menemukan harta karun yang terpendam di sebuah ladang. Dia tahu bahwa harta ini jauh lebih berharga daripada semua yang dia miliki. Jadi, dia menjual semua yang dia miliki dan membeli ladang itu. Dan perhatikan respon orang ini. Dia tidak menjual semua yang dia miliki dengan terpaksa. Dia tidak melakukannya karena keharusan. Dia tidak melakukannya dengan wajah yang sedih. Yesus berkata orang ini menjual semua yang dia miliki dalam kegembiraannya. Bukan kesedihan tetapi kegembiraan. Dia melakukannya dengan penuh sukacita. Mengapa? Karena harta yang terpendam di ladang jauh lebih berharga dari semua yang dia miliki. Inilah yang Yesus maksudkan. Berapapun harga yang harus dibayar, Yesus layak. Kita mungkin kehilangan semua yang kita miliki. Kita mungkin harus menjual semua yang kita miliki. Tetapi itu adalah harga yang sangat layak karena Yesus jauh lebih berharga. Transaksi apa pun yang kita lakukan untuk menghormati Yesus adalah transaksi yang layak. Berapa pun harganya, itu adalah satu-satunya transaksi yang selalu layak. Yesus menyebutnya hal yang indah karena Yesus adalah harta di atas segala harta.

Dan lihat ayat 7. Ayat ini sangat aneh. Markus 14:7 – Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Apa yang Yesus katakan di sini? Apakah Yesus tidak peduli dengan orang-orang miskin? Tidak demikian. Sepanjang pelayanan Yesus, Yesus selalu memperhatikan orang-orang miskin. Dan Perjanjian Baru sangat jelas tentang bagaimana kita harus membantu orang-orang miskin. Tetapi apa yang Yesus tunjukkan adalah bahwa mereka akan selalu memiliki orang-orang miskin bersama mereka. Orang-orang miskin mewakili peluang dan kewajiban yang berkelanjutan. Namun tidak demikian dengan Yesus. Mereka tidak akan selalu memiliki Yesus. Karena dalam hitungan hari, Yesus akan mati dan mereka tidak akan melihat Yesus lagi. Dengan kata lain, Yesus mengatakan kepada mereka bahwa dia ingin mereka memberikan harga yang jauh lebih besar pada Yesus daripada orang-orang miskin.

Dan ini mungkin hal yang paling mengejutkan dalam cerita. Ya, buli-buli narwastu mengejutkan. Ya, harga pengabdian Maria mengejutkan. Namun hal yang paling mengejutkan dalam cerita ini adalah cara Yesus berbicara tentang dirinya sendiri. Yesus tampaknya berpikir bahwa dia adalah prioritas nomor satu di alam semesta. Dia melihat semua yang dilakukan Maria dan berkata, “Aku layak.Maksud saya, siapa yang berbicara seperti ini? Bayangkan seperti ini. Jika anda tidak tahu, sebentar lagi saya akan ulang tahun. Dan katakanlah para pemimpin gereja ini ingin menghormati saya. Jadi, mereka memutuskan untuk membelikan saya mobil Ferrari yang harganya sekitar $1 juta dengan uang gereja. Anda mendengarnya, dan anda sangat marah. Jadi, anda datang kepada saya dan berkata, “Yos, uang itu bisa digunakan untuk banyak hal yang lebih baik. Kita dapat membantu orang-orang miskin di seluruh NSW dengan uang itu.” Dan saya berkata, “Orang-orang miskin? Ada banyak orang miskin. Tapi hanya ada satu Yosi. Tenang. Aku layak mendapatkan Ferrari.” Jika ini terjadi, anda harus pindah gereja lain atau memecat saya dan menggantikan posisi saya dengan pendeta lain. Mengapa? Karena saya tidak layak. Tidak ada satupun manusia yang layak untuk itu. Tetapi mari saya beri tahu anda, Yesus layak. Sekali lagi, Yesus tidak merendahkan orang-orang miskin. Yesus memberi tahu kita, “Ya, bantulah orang-orang miskin tetapi sembahlah Yesus.Karena sangat mungkin untuk membantu orang-orang miskin dan tidak menyembah Yesus. Dan lihat apa yang Yesus katakan selanjutnya.

Markus 14:9 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” Wow. Pujian yang luar biasa. Yesus berkata bahwa apa yang dilakukan Maria tidak akan pernah dilupakan. Di mana pun Injil diberitakan, apa yang Maria lakukan akan disebut juga untuk mengingat dia. Lama setelah kekaisaran Romawi tidak ada lagi, lama setelah raja dan presiden meninggal, tindakan indah Maria akan terus dikenang. Dan 2000 tahun kemudian kita masih membicarakannya. Ini semua terjadi karena Maria melihat Yesus layak. Maria menerima kritik dari semua orang di sekitarnya, tetapi dia menerima pujian dari Yesus. Jadi, jika ada suara yang mengatakan kepada kita untuk memoderasi pengabdian dan kasih kita kepada Yesus, abaikan suara itu. Bagi dunia, itu mungkin sia-sia. Tetapi bagi Yesus, itu adalah hal yang indah. Pada akhirnya, yang penting bukanlah apa yang kita katakan tentang diri kita sendiri. Yang penting bukanlah apa yang orang lain katakan tentang kita. Yang penting adalah apa yang Yesus katakan tentang kita. Para orang tua, apakah anda ingin membuat perbedaan dalam kehidupan anak-anak anda? Tunjukkan kepada mereka pengabdian anda yang indah terhadap Yesus. Yang paling dibutuhkan anak-anak anda bukanlah lebih banyak warisan, lebih banyak mainan, lebih banyak kesempatan, masuk ke sekolah yang terbaik, mendapatkan nilai ujian yang terbaik, pergi ke les yang banyak, keliling dunia di usia 5 tahun. Tidak. Apa yang paling dibutuhkan anak-anak anda dari anda adalah untuk melihat kasih dan pengabdian anda kepada Yesus. Anak-anak anda perlu melihat papa dan mama menunjukkan bahwa Yesus layak.

Kontras

Markus 14:10-11 – Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Jika Maria adalah gambaran seseorang yang berkata, “Yesus layak,” Yudas adalah gambaran seseorang yang berkata, “Yesus tidak layak.” Dan ini sangat mengejutkan karena Yudas bukanlah orang asing. Yudas adalah salah satu dari dua belas murid. Dia sangat mengenal Yesus. Jika ada orang yang seharusnya mengetahui harga Yesus yang sebenarnya, orang itu seharusnya adalah Yudas. Tetapi bukannya menghargai Yesus, Yudas justru pergi ke imam-imam kepala untuk menjual Yesus. Perhatikan. Bukan imam-imam kepala yang pergi kepada Yudas. Yudaslah yang pergi kepada imam-imam kepala. Dan ini memberikan kita peringatan keras. Kedekatan dengan Yesus tidak menjamin kesetiaan. Kita bisa berada di sekitar Yesus sepanjang hidup kita dan tidak pernah melihat harga Yesus yang sebenarnya. Dan ketika para imam kepala mendengar tentang rencana Yudas untuk menjual Yesus, mereka sangat senang. Mereka berjanji akan memberikan sejumlah uang kepada Yudas. Catatan Injil lain memberi tahu kita bahwa Yudas menjual Yesus untuk tiga puluh keping perak. Banyak komentator berkata bahwa perak hanyalah cara lain untuk menggambarkan dinar, yang merupakan koin perak paling umum pada masa itu. Jadi, mari kita lakukan perhitungannya. Maria mencurahkan 300 dinar untuk Yesus. Yudas mendapatkan 30 dinar untuk Yesus. Yudas menjual Yesus dengan harga sepersepuluh dari harga yang Maria curahkan. Jika Maria berpikir bahwa Yesus berharga $50,000, Yudas sangat senang menerima hanya $5,000 untuk Yesus. Apakah anda tahu apa ini? Ini adalah transaksi yang sangat merugikan. Yudas tidak tahu seberapa berharganya Yesus.

Mari kita lihat kontras antara Maria dan Yudas.
Maria adalah seorang wanita yang tidak memiliki kedudukan; Yudas adalah salah satu dari dua belas murid Yesus.
Maria memberikan semua yang dia miliki kepada Yesus; Yudas mengambil sebanyak yang dia dapat untuk Yesus.
Maria memberkati Yesus; Yudas mengkhianati Yesus.
Maria mencintai Yesus; Yudas memakai Yesus.
Maria melakukan hal yang indah; Yudas melakukan hal yang tercela.
Maria dikenang karena pengabdiannya; Yudas dikenang karena pengkhianatannya.

Di balik semua itu, inilah perbedaan utamanya. Jonathan Edwards mengatakan bahwa hal yang mengejutkan semua orang tentang tindakan Maria adalah ketidakbergunaan tindakan tersebut. Coba pikirkan. Hal ini tidak berguna bagi Yesus. Yesus tidak perlu diurapi dengan minyak seharga $50,000. Minyak tawon saja sudah lebih dari cukup. Dan ini juga tidak berguna bagi Maria. Maria tahu bahwa Yesus mengasihi dia dan keluarganya. Maria, Martha, dan Lazarus adalah beberapa dari orang-orang terdekat Yesus. Maria tidak perlu berusaha mendapatkan perkenanan Yesus. Dengan kata lain, perbedaan utama antara Maria dan Yudas adalah bahwa Maria menganggap Yesus indah; Yudas menganggap Yesus berguna. Maria berkata, Aku melayani Yesus karena aku tidak pantas mendapatkan apa pun, tetapi Yesus telah memberikan segalanya kepadaku. Aku melihat keindahan Yesus, dan dia adalah harta utamaku. Yesus berharga $50,000 bagiku.” Yudas berkata, Aku melayani Yesus untuk mendapatkan sesuatu dari Yesus. Aku melihat Yesus sebagai sosok yang berguna. Dan jika dia tidak lagi berguna, aku akan menjual dia dan mendapatkan sebanyak mungkin, meskipun hanya $5,000.”

Dan apakah anda tahu bagaimana kita bisa membedakan apakah Yesus itu indah atau berguna bagi kita? Kita bisa tahu bukan sewaktu hidup kita baik-baik saja. Kita tahu apakah Yesus itu indah atau berguna sewaktu kekecewaan menghajar kita. Sewaktu kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika kita berkata, “Tuhan, mengapa Engkau izinkan ini terjadi padaku? Ini bukanlah apa yang aku harapkan. Ini tidak adil. Aku kecewa dan aku meninggalkan-Mu,” kita adalah Yudas. Kita melihat Yesus berguna. Tetapi jika kita berkata, “Tuhan, ini sangat menyakitkan. Aku tidak tahu mengapa Engkau izinkan aku melalui kekecewaan ini. Tetapi aku tahu bahwa Engkau baik. Dan Engkau menggunakan situasi ini untuk kebaikanku dan kemuliaan-Mu. Aku mungkin tidak mengerti sekarang tetapi aku tidak akan pernah meninggalkan-Mu,” kita adalah Maria. Kita melihat Yesus indah. Perhatikan. Bagaimana kita meresponi kekecewaan menunjukkan apakah Yesus itu indah atau berguna bagi kita. Yudas menggambarkan cara pendekatan agama kepada Tuhan. Agama beroperasi berdasarkan prinsip, “Aku taat. Oleh karena itu, aku diterima, dan Tuhan berutang kepada aku.” Sementara Injil beroperasi berdasarkan prinsip, “Aku diterima karena pengorbanan Yesus yang sempurna semata-mata. Karena itu, aku taat, dan aku berutang segalanya pada Yesus.” Dan faktanya adalah, walaupun kita sudah mempercayai Injil, sebagian dari hati kita masih beroperasi dalam prinsip agama. Kita masih berpikir bahwa jika kita melakukan ini dan itu, maka Tuhan harus memberkati kita dan memberikan kita apa yang kita inginkan. Meskipun kita bukan Yudas, setiap kita memiliki Yudas di dalam kita.

Pertimbangkan ini. Kita sangat sering menjual Yesus dengan harga lebih murah dari 30 keping perak. Pertanyaan yang diberikan teks ini kepada kita adalah: Berapa harga kita? Mungkin kita bersedia mengikuti Yesus ketika semuanya berjalan dengan baik, tetapi pada titik mana kita berhenti? Berapa sering kita menjual Yesus untuk beberapa menit seks? Berapa sering kita menjual Yesus demi reputasi yang baik di kantor? Untuk penerimaan teman sekelas yang kita tidak akan bertemu lagi? Untuk pengakuan dari orang yang bahkan kita tidak sukai? Untuk urusan bisnis yang membuat rekening bank kita lebih gemuk? Untuk jam kerja yang menghentikan kita berkomitmen ke gereja dan KM? Untuk tugas sekolah yang kita bisa lakukan di hari lain? Kita menjual Yesus dengan harga lebih murah dari 30 keping perak setiap saat. Tidak ada yang akan melakukan transaksi ini setelah perhitungan yang wajar. Tetapi dosa membuat kita bodoh. Dan ini kekhawatiran saya. Kita mungkin berada di gereja. Kita mungkin mengerti Injil luar dan dalam. Kita mungkin rajin melayani. Tetapi pada saat yang sama, kita buta terhadap harga Yesus yang sebenarnya. Kita adalah Yudas. Kita berpikir bahwa Yesus tidak layak untuk mendapatkan itu. Apapun itu, itulah harga kita. Dan kalau kita tidak melihat harga Yesus yang sebenarnya, kita akan terus menjual Yesus dengan sangat murah. Perhatikan. Kalau kita tidak melihat Yesus sebagai harta yang terindah, hanyalah masalah waktu sebelum kita menjual Yesus.

Kalau begitu pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa melihat Yesus sebagai harta yang terindah? Jika anda memperhatikan, anda akan menyadari bahwa ada satu ayat yang saya sengaja lewati sebelumnya. Dan itu adalah ayat 8. Markus 14:8 – Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Nah, ayat ini membingungkan. Beberapa komentator mengatakan bahwa Maria tahu tentang pengorbanan kematian Yesus bagi umat Allah. Dia memiliki pemahaman dari Allah bahwa Yesus harus mati dan dibangkitkan untuk dosa-dosa kita. Tetapi saya tidak yakin itu yang terjadi di sini. Di sisi lain, banyak komentator mengatakan bahwa Maria tidak mungkin tahu bahwa Yesus akan mati. Tidak seorang pun pada waktu itu mengharapkan Mesias untuk mati dan dibangkitkan. Jadi bagaimana kita menjelaskan ayat ini? Menurut saya jawabannya ada di tengah-tengah. Maria tidak memahami semua makna yang datang dengan kematian Yesus. Tetapi entah bagaimana dia tahu bahwa Yesus akan mati. Anda bisa menyebutnya sebagai intuisi wanita jika anda mau. Ini yang terjadi. Hukum Yahudi menuntut agar tidak ada orang Yahudi yang dikuburkan tanpa diurapi. Tetapi hanya dalam hitungan hari, Yesus akan ditangkap, disiksa, dan disalibkan. Dan dia akan dikuburkan tanpa diurapi. Dan dalam kedaulatan pemeliharaan Allah, di rumah Simon si kusta, pengurapan dan persiapan penguburan Yesus terjadi.

Maria tidak mengerti secara persis, tetapi entah bagaimana iman dan kasih Maria kepada Yesus memungkinkan dia untuk melihat sesuatu yang tidak diketahui orang lain pada saat itu. Dia menyadari Yesus akan mati. Itulah sebabnya dia mengurapi Yesus dan mempersiapkan Yesus untuk penguburan. Jadi, ketika dia mengurapi Yesus, dia berkata, Yesus, aku tidak mengerti apa yang akan terjadi. Tetapi aku tahu bahwa kamu akan mati, dan kamu akan melakukannya untuk aku. Dan itu membanjiri hatiku. Itu sebabnya aku ingin mencurahkan semua kasihku kepadamu.” Dan jika Maria bisa melakukan itu dengan sedikit yang dia ketahui, bagaimana dengan kita? Hari ini, kita tahu persis mengapa Yesus harus mati. Yesus harus mati karena itulah satu-satunya cara bagi kita untuk dapat diselamatkan. Itulah satu-satunya cara bagi kita untuk memiliki hidup yang kekal. Harga hidup kekal adalah kematian Anak Allah yang sempurna dan kekal. Kita semua adalah Yudas yang menjual Yesus. Kita buta terhadap harga Yesus yang sebenarnya. Kita adalah orang-orang yang berdosa dan durhaka dan kita seharusnya binasa. Kita layak menerima hukuman kekal karena dosa-dosa kita.

Namun di kayu salib, Yesus menanggung semua hukuman atas dosa yang pantas kita terima. Sama seperti Maria menghancurkan buli-buli narwastunya, tubuh Yesus hancur. Yesus benar-benar memberikan semua yang dia miliki. Yesus tidak hanya memberikan satu atau dua tetes. Sama seperti Maria mencurahkan setiap tetes minyak narwastu untuk Yesus, Yesus mencurahkan setiap tetes darahnya untuk kita. Sehingga kita yang menaruh iman kita kepada Yesus tidak akan binasa melainkan mendapatkan hidup yang kekal. Tetapi jika Maria memecahkan buli-bulinya untuk harta di atas segala harta, Yesus memecahkan tubuhnya untuk orang-orang berdosa yang tidak berharga. Tetapi melalui salib, Yesus berkata kepada kita, Kamu begitu berdosa sehingga aku harus mati untuk membayar dosamu. Namun aku begitu mengasihimu sehingga aku rela mati bagimu. Kamu berharga bagiku. Hargamu bagiku adalah salib.” Yesus, satu-satunya yang mulia, harta di atas segala harta, menghancurkan dirinya untuk membuat kita yang tidak berharga menjadi berharga. Harga kita bagi Yesus adalah salib. Inilah Injil. Pertanyaannya, apakah kita melihatnya? Apakah kita melihat Yesus mati di kayu salib untuk kita? Apakah kita melihat betapa tidak berharganya kita karena dosa kita namun Yesus menjadikan kita berharga? Sampai tingkat dimana kita melihat betapa berharganya kita bagi Yesus, sampai tingkat itu kita melihat harga Yesus yang sebenarnya. Faktanya adalah kita tidak dapat terlalu mencintai Yesus. Kita tidak dapat terlalu mengabdikan diri kita kepada Yesus. Ketika kita melihat harga Yesus yang sebenarnya, itu seperti bintang-bintang padam karena matahari terbit. Apa yang sebelumnya tampak begitu berharga bagi hati kita menjadi tidak berarti. Karena Yesus jauh lebih berharga. Yesus adalah harta yang terindah di alam semesta. Pertanyaannya adalah, berapa harga Yesus bagi anda? Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. What struck you the most from the sermon?
  2. Why do you think it is very hard for people to break their alabaster jar for Jesus?
  3. Based on your own experience, what are some logical reasons people have against total devotion to Jesus? Why are they wrong?
  4. Why did Jesus call what Mary did a beautiful thing? What does it say about our devotion to Jesus?
  5. What is the main difference between Mary and Judas? Can you see the characteristics of Judas in you? Share it with others.
  6. How does the gospel empower you to break your alabaster jar for Jesus?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.