Bertumbuh dewasa kearah Kristus

“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” Efesus 4:13.

 

Seorang yang bertumbuh dewasa adalah

  1. menyadari bahwa dirinya belum sempurna
  2. orang yang mau belajar dan
  3. tidak mau terus tinggal dalam zona nyaman
  4. tidak suka menghakimi

 

 

1.Menyadari Bahwa Dirinya Belum Sempurna.

  • Orang yang menyadari bahwa dirinya belum sempurna adalah orang yang bertumbuh dewasa secara karakter.
  • Orang yang merasa dirinya baik, apalagi merasa tau banyak hal adalah tanda ketidak dewasaan.
  • Dalam bahasa Jawa ada ungkapan “biso rumongso” artinya bisa merasa atau bisa menyadari kekurangan diri sendiri dan bukan “rumongso biso” artinya merasa bisa atau merasa mampu.

 

Rasul Paulus mempunyai latar belakang yang hebat :

  • Secara prestasi akademik (murid profesor Gamaliel)
  • Secara status agama ia adalah seorang Farisi (pemimpin agama).

Dalam ukuran manusia, dia bisa bermegah atas hal-hal tersebut.

 

“karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:” Filipi 3:3-4.

 

Namun setelah ia mengenal Kristus, bertumbuh ke arah Kristus, maka ia menyadari bahwa semua itu adalah sampah (tidak berarti).

Di dalam semua kehebatan prestasi dan statusnya, ia menyadari ia belum sempurna; dia menanggalkan semua yang dulu diyakininya (kebenaran karena hukum taurat) dengan kebenaran hanya dalam Kristus.

 

 

 

 

  1. Orang yang mau belajar.
  • Kesadaran bahwa belum sempurna, berakibat ia akan menjadi orang yang bersedia untuk belajar, termasuk dari orang lain. Baik secara pengetahuan maupun perbuatan/ karakter.
  • Ia juga mempunyai semangat yang tak pernah habis untuk mau berubah ke-arah Kristus.

 

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan dan kepada kebajikan pengetahuan dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan dan kepada ketekunan kesalehan dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita” 2 Petrus 1: 5-8.

 

 

3.Tidak mau terus tinggal dalam Zona Nyaman

Seorang yang mau belajar akan bertumbuh menjadi pribadi yang kuat, pribadi yang semakin hari semakin serupa dengan Kristus.

 

 

4.Tidak Suka Menghakimi.

  • Semakin kita berjalan dan bertumbuh didalam kedewasaan, semakin kurang kita menghakimi orang.
  • Semakin dewasa kita, semakin kita memberi ruang orang lain belajar dan memahami kalau orang bisa berbuat salah.
  • Kedewasaan membuat setiap kita mempunyai hikmat Tuhan sehingga kita semakin tidak mudah menghakimi.

 

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” Lukas 6:37-38.

 

 

Bagaimana kita bisa bertumbuh dewasa ke arah Kristus?

 

Ukuran kedewasaan disini adalah semakin serupa dengan Kristus. Bukan keserupaan secara fisik tetapi keserupaan secara rohani, secara karakter.

 

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” Galatia 5:22-23.

 

Buah Roh – karya Roh Kudus dalam mengubah karakter kita dan karakter dari Roh Kudus pasti sesuai dengan Karakter Kristus, karena itu dimulai dengan KASIH.

 

Sebab pertumbuhan karakter tidak bisa hanya dipelajari sebagai pengetahuan tetapi harus dialami melalui proses demi proses yang seringkali tidak mudah.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.