Divine Intervention

II Raja-raja 7:1-18

Perikop di atas menceritakan bagaimana kerajaan Samaria yang dikepung oleh tentara raja Syria sehingga bangsa Samaria mengalami kelaparan. Bahkan II Raja-raja 6:24-29, menceritakan bagaimana sebuah kepala Keledai dijual dengan harga 80 syikal perak dan terlebih menyedihkan dimana seorang ibu harus membunuh anaknya untuk dimakan.

 

Mendengar hal yang terjadi, Raja sangat marah dan berduka sehingga dia memerintahkan prajuritnya untuk mencari dan membunuh nabi Elisa (Desperate Negative). Elisa pada saat itu sedang duduk bersama para tua-tua. Sekilas tampak seperti Elisa dan para tua-tua tidak menhiraukan apa yang sedang terjadi namun sesungguhnya, Elisa dan para tua-tua mengerti bahwa apa yang sedang terjadi tidak lepas dari campur tangan dan pengawasan (control) daripada Tuhan (Desperate Positive).

 

Seringkali kita berpikir dan bertindak seperti Raja Israel karena kita tidak kurang “Confidence” dan dikuasai oleh “Circumstances”. Keadaan yang buruk tidak mencerminkan bahwa Tuhan tidak berkuasa (Not in control).

 

Elisa kemudian berkata kepada Raja Israel “Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria” ( II Raja-raja 7:1). Kata “besok” yang dipakai oleh Elisa menunjukkan kepada kita bahwa Elisa mengerti dengan jelas rencana Tuhan kepada bangsa Samaria.

 

Ajudan Raja kemudian berkata bahwa hal itu tidaklah mungkin terjadi (II Raja-raja 7:2). Arti rohani adalah tidak semua orang yang berpendidikan, berkuasa dan mempunyai jabatan mengerti rencana Tuhan. Bahkan seringkali mereka-lah yang sering berkata “impossible”.

 

Penulis kitab Raja-raja kemudian menceritakan bahwa ada 4 orang kusta yang berada di depan pintu gerbang kota Samaria. Orang yang menderita penyakit kusta, pada jaman itu mempunyai kehidupan yang sangat berat. Tidak hanya mereka harus menanggung penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis, namun juga mereka harus dikucilkan dari keluarga mereka dan hidup di luar kota. Mereka harus berteriak “najis” pada saat mereka berjalan supaya orang-orang dapat menghindar. Dalam kehidupan kita sehari-hari “orang kusta” menggambarkan orang awam dalam masyarakat yang perkataanya sering dianggap remeh, orang yang dianggap rendah dan tidak mempunyai kekuasaan. Namun justru melalui orang yang dianggap hina ini, Tuhan menyatakan kekuatanNya.

 

Empat orang kusta ini tidak mendengar nubuatan Elisa (karena mereka kelompok yang dikucilkan), namun mereka mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu dan menolak untuk tinggal diam menunggu kematian (ayat 4). Ke-empat orang kusta ini tidak mengambil keputusan berdasarkan pendapat/visi dari orang lain melainkan berdasarkan apa yang Tuhan taruh di hati mereka. Seringkali kita berjalan dalam visi orang lain yang belum tentu sama dengan visi yang Tuhan berikan untuk kehidupan kita.

 

Seharusnya kita mencari tahu apa yang Tuhan ingin perbuat dalam kehidupan kita, kita tangkap, kita imani dan gumuli dalam kehidupan doa kita hari lepas hari.

 

Beberapa contoh dalam Alkitab yang menunjukkan reaksi positif dalam keadaan yang negatif:

  • Mat 12: 9 – 14 – Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat

Pada saat Yesus memerintahkan orang itu mengulurkan tangannya yang mati, maka:

  • Orang tersebut dapat bereaksi negatif dengan berkata bahwa tangannya mati dan tidak dapat bergerak, tidak percaya, dan sebagainya, atau
  • Orang tersebut menangkap perkataan Yesus dengan iman dan meng-responi dengan mengulurkan tangannya
  • Yoh 5: 1-18 – Penyembuhan pada hari Sabat di kolam Betesda

Pada saat Yesus memerintahkan orang lumpuh ini untuk berdiri dan mengangkat tilam, maka:

  • Orang tersebut dapat bereaksi negatif dengan berpikir bahwa Yesus tidak mengetahui keadaanya ataupun sakit yang dia alami, atau
  • Orang tersebut percaya dan bertindak sesuai iman percaya kepada Yesus
  • Yoh 9: 1 – 12 – Orang yang buta sejak lahirnya

Pada saat Yesus memerintahkan orang buta untuk membasuh di kolam Siloam, maka:

  • Orang tersebut dapat bereaksi negatif dengan berkata bahwa dia buta dan tidak mengetahui jalan ke kolam Siloam, atau
  • Menolak untuk dikalahkan oleh keadaan dan mengambil langkah iman dan berjalan nmenuju kolam Siloam
  • Mat 14: 22 – 33 – Yesus berjalan di atas air

Pada saat Yesus berkata kepada Petrus, “datanglah”, maka

  • Petrus dapat bereaksi negatif dengan berkata bahwa ia tidak dapat berjalan di atas air, ada tiupan angina dan ombak, atau
  • Mata dan hati Petrus tertuju kepada Yesus dan melangkah keluar dari perahu

 

Arti rohani dari semua contoh di atas:

  • Sering kali pada saat kita mendapat pernyataan Tuhan dan iman kita dibangkitkan, kita tidak mengambil langkah iman karena takut pada saat melihat keadaan di sekeliling kita
  • Kita tidak berani berkorban dengan mengambil langkah iman
  • Kita sudah “comfort” dalam kesulitan ataupun penyakit kita

 

You can’t change things that you tolerate

 

To tolerate your misery that means you will miss your opportunity

 

To put up with mediocrity is to miss the opportunity

 

Ayat selanjutnya dalamn II Raja-raja 7 menceritakan bagaimana ke-4 orang kusta tersebut menjarah kubu pasukan Syria karena Tuhan mencerai-beraikan prajurit Syria dengan ketakutan yang hebat. Beberapa arti rohani yang dapat kita pelajari dari cerita ini adalah:

 

  • Alkitab tidak mencatat bahwa ke-4 orang kusta tersebut disembuhkan oleh Tuhan dari penyakit mereka walaupun mereka telah menyelamatkan sebuah bangsa dari kelaparan. Ini mengajarkan kepada kita bahwa:
    • Ke-4 orang kusta tersebut tidak menunggu disembuhkan terlebih dahulu baru melakukan visi yang Tuhan taruh dalam hati mereka
    • Mereka mengerti kedaulatan Tuhan. Tuhan tetap baik walaupun mereka tidak disembuhkan.
    • Orang kusta pada umumnya diusir dan dikucilkan dari masyarakat. Namun dalam cerita ini mereka diterima oleh bangsa Samaria. Pada saat kita melakukan yang terbaik maka orang yang tidak sependapat ataupun menjauhi kita dapat berbalik dan mendukung kita
    • Orang kusta menikmati berkat pada saat mereka menjarah kubu prajurit Syria. Tidaklah salah menikmati berkat Tuhan dalam kehidupan kita dalam batas yang wajar.
    • Orang kusta mengambil resiko untuk memberitahukan bangsa tentang berkat yang mereka temukan. Mereka tidak “selfish” dan mau menceritakan “good news” kepada orang yang menghina dan mengucilkan mereka. Amin.

 

 

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.