Gereja Yang Tidak Pernah KO

“Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua: “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.” Keluaran 17: 8-16

Dari ayat yang di atas kita bisa melihat bahwa dalam hal melayani Tuhan itu selalu ada dalam bentuk tim, bukan hanya seorang saja. Dan kehidupan orang percaya itu penuh dengan peperangan. Di dalam peperangan ada beberapa musuh yang harus kita hadapi.

1. Musuh Internal Musuh internal adalah keangkuhan hidup, sikap acuh tak acuh kita, keinginan daging dan mata, kebimbangan, serta keraguan dan ketidak percayaan kita kepada Tuhan.

2. Musuh External Musuh external adalah hukum-hukum yang ada di dunia ini yang bertentangan dengan hukum Tuhan. Contohnya, penyetujuan atas aborsi dan juga kekebasan hubungan antar sesama seks (homosexual).

3. Iblis Musuh yang terakhir yang harus kita perangi adalah iblis.

Ketahuilah bahwa dari ketiga musuh di atas, musuh yang terberat adalah musuh internal. Kita harus senantiasa memerangi musuh-musuh tersebut.

Supaya tidak KO dalam peperangan ini, kita harus mempunyai strategi di dalam berperang. Marilah kita belajar bersama strategi-strategi ini.

I. Hidup Dalam Doa Di dalam ayat yang ke-11, dikatakan bahwa Musa mengangkat tangannya agar bangsa Israel menang. Mengangkatkan tangan mempunyai banyak arti, namun salah satunya adalah berdoa dan berharap kepada Tuhan.

Kita harus menjadikan doa sebagai gaya hidup, dan bukan hanya dilakukan dalam keadaan darurat saja. Dan segala kekecewaan, masalah haruslah kita rubah menjadi doa, sebab jiwa-jiwa yang paling tenteram adalah jiwa-jiwa yang banyak berdoa.

Di samping berdoa, kita juga perlu membaca, merenungkan, memperkatakan dan melakukan firman Tuhan.

Doa dapat menyelesaikan masalah! Namun kita harus tahu bahwa tujuan utama dari doa bukanlah untuk mendapatkan jawaban, tetapi untuk membangun hubungan dengan Tuhan.

II. Bergantung Hanya Kepada Yesus Kemenangan Israel bergantung kepada tangan Musa yang terangkat. Tahukah saudara bahwa tangan Yesus telah terangkat dan terpaku di atas kayu salib bagi kita supaya kita menang? Marilah kita bergantung kepada tangan Tuhan Yesus yang belobangkan paku itu.

Tangan Tuhan adalah tangan yang berkuasa (Yohanes 1:3), dan tidak ada musuh yang dapat melawan & mengalahkan kita selama kita hidup. Apapun yang Tuhan perbuat bagi Musa dan Yoshua akan Dia lakukan juga atas kita. Tuhan akan menyertai kita selalu. (Yoshua 1: 3, 5).

III. Mengerti arti Persekutuan (Roma 15: 5-7) Persekutuan berbicara tentang kesatuan hati sesama umat Tuhan. Persekutuan itu mengabdikan diri kepada satu sama lain, saling berbagi penderitaan, saling membangun dan membangkitkan. Persekutuan adalah komitment yang berdasarkan atas kasih.

Tujuan dari perserkutuan adalah supaya orang-orang percaya dikuatkan dan bertumbuh bersama-sama dalam Kristus. (Roma 1: 11-12). Di samping itu juga, supaya orang-orang di dunia melihat bahwa Yesus adalah Tuhan.

Biarlah setiap kita boleh menjadi umat Tuhan yang tidak pernah KO!

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.