Hidup dipimpin oleh Roh Kudus

Galatia 5:16-25

Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.  Akan tetapi, jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kulakukan dahulu — bahwa siapa saja yang melakukan hal-hal demikian tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Siapa saja yang menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh

 

Mari saya mulai dengan beberapa pertanyaan. Berapa banyak dari anda yang menggunakan iOS atau Apple di tempat ini? Berapa banyak yang menggunakan Android? Untuk memastikan tidak ada yang merasa terlewatkan, berapa banyak yang menggunakan Nokia atau Blackberry? Untuk bertahun-tahun saya menggunakan Apple dan Android. Saya menggunakan Apple untuk laptop dan iPad, dan Android untuk handphone saya. Namun baru-baru ini saya bertobat dari mendua hati dan memilih salah satu. Yang mana? Yang menyebabkan kejatuhan umat manusia. Saya tidak tahu banyak tentang teknologi, tetapi saya tahu bahwa Android dan Apple itu tidak akur. Mereka tidak bersahabat satu sama lain. Beberapa orang IT yang sangat pintar dapat membuat mereka akur, tetapi secara umum, mereka tidak dapat bekerja sama. Kenapa? Karena mereka memiliki sistem operasi yang berbeda. Setiap handphone membutuhkan OS atau sistem operasi agar dapat bekerja dan berfungsi. Mengapa kita berbicara tentang sistem operasi di gereja? Karena di dalam diri kita, ada sebuah sistem operasi yang darimana kita berfungsi. Ada sebuah sistem yang menggerakkan dan mengarahkan segala sesuatu yang kita lakukan. Pertanyaannya adalah, apakah sistem operasi anda?

Bacaan kita hari ini adalah tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan Kekristenan. Kita telah berbicara banyak tentang Injil dan peran Allah Bapa dan Allah Anak dalam kehidupan Kekristenan, tetapi kita belum berbicara banyak tentang peran Roh Kudus. Inilah saatnya. Sepanjang surat Galatia, Paulus berjuang melawan guru-guru palsu yang berkata, “Agar kamu dapat bertumbuh sebagai orang Kristen, Injil saja tidak cukup. Kamu harus menaati hukum Taurat. Kamu harus disunat.” Dan jemaat Galatia terbawa hanyut oleh pengajaran sesat ini, di mana semuanya adalah tentang performa mereka. Tetapi Paulus berkata, “Tidak. Bukan itu cara kamu bertumbuh di dalam Kristus. Cara kamu bertumbuh adalah dengan cara yang sama kamu menjadi seorang Kristen. Kamu tidak pernah meninggalkan Injil.” Paulus memanggil mereka kepada kehidupan yang merdeka di mana Kekristenan bukan lagi tentang performa mereka tetapi performa Kristus yang sempurna bagi mereka. Itulah yang Paulus katakan di kitab Galatia. Dan inilah yang akan kita bahas minggu ini. Pertanyaan: Bagaimana Injil memampukan kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah? Jawaban: Kita bertumbuh dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

Saya memiliki tiga poin untuk khotbah saya: dua sistem operasi; bagaimana sistem operasi bekerja; mengaktifkan Roh Kudus.

Dua sistem operasi

Galatia 5:16-18 – Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi, jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Dalam perikop yang baru saja kita baca, Paulus memperkenalkan kita pada dua sistem operasi yang berbeda. Kedua sistem ini seperti Android dan Apple. Mereka tidak akur. Mereka selalu berlawanan. Yang satu saya sebut F.O.S. (Flesh Operating System) atau keinginan daging, dan yang satunya lagi adalah S.O.S. (Spirit Operating System) atau keinginan Roh. Dan seperti halnya setiap OS, kedua OS ini memiliki aplikasi bawaan di dalamnya. Dan OS dan aplikasi inilah yang mendorong dan mengarahkan segala sesuatu yang kita lakukan. Jadi, kita adalah seorang F.O.S. atau S.O.S.. Pertanyaannya adalah, kita yang mana? Kita harus tahu kita yang mana. Karena Paulus mengatakan bahwa salah satu dari OS ini tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Terjemahannya: jika kita memiliki OS yang salah, kita akan binasa. Kita hidup dipimpin oleh Roh atau daging. Roh berbicara tentang diri kita yang baru setelah kita menaruh iman kita kepada Yesus. Daging berbicara tentang bagian dari hidup kita yang belum diperbaharui oleh Roh Kudus. Dan Roh dan daging saling bertentangan.

Jadi, inilah yang terjadi. Ketika kita menjadi Kristen, hidup tidak menjadi lebih mudah bagi kita; hidup menjadi lebih sulit. Sebelum kita menjadi Kristen, hidup kita jauh lebih sederhana. Kita hanya mengikuti keinginan kita yang berdosa dan melakukan apa pun yang kita inginkan. Tetapi ketika kita menjadi Kristen, kita memiliki keinginan yang baru. Kita ingin menaati perintah-perintah Allah. Kita ingin melakukan apa yang benar. Tetapi bukan berarti keinginan lama kita hilang. Keinginan yang lama, yaitu kedagingan kita, masih ada di dalam diri kita. Jadi, sekarang ada dua keinginan yang saling bertentangan yang sedang berperang di dalam diri kita. Ada bagian dari diri kita yang ingin menyenangkan hati Allah dan ada bagian dari diri kita yang tidak ingin menyenangkan Allah. Jadi, meskipun kita sudah sepenuhnya diselamatkan karena apa yang telah Yesus lakukan untuk kita di kayu salib, kita terus bergumul dengan dosa setiap hari. Ada peperangan di dalam diri kita.

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa semakin kita dewasa dalam hubungan kita dengan Tuhan, semakin sedikit pergumulan kita dengan dosa. Namun itu tidak benar. Justru sebaliknya. Semakin kita dewasa, semakin banyak pergumulan yang kita alami. Mengapa? Karena semakin kita dewasa, semakin kita bisa melihat dosa di dalam hati kita. Semakin kita menjadi kudus, semakin kita merasa tidak kudus. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin mata kita terbuka terhadap kejahatan kita. Tetapi perhatikan. Saya tidak mengatakan bahwa semakin kita dewasa, semakin kita berdosa. Ketika kita bertumbuh dalam hubungan kita dengan Tuhan, akan ada kemajuan dalam melawan banyak kebiasaan dan sifat dosa. Tetapi pada saat yang sama, kita akan menjadi lebih sadar akan keinginan-keinginan berdosa yang masih ada di dalam diri kita. Ini seperti mencoba membersihkan ruang bawah tanah dengan lilin. Anda melakukan yang terbaik yang anda bisa, dan anda pikir itu sudah bersih. Tetapi keesokan harinya anda kembali ke ruang bawah tanah dengan membawa senter dan ruang bawah tanah itu terlihat lebih kotor dari sebelumnya. Apakah ruang bawah tanah menjadi lebih kotor setelah anda membersihkannya? Tentu tidak. Tetapi anda bisa melihat ruang bawah tanah lebih jelas dengan senter daripada lilin. Inilah yang terjadi ketika kita bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Semakin kita sadar akan kekudusan Tuhan, semakin kita sadar akan keberdosaan kita. Jadi, akan ada peperangan dengan sifat dosa kita selama kita masih hidup.

Tetapi inilah penghiburannya. Jika ada peperangan di dalam diri kita, itu berarti Roh Kudus sedang bekerja di dalam diri kita. Ketika kita bergumul dengan dosa, mudah sekali untuk berpikir bahwa kita pasti orang yang jahat. Kita pasti sangat buruk atau sangat tidak dewasa untuk memiliki pergumulan seperti itu. Tetapi hanya karena kita terus bergumul, bukan berarti kita tidak bertumbuh. Bahkan, yang terjadi adalah sebaliknya. Pergumulan di dalam diri kita adalah bukti bahwa kita sedang bertumbuh. Salah satu tanda bahwa kita bertumbuh di dalam Tuhan adalah kita menyadari bahwa kita adalah orang yang lebih berdosa hari ini daripada tahun lalu. Jadi, inilah ironisnya. Jika kita merasa lebih benar hari ini daripada tahun lalu, kita tidak bertumbuh. Tetapi jika kita merasakan dosa kita lebih hari ini daripada tahun lalu, kita sedang bertumbuh. Yang membedakan orang Kristen dan non-Kristen bukanlah kurangnya pergumulan, tetapi orang Kristen merasakan kegagalan mereka; mereka merasa sedih dan frustrasi karenanya.

Dapatkah anda melihat betapa menghiburnya hal ini? Karena terkadang saya melihat hati saya sendiri dan saya menjadi kecil hati. Maksud saya, setelah sekian lama, mengapa saya masih bergumul dengan membandingkan diri saya dengan orang lain? Mengapa saya merasa iri kepada para pendeta muda yang lebih sukses daripada saya? Mengapa saya mudah sekali berasumsi yang buruk tentang orang lain? Mengapa lebih mudah bagi saya untuk menyalahkan orang lain daripada bertobat dari dosa saya? Mengapa kasih saya kepada Tuhan terkadang begitu dingin? Bukan berarti saya tidak mengasihi Tuhan. Saya mengasihi Tuhan. Tetapi seringkali kasih saya kepada diri saya sendiri lebih besar daripada kasih saya kepada Tuhan. Jauh di lubuk hati saya, saya ingin menaati perintah Tuhan, tetapi saya tidak bisa membuat diri saya menaati perintah Tuhan. Apakah ada dari anda yang mengalami apa yang saya alami atau hanya saya sendiri? Jadi, apa yang harus kita lakukan dalam pergumulan kita?

Paulus berkata dalam Galatia 5:16 – Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Ini penting. Paulus tidak mengatakan, “Katakan tidak pada keinginan daging, maka kamu akan hidup oleh Roh.” Tetapi Paulus berkata, “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” Dengan kata lain, cara kita melawan dosa bukanlah terutama dengan mengatakan tidak pada dosa, tetapi dengan mengatakan ya pada Roh Kudus. Dan lihat ayat 18. Ini sangat menarik. Galatia 5:18 – Akan tetapi, jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Ada paralelisme yang mencolok dalam kedua ayat ini. Paulus menyamakan keinginan daging dengan hidup di bawah hukum Taurat. Dapatkah anda melihatnya? Apa artinya hidup di bawah hukum Taurat? Hidup di bawah hukum Taurat berarti mencoba memperoleh keselamatan melalui perbuatan kita sendiri. Ini berarti kita tidak membutuhkan Allah. Kita bisa menjadi benar dan baik dengan usaha kita sendiri. Kita mengandalkan perbuatan kita untuk menyelamatkan kita. Dan ini adalah detak jantung dari F.O.S.. Jadi Paulus mengatakan bahwa keinginan untuk menyelamatkan diri kita sendiri adalah keinginan daging.

Yang berarti bahwa dosa di balik semua dosa selalu merupakan kurangnya kepercayaan pada kasih karunia dan kebaikan Allah, dan keinginan untuk menyelamatkan diri sendiri. Saya jelaskan dengan lebih sederhana. Sumber dari segala sesuatu yang salah dalam hidup kita adalah keinginan kita untuk diterima oleh Allah melalui perbuatan kita sendiri. Ini adalah keinginan daging dan ini berlawanan dengan keinginan Roh. Hidup dipimpin oleh Roh berarti menyadari bahwa tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi Yesus telah melakukan segala sesuatu untuk kita. Hukum Taurat tidak lagi menguasai kita. Kita tidak lagi berada di bawah penghukuman. Dan Allah memberikan kita Roh Kudus untuk mengingatkan kita akan kebenaran yang mulia ini dan bersukacita di dalamnya. Dan semakin kita bersukacita dalam kebenaran ini, semakin kita dipimpin oleh Roh Kudus, semakin kita dapat mengatakan tidak pada dosa.

Bagaimana sistem operasi bekerja

Galatia 5:19-21 – Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kulakukan dahulu — bahwa siapa saja yang melakukan hal-hal demikian tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Sama seperti setiap OS dilengkapi dengan aplikasi bawaan, F.O.S. dan S.O.S. juga memiliki aplikasi bawaan. Dalam ayat-ayat ini, Paulus memberikan kita aplikasi bawaan F.O.S.. Daftarnya sangat menarik. Ketika kita berpikir tentang dosa, kita sering kali berpikir tentang dosa-dosa perbuatan. Dan itu tidak salah. Paulus menyebutkan percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, dan diakhiri dengan bermabuk-mabukan dan pesta pora. Itu semua adalah dosa-dosa perbuatan. Namun, di antara dosa-dosa perbuatan, ada dosa-dosa hati. Dosa-dosa yang mungkin atau mungkin tidak tampak secara perbuatan tetapi terjadi di dalam hati. Perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, dan kedengkian. Oleh karena itu, dosa tidak hanya mengacu pada apa yang kita lakukan secara eksternal tetapi juga pada apa yang terjadi secara internal. Namun tahukah anda apa yang menyebabkan dosa-dosa ini? Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus mengatakan bahwa apa yang menyebabkan perbuatan-perbuatan daging adalah keinginan daging. Kata keinginan adalah terjemahan yang sangat lemah. Kata ini berasal dari kata Yunani yang sangat penting yaitu, ‘epithumia’. Secara harfiah, ‘epithumia’ berarti keinginan yang berlebihan, keinginan yang sangat besar. Ini sangat penting. Keinginan bukanlah sebuah dosa. Keinginan itu bisa menjadi baik atau buruk tergantung siapa yang menjadi pusatnya. Ketika Tuhan menjadi pusat dari keinginan kita, keinginan itu akan membawa kita kepada kehidupan. Namun yang terjadi adalah karena dosa, pusat keinginan kita bergeser dari Tuhan, dan hal itu menciptakan ‘epithumia’, keinginan yang berlebihan. Jadi, masalah utama dari hati kita bukanlah keinginan untuk hal-hal yang buruk, tetapi keinginan yang berlebihan untuk hal-hal yang baik.

Izinkan saya menunjukkan kepada anda bagaimana sistem operasi kita bekerja. “Tujuan <- Kebutuhan <- Dorongan”. Pertama, kita memiliki tujuan yang diinginkan imajinasi. Tujuan ini kemudian menghasilkan apa yang kita anggap sebagai kebutuhan dan memproduksi dorongan untuk mencapainya. Atau jika kita melihatnya dari sisi lain, “Dorongan -> Kebutuhan -> Tujuan”. Ini cara sistem operasi kita bekerja. Apa yang dilakukan F.O.S. adalah merusak alur dengan berfokus pada apa yang baik dan mengubahnya menjadi berhala yang dengannya kita mencari makna kita sendiri, dan yang pada akhirnya kemudian menciptakan keinginan yang berlebihan terhadap berhala tersebut. Jadi, inilah yang terjadi. Tuhan memberikan kita keinginan untuk hal-hal yang baik yang Dia ciptakan untuk kita nikmati. Tetapi karena pusat keinginan kita telah bergeser, bukannya memuliakan Tuhan dengan pemberian-pemberian itu, kita justru menginginkan pemberian itu secara berlebihan dan menjadikannya sebagai hal yang terutama dalam hidup.

Saya berikan beberapa contoh. Yang pertama, seks. Tiga contoh pertama dari pekerjaan daging berkaitan dengan seks: percabulan, kecemaran, dan hawa nafsu. Mari saya berikan sebuah pertanyaan. Apakah seks adalah hal yang baik atau buruk? Ini bukan pertanyaan yang sulit. Seks adalah hal yang baik. Seks adalah pemberian Tuhan yang baik yang Tuhan ingin kita nikmati dan temukan pemenuhannya dalam konteks pernikahan. Mengapa pernikahan? Karena pernikahan mencerminkan pengabdian dan komitmen tunggal Kristus kepada gerejanya. Tuhan menciptakan seks untuk kita nikmati karena seks mencerminkan kenikmatan, hasrat, dan kesenangan yang dimiliki Kristus saat dia menjadi satu dengan gereja. Jadi, seks adalah pemberian yang baik dari Tuhan. Namun karena F.O.S., pusat keinginan kita bergeser. Bukannya menggunakan keinginan kita untuk memuliakan Allah, kita menggunakan keinginan kita untuk memuaskan diri kita sendiri. Yang terjadi adalah kita menginginkan pemberian-pemberian Allah yang baik secara berlebihan. Bukannya mempercayai jalan Tuhan, kita mengejar jalan kita sendiri. Kita mengejar seks di luar batas-batas yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kita menjadikan seks sebagai hal yang terutama dalam hidup kita. Kita menginginkan seks secara berlebihan. Karena itulah percabulan, kecemaran, dan hawa nafsu muncul. Jadi, bukannya melihat seks sebagai pemberian Tuhan yang dikususkan bagi kenikmatan pernikahan, kita malah menukarnya dengan one-night-stand dan pornografi, atau menjualnya dengan murah dengan mengejar seks di luar pernikahan.

Saya berikan contoh lain. Keinginan untuk diterima. Apakah itu baik atau buruk? Saya tidak tahu bagaimana dengan anda, tetapi saya suka disukai oleh orang lain. Saya suka jika anda menyukai khotbah saya. Saya suka jika anda menikmati keberadaan saya. Saya suka ketika anda mengatakan sesuatu yang baik tentang saya. Saya menikmati penerimaan anda terhadap saya. Apakah ada sesuatu yang berdosa tentang hal itu? Tentu saja tidak. Setiap dari kita memiliki keinginan untuk diterima oleh orang lain. Dan saya percaya Tuhan menciptakan kita seperti itu. Apakah anda ingat apa yang terjadi setelah Yesus dibaptis? Allah Bapa secara eksplisit menyatakan penerimaanNya terhadap Yesus dengan membuka langit dan berkata, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan.” Sebelum Yesus memulai pelayanannya, dia terlebih dahulu menerima penerimaan Allah Bapa. Jadi, keinginan untuk diterima adalah hal yang baik. Namun karena F.O.S., kita menjadikan penerimaan sebagai hal yang terutama dalam hidup kita. Kita mengejar penerimaan dari orang-orang di sekitar kita dan ketika kita tidak mendapatkannya, kita menjadi hancur. Kita menjadi tipe orang yang tidak memiliki pendirian atau kita terus berusaha membuktikan diri kita lebih baik daripada orang lain supaya kita diterima. Dan karena itu, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, muncul. Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? F.O.S. mengambil keinginan akan apa yang baik dan mengubahnya menjadi keinginan yang berlebihan yang tidak sehat.

Dan inilah yang dilakukan F.O.S. terhadap hukum Taurat. Hukum Taurat itu baik dan kudus. Tetapi hukum Taurat diberikan agar kita dapat memahami kekudusan standar Allah dan menyadari bahwa kita benar-benar dihancurkan olehnya dan melihat Yesus sebagai satu-satunya yang dapat dan telah melakukannya untuk kita. Dan kemudian kita menaati hukum Taurat bukan untuk mendapatkan sesuatu dari Allah, tetapi karena kita mengasihi Allah yang sudah telebih dahulu mengasihi dan menerima kita. Kita menaati hukum Taurat, tetapi kita tidak hidup di bawah hukum Taurat. Tetapi F.O.S. membuat kita percaya bahwa kita dapat mencapai keselamatan dengan kekuatan kita sendiri. F.O.S. ingin kita menjadi juruselamat bagi diri kita sendiri. Tentu saja, saya tidak pernah bertemu orang Kristen yang mengatakan dengan mulutnya bahwa mereka tidak membutuhkan Yesus untuk keselamatan mereka. Semua orang Kristen mengakui bahwa hanya Yesus adalah juruselamat mereka. Namun pertanyaannya, apakah hidup kita mencerminkan kebenaran itu? Apakah jiwa kita mencerminkan perkenanan Allah terhadap kita atau kita masih berusaha mencari perkenanan itu dengan apa yang kita lakukan? Apakah kita bersukacita atas kasih Allah kepada kita di dalam Kristus atau apakah kita masih berusaha untuk mendapatkan kasih itu dengan perbuatan kita? Dapatkah anda melihat bagaimana F.O.S. mempengaruhi kita?

Berbeda dengan Flesh operating system, Paulus memperkenalkan kita kepada sistem operasi yang lain. Galatia 5:22-23 – Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Bagi mereka yang menaruh iman mereka kepada Yesus, ada sistem operasi yang baru di dalam diri mereka, yaitu Spirit operating system. Dan bagi mereka yang memiliki S.O.S., ada sembilan aplikasi yang menyertainya. Atau menggunakan bahasa Paulus, mereka yang dipimpin oleh Roh akan menghasilkan buah Roh. Dan inilah yang harus anda pahami tentang buah. Buah tidak dimulai dari yang besar. Anda tidak bisa mengharapkan sebuah apel yang besar muncul begitu saja. Buah selalu dimulai dari yang kecil. Jadi, mungkin saja orang Kristen memiliki buah dan tidak merasa bahwa mereka sedang bertumbuh. Pertumbuhan, secara definisi, bukanlah sesuatu yang anda rasakan. Pertumbuhan adalah sesuatu yang dapat diukur melalui waktu. Pertumbuhan itu bertahap. Jadi, anda perlu bersabar untuk melihat pertumbuhan.

Namun, satu hal yang pasti adalah setiap orang Kristen harus menghasilkan buah. Pertumbuhan tidak dapat dihindari. Jika anda memiliki Roh Kudus di dalam anda, anda akan berbuah. Jika tidak ada buah pada pohon, maka pohon itu mati. Begitu juga dengan orang Kristen. Bagaimana anda tahu bahwa anda adalah seorang Kristen? Bukan dari apa yang anda lakukan untuk Tuhan. Bukan dari seberapa berkarunianya anda. Alkitab memiliki banyak contoh tentang orang-orang yang memiliki karunia-karunia Roh, tetapi mereka tidak diselamatkan. Contoh yang paling jelas adalah Yudas Iskariot. Yudas memiliki karunia untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit, tetapi ia tidak diselamatkan. Yesus berkata bahwa anda akan tahu apakah pohon itu sehat atau tidak dari buahnya. Jika pohon itu menghasilkan buah yang baik, maka itu adalah pohon yang sehat. Jika pohon itu menghasilkan buah yang tidak baik, maka itu adalah pohon yang sakit. Buahlah yang menentukan apakah anda sehat atau tidak, bukan karunia. Jadi, jika anda menyebut diri anda orang Kristen dan anda tidak memiliki buah Roh, maka anda mati dan anda bukan orang Kristen. Dan mari saya perjelas. Anda diselamatkan bukan karena menghasilkan buah tetapi karena iman. Tetapi anda tahu bahwa iman anda benar karena iman itu menghasilkan buah Roh.

Mari kita lihat 9 karakteristik buah Roh dan definisinya menurut Alkitab. Karena seringkali definisi Alkitab berbeda dengan dunia. Dan saya mengambil ini dari Timothy Keller tanpa rasa malu.

  1. Kasih. Ini berarti melayani seseorang demi kebaikannya, bukan untuk apa yang diberikannya kepada anda. Kebalikannya adalah rasa takut: melindungi diri sendiri dan menyalahgunakan orang lain. Kepalsuannya adalah kasih yang egois, di mana anda memperlakukan orang dengan baik karena mereka membuat anda merasa nyaman dengan diri anda sendiri.
  2. Sukacita. Kesukaan kepada Tuhan karena keindahan dan nilai dari siapa Tuhan. Kebalikannya adalah keputusasaan. Kepalsuannya adalah kebahagiaan yang didasarkan pada pengalaman berkat, bukan Sang Pemberi Berkat, yang menyebabkan perubahan suasana hati berdasarkan keadaan.
  3. Damai sejahtera. Ini adalah keyakinan dan ketenangan dalam kebijaksanaan dan kendali Tuhan, bukan pada diri sendiri. Kebalikannya adalah kecemasan dan kekhawatiran. Kepalsuan dari damai sejahtera adalah ketidakpedulian.
  4. Kesabaran. Kemampuan untuk menghadapi masalah tanpa meledak. Kebalikannya adalah kebencian terhadap Tuhan dan orang lain. Kepalsuannya adalah sinisme.
  5. Kemurahan. Kemampuan untuk melayani orang lain secara praktis dengan cara yang membuat anda rentan, yang berasal dari keamanan batin yang mendalam. Kebalikannya adalah iri hati, yang membuat anda tidak dapat bersukacita atas sukacita orang lain. Kepalsuannya adalah perbuatan baik yang manipulatif, berbuat baik kepada orang lain sehingga anda dapat merasa bahwa anda cukup baik bagi orang lain atau Tuhan.
  6. Kebaikan. Menjadi orang yang sama dalam setiap situasi (integritas). Kebalikannya adalah kemunafikan. Kepalsuannya adalah bersikap jujur tetapi tidak mengasihi; mengeluarkan isi hati anda hanya untuk membuat diri anda merasa atau terlihat lebih baik.
  7. Kesetiaan. Untuk benar-benar dapat diandalkan dan setia pada kata-kata anda. Kebalikannya adalah menjadi oportunis, menjadi teman hanya pada saat-saat yang baik. Kepalsuannya adalah mengasihi tetapi tidak jujur, sehingga anda tidak pernah mau menghadapi atau menantang.
  8. Kelemahlembutan. Ini adalah kerendahan hati. Kebalikannya adalah merasa lebih baik daripada orang lain atau mementingkan diri sendiri. Kepalsuannya adalah rasa rendah diri.
  9. Penguasaan diri. Kemampuan untuk mengejar yang penting daripada yang mendesak. Kebalikannya adalah selalu impulsif atau tidak terkendali. Kepalsuannya yang mengejutkan adalah kemauan diri atau tekad yang kuat, yang didasarkan pada kebanggaan, kebutuhan untuk merasa memegang kendali.

Berapa banyak dari anda yang melihat daftar ini dan berpikir, “Aku punya yang ini dan yang itu, tapi aku tidak punya yang ini dan yang itu”? Selama bertahun-tahun, begitulah cara saya membaca ayat-ayat ini. Saya membaca ayat-ayat ini dan berkata kepada diri saya sendiri, “Aku oke di sini, aku lumayan di situ, aku butuh berusaha lebih keras di sini, dan aku bahkan tidak tahu yang ini ada di dalam daftar.” Tetapi bukan itu yang Paulus katakan. Perhatikan ayat ini dengan lebih teliti. Paulus menulis, “Tetapi buah Roh ialah…” Bahasa Inggrisnya lebih jelas. “The fruit of the Spirit is…” Kemudian Paulus memberikan daftar sembilan hal yang berbeda. Jadi, subjeknya berbentuk tunggal, dan predikatnya berbentuk jamak. Dan guru bahasa Inggris kita akan marah dan berkata, “Paulus, kamu tidak bisa melakukan itu. Itu bukan tata bahasa yang benar.” Apakah Alkitab bahasa Inggris melakukan kesalahan tata bahasa ketika menerjemahkannya dari bahasa Yunani? Tidak. Dalam bahasa Yunani, hal ini bahkan lebih jelas lagi. Paulus tidak berbicara tentang sembilan buah yang berbeda. Ia berbicara tentang satu buah. Dengan kata lain, kesembilan karakteristik ini datang bersama-sama dalam satu paket yang disebut buah Roh dan mereka tidak dapat dipisahkan. Kita tidak dapat memiliki salah satunya dan tidak memiliki yang lain. Tidak peduli berapa nilai kita dari sembilan. Kita memiliki semua atau tidak sama sekali.

Saya berikan beberapa contoh: penguasaan diri. Kita tidak dapat memisahkan penguasaan diri dari buah Roh yang lain. Banyak orang mengatakan bahwa mereka memiliki penguasaan diri. Tetapi kita tidak dapat memiliki penguasaan diri yang benar tanpa sukacita. Alasan kita tidak memiliki penguasaan diri adalah karena kita tidak memiliki sukacita. Kita merasa tidak puas. Saya berikan sebuah fakta yang diketahui banyak orang. Pria pada umumnya tidak menangis sebanyak wanita pada umumnya. Kami belajar sejak dini untuk mengendalikan air mata kami. Tetapi tahukah anda bagaimana kebanyakan anak laki-laki belajar mengendalikan air mata mereka? Para wanita, hal ini seharusnya tidak mengejutkan anda, karena banyak dari anda yang melakukannya pada kami. Cara kami belajar mengendalikan air mata adalah karena ketika kami menangis sewaktu kami masih kecil, seseorang datang dan berkata, “Kamu cowo. Jangan jadi kaya cewe.” Hal itu memberikan kami penguasaan diri. Tetapi bagaimana cara kerjanya? Dengan membuat kami merasa lebih unggul dari para wanita. Itu adalah penguasaan diri tanpa kerendahan hati dan itu bukanlah penguasaan diri. Tahukah anda apa itu? Harga diri. Kesombongan. Kebanyakan pria belajar untuk tidak menangis bukan karena mereka belajar penguasaan diri, tetapi karena harga diri. Dan itu bukanlah buah Roh. Buah Roh selalu bertumbuh bersama. Mereka adalah satu.

Saya berikan contoh lain: damai sejahtera. Apakah damai sejahtera itu? Itu berarti kita tidak cemas; kita tidak khawatir. Tetapi kita dapat menjadi sangat sombong dan kelihatan damai. Tetapi itu bukanlah damai sejahtera yang sesungguhnya. Satu-satunya alasan kita memiliki damai adalah karena segala sesuatunya berjalan dengan baik bagi kita. Kita berkata, “Alasan aku memiliki damai adalah karena segalanya ada di bawah kendaliku. Aku punya pekerjaan yang baik. Aku punya rumah yang bagus. Aku menikah dengan pasangan yang tepat.” Tetapi kedamaian itu adalah kedamaian yang palsu. Hanyalah masalah waktu sebelum semuanya berantakan. Tetapi damai sejahtera yang sesungguhnya berbeda. Damai sejahtera yang sejati didasarkan pada kerendahan hati. Damai sejahtera yang sejati mengakui hikmat Allah yang berdaulat dan berkata, “Tuhan, Engkau tahu apa yang aku butuhkan. Engkau tahu apa yang terbaik untukku. Aku tidak tahu. Dan aku tahu Engkau dapat dipercaya. Engkau adalah Bapa yang baik dan Engkau pegang kendali. Jadi, meskipun kehidupan tidak berjalan seperti yang aku inginkan, aku tidak perlu khawatir.” Damai sejahtera yang sejati adalah damai yang melampaui segala pemahaman dan konstan. Damai sejahtera yang sejati selalu berhubungan dengan buah Roh yang lain.

Anda lihat apa yang terjadi? Buah yang palsu kelihatan sangat mirip dengan buah Roh yang asli. Tetapi buah yang palsu memiliki inti yang berpusat pada diri sendiri. Kita melakukannya demi kepentingan diri kita sendiri. Kita bisa kelihatan sepertinya kita memiliki damai, padahal itu adalah kesombongan. Kita bisa kelihatan sepertinya kita memiliki kasih, padahal itu adalah keegoisan yang mementingkan diri kita sendiri. Tetapi buah Roh berbeda. Buah Roh memiliki Allah sebagai intinya. Kita menghasilkan buah karena Allah ada di dalam hidup kita. Jadi, ketika kita beroperasi dalam ‘Spirit operating system’, sistem kita yang berpusat pada diri sendiri telah digantikan oleh sistem yang berpusat pada Allah. Kita tidak lagi melakukan segala sesuatu untuk diri kita sendiri tetapi untuk Allah. Dan kesembilan karakteristik buah Roh bertumbuh bersama. Kita tidak bisa hanya menjadi baik dan murah hati tetapi tidak setia. Kita tidak bisa hanya mengasihi dan sabar tetapi tidak damai. Karena semua realitas Allah telah menggantikan keinginan daging kita.

Jadi, inilah peringatan bagi kita semua. Kita harus sangat berhati-hati agar tidak menjadi sibuk bagi Tuhan tetapi tidak menghasilkan buah. Sangat mudah bagi kita untuk menjadi sangat agamawi dan tidak pernah menjadi orang Kristen. Banyak pendeta-pendeta besar di masa lalu yang sudah menjadi pendeta sebelum mereka menjadi orang Kristen. Dua contoh klasik adalah Martin Luther dan John Wesley. Mereka sibuk melakukan kebaikan dan melayani Tuhan, tetapi mereka tidak bertumbuh di dalam Tuhan. Mereka sudah menjadi pendeta selama bertahun-tahun sebelum mereka mengalami kasih karunia Kristus yang menyelamatkan. Jangan menyamakan pelayanan dan hal-hal yang kita lakukan untuk Tuhan sebagai buah Roh. Kita tahu bahwa kita adalah orang Kristen bukan dari seberapa sibuknya kita melayani Tuhan tetapi dari buah Roh.

Pertanyaan saya hari ini adalah, dapatkah anda bisa melihat pertumbuhan buah Roh di dalam hidup anda? Jujurlah dengan diri anda sendiri. Ya, pertumbuhan itu bertahap, tetapi pertumbuhan itu tidak dapat dihindari. Jika anda telah menjadi seorang Kristen selama bertahun-tahun dan anda tidak melihat buah Roh bertumbuh di dalam hidup anda, maka anda belum benar-benar menaruh iman anda pada karya Yesus yang sempurna. Anda masih mengandalkan perbuatan anda sendiri untuk keselamatan anda. Dan jangan anggap enteng. Yang dipertaruhkan adalah hidup kekal anda. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita mengembangkan buah Roh? Dan ini penting. Karena sangat mudah bagi kita untuk mengubah buah Roh menjadi sebuah daftar hal-hal yang harus kita lakukan. Jadi kita mengandalkan kekuatan dan kemauan diri kita sendiri untuk menghasilkan buah Roh. Tahukah anda apa itu? Legalisme. Keinginan daging. Dan itulah yang sangat ditentang oleh Paulus di surat Galatia. Buah, secara definisi, bukanlah sesuatu yang dapat kita hasilkan sendiri; buah adalah sesuatu yang dihasilkan di dalam diri kita. Itulah sebabnya itu disebut buah Roh dan bukan pekerjaan Roh. Jadi, bagaimana buah Roh dihasilkan di dalam kita?

Mengaktifkan Roh Kudus

Galatia 5:24-25 – Siapa saja yang menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh

Ada tiga komponen untuk mengaktifkan Roh Kudus. Komponen pertama adalah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Apa yang dimaksud Paulus dengan hal ini? Satu hal yang kita tahu tidak mungkin adalah orang Kristen adalah mereka yang tidak lagi bergumul dengan keinginan daging. Ini tidak bisa diartikan demikian. Itulah sebabnya Paulus berkata sebelumnya bahwa keinginan Roh selalu berlawanan dengan keinginan daging. Jadi kehidupan orang Kristen adalah sebuah medan perang: peperangan antara dua keinginan. Tetapi dengarkan. Paulus tidak percaya akan adanya peperangan antara dua kekuatan yang seimbang, yaitu Roh dan daging. Itu bukanlah realitas kehidupan Kekristenan. Peperangan kita melawan dosa adalah peperangan melawan musuh yang telah dikalahkan. Peperangan telah dimenangkan. Ya, musuh akan terus melawan dan mencoba untuk mengalahkan kita, tetapi di dalam Yesus, kita telah menang. Daging kita dengan segala hawa nafsu dan keinginannya telah disalibkan bersama Yesus di kayu salib. Bukan akan disalibkan. Itu adalah tindakan yang sudah terjadi. Ketika Yesus mati, flesh operating system kita juga mati bersama dia. Dan ketika dia dibangkitkan, kita diberikan sistem operasi yang baru, yaitu Spirit operating system. Jadi, menyalibkan daging berarti kita berkata, “Tuhan, hatiku berpikir bahwa aku harus memiliki hal ini, jika tidak, aku bukan siapa-siapa. Tetapi untuk berpikir dan hidup seperti ini berarti melupakan siapa aku di dalam Engkau. Aku telah mati bagi keinginan lamaku dan sekarang hal-hal itu tidak lagi berkuasa atas diriku. Keinginan lamaku telah mati, dan aku akan memastikan bahwa keinginan itu tetap mati. Setiap kali keinginan lama aku menunjukkan tanda-tanda kehidupan, aku akan mematikannya. Aku akan menancapkan paku lebih dalam lagi ke kayu salib.” Ini adalah komponen pertama.

Komponen kedua adalah mengingat bahwa kita adalah milik Kristus. Saya berdoa agar kita tidak akan pernah melupakan keajaiban mengetahui bahwa kita adalah milik Kristus. Setiap sistem di dunia ini mengatakan bahwa jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha mendapatkannya. Setiap agama lain mengatakan bahwa jika kita ingin benar di hadapan Allah, jika kita ingin menjadi milik Allah, kita harus layak mendapatkannya. Kita menyalibkan daging kita untuk menjadi milik Allah. Flesh operating system ingin kita hidup di bawah hukum Taurat dan mengandalkan kekuatan dan performa diri kita sendiri untuk menjadi milik Kristus. Tetapi Injil berbeda. Injil mengatakan bahwa kita sudah menjadi milik Kristus. F.O.S. berkata, “Karena aku melakukan, maka aku layak.” S.O.S. berkata, “Karena aku layak, maka aku melakukan.” Kita sudah dikasihi dan diterima oleh Allah. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk membuat kita lebih dikasihi dan diterima oleh Allah. Karena iman kita kepada Yesus, Kristus sudah menjadi milik kita dan kita sudah menjadi milik Kristus. Dan tidak ada apa pun di alam semesta ini yang dapat membatalkan kepemilikan Kristus terhadap kita. Ini adalah komponen kedua.

Komponen ketiga adalah untuk hidup dipimpin Roh Kudus. Kata dipimpin adalah sebuah kata militer. Itu berarti untuk tetap berada dalam formasi. Roh Kudus adalah seorang pribadi dan dia memiliki tujuan. Dia memiliki keinginan. Dan kita harus secara aktif mengikuti langkahnya. Apa artinya untuk dipimpin oleh Roh Kudus? Galatia 5:17 – Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Paulus mengatakan bahwa sama seperti daging yang memiliki keinginan yang berlebihan, Roh Kudus juga memiliki keinginan yang kuat. Apakah yang dirindukan oleh Roh Kudus? Dalam Yohanes 16, Yesus berkata bahwa Roh Kudus ingin memuliakan Yesus kepada kita. Dia ingin menceritakan kepada kita keindahan dan kebesaran Yesus. Jika Yesus adalah mempelai pria dan kita adalah mempelai wanita, maka Roh Kudus adalah best man dan maid of honour. Roh Kudus akan selalu berkata kepada kita, “Lihat betapa indahnya Yesus. Lihat betapa mempesonanya dia. Lihat betapa mengagumkannya dia.” Roh Kudus tidak ingin menarik perhatian kepada pribadinya ataupun karunianya. Yang Roh Kudus inginkan bukanlah membesarkan dirinya tetapi membesarkan Yesus. Keinginan kuat Roh Kudus adalah untuk menunjukkan Yesus kepada kita dan membuat kita semakin serupa dengan Yesus. Dan jika Roh Kudus tinggal di dalam kita, inilah yang paling kita inginkan. Jadi, cara kita dipimpin oleh Roh, cara kita mengembangkan buah Roh adalah dengan mengingat kebenaran Injil dan hidup sesuai dengan kebenaran Injil. Jika kita telah menyalibkan daging (dan kita sudah), kita harus membiarkannya terpaku pada salib. Dan jika kita hidup oleh Roh (dan kita sedang lakukan) maka kita harus terus dipimpin oleh Roh Kudus. Kita harus terus memandang kepada apa yang Roh Kudus pandang – Yesus dan keindahannya. Dan ketika kita melakukannya, Roh Kudus akan menolong kita untuk melihat Yesus lebih indah dari semua hal yang diinginkan oleh daging kita. Sejauh mana kita melihat keindahan Yesus, sejauh itu pula kita akan terbebas dari keinginan-keinginan kita yang berlebihan. Dan kita akan melihat buah Roh bertumbuh secara bertahap di dalam diri kita. Itulah artinya untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. What struck you the most from this sermon?
  2. Inside every Christian, there are two conflicting desires (Spirit and flesh). Give some implications of this truth.
  3. Explain the problem of ‘epithumia.’ Can you see it play out in your life? Give examples.
  4. What does it mean to bear the fruit of the Spirit? How is it different from its counterfeit?
  5. How do you activate the Spirit operating system?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.