Hidup yang berkelimpahan

2 Korintus 9:6-15

6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9 Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. 13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, 14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

 

Hari ini, saya ingin berbicara dengan anda mengenai uang. “Money, money, money, money, money.” Beberapa dari anda mengetahui lagu itu dan beberapa dari anda tidak. Tidak apa-apa. Hari ini, saya ingin berbicara tentang memberikan persembahan di gereja. Ijinkan saya membuat beberapa disclaimer dulu sebelum kita mulai. Pertama, gereja kita baik-baik saja. Gereja tidak sedang kekurangan uang. Dengan kasih karunia Allah, gereja kita ada dalam posisi yang baik secara finansial sebagai sebuah gereja. Jadi ini bukan khotbah tentang “Anda harus memberi karena gereja sedang kekurangan dana.” Gereja kita sekarang sudah berusia 22 tahun. Dan selama 22 tahun, saya tidak dapat mengingat satu momen pun di mana gereja kita kekurangan secara finansial. Gereja Ini adalah gereja milik Tuhan dan Tuhan menggunakan kemurahan hati jemaat di gereja ini untuk terus mencukupi semua yang gereja butuhkan. Puji Tuhan untuk itu. Yang kedua, saya tidak berusaha untuk mengambil uang anda. Saya ingin anda benar-benar jelas akan hal ini. Ini bukan khotbah supaya anda memberikan lebih banyak uang kepada gereja sehingga gereja dapat membelikan saya jet pribadi dan rumah yang besar. Saya bukan salah satu dari pengkhotbah itu. Saya berharap ini sangat jelas. Saya tidak perlu uang anda untuk melunasi rumah saya. Saya tidak memiliki rumah mewah. Saya tinggal bersama orang tua saya dan saya senang dengan hal itu. Untuk sekarang. Yang ketiga, jika anda bukan orang yang percaya dalam Kristus, kotbah ini bukan untuk anda. Jadi jika anda berada di sini dan anda bukan pengikut Kristus, itu hal yang indah. Kami senang anda ada bersama kami. Adalah doa dan sukacita kami kalau anda bisa ada bersama kami. Harapan saya adalah bahwa hari ini anda akan melihat sekilas apa yang kami yakini dan biarlah Tuhan menggunakannya untuk menarik anda kepada dirinya sendiri. Tetapi jika anda menyebut diri anda orang Kristen, jika anda adalah murid Kristus, maka pesan ini sudah pasti untuk anda.

 

Jadi, izinkan saya mulai dengan berbangga tentang gembala anda sebentar. Mereka ada disini hari ini tapi tidak masalah. Tidak ada salahnya membangakan gembala kita semua. Dalam seluruh hidup saya, sampai hari ini, saya belum mengenal sosok secara pribadi yang lebih murah hati untuk tujuan Allah dari gembala kita. Banyak dari saudara yang tidak tahu hal ini. Jika anda mengenal ibu gembala dengan baik, maka anda tahu dia adalah definisi seorang akuntan yang luar biasa. Jika anda tahu sesuatu tentang akuntan yang baik, mereka sering dianggap pelit. Tapi sebetulnya tidak. Mereka sangat akurat dalam masalah uang. Ibu gembala itu sangat teliti dengan uang. Sampai hari ini, ibu gembala masih menuliskan setiap pengeluaran yang dihabiskan keluarga kami dengan detail. Maksud saya begini, jika ada perbedaan satu dolar antara uang aktual dan laporan, mami akan menghabiskan beberapa jam berikutnya melacak satu dolar itu. Mami sangat berbeda dari saya dalam hal ini. Bahkan mami juga dulu membuat saya menuliskan semua pengeluaran saya. Dan jika ada perbedaan $50 antara kas aktual dan laporan, saya tidak rewel tentang hal itu. Yang saya lakukan adalah mengambil kwitansi duit dan menulis, “Random Holy Latte – $50.”  Hanya untuk sekedar tahu, angkat tangan anda jika anda lebih seperti saya? Angkat tangan anda jika anda lebih seperti ibu gembala? Anda pastilah seorang akuntan. Puji Tuhan untuk saudara. Dan entah bagaimana, biasanya 2 jenis kepribadian yang berbeda ini selalu bertemu dan menikah satu sama lain. Tapi tujuannya adalah ini, orang tua saya adalah orang yang paling murah hati yang saya kenal.

Saya ingat dengan jelas beberapa tahun pertama kami di Sydney. Kami belum memiliki rumah pada waktu itu. Kami masih menyewa di West Pennant Hills. Lalu seseorang memberi orang tua saya $100,000. Kalau tidak salah itu adalah tahun 1998. $100 ribu adalah uang yang sangat banyak hari ini, tetapi bahkan jumlah itu lebih bernilai lagi pada tahun 1998. Tetapi tahukah anda apa yang gembala anda lakukan dengan uang itu? Mereka memberikan semuanya kepada gereja. Bukan perpuluhan. Semua. Ini tidak waras. Kemudian satu atau dua tahun kemudian, ada orang kaya yang memberikan gembala anda sebuah apartemen baru di Chatswood. Saat itu, harganya sekitar $500,000. Sekarang coba anda pikir. Keluarga kami tidak memiliki rumah pada waktu itu. Kami masih menyewa. Orang tua saya pastinya sangat senang untuk memiliki rumah mereka sendiri. Tapi tahukah anda apa yang mereka lakukan dengan apartemen itu? Mereka memberikan semuanya kepada gereja. Semua. Mereka bahkan tidak mengambil sebagian uang untuk membelikan saya PlayStation. Saya mendapatkan PlayStation dan Tekken dari keluarga lain yang membelikannya untuk saya. #lifeofpastorkid. Orang tua saya sangat radikal dalam memberi apa yang mereka miliki untuk tujuan Tuhan dan keperluan gereja. Dan inilah bagaimana saya dibesarkan. Saya diajari untuk selalu memprioritaskan Tuhan dengan keuangan saya. Saya belajar sejak usia sangat muda, satu kebenaran mendasar yang terus membentuk saya sampai hari ini – Tuhan tidak pernah berhutang kepada siapa pun. Anda tidak bisa memberi lebih banyak daripada Tuhan. Orang tua saya adalah kesaksian hidup dari prinsip ini dan karena itu murah hati atau generosity menjadi DNA saya.

 

Tetapi beberapa hal terjadi dengan berjalannya waktu. Salah satunya, orang tua saya dituduh menyalahgunakan keuangan gereja. Orang-orang itu tidak mengerti berapa banyak pengorbanan yang orang tua saya lakukan untuk gereja. Tetapi itu membuat saya menyadari satu hal. Uang adalah subjek yang sangat sensitif di dalam gereja. Topik uang adalah topik yang dapat dengan mudah disalahgunakan di gereja. Dan itulah yang terjadi di luar sana. Saya mulai melihat banyak sekali skandal di gereja-gereja besar yang berhubungan dengan uang. Banyak pendeta super kaya menyalahgunakan uang gereja untuk membeli jet pribadi, rumah mewah, dan 10 Mercedes. Bukan hanya itu, tapi anda bisa mendengar hal ini setiap saat di TV. Yang harus anda lakukan adalah ganti saluran TV anda ke saluran Kristen dan anda akan melihat seseorang memakai jas dan dasi yang menjanjikan bahwa jika anda mengirim uang untuk mendukung pelayanan mereka, maka Tuhan akan memberkati anda dengan kesehatan dan kekayaan. “Oh, aku merasakan ada urapan Tuhan sekarang dan dia sedang berbicara. Ya Tuhan, apa itu? Baik. Tuhan baru saja berbicara kepada saya bahwa jika anda mengirim uang anda untuk pelayanan ini, Tuhan akan memberkati anda seratus kali lipat. Apa Tuhan, kamu belom selesai ngomong? Silahkan lanjut. Oh, okay. Baik kalau begitu. Tuhan baru saja berbicara bahwa berkat serratus kali lipat ini hanya tersedia jika anda mengirim uang anda dalam 6 jam ke depan. Jadi, jika anda mengirim $50, Tuhan akan memberkati anda dengan $5000. Tetapi itu harus dilakukan dalam enam jam ke depan atau anda tidak akan menerima berkat seratus kali lipat. Transfer sekarang ke nomor telepon yang tercantum di bawah ini dan kirimkan tanda terima ke email bokekmendadak@youdummy.com.” Dan ini yang membuat saya lebih bingung. Orang membeli kebohongan ini. Maksud saya, jika kita menggunakan rekaman video dari apa yang baru saja saya katakan dan mempostingnya di sosial media, saya yakin akan ada orang yang mengirim uang ke akun saya. Jadi apa yang terjadi dalam kususnya 50 tahun terakhir Kekristenan adalah bahwa ada ajaran yang disebut injil kemakmuran yang menjadi sangat populer. Pengkotbah Injil kemakmuran berjanji bahwa jika anda mengikuti Yesus, maka Yesus akan memberkati anda dengan kesehatan dan kekayaan yang berlimpah. Mereka menjanjikan skema cepat kaya dengan cara memberikan uang anda kepada mereka. Semakin banyak anda memberikan uang anda, semakin banyak Tuhan memberkati anda secara finansial. Jadi sekarang pesan keKristenan berubah dari mengikuti Yesus dan kehilangan hidup anda demi Kristus menjadi mengikuti Yesus dan menjadi kaya dalam hidup. Dan itu membuat saya muak. Itu membuat saya marah. Saya ingin menghancurkan TV saya berkeping-keping setiap kali saya melihatnya di TV. Cuman saya tidak mampu buat beli TV baru. Saya pikir saya perlu konseling untuk itu. Karena itu, saya menjauhkan diri dari berbicara tentang uang di gereja. Saya ingin menyingkirkan kesalahpahaman yang dimiliki oleh banyak orang yang belum mengenal Kristus bahwa, “Gereja hanya menginginkan uang anda. Yang mereka bicarakan hanyalah uang.” Jadi selama 8 tahun dalam pelayanan pastoral saya, tidak pernah sekalipun saya berbicara tentang uang dan memberi di gereja. Saya tidak mengubah pikiran saya pada kenyataan bahwa Tuhan adalah seorang pemberi yang murah hati. Saya masih berpegang pada kebenaran bahwa anda tidak bisa memberi lebih banyak daripada Tuhan. Tuhan tidak pernah berutang kepada siapa pun. Dan saya mencoba untuk meniru kemurahan hati orang tua saya sampai hari ini. Tetapi saya memilih untuk tidak berbicara tentang uang di gereja. Namun, ketika saya merencanakan seri Gospel People untuk RSI di pertengahan 2018, Tuhan menegur saya. Dengan menolak untuk berbicara tentang memberi, saya telah berdosa terhadap Tuhan dan saya telah berdosa terhadap anda. Saya telah berdosa terhadap anda dengan menahan berkat yang telah Tuhan persiapkan untuk anda ketika anda memberi dengan murah hati. Dan saya berdosa terhadap Tuhan karena saya tidak setia pada firmannya. Itu sebabnya hari ini saya ingin berbicara dengan anda tentang uang dan memberi. Saya membutuhkan hampir 9 tahun berkhotbah untuk akhirnya berkhotbah tentang uang.

 

Apakah anda tahu bahwa Yesus sering berbicara tentang uang? Yesus bahkan berbicara lebih banyak tentang uang daripada tentang neraka. Dan Yesus berbicara banyak tentang uang bukan karena dia membutuhkan uang. Kita harus jelas tentang ini. Tuhan tidak butuh uang anda! Coba pikirkan. Tuhan menciptakan segalanya dari ketiadaan. Tuhan menciptakan apa pun yang dia inginkan dan sebanyak yang dia inginkan, dan dia melakukan semuanya dari ketiadaan. Dia bahkan tidak membutuhkan bahan baku. Dia yang membuat bahan baku. Dia tidak terbatas seperti kita. Tuhan tidak menciptakan alam semesta dari keberadaan tetapi dia mengucapkan alam semesta menjadi ada – ex nihillo (sesuatu dari ketiadaan). Dia menjadikan apa pun yang dia inginkan dalam jentikkan jari. Ada satu waktu di mana Yesus membutuhkan uang untuk membayar pajak bait suci dan dia menyuruh Petrus pergi memancing. Ini sangat aneh. Yang dibutuhkan Yesus adalah koin emas, bukan ikan. Namun ketika Petrus menangkap ikan dan membuka mulutnya, dia menemukan koin emas. Ini memberi tahu kita dengan jelas bahwa Tuhan tidak membutuhkan uang anda. Namun, sangatlah menarik bahwa Yesus berbicara begitu banyak tentang uang. Mengapa? Inilah alasannya.

Matius 6:21  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Yesus berbicara banyak tentang uang bukan karena dia tertarik pada uang anda tetapi karena dia tertarik pada hati anda. Jika anda ingin tahu apa yang ada di hati seseorang, periksa dompet mereka. Periksa laporan bank mereka. Laporan bank anda adalah indikator yang bagus untuk mengetahui posisi hati anda. Anda bisa tahu apakah seseorang benar-benar diselamatkan atau tidak dengan memperhatikan dompet mereka. Anda dapat mengatakan anda mencintai Tuhan dengan sepenuh hati 10x sehari tetapi itu tidak ada artinya jika dompet anda tidak setuju dengan anda. Jadi, pertanyaan saya hari ini adalah, “Apakah dompet anda selamat?” Salah satu indikator terbesar untuk mengetahui apakah seseorang itu adalah umat Kristus atau bukan adalah bagaimana hubungan mereka dengan uang mereka. Dan salah satu blind spot dosa terbesar dalam kehidupan keKristenan ada pada masalah uang.

 

Tahukah anda bahwa keserakahan adalah salah satu dari tujuh dosa yang mematikan? Paulus bahkan mengatakan bahwa jika anda serakah, anda tidak akan mewarisi kerajaan Allah. Terjemahan: Jika dompet anda tidak selamat, maka anda juga tidak. Izinkan saya menunjukkannya kepada anda. 1 Korintus 6:9-10 – Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Paulus menempatkan dosa keserakahan atau orang kikir pada daftar yang sama dengan dosa homoseksualitas. Kita sering berbicara tentang betapa berdosanya LGBTQ, tetapi apakah kita menyadari bahwa orang kikir juga tidak akan mewarisi kerajaan Allah? Tapi inilah permasalahannya. Tidak ada orang yang berpikir mereka kikir. Dalam 8 tahun pelayanan pastoral saya, saya tidak pernah mendapati orang yang mendatangi saya dan mengakui keserakahan mereka. Saya mendapati orang-orang mendatangi saya dan berkata, “Yos, aku butuh bantuan. Aku memiliki masalah hawa nafsu dan aku ingin kamu berdoa untuk aku.” Tapi tidak pernah, “Yos, aku butuh bantuanmu. Aku pikir aku ingin terlalu banyak barang. Aku sangat serakah.” Kenapa? Tiga alasan. Satu, karena tidak ada garis yang jelas yang mendefinisikan keserakahan. Katakanlah anda berzinah. Anda tahu persis di mana garis itu dan kapan anda telah melewati garis itu. Anda tidak melakukan perzinahan dan mengatakan, “O my gosh. Aku tidak menyadari aku melakukan perzinahan.” Ini jelas. Anda “wonk-wonk” dengan seseorang yang bukan pasangan anda. Tapi anda tidak bisa mengatakan hal yang sama tentang keserakahan. Tidak ada garis yang jelas yang memberitahu anda bahwa anda serakah. Dua, karena anda selalu menemukan orang-orang di sekitar anda yang menghabiskan uang lebih daripada anda. Jika anda menghabiskan $3,000 untuk membeli tas Chanel, tidak sulit bagi anda untuk menemukan seseorang yang menghabiskan $30,000 untuk membeli tas Hermes. Tiga, kita hidup dalam budaya yang mengidolakan keamanan dan kenyamanan pribadi. Menyimpan uang dan melakukan investasi pribadi untuk masa depan dipandang sebagai hal yang sangat bijaksana untuk dilakukan. Dan itu tidak salah. Jangan mendengar saya mengatakan bahwa membuat investasi pribadi untuk masa depan adalah salah. Tetapi tidak ada garis yang jelas antara investasi bijak dan keserakahan. Jadi tidak ada yang berpikir mereka serakah. Anda tidak dapat mengukur keserakahan dari luar. Karena keserakahan dan kemurahan hati bukanlah masalah perilaku eksternal; Ini adalah masalah hati. Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk menjadi murah hati. Anda dapat memberikan $1 juta tetapi jika hati anda tidak disitu, anda tidak murah hati. Hati yang murah hati adalah hati yang dengan gembira dan proaktif mencari cara untuk memberikan uang untuk tujuan Tuhan dan untuk kepentingan orang lain. Ini bukan tentang jumlah tetapi tentang hati.

 

Bacaan kita untuk hari ini adalah bagian dari bacaan terpanjang pada topik memberi yang dapat anda temukan dalam Alkitab. Paulus mengambil 2 pasal hanya untuk berbicara tentang uang. Biarkan saya memberi anda konteksnya. Ada kelaparan terjadi di Yerusalem. Orang-orang di gereja-gereja di Yerusalem sangat kekurangan dan Paulus pergi ke beberapa daerah dari pelayanannya di Asia untuk mengumpulkan dana untuk membantu gereja-gereja di Yerusalem. Paulus ingin gereja di Korintus supaya memberi dengan murah hati untuk membantu saudara-saudari mereka di Yerusalem. Dan menarik untuk dicatat bahwa Paulus tidak pernah memerintahkan mereka untuk memberi dengan murah hati. Anda tidak dapat memerintahkan kemurahan hati. Melainkan, Paulus beralasan kepada mereka tentang mengapa mereka harus memberi dengan murah hati.

Jadi, tiga hal yang ingin saya bicarakan dari bagian ini. Bagaimana seharusnya kita memberi; mengapa kita memberi; berapa yang harus kita beri. Dan pada poin terakhir, saya ingin menjawab pertanyaan tentang apakah kita harus memberi perpuluhan atau tidak. Jika anda tidak tahu apa itu perpuluhan, perpuluhan adalah praktik Perjanjian Lama tentang memberikan 10% dari penghasilan anda untuk imam-imam suku Lewi dan kebutuhan bait Allah. Jadi, apakah persepuluhan masih berlaku hari ini untuk kita yang hidup di bawah Perjanjian Baru?

 

 

Bagaimana seharusnya kita memberi

 

2 Korintus 9:6-7  Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Kita memberi dengan murah hati. Perhatikan matematika aneh dalam ayat 6. Paulus mengatakan bahwa jika anda menabur sedikit, anda akan menuai sedikit juga. Jika anda menabur banyak, anda akan menuai banyak. Ini adalah matematika yang aneh. Katakanlah anda memiliki $10 dan anda memberikan $2, berapa banyak yang anda miliki? $8. Sekarang bandingkan dengan anda memiliki $10 dan anda memberi S1. Berapa banyak yang tersisa? $9. Sekarang yang mana yang menyisakan anda lebih banyak? Memberi $2 atau $1? Ini bukan pertanyaan yang sulit. Saya harap tidak ada yang salah tentang hal ini. $9 lebih banyak daripada $8. Setuju? Ini adalah matematika 101. Dunia mengatakan bahwa supaya anda memiliki lebih banyak, anda harus memberi lebih sedikit. Semakin banyak anda memberi, semakin sedikit yang anda miliki. Tetapi Paulus memperkenalkan kita pada jenis matematika baru. Matematika Tuhan. Dan dalam matematika Tuhan, semakin banyak anda memberi, semakin banyak yang anda miliki. Dalam matematika baru ini, 10 dikurangi 2 lebih besar dari 10 dikurangi 1. Bagaimana mungkin? Kita akan membicarakan bagaimana nanti. Tetapi disini ada pelajaran penting bahwa cara Tuhan beroperasi sangat berbeda dari dunia. Dunia mengajarkan kita bahwa agar kita bahagia, kita perlu memiliki lebih banyak. Semakin banyak yang kita miliki semakin bahagia kita. Ini pada dasarnya adalah titik dari setiap iklan yang anda lihat. Mereka semua mengatakan hal yang sama. Jika anda hanya membeli mobil ini, jika anda hanya membeli produk rambut ini, jika anda hanya membeli baju ini, maka anda akan menjadi raja. Anda akan sangat menarik. Tetapi Injil beroperasi secara berbeda. Injil mengatakan bahwa semakin banyak anda memberi, anda akan semakin bahagia. Kebahagiaan tidak ditemukan dalam memiliki lebih banyak tetapi memberi lebih banyak.

 

Kita memberi dengan sengaja. Paulus berkata agar anda memberi menurut kerelaan hati anda atau bahasa inggrisnya, sesuai dengan yang anda sudah tetapkan dalam hati. Ini penting. Ini berarti bahwa pemberian kita tidak sporadis dan sesekali. Kita sudah merencanakan sebelumnya tentang seberapa besar jumlah yang kita ingin berikan dan mengesampingkan pemberian itu. Yang saya lihat sering terjadi adalah kita tidak merencanakan pemberian kita sebelumnya. Jadi, ketika waktu persembahan tiba, anda membuka dompet anda dan berkata, “Oppss. Maafkan aku Tuhan. Aku benar-benar ingin memberi tetapi dompet aku kosong. Tidak nasib. Mungkin lain kali.” Atau, “Ya Tuhan, aku benar-benar ingin memberi lebih banyak tetapi semua yang kumiliki di dompetku adalah sisa uang makan siang ini. Nah, ini dia. Krincing.” Ini bukan sikap yang seharusnya kita miliki dalam memberi. Coba pikirkan. Jika anda diundang oleh Perdana Menteri Australia untuk datang ke dalam pesta perayaannya, apakah anda akan membawa hadiah sisa dan memberikannya kepadanya? Apa yang membuat anda berpikir anda menghormati Tuhan dengan memberikan dia uang sisa makan siang anda?

 

Kita memberi dengan sukarela. Ya, kita memberi dengan sengaja tetapi kita tidak memberi dengan sedih hati atau di bawah paksaan. Kita memberi dengan sukarela. Yang penting bukanlah jumlah pemberian anda tetapi sikap pemberian anda. Yesus tidak peduli berapa banyak yang anda berikan jika anda tidak memberikannya dengan sukarela. Ada suatu waktu di mana Yesus dan murid-muridnya mengamati orang-orang sewaktu mereka memberikan persembahan. Bayangkan itu. “Murid-murid, kita akan excursion hari ini.” “Kemana guru?” “Kita akan pergi ke bait suci dan mengamati orang-orang memberikan persembahan mereka.” Inilah hal-hal yang dapat anda lakukan jika anda adalah murid-murid Yesus di jaman itu. Jangan coba di jaman now. Banyak orang kaya datang dan anda dapat mendengar suaranya ketika mereka membuka koper mereka dan memasukkan uang ke dalam kotak persembahan. “GABOOK.” Jaman itu belum ada cek atau elektronik transfer. Kemudian datanglah seorang janda miskin dan anda juga dapat mendengar suaranya saat dia membuka kantong uangnya yang sudah usang dan menjatuhkan uangnya di kotak persembahan. Krincing.” Yang bisa dia berikan hanyalah dua koin tembaga. Yesus berpaling kepada murid-muridnya dan bertanya, “Menurut kalian, siapa yang memberi lebih banyak? Gabook atau Krincing?” Jawaban logisnya adalah Gabook. Setuju saudara? Namun, Yesus berkata bahwa janda miskin itu telah memberikan lebih dari semua orang kaya itu. Karena orang-orang kaya memberikan dari sisa kelimpahan mereka tetapi janda miskin memberikan semua yang dimilikinya. Ini bukan masalah jumlah tapi ini adalah masalah hati.

 

Kita memberi dengan sukacita. Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Tuhan tidak ingin anda memberi dengan terpaksa. Dia ingin anda memberi dengan riang. Kata Yunani untuk sukacita adalah hilarios dari mana kita memiliki kata hilarious atau lucu. Intinya bukan bahwa kita harus tertawa terbahak-bahak saat kita memberi tetapi memberi harus menjadi sesuatu yang menggembirakan. Memberi harus menyenangkan. Anda seharusnya menantikan kesempatan untuk memberi. Jadi, ketika anda datang ke gereja, waktu persembahan bukanlah waktu yang canggung. Waktu persembahan bukanlah waktu di mana usher mengantar kantong persembahan di depan anda dan anda mencoba menghindari kontak mata dengan mereka, berpura-pura mereka tidak ada di sana. Oh ya, saya tahu, saya pernah melakukan itu dan saya sering melihat anda melakukan hal yang sama. Waktu persembahan seharusnya menjadi bagian dari ibadah yang kita nantikan. Kita harus menjadi tipe orang yang berkata, Luar biasa. Aku ga sabar menunggu untuk waktunya persembahan. Aku bisa memberi kepada Tuhan. Oh, betapa sukacitanya dan istimewanya untuk memiliki kesempatan untuk memberikan apa yang aku miliki untuk tujuan Tuhan dan untuk kepentingan orang lain.”

 

Kita harus memberi dengan murah hati, sengaja, sukarela, dan sukacita. Sekarang beberapa dari anda berpikir saya gila karena mengatakan semua ini. Jangan tutup telinga terlalu cepat. Biarkan saya memberi tahu anda mengapa kita harus memberi.

 

 

Mengapa kita memberi

 

Pertama, kita akan menerima dengan berlimpah. Ini adalah matematika Tuhan. Jadi, anda punya pilihan apakah anda ingin menerima lebih sedikit atau menerima lebih banyak. Semakin banyak anda memberi, semakin banyak yang akan anda terima. Dan biarkan saya membuatnya sangat jelas. Adalah keinginan Tuhan untuk memberkati anda dengan lebih. Tuhan suka memberi lebih banyak kepada mereka yang memberi lebih banyak. Tuhan adalah Tuhan yang berlimpah. Apakah saya boleh mengatakan itu? Apakah saya terdengar seperti pengkhotbah injil kemakmuran? Tidak masalah. Satu hal yang saya setuju dengan pengkhotbah kemakmuran adalah bahwa Allah suka memberi lebih banyak kepada mereka yang memberi lebih banyak. Adalah prinsip yang tidak dapat disangkal bahwa mereka yang menabur dengan berlimpah akan menuai dengan limpah. Bahkan, lebih daripada itu. 2 Korintus 9:8  Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Saya suka sekali bahasa inggrisnya. 2 Corinthians 9:8 – And God is able to make all grace abound to you, so that having all sufficiency in all things at all times, you may abound in every good work. God is able! For what? Listen to it. ALL GRACE. ALL SUFFICIENCY. ALL THINGS. ALL TIMES. Tidak ada yang lebih baik dari ini. Tuhan tidak pernah berhutang apa pun kepada siapa pun. Anda tidak bisa memberi lebih banyak daripada Tuhan. Ketika anda memberi dengan murah hati, sengaja, sukarela dan sukacita, Tuhan berjanji bahwa Ia akan merawat anda. Apa pun kebutuhan anda, fisik, emosional, dan rohani, Tuhan sanggup membuat semua kasih karunia berlimpah bagi anda sehingga anda akan memiliki semua kecukupan dalam segala hal setiap saat. Tuhan adalah Tuhan yang berlimpah. Ia mampu memenuhi semua kebutuhan anda. Tidak akan ada saat di mana kasih karunianya tidak berlimpah untuk anda. Anda akan selalu berkecukupan. Tapi bukan itu saja. Tuhan bukan hanya Tuhan yang mencukupi. Tuhan adalah Tuhan yang lebih dari cukup. Janji Tuhan bukanlah anda akan menuai cukup tetapi anda akan menuai dengan limpah. Tuhan akan memberi anda lebih dari cukup.

Namun, tidak berhenti sampai disitu saja. Kalau tidak, saya telah berhasil menjadi pengkhotbah Injil kemakmuran dan anda harus mulai berpikir pindah gereja. Dengarkan ini. Kalimatnya belum selesai. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Dengarkan saya umat Kristus. Tuhan memberi anda lebih dari cukup bukan agar anda memiliki lebih tetapi agar anda bisa memberi lebih. Tujuan kelimpahan adalah agar anda dapat berlimpah dalam berbagai pekerjaan baik; bukan untuk memperkaya diri sendiri. Piper mengatakan seperti ini, “Tuhan memberi cukup bagi kita, berlimpah bagi orang lain.” Di sinilah kesalahan fatal para pengkhotbah kemakmuran. Berkat Tuhan tidak dimaksudkan untuk kita; Berkat Tuhan dimaksudkan untuk tujuan Tuhan dan kepentingan orang lain.

 

Kedua, kita adalah pengelola pemberian Tuhan. 2 Korintus 9:9-10  Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; Kita perlu memahami bahwa tidak ada yang namanya kepemilikan pribadi di hadapan Tuhan. Semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Tuhan adalah sosok yang memberikannya kepada kita. Di sini Paulus memberikan kita gambaran roti. Anda mungkin berkata, Aku yang membuat roti ini.” Dan Paulus menjawab, “Ya, tetapi bagaimana kamu mendapatkan roti?” “Ini dari gandum.” “Okay, tapi dari mana kamu mendapatkan gandum?” “Dari benih.” “Oke, tapi dari mana kamu mendapatkan benih itu?” Apakah anda melihat itu? Point Paulus sederhana. Tuhan adalah sosok yang menyediakan benih bagi penabur. Itu adalah pemberian Tuhan. Semua yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan. Tidak ada yang berhak kita katakan kepada Tuhan, “Ini milikku.” “Tapi aku bekerja keras untuk mendapatkan uang ini. Aku yang bekerja lembur untuk mendapatkan uang ini.” Ya, tapi siapa yang memberi anda otak untuk berpikir? Siapa yang memberi anda bakat yang anda miliki? Siapa yang memberi anda kesempatan yang anda miliki? Bahkan, siapa yang memungkinkan anda berada di tempat anda hari ini? Pernahkah anda mempertimbangkan betapa berbedanya hidup anda jika anda dilahirkan di hutan Himalaya?

Semua yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Kita bukan pemilik. Tapi sering kali yang kita lakukan adalah kita bertingkah seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Bayangkan saya membawa Little Yo-Yo berbelanja. Kami pergi ke JB Hi-Fi dan saya membelikan dia PlayStation terbaru, PlayStation 10. Dan saya katakan padanya, Little Yo-yo, daddy membelikan kamu PlayStation ini karena kamu adalah anak daddy dan daddy mencintaimu.” Pada saat itu, saya menjadi seperti ayah terbaik di dunia untuk Little Yo-yo. Jadi, saya membiarkan Little Yo-yo membawa kotak Playstation dan memeluk kotak itu sepanjang perjalanan pulang. Saat ini, yang bisa dipikirkan Little Yo-yo adalah pulang dan bermain Super Mario Kart terbaru. Jadi, kami kembali ke rumah yang saya miliki yang saya ijinkan Little Yo-yo tinggal, mengatur PlayStation yang saya beli untuknya, menghubungkannya ke TV yang saya bayar dengan uang saya, dan saya meninggalkan dia di ruang tamu untuk bermain Mario Kart sementara saya makan KFC di dapur. Setelah saya menghabiskan KFC saya, saya kembali ke ruang tamu dan berkata, Little Yo-yo, Big Yo-yo ingin bermain juga. Bisakah daddy mendapat giliran?” Anda tahu bagaimana tanggapannya? Saya ragu dia akan berkata, “Tentu saja daddy yang sangat aku kasihi dan hormati. Ini adalah PlayStation yang daddy belikan untukku dengan uang daddy dan aku memainkannya di rumah yang daddy miliki dengan TV 50” yang daddy bayar. Sangatlah layak bagi daddy untuk bermain kapan saja daddy mau. Ini semua milik daddy.” Kecuali jika Yo-yo kecil adalah Yesus, dia tidak akan mengatakan itu. Respons yang lebih mungkin adalah, “No. It’s mine.” “Apa maksudmu itu milikmu?” “Ini punyaku daddy.” “Ya, daddy baru saja membayar $1,000 untuk membeli ini satu jam yang lalu.” “Ya, dan sekarang ini milikku.” Dan saya akan meresponi, “Apakah kamu bercanda? Daddy baru saja membayarnya dan memberikannya kepada kamu. Tidak ada satupun yang menjadi milikmu. Semua yang kamu miliki berasal dari daddy. Faktanya, kamu tidak memiliki apa-apa. Jangan sentuh PlayStation daddy. Apa? Kamu lapar? Kamu pikir KFC gratis? Pergi kerja!” Oke, mungkin itu agak kelewatan. Tapi bukankah itu yang sering kita lakukan dengan Tuhan? “Ini milikku” Dan Tuhan menggelengkan kepalanya di surga, Apakah kamu bercanda? Aku yang memberikan ini semua kepada kamu dan kamu tidak mau memberikan sebagian untukku?” Tuhan adalah pemilik dari segala yang kita miliki. Kita hanyalah pengelola pemberian Tuhan.

Namun Tuhan bukan hanya pemilik segala yang kita miliki, tetapi Tuhan juga yang melipatgandakan segala sesuatu yang kita miliki saat kita memberikan dengan murah hati. Tuhan adalah orang yang menyediakan dan memberkati pemberian kita. Kita tidak memiliki apa-apa dan Tuhan juga tidak berutang apa-apa kepada kita. Inilah pertanyaan yang saya ingin anda pertimbangkan. “Berdasarkan apa yang telah Tuhan berikan kepada anda sejauh ini, jika anda adalah Tuhan, maukah anda mempercayai anda dengan lebih banyak?” JD Greear. Umat Kristus adalah orang-orang yang mengatakan, “Segala sesuatu yang aku miliki aku berhutang kepada Allah.”

 

Ketiga, pemberian kita memuliakan Tuhan. 2 Korintus 9:11-14 – kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Apa yang kita lakukan dengan pemberian kita adalah kita menunjukan kemuliaan Tuhan dan menghasilkan ucapan syukur kepada Tuhan. Pemberian anda bukan tentang anda; itu tentang Tuhan. Jika anda pelit dengan uang anda, itu memberi tahu orang-orang di sekitar anda bahwa Tuhan anda adalah Tuhan yang pelit. Tetapi jika anda bermurah hati dengan uang anda, itu memberi tahu orang-orang di sekitar anda bahwa Tuhan adalah pemberi yang murah hati. Tuhan menerima kemuliaan melalui pemberian anda karena Tuhan adalah pemberi yang terutama. Dia adalah orang yang memberikan kepada anda semua yang anda miliki dan melipatgandakan sumber daya anda saat anda memberi. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak orang melihat Tuhan sebagai pemberi yang agung. Ini seperti Royal Wedding. Ketika Pangeran Harry menikah dengan Meghan Markle, perayaan pernikahannya begitu megah. Itu mengekspresikan kekayaan dan kebesaran keluarga kerajaan. Semakin megah perayaan itu, semakin besar kemuliaan yang diterima keluarga kerajaan. Pemberian anda menunjukkan kepada orang lain betapa anda menghargai Tuhan dan itu membawa kemuliaan dan ucapan syukur kepada Tuhan. Dan lagi, saya tidak berbicara tentang jumlah. Tuhan menerima lebih banyak kemuliaan dari seorang siswa sekolah SD yang memasukkan seluruh $20 yang dimilikinya daripada ketika Bill Gates memasukkan $1 juta cek ke dalam kotak persembahan.

 

Keempat, kita telah menerima karunia Tuhan yang tak terkatakan. 2 Korintus 9:15 – Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu! Saya suka pekataan karunia yang tak terkatakan. Beberapa terjemahan menterjemahkan ini sebagai tidak dapat diucapkan atau tidak dapat dilukiskan. Apa yang terjadi di sini dalam bahasa aslinya adalah Paulus memutuskan untuk membuat kosa kata sendiri. Anda tidak akan menemukan kata ini di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Intinya adalah, kita telah menerima pemberian dari Tuhan yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan sehingga tidak ada kata yang dapat menguraikannya. Tidak ada bahasa yang bisa memujinya dengan cukup. Dan karunia itu memiliki nama. Nama karunia itu adalah Yesus. Dengarkan apa yang dikatakan Paulus sebelumnya. Itu adalah ayat yang mengubah hidup saya. 2 Korintus 8:8-9  Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Paulus sangat jelas bahwa dia tidak ingin memberi perintah. Tetapi dia ingin anda mempertimbangkan apa yang telah Tuhan berikan kepada anda dan membuktikan bahwa kasih anda tulus. Paulus ingin anda mempertimbangkan Injil. Pikirkan tentang Injil. Dan Paulus menempatkan Injil dalam istilah ekonomi. Pikirkan tentang Yesus. Yesus sangat kaya. Yesus memiliki surga dan bumi. Dia menciptakan segalanya. Dia penuh dengan kemuliaan, keagungan dan kesempurnaan. Dia tidak membutuhkan apa pun. Dia memiliki semua kekayaan di alam semesta, namun dia menjadi miskin. Dia menjadi fana. Dia menjadi lemah. Dia meninggalkan kemuliaan dan berjalan di bumi selama 33 tahun sebagai seorang pria yang tidak memiliki apa pun. Dia ditolak oleh orang-orang kepunyaannya dan dia mati sebagai penjahat. Dia adalah sosok terkaya di alam semesta dan menjadi penjahat termiskin. Kenapa dia melakukannya? Dia melakukannya untuk anda. Dia melakukannya untuk saya. Demi kita dia menjadi miskin, sehingga dengan kemiskinannya kita bisa menjadi kaya.

Saudara, anda mungkin tidak berpikir anda kaya. Anda mungkin tidak merasa kaya. Tapi izinkan saya memberi tahu anda. Anda sangat amat kaya. Anda adalah pewaris dunia yang diciptakan. Kekayaan Bill Gate dan Warren Buffet digabungkan tidak memiliki apa-apa dibanding dengan apa yang sudah anda miliki di dalam Yesus. Di kayu salib, Yesus membeli untuk anda kekayaan yang akan bertahan selamanya. Jadi, jika anda tidak ingin untuk memberi persembahan, jangan berhenti di sana. Pertimbangkan Injil. Pikirkan tentang kasih karunia Yesus untuk anda sampai hal itu meluluhkan hati anda dan membuat anda banjir denga sukacita. Allah telah memberikan anda yang terbaik yang surga miliki. Hanyalah Injil yang dapat membuat kita menjadi pemberi yang murah hati. Hanyalah Injil yang dapat membuat kita mengorbankan banyak hal yang baik untuk kepentingan orang lain.

 

 

Berapa yang harus kita berikan

 

Beberapa dari anda mungkin bertanya, “Oke Yos, katakan saja intinya. Berapa yang harus aku berikan? 5%? Atau 7%? Atau haruskah aku memberi perpuluhan?” Saya ingin menjawab pertanyaan ini dengan contoh gereja di Makedonia. Karena menurut saya jika anda mengajukan pertanyaan ini, anda mengajukan pertanyaan yang salah. Memberi yang dimotivasi oleh keharusan tidak akan bertahan lama. Apa yang Tuhan inginkan dari anda bukanlah memberi karena rasa bersalah, tetapi hati yang murah hati. 2 Korintus 8:1-4  Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Dapatkah anda melihat apa yang terjadi di sini? Paulus mendorong gereja di Korintus untuk memberi dengan memberikan contoh gereja di Makedonia. Dan tidak seperti gereja di Korintus, gereja-gereja Makedonia sangat miskin. Mereka hidup dalam kemiskinan. Namun ketika kesempatan untuk memberi datang, mereka memohon kepada Paulus agar mereka dapat ikut memberi. Apakah tidak salah? Dalam kemiskinan mereka, mereka memohon agar mereka dapat mengambil bagian dalam memberikan uang untuk gereja di Yerusalem. Dan tidak hanya itu, mereka melakukannya dengan sukacita yang meluap. Ini tidak masuk akal secara logis. Kemiskinan yang sangat ditambah berbagai kesengsaraan sama dengan sukacita yang meluap dan kaya dalam kemurahan. Apa yang terjadi? Kasih karunia Tuhan. Gereja-gereja di Makedonia mengalami anugerah Allah. Itulah apa yang terjadi. Kasih karunia Tuhan mengubah hati mereka dari mencari kesejahteraan mereka sendiri menjadi mencari tujuan Allah dan kepentingan orang lain.

Jadi, berapa yang harus kita berikan? Haruskah kita memberikan perpuluhan kepada gereja? Biarkan saya jawab seperti ini. Tidak, anda tidak harus memberikan perpuluhan ke gereja. Persepuluhan adalah tradisi Perjanjian Lama yang Allah tetapkan untuk mendukung kebutuhan para imam dan bait suci di jaman itu. Saya pribadi tidak berpikir perpuluhan masih berlaku bagi kita hari ini. Jika perpuluhan masih berlaku, Paulus pasti sudah menyebutkannya dalam dua pasal ini. Tetapi Paulus tidak ingin memberikan perintah untuk kita memberi. Paulus mencari hati yang murah hati yang telah diubah oleh Injil. Jadi berapa yang harus kita berikan? Biarkan saya memberi anda pertanyaan yang lebih baik. Dalam terang apa yang telah Yesus lakukan untuk anda, dalam terang mengetahui bahwa semua yang anda miliki diberikan oleh Tuhan, berapa banyak yang menurut anda harus anda berikan? Saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini untuk anda. Hati saudara yang harus menjawab pertanyaan ini. Tapi inilah yang saya tahu. Yesus membayar semuanya, aku berhutang segalanya kepada Yesus. Jika itu benar, kita tidak memberikan perpuluhan kepada Tuhan. Kita memberikan jauh lebih banyak. Persepuluhan bukanlah akhir dari memberi tetapi itu adalah awal dari hati yang murah hati. Bagi umat Kristus, persepuluhan adalah titik awal dari memberi.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.