Hukum yang terutama

Matius 22:34-40 – Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” 

Ulangan 6:4-25 – Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Maka apabila Tuhan, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu — kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami — dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, sebab Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka Tuhan, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.

Janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa. Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan Tuhan.

Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allah kita? Maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi Tuhan membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. Tuhan membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita. Tuhan, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan Tuhan, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan Tuhan, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita.

 

Ada multitasker di tempat ini? Saya melihat beberapa wanita mengangkat tangan mereka dengan tinggi dan bangga. Itu bagus. Tapi bagi para pria, jika anda mengangkat tangan anda, ijinkan saya memberitahu anda dengan penuh kasih – “Berhenti bermimpi.” Saya membaca sebuah artikel beberapa waktu yang lalu yang mengatakan bahwa otak kita sewaktu multitasking tidak sebagus yang kita pikirkan.” Yang sebenarnya terjadi ketika kita melakukan dua kegiatan sekaligus sebenarnya kita tidak melakukan keduanya pada saat yang bersamaan. Jadi ketika kita melakukan dua hal pada waktu yang bersamaan, otak kita terus beralih bolak-balik dari satu tugas ke yang lain. Dan hal ini mengambil waktu, mengambil tenaga dan mengambil sel-sel otak. Jadi yang sering terjadi, mereka yang multitasks mungkin akan mengambil waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas-tugas, atau mereka kompromi terhadap kualitas pekerjaan yang mereka hasilkan. Namun ada pengecualian. Penelitian menunjukkan bahwa ada sekitar 2% dari populasi dunia yang berbakat dengan karunia super multitasker. Dan untuk alasan yang tidak diketahui, 2% ini sebagian besar terdiri dari wanita. Jadi kaum pria, berhenti bermimpi.

2 dari 100. Itu tidak banyak. Tapi untuk beberapa alasan, banyak dari kita berhasil menipu diri kita dengan berpikir bahwa kita adalah salah satu dari 2%. Mungkin bukan anda, tapi saya salah satunya. Selama bertahun-tahun, saya pikir saya adalah seorang ahli di multitasking. Saya dulu selalu multitask dalam segala hal. Saya bisa bermain gitar dan bernyanyi pada saat yang bersamaan. Saya bisa makan dan menonton drama Korea pada saat yang sama. Dan keahlian multitask nomor satu saya, saya dapat teks dan nyetir bersamaan. Saya pikir saya pasti termasuk di group 2%.

Namun, beberapa tahun terakhir menunjukan saya sebaliknya. Mami saya, seperti kebanyakan wanita di ruangan ini, suka berbicara. Saya tidak tahu orang yang bisa berbicara seperti mami saya. Dia tidak pernah kehabisan hal untuk dibicarakan. Jika anda tidak percaya, datang saja ke KG dan mendengarkan doa nya pada akhir kebaktian. Dia bisa berdoa hampir tentang segala hal. Ada satu waktu dia berdoa non-stop selama lebih dari 45 menit sementara semua orang hanya berdiri diam dan mendengarkan. Jadi bayangkan ini. Jika saya mulai berkhotbah pada saat yang bersamaan dengan mami saya mulai berdoa malam itu, pada saat saya selesai khotbah saya, dia masih berdoa. Sungguh menakjubkan. Dia tidak pernah kehabisan hal untuk dibicarakan dengan Tuhan.

Jika semua yang mami saya butuhkan hanyalah untuk berbicara non-stop dengan Tuhan, saya tidak ada masalah sama sekali. Tapi, sejak cece saya menikah dan keluar dari rumah, saya menemukan sisi lain dari mami saya yang saya tidak tahu sebelumnya. Ternyata tidak cukup bagi Mami untuk berbicara kepada Tuhan saja. Dia akan sering datang ke kamar saya pada waktu malam untuk ngobrol. Dan hal ini kurang baik untuk saya. Sekarang bagi anda yang tidak tahu, saya hobi membaca. Dan malam hari adalah waktu membaca saya. Saya menyukai waktu membaca saya sebelum tidur. Jadi akan ada malam di mana mami datang ke kamar saya dan bertanya, “Yos lagi apa? dan saya menjawab “Saya lagi baca” terjemahan – “Aku sibuk. Jangan ganggu aku.” Dan seperti semua mami di tempat ini, dia mengabaikan jawaban saya, berbaring di tempat tidur saya dan mulai berbicara. Pada awalnya saya pikir itu hanya akan menjadi pembicaraan singkat. Jadi saya mendengarkan mami selama 5 menit … 10 menit … 15 menit … Saya mulai bertanya-tanya berapa lama ini akan berlangsung … dan setelah lebih dari satu jam … mami masih terus ngomong.

Disini bagian yang menarik bagi saya. Ketika mami saya akhirnya keluar dan saya bisa lanjut membaca dengan tenang, saya menemukan bahwa saya tidak ingat sama sekali apa yang saya baca saat mami sedang berbicara. Benar-benar tidak ingat. Saya yakin saya membaca tapi saya tidak ingat apa yang saya baca. Dan saya melihat berapa banyak kemajuan yang saya capai dalam pembacaan saya sambil mendengarkan mami. Dua halaman. Hanya dua halaman dalam satu jam terakhir atau lebih. Dan saya sama sekali tidak bisa mengingat isi dari 2 halaman itu. Dari malam itu dan seterusnya, saya berhenti percaya bahwa saya seorang multitasker yang baik. Sekarang jika mami datang ke kamar saya untuk ngomong, saya menutup buku saya dan hanya mendengarkan dia. Saya masih melakukan trik kamar mandi kalau sudah kelamaan. Anda mungkin boleh mencobanya lain kali mami anda datang ke kamar anda untuk ngobrol.

 

Saya tidak tau apakah anda menyadari atau tidak, tetapi orang-orang Yahudi memiliki total 613 hukum. Kenapa 613? Karena ada 613 huruf Yahudi yang tertulis di Decalogue atau apa yang kita kenal sebagai Sepuluh Perintah Allah. Saya tidak tahu mengapa mereka melakukan itu tapi saya kira hal seperti ini tidak asing untuk mereka. Sekarang coba anda berpikir tentang hal ini. 613 hukum. Ini sangat banyak! Saya yakin banyak dari anda bahkan tidak dapat mengingat 10 perintah Allah. Jadi tidak salah untuk mengatakan bahwa orang-orang Yahudi harus multitask sepanjang waktu. Dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, mereka harus mengingat semua 613 hukum. Dan orang-orang Farisi adalah ahli hukum di jaman Yesus. Mereka mengkomitmenkan hidup mereka untuk mempelajari hukum dan menerapkan 613 hukum-hukum itu dalam kehidupan setiap hari. Tidak heran banyak dari mereka tidak menikmati hidup.

Dalam Matius pasal 22, kita menemukan percakapan antara Yesus dan para ahli hukum. Dalam bagian yang kita baca, salah satu dari orang-orang Farisi, seorang pengacara, bertanya sebuah pertanyaan untuk mencobai Yesus. “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Sekarang, perhatikan pertanyaan pengacara ini. Dia tidak bertanya kepada Yesus hukum mana yang penting dan hukum mana yang dapat diabaikan. Itu bukan esensi dari pertanyaan ini. Orang-orang Farisi mencintai hukum dan mereka tidak akan mengurangi satu hukumpun. Jadi esensi dari pertanyaan ini adalah “Satu hukum mana yang menjadi detak jantung dari setiap hukum-hukum lainnya?”

Perhatikan bahwa pertanyaan ini ditanyakan bukan dalam ketulusan tetapi ini adalah sebuah jebakan. Salah satu alasan utama orang-orang Farisi membenci Yesus adalah karena Yesus tampaknya sering melanggar hukum yang mereka junjung tinggi. Contoh: Orang-orang Farisi sangat menghargai kesucian hari Sabat. Dan itu tidak salah. Adalah bagian dari 10 perintah Allah untuk menjaga hari Sabat kudus. Jadi mereka membuat hukum-hukum lainnya untuk melindungi kekudusan Sabat. Ketika Yesus muncul, ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Orang-orang Farisi tidak bisa menerimanya. Contoh lainnya adalah Yesus sering bergaul dengan orang-orang berdosa dan mereka yang dinilai najis. Orang-orang Farisi tidak akan pergi dekat mereka karena hal itu akan mengotorkan mereka dan membuat mereka najis. Jadi ketika mereka bertanya kepada Yesus hukum manakah yang terutama, ini adalah sebuah tes dan jebakan. Orang Yahudi, bahkan sampai hari ini, mencintai Musa. Jadi apa yang pengacara ini coba lakukan adalah ia mencoba untuk mengadu Yesus dengan Musa. Mereka mengharapkan Yesus mengatakan satu perintah utama yang bertentangan dengan Musa. Jika Yesus melakukan itu, maka orang-orang Yahudi akan berhenti untuk mendengarkan Yesus. Karena orang-orang Yahudi melihat Musa sebagai penyelamat mereka.

Tetapi Yesus, sangat amat brilian. Orang-orang Farisi tidak belajar dari kesalahan mereka. Hanya beberapa ayat sebelumnya mereka mencoba menjebak Yesus dengan pertanyaan pajak. “Haruskah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Dan Yesus memberikan jawaban yang membuat mereka terdiam. Kemudian orang-orang Saduki datang dengan pertanyaan mereka tentang pernikahan dan kebangkitan dan sekali lagi, Yesus membuat mereka terdiam. Dan ia akan melakukan hal yang sama dengan pertanyaan ini. Jadi, ketika pengacara mencoba untuk mengadu Yesus dengan Musa, inilah yang Yesus lakukan. Anda siap? Ini sangat brilian. Dia mengutip Musa.

Jawaban Yesus kepada pengacara ini akan menunjukan kepada kita betapa berat hukum Allah dan juga harapan yang Yesus berikan. Satu kepastian, tidak satupun dari kita dapat mematuhi 613 hukum. Setiap kita tidak bisa multitasking. Itu sebabnya ada harapan dalam kenyataan bahwa Yesus mengungkapkan kepada kita dua perintah yang adalah detak jantung dari setiap perintah-perintah lainnya. Tidak mungkin bagi kita untuk menaruh di pikiran kita 613 hukum tetapi 2 perintah tampaknya lebih memungkinkan. Saya akan mendorong lebih jauh. Kedua perintah ini adalah dua sisi dari koin yang sama. Anda tidak bisa memisahkan mereka. Untuk memiliki satu adalah untuk memiliki yang lain. Tidak mungkin untuk melakukan salah satu dari perintah ini dan tidak melakukan yang lain. Dengan kata lain, anda tidak perlu multitask dalam mentaati perintah Allah. Bukankah ini kabar baik? Yang anda butuhkan hanyalah satu fokus. Ini adalah kabar baik bagi orang-orang yang seperti saya yang tidak bisa multitask. Saya tidak bisa melakukan 613 tapi saya mungkin bisa melakukan satu fokus. Mungkin.

Tapi ada sesuatu yang lebih. Dengarkan apa yang dikatakan Yesus tentang dua perintah ini. Matius 22:40 – “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Jadi menurut Yesus, semua hukum dan para nabi, atau dengan kata lain, seluruh Alkitab, begantung pada kedua hukum ini. Kedua perintah inilah yang menjadikan mereka satu. Jadi apakah dua perintah ini?

Matius 22:37-39 – Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 

 

 

Bagi banyak dari kita, ini bukan sesuatu yang baru. Kita telah mendengar tentang ini sebelumnya. Ini adalah salah satu pepatah yang paling umum di gereja. Tapi saya berpikir tidak banyak dari kita berpikir cukup dalam apa implikasi dari mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi. Apa artinya untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiran? Bahkan, jika anda membaca kitab Markus, Markus menambahkan satu klausul lain. Kekuatan. Jadi kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, jiwa, pikiran dan kekuatan. Tapi apa artinya? Apa implikasinya dalam kehidupan sehari-hari?

Beberapa komentari yang saya baca di bagian ini mencoba untuk memecahkan perintah ini menjadi beberapa bagian. Mereka mencoba untuk menjelaskan apa artinya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, apa artinya mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa dan seterusnya. Saya tidak berpikir ada sesuatu yang salah dengan itu, tapi saya rasa itu bukanlah tujuan utama Yesus. Saya tidak berpikir Yesus sedang mencoba untuk memisahkan kasih kita kepada Tuhan menjadi bagian-bagian yang berbeda tetapi ia sedang mencoba untuk memberitahu kita untuk mengasihinya dengan semua yang kita miliki. Itu sebabnya dia terus mengulangi kata SEGENAP. SEGENAP hatimu, SEGENAP jiwamu, SEGENAP akal budimu. Tuhan ingin SEGENAP anda untuk mengasihinya. Dia tidak ingin 99,9999%; Dia ingin 100% dari anda mencintainya. Meminjam kata-kata John Legend, Tuhan ingin respons anda terhadap dia menjadi “all of me loves all of you.” Ini adalah detak jantung dari setiap hukum dalam Alkitab. Saya hampir menamai khotbah ini “All of me loves all of you” dan menggunakan lirik lagu ini sebagai bagian dari khotbah saya tapi saya stuck pada baris berikutnya “loves your curves and all your edges.” Saya tidak tahu bagaimana menafsirkan ini secara Alkitabiah jadi saya berubah pikiran.

Jadi inilah perintah yang terutama. Dia ingin seluruh bagian dari anda untuk mengasihi seluruh bagian dari Dia. Seluruhnya dan apapun yang bukan keseluruhan tidak akan cukup. Dia ingin anda mencintainya lebih dari pacar anda. Dia ingin anda mencintainya lebih dari keluarga anda. Dia ingin anda mencintainya lebih dari studi anda. Dia ingin anda mencintainya lebih dari karir anda. Dia ingin anda mencintainya lebih dari mimpi anda. Dia ingin anda mencintainya lebih dari anda mencintai diri anda sendiri. Dia ingin anda mencintainya lebih dari hidup. Ini adalah perintah yang terutama dan terbesar.

Tetapi pertanyaannya masih belum terjawab. Bagaimana mengasihi Tuhan dengan segenap kita terlihat dalam kehidupan kita? Di sinilah penting bagi kita untuk kembali ke bagian asli dari mana Yesus mengutip Musa. Yesus sebenarnya mengutip dari khotbah Musa yang paling popular yang orang-orang Yahudi sebut dengan ‘Shema.’ Coba katakan bersama saya ‘Shema.’ Hati-hati jangan menambahkan intonasi sewaktu menyebut Shema. Musa bukan orang Cina. Orang-orang Yahudi menanggapi Shema dengan sangat serius. Mereka membacanya sebelum setiap ibadah, mereka menggantungnya di pintu mereka dan di setiap rumah tangga, mereka akan membacakan Shema setiap pagi dan sore. Arti dari kata ‘Shema’ adalah ‘dengar’, yang diambil dari kata pertama dalam deklarasi Musa – “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang apa artinya mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap kita dari khotbah Musa.

 

 

Kita harus percaya dia adalah siapa yang dia katakan.

Musa memulai khotbahnya dengan deklarasi besar bahwa “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa.” Apa yang Musa katakan adalah bahwa hanya ada satu Allah yang benar. Mungkin banyak dari kita berpikir, “Bukankah semua orang tahu tentang ini?” Tapi tidak begitu. Di jaman Musa, keyakinan yang dominan adalah bahwa ada banyak tuhan. Mesir memiliki tuhan mereka sendiri; Kanaan memiliki tuhan mereka sendiri; orang Het memiliki tuhan mereka sendiri. Negara yang berbeda memiliki tuhan yang berbeda. Jadi setiap tuhan memiliki wilayah mereka sendiri. Dan di atas itu, setiap individu memiliki tuhan mereka sendiri tergantung pada kebutuhan mereka. Ada tuhan untuk kesuburan; ada tuhan untuk kesehatan; ada tuhan lain untuk kekayaan dan sebagainya. Jadi kepercayaan yang populer adalah bahwa ada banyak tuhan yang anda dapat pilih tergantung pada tempat tinggal dan kebutuhan anda. Tetapi Tuhan dalam Alkitab tidak mengijinkan hal itu. Dia mengatakan bahwa hanya ada satu Allah yang benar. Setiap tuhan lain bukanlah Tuhan. Itu sebabnya Musa kemudian berkata bahwa “Engkau harus takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu.” (V.13-14.)

Apakah kita percaya dia adalah siapa yang dia katakan? Sekarang, mari kita jujur. Ada banyak perkataan keras dalam Alkitab. Seperti apa yang dikatakan berikutnya di ayat 15, “sebab Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu.Allah adalah Allah yang cemburu. Apakah kita percaya hal ini? Bagaimana dengan yang satu ini. Dalam bagian ini kita belajar bahwa hanya ada satu Allah yang benar. Tapi di bagian lain kita juga belajar bahwa ada 3 pribadi dalam satu Tuhan. Mereka adalah tiga tetapi satu. Apa yang kita lakukan dengan pewahyuan tentang Allah yang seperti ini? Saya berpikir kita tidak punya pilihan. Kita harus percaya dia adalah siapa yang dia katakan. Bukankah itu cara bagaimana setiap hubungan bekerja?

Ilustrasi: Katakanlah misalnya saya bertemu seorang gadis dan saya jatuh cinta pada pandangan pertama. By the way, saya tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama. Ini hanya ilustrasi. Saya jatuh cinta dan saya ingin mengenal dia. Saya berjalan ke dia dan mulai berbicara dengan dia. Dan sewaktu kami ngobrol, dia mulai menceritakan tentang dirinya kepada saya. Dia memberitahu saya bahwa namanya adalah Sally dan dia setengah Cina dan setengah Indonesia. Makanan favoritnya adalah sayuran dan hobinya adalah menulis puisi. Dan kemudian saya menjawab, “Sally, aku jatuh cinta dengan kamu pada pandangan pertama dan aku benar-benar ingin mengenal kamu. Tapi aku punya beberapa masalah. Pertama-tama, aku kurang suka nama Sally. Aku selalu ingin punya pacar dengan nama Sabrina. Jadi mulai sekarang nama kamu berubah menjadi Sabrina. Aku juga tidak menyukai kenyataan bahwa kamu setengah Cina dan setengah Indo. Cina terlalu pelit dan Indo … baik mereka Indo. Tapi aku suka cewe Korea. Jadi mulai sekarang kamu jadi Korean. Aku tidak punya masalah dengan sayuran tapi aku punya masalah dengan hobi kamu. Jika kamu terus menulis puisi, kamu akan menjadi sangat melankolis dan emosional. Aku kurang suka hal itu. Aku ingin kamu menjadi lebih berpetualang. Jadi mulai sekarang kamu harus mengubah hobimu menjadi mendaki gunung.” Apa yang anda pikir akan terjadi pada saya?

Ketika kita mengenal seseorang, tidak peduli siapa dia, kita tidak bisa memilih identitas mereka. Kita harus menerima mereka untuk siapa yang mereka katakan. Setiap hubungan pribadi membutuhkan orang lain untuk bisa mengkritik anda. Jika itu bagaimana cara kita menjalin hubungan dengan satu sama lain, apa yang membuat kita berpikir bahwa kita dapat melakukannya secara berbeda dengan Tuhan? Anda tidak bisa memilih karakteristik Allah yang anda inginkan dan yang anda tidak suka. Anda harus mengenal dia sebagaimana ia mengungkapkan dirinya. Yang berarti, akan ada banyak hal tentang Tuhan yang akan menyinggung anda. Mengapa? Karena dia bukan anda; dia adalah Tuhan. Jika Tuhan anda tidak pernah menyinggung anda maka dia bukanlah Allah yang hidup yang benar. Kemungkinan besar dia adalah gambaran Tuhan yang anda ciptakan sendiri. Allah dalam Alkitab akan sering menyinggung anda.

“Hanya jika Tuhan anda bisa mengatakan hal-hal yang membuat anda marah dan membuat anda struggle baru anda tahu bahwa anda mengenal Allah yang nyata dan bukan bagian dari imajinasi anda.” – Timothy Keller.

Kapan terakhir kali Allah menyinggung anda?

 

 

Hal kedua tentang mengasihi Allah dengan segenap kita adalah mengasihi sedemikian rupa sehingga hati dan kepala anda sinkron satu sama dengan yang lain.

Mari saya jelaskan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, salah satu hal yang saya suka lakukan adalah membaca. Saya suka membaca manga yang bagus – One piece, Naruto, Dragon Ball dll. Sewaktu saya masih muda, saya membaca semua serial cantik cece saya, seri mini-chan dan semua hal-hal lainnya yang saya malu untuk akui. Tapi hari ini, saya suka membaca Alkitab dan buku-buku teologi. Saya bisa menghabiskan berjam-jam pada hari bebas saya hanya untuk duduk dan membaca. Saya terutama tertarik pada tokoh-tokoh besar sepanjang sejarah keKristenan.

Ijinkan saya berbicara untuk diri saya sendiri karena saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak dengan anda. Saya rasa iya. Tapi karena saya senang mempelajari Alkitab, sangat mudah bagi saya untuk terjebak dalam permainan intelektual. Saya bisa merasa begitu baik tentang hubungan saya dengan Tuhan karena apa yang saya ketahui di kepala saya. Jadi ketika saya mendengar pengkotbah yang saya suka, saya akan katakan di pikiran saya, “hmmm ia berkhotbah dari buku John Piper Desiring God’ chapter 7,” dan saya akan mengatakanAMIN.” Dan kemudian ketika saya mendengar pengkhotbah lain yang saya kurang suka berkotbah, saya berkata di pikiran saya, “Bro itu kotbahnya salah semua. Poin2nya ga cocok dan bertentangan. Perlu sekolah lagi kayaknya dia.Ada yang pernah mengalami? Maksud saya begini. Jika saya tidak hati-hati, Alkitab dapat hanya menjadi pengetahuan yang luar biasa di kepala saya, tapi itu tidak menggerakan hati saya. Dan ijinkan saya mengaku kepada anda – Ini adalah perjuangan terus-menerus untuk saya. Saya sering menemukan bahwa kepala saya dan hati saya tidak sinkron dengan satu dengan yang lain. Ada jarak yang besar antara kepala dan hati saya. Dan untuk mengasihi Allah dengan segenap saya berarti jarak itu perlu diperkecil dan akhirnya tertutup.

Pengetahuan yang banyak bukan berarti hati yang dirubahkan. Apakah itu berarti kita tidak perlu mempelajari Alkitab? Tentu saja tidak. Pengetahuan sangatlah penting. Itu sebabnya Yesus berkata kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi kita. Bagi banyak dari kita yang dibesarkan di gereja Karismatik, ini adalah kelemahan fatal kita. Kita menyamakan mengasihi Tuhan dengan perasaan. Kita menilai apakah Allah berbicara atau tidak kepada kita melalui khotbah dengan apa yang kita rasakan di akhir kotbah. Jika kita merasa buruk atau jika kita menangis, kita berpikir Tuhan menyentuh kita. Tetapi jika saya bertanya kepada anda bagaimana Tuhan mengubah anda melalui Firman-Nya, anda akan berkata, “Tadi pendetanya menceritakan tentang bagaimana kucing kesayangannya baru saja meninggal dan ceritanya sangat menyedihkan. Dan itu mengingatkan saya kepada kucing saya yang baru saja meninggal beberapa bulan yang lalu. Namun pendeta juga mengatakan bahwa jika kita percaya pada Yesus, maka kita akan melihat kucing kita lagi di Surga. Saya merasa sangat senang. Ini memberikan saya harapan. Saya merasa seperti Tuhan mengatakan kepada saya bahwa Kitty ada bersama dengan dia di surga dan saya tidak perlu khawatir. Jika saya percaya kepada Yesus, saya akan bertemu dengan Kitty lagi.” WHAT? Di mana ditulis di dalam Alkitab bahwa kucing masuk surga? Anjing mungkin tapi tidak kucing. Jadi anda ingin percaya pada Yesus sehingga anda dapat melihat kucing anda lagi di Surga? Serius? Saya tahu saya sedang exaggerate tapi sesuatu seperti ini sering terjadi. Banyak orang hatinya tersentuh dengan cerita atau pernyataan dari pendeta yang tidak ada hubungannya dengan pribadi Yesus dan keindahannya. Inilah yang terjadi ketika pikiran kita tidak dipenuhi dengan firman Allah. Anda perlu mengetahui Alkitab anda dan anda perlu mempelajari Alkitab anda.

Tapi mengetahui saja tidak cukup. Musa mengatakan bahwa perintah Allah harus berada di hati kita, bukan hanya dalam pikiran kita. Kita dipanggil untuk takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan melibatkan lebih dari sekedar akal budi. Bagi anda yang didorong secara intelektual seperti saya, kita perlu memahami bahwa pengetahuan yang besar tidak sama dengan hati yang diubahkan. Contoh paling jelas dalam Alkitab adalah orang-orang Farisi. Mereka mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk mempelajari Firman Tuhan. Namun ketika Firman yang adalah Allah menjadi manusia dan berjalan di antara mereka, mereka tidak mengenalinya.

Jadi, saya akan bertanya dua pertanyaan.
Bagi anda yang didorong oleh perasaan, kapan terakhir kali anda benar-benar membaca dan mempelajari Alkitab untuk diri sendiri dan belajar hal-hal baru tentang siapa Tuhan?
Bagi anda yang didorong oleh intelekt, kapan terakhir kali Firman Allah menghancurkan hati anda dan membawa anda ke lutut dan menangis di hadapannya?

Kita membutuhkan kedua hati dan kepala kita untuk sinkron. Karena ketika hati dan kepala kita sinkron, hal itu akan menyebabkan kehidupan yang berubah. Tidak mungkin bagi anda untuk mengasihi Allah dengan segenap anda dan tidak mengalami perubahan dalam hidup anda. Dan kehidupan yang diubahkan akan mengekspresikan dirinya dalam kasih anda untuk orang lain. Anda akan ingin berbicara dengan orang tentang Tuhan. Anda akan ingin mengajar jalan-Nya kepada yang lain. Kasih anda kepada Tuhan akan mendorong kasih anda untuk mengasihi orang lain dan itu akan membuat tidak mungkin bagi anda untuk tidak peduli kepada orang miskin, janda, anak yatim, dan teman serumah anda yang anda kurang suka. Kehidupan publik anda akan menjadi ekspresi kehidupan pribadi anda.

 

 

Ekspresi ketiga mengasihi Allah dengan segenap kita adalah kita mempercayai Tuhan tanpa syarat.

Ini jauh lebih sulit dari yang sebelumnya. Musa mengatakan kepada orang-orang Israel di ayat 16, “Janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu.” Apa artinya untuk mencobai Tuhan? Ada dua jenis manusia. Yang pertama adalah orang yang menganggap semua orang yang mereka kenal tidak bersalah sampai terbukti bersalah. Tipe yang kedua adalah orang yang menganggap semua orang bersalah sampai terbukti tidak bersalah. Tipe anda yang mana? Untuk mencobai adalah untuk melihat satu pihak bersalah sampai dia berhasil membuktikan dirinya.

Aku akan mengikuti kamu selama …”
Aku akan mengikuti kamu jika …”

Dengan menaruh kondisi, kita mencobai Allah. Kita menempatkan apa yang kita inginkan sebelum Allah. Apa yang kita inginkan mungkin adalah hal yang baik. Tetapi jika hal itu menjadi syarat bagi kita untuk mengikuti Tuhan, kita sedang mencobai dia. Kita tidak mencintainya dengan segenap hati, jiwa dan pikiran. Kita menaruh kondisi akan kasih kita untuk dia.

Agar adil, hampir semua dari kita mulai mengikuti Yesus dengan cara ini. Ada kebutuhan yang tidak bisa kita isi dan Yesus datang dan memenuhi kebutuhan itu. Tidak ada yang salah dengan itu. Kita semua memulai hubungan kita dengan Allah dalam hubungan yang berbasis konsumen. Tapi dalam perjalanan, hubungan berdasarkan konsumen perlu berubah menjadi hubungan berdasarkan kepercayaan. Selama kita masi mempunyai kondisi dalam perjalanan kita dengan Tuhan, kita belum mengasihinya dengan segenap kita.

Ilustrasi: Ada seorang gadis di tahun 1930-an yang memberi hidupnya kepada Kristus. Dan sepanjang masa SMA-nya, Allah menaruh ke dalam hatinya untuk menjadi misionaris ke Asia. Dia kemudian mulai mempersiapkan hidupnya untuk hal ini. Sementara semua teman-teman remaja dia menghabiskan waktu berpesta, dia mendedikasikan waktunya untuk berdoa dan mempelajari Alkitab. Ketika ia lulus dari SMA, dia pergi ke sekolah Alkitab dan mengejar keinginannya untuk menjadi seorang misionaris. Dia pergi dan berkonsultasi dengan lembaga misionaris dan menemukan bahwa agar dia dapat menjadi misionaris di asia, dia membutuhkan dua hal. Satu, dia harus pergi dan menyelesaikan sekolah misionaris setelah ia lulus dari sekolah Alkitab, dan kedua, dia harus menikah. Jadi dia berdoa. “Tuhan, aku akan membuat semua persiapan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk belajar di sekolah Alkitab dan sewaktu aku sudah lulus, aku akan pergi ke sekolah misionaris dan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya Tapi aku hanya perlu satu hal dari Engkau seorang suami.” Jadi dia melanjutkan hidupnya dan melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri untuk menjadi misionaris ke Asia. Tapi entah mengapa, pria itu tidak datang. Dia lulus dari sekolah Alkitab tanpa suami atau pacar. Lalu ia menghadiri sekolah misionaris selama 3 tahun dan masih tetap tidak ada. Bahkan prospek pacar saja tidak ada. Jadi malam sebelum dia lulus dari sekolah misionaris, dia sangat marah kepada Tuhan. Setelah bertahun-tahun ia mendedikasikan hidupnya untuk melakukan yang terbaik dalam persiapan untuk menjadi misionaris ke Asia, bagaimana mungkin Tuhan tidak memberinya satu-satunya hal yang dia butuhkan dari Tuhan? Dia benar-benar marah. Tetapi pada malam yang sama, tiba tiba dia sadar bahwa selama ini, dia tidak pernah benar-benar percaya kepada Tuhan tanpa syarat. Dia mempercayai Allah dengan kondisi. Dia belum belajar apa artinya untuk mempercayai Tuhan tanpa syarat. Dia masih mengendalikan hidupnya dan dia hanya menggunakan Tuhan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Ini sama dengan anda dan saya. Banyak kali kasih kita kepada Allah datang dengan kondisi. Dan kondisi itu mungkinlah hal yang baik. Tapi apa yang terjadi ketika Tuhan berkata tidak kepada kondisi itu? Pada saat itu, kita harus mampu untuk percaya padanya tanpa syarat. Dalam hubungan kasih di mana anda sepenuhnya mengasihi seseorang, anda tidak perlu menebak motif mereka. Untuk beberapa hal tertentu, apa yang dunia katakan tentang cinta benar. “Cinta itu buta.” Ketika anda mencintai seseorang, entah bagaimana semua yang dia lakukan tampak penuh dengan kasih. Pria, mungkin pacar anda memasak telur gosong dan nasi kurang air. Tapi entah bagimana anda masi bisa menikmati makanan tersebut. Wanita, pacar anda mungkin membawa anda ke restoran yang anda tidak suka dan membelikan anda hadiah yang anda kurang suka. Tapi entah bagaimana anda bisa meyakinkan diri anda bahwa, “It’s the thought that matter.” Benar kan? Betapa jauh lebih besar ketika anda mengasihi Tuhan Allahmu, dengan segenap keberadaan anda?

 

 

Jadi bagaimana kita menerapkan mengasihi TUHAN, Allah, dengan segenap hati, jiwa dan pikiran? Ini berarti kita mempercayai dia untuk siapa dia, mengasihi dia dengan hati dan kepala yang tercerminkan dalam kehidupan yang berubah, dan untuk percaya padanya tanpa syarat. Sekarang saya berharap tidak ada satupun dari kita yang mengatakan bahwa kita sudah berhasil melakukan semua ini. Karena jika anda bisa melakukannya dengan sempurna, nama anda pasti Yesus. Tidak ada yang bisa melakukan hal ini dengan sempurna. Tidak ada. Kita akan gagal pada satu titik atau titik yang lain. Jadi apa yang kita lakukan dengan perintah ini? Ini adalah perintah yang terutama. Detak jantung dari setiap perintah-perintah lainnya. Apakah kita mengabaikannya begitu saja? Tentu tidak. Ini perintah Allah. Anda tidak bisa mengabaikan perintah Allah. Mengabaikan perintah-Nya adalah untuk tidak mencintainya. Tapi bagaimana kita bisa melakukannya? Dari mana kita menemukan kekuatan dan motivasi untuk melakukannya?

Musa memahami ketegangan ini dan itu sebabnya di akhir khotbahnya yang paling terkenal, ia memberi kita sekilas harapan. Ulangan 6:20-25 – Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan Allah kita? Maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi Tuhan membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. Tuhan membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita. Tuhan, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan Tuhan, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan Tuhan, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita.

Ini sangat menarik. Musa tidak mengatakan bahwa ketika anak-anak bertanya mengapa kita melakukan semua ini untuk Tuhan, beritahukan kepada mereka karena itu adalah kewajiban kita. Karena Allah memerintahkan kita. Kita tidak punya pilihan. Anda tidak bisa melakukan itu. Anda tidak dapat memerintah seseorang untuk mencintai seseorang. Anda tidak bisa hanya memerintahkan siapa pun untuk mengasihi TuhanAllah, dengan segenap hati, jiwa dan pikiran. Cinta tidak dapat diperintahkan. Tetapi Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi dia. Dia memerintahkan kasih yang tidak dapat di perintahkan. Jadi apa yang kita lakukan dengan perintah yang terutama ini? Perhatikan dengan jelas. Bagaimana Musa menjawab pertanyaan tentang mengapa kita harus mengasihi dan menaati Allah? Musa menjawab bukan dengan sebuah perintah tetapi dengan sebuah CERITA. Sebuah cerita tentang apa? Jadi Musa menjelaskan demikian. Jika suatu hari little Yoyo bertanya kepada saya mengapa dan bagaimana kita mentaati Shema, jawablah demikian. “Dengar little Yoyo, biarkan Papi Yoyo menceritakan sebuah kisah. Kita adalah budak yang tidak memiliki masa depan. Kita tertindas dan hidup dalam kesengsaraan. Tetapi TUHAN melepaskan kita dari Mesir. Dia mengalahkan Firaun dengan tanda-tanda dan keajaiban dan ia memimpin kita keluar dari Mesir melalui padang gurun dan masuk ke Tanah Perjanjian yang penuh dengan susu dan madu.” Apakah anda tahu cerita apa ini? Inilah cerita INJIL.

Semua dari kita adalah orang berdosa. Kita berjalan dengan cara kita sendiri dan kita membenci Tuhan. Kita diperbudak oleh dosa kita dan kita berada di jalan menuju kehancuran. Tetapi Tuhan mengasihi kita. Dengan alasan yang kita tidak mengerti, Allah melihat kita dari kekekalan dan Dia mengasihi kita. Jadi ia mengirim Anak-Nya yang tunggal Yesus untuk datang dan menyelamatkan kita. Dan supaya dia bisa menyelamatkan kita, darahnya harus dicurahkan untuk mengampuni dosa-dosa kita. Bagi orang Israel untuk berjalan keluar dari Mesir, darah anak domba Paskah harus di oleskan di setiap tiang pintu rumah. Bagi kita untuk berjalan keluar dari kegelapan menuju terang, darah Yesus perlu dioleskan di dalam kehidupan kita. Dan dengan kasihnya dia memimpin kita ke Tanah Perjanjian. Ini adalah berita Injil. Di sinilah kita menemukan kekuatan dan motivasi untuk mematuhi perintah yang terutama. Kasih Yesus bagi kita memungkinkan kita untuk mencintainya kembali.

 

 

Bagi banyak dari kita hari ini, alasan mengapa sering kali kita gagal untuk mengasihi Allah dengan sebagaimana harusnya adalah karena kita tidak memahami Injil atau mungkin kita memahaminya dengan pikiran kita tetapi belum merasakan dengan hati kita. Untuk kelompok pertama, anda mencoba untuk mengasihi Allah dengan segenap anda, tapi anda terus-menerus gagal dan anda menyerah. Itu karena anda mencoba untuk melakukannya dengan kekuatan anda sendiri. Tidak mungkin untuk mematuhi perintah terutama dengan kemampuan anda sendiri. Bagi anda, apa yang anda butuhkan adalah mendengar kabar Injil. Anda perlu memahami bahwa kasih Allah bagi anda tidak tergantung pada anda. Dia mengasihi anda karena siapa dia. Dan karena Yesus, sekarang anda berdiri di hadapannya benar dan kudus. Kasih-Nya bagi anda adalah kasih yang konstan. Tidak ada hari di mana dia mencintai anda kurang karena kegagalan anda dan tidak ada hari di mana ia mengasihi anda lebih karena keberhasilan anda. Di dalam Yesus, Allah mengasihi anda dengan sempurna. Anda tidak harus berusaha mendapatkan kasihnya. Kasihnya sudah menjadi kepunyaan anda di dalam Kristus. Anda tidak dapat menambahkan kasih Allah bagi anda. Jadi tenggelamkan diri anda dalam kasih-Nya yang sempurna. Temukan sukacita dan temukan kekuatan dalam kegembiraannya terhadap anda.

Bagi kelompok yang lain, anda mengerti Injil secara intelektual. Anda memahami semua yang saya katakan dengan pikiran anda, tetapi hati anda dingin. anda tidak dapat merasakan kasih anda kepada Tuhan. Mungkin karena anda terlalu cerdas. Anda mengerti fakta bahwa Allah mengasihi anda dengan sempurna karena Yesus dan tidak ada yang dapat anda lakukan untuk mendapatkan kasihnya. Bahkan di hari terburuk anda, ia mencintai anda. Jadi anda menyimpulkan bahwa anda tidak perlu melakukan apa-apa dan bisa hidup bebas seperti yang anda inginkan. Teman, jika itu adalah anda, ijinkan saya memberitahu anda dengan penuh kasih. Anda belum memiliki kasihnya. Titik. Ada perbedaan besar antara mengetahui tentang kasihnya untuk anda dan untuk benar-benar mengalami kasih-Nya untuk anda. Dan hanya satu dari dua option ini yang mengarah ke jalan kebahagiaan dan hidup yang kekal. Jika itu anda, saya mengencourage anda untuk mengambil beberapa waktu sendirian dengan Tuhan. Datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan akui kedinginan hati anda kepada-Nya dan minta dia untuk membuat kabar Injil meresap ke dalam hati anda.

Sebagai penutup, saya mau mengencourage anda bahwa untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi anda adalah hal terbaik yang bisa terjadi pada anda. Allah tidak memerintahkan anda untuk mencintainya karena dia membutuhkan cinta anda. Dia memerintahkan setiap kita untuk mencintainya karena dia adalah satu-satunya yang dapat memenuhi kebutuhan anda untuk dikasihi. Setiap pilihan lain akan gagal dan mengecewakan. Tapi hanya jika kita mencintai dia dengan segenap kita akan kita temukan kepenuhan dari kerinduan hati kita. Oleh karena itu, mengejar untuk mengasihi dia dengan sepenuhnya bukanlah jalan penderitaan. Mencintai Tuhan dengan sepenuhnya adalah untuk mengejar kebahagiaan di jalan kehidupan. Saya tidak mengatakan hal ini mudah. Hal ini membutuhkan kita untuk menyangkal diri dan mengatakan tidak kepada banyak hal yang memberikan kita kepuasan sementara. Tapi bukanlah suatu kebodohan untuk mengatakan tidak pada Indomie sekarang untuk menikmati Hurricane nanti. Untuk mengatakan tidak kepada dosa supaya kita bisa mengasihi Tuhan bukanlah kebodohan. Ini adalah satu-satunya jalan yang akan menjamin kebahagiaan dan kepuasan yang kekal. Dan kita akan gagal lagi dan lagi. Tapi kita tidak akan menyerah. Kita akan terus berlari. Untuk mengasihi Yesus dengan segenap hati, jiwa dan pikiran bukanlah untuk mengasihinya dan diam di tempat. Mengasihi Yesus adalah pengejaran yang terus berlanjut selama kita masi bernapas.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.