Kamu tidak akan haus lagi

Yohanes 4:1-26

 

Dalam rangka ulang tahun saya yang ke 31, mentor BIG membawa saya ke Palm Beach untuk stand up paddle boarding. Jika anda tidak tahu apa itu, itu adalah kegiatan di mana anda harus berdiri di papan di atas air dan menjalankan papan itu dengan dayung. Kelihatannya mudah tapi sebenarnya sangat sulit. Kita total ber 7. 4 cowok dan 3 cewek. Anda dapat memisahkan 7 orang ini menjadi dua kelompok yang berbeda. Dan kelompok ini memiliki anggota yang sama. Yang berani dan yang takut air. Yang cepat untuk berdiri tapi sering jatuh dan yang mengambil waktu mereka untuk berdiri tapi hampir tidak pernah jatuh ketika mereka berhasil berdiri. Yang jalan cepat tapi jatuh dan lambat tapi stabil. Basah dan kering. Atau dengan mudah, kelompok pria dan wanita. Kesimpulan yang saya pelajari dari stand up paddle boarding adalah bahwa kegiatan ini adalah kegiatan untuk pasangan yang sudah menikah. Karena pria, kalau anda sudah menikah, anda tidak perlu khawatir lagi untuk kelihatan mengagumkan di depan pasangan anda, seperti satu satunya pria yang sudah menikah dari antara kami berempat, yang namanya saya tidak akan sebutkan untuk menjaga harga diri dia, yang terus jatuh dengan senang setiap beberapa menit. Jadi bagi pria jomblo, jangan pergi stand up paddle boarding pada kencan pertama anda. Anda tidak akan membuat dia terkesan. Anda sudah diperingatkan. Tunggu nanti saja kalau sudah menikah dan sudah ada no refund or exchange policy. Tapi itu bukan titik cerita. Mari kita lanjutkan.

Setelah selesai paddle boarding, kami makan siang di Boat House, dan kemudian lanjut mendaki ke Barrenjoey Lighthouse. Ini bukan pendakian yang sulit tetapi butuh waktu sekitar 40 menit untuk sampai ke puncak. Jadi bolak-balik, ditambah waktu yang kami habiskan di atas, itu mencapai sekitar 2 jam. Sekali lagi, ini bukan pendakian yang sulit sama sekali, meskipun salah satu dari kami mengatakan ini adalah pendakian terberat dalam hidup dia, tapi apa yang membuat sulit adalah terik matahari. Sewaktu kami paddle boarding, cuacanya lumayan berawan dan gerimis. Tapi sewaktu kami mendaki ke atas, cuacanya sangat panas. Itu adalah minggu pertama Januari. Musim panas. Dan selama dua jam itu, saya tidak membawa air minum. Saya sangat haus.

Ketika kami kembali turun, kami semua kehausan dan membutuhkan minuman dingin untuk memuaskan dahaga kami. Dan pada saat itu, hanya ada satu minuman yang dapat saya pikirkan. COKE. COKE dingin akan terasa begitu nikmat untuk memuaskan dahaga saya dalam cuaca panas ini. Jadi saya, Josh dan Hartadi pergi naik mobil ke toko terdekat yang menjual minuman. Saya bertanya kepada mereka minuman apa yang mereka inginkan. Dan mereka menjawab sama seperti saya – COKE. Jadi saya membeli tiga kaleng coke dan membawanya kembali ke mobil. Sekarang adalah bagian di mana anda harus menggunakan sedikit imajinasi anda dan menempatkan diri anda di dalam posisi kami untuk menghargai apa yang terjadi berikutnya. Kami telah terkena panas terik matahari selama 2 jam, dan mendaki naik dan turun Barrenjoey Lighthouse dengan tidak memiliki air untuk minum. Kami keringetan, bau dan haus. Dan sekarang setiap kami memiliki kaleng dingin Coke di tangan kami. Dapatkah anda bayangkan kegembiraan dan semangat yang kami miliki untuk membuka kaleng coke ini dan meneguknya ke dalam tubuh kami? Jadi kami meminumnya. Dan saya akan memberitahu anda, kami bertiga sepakat bahwa ini adalah coke ternikmat yang pernah kami minum! Tapi ini yang aneh. Tegukan pertama begitu sensasional. Tegukan kedua itu okay lah ya. Dan tegukan ketiga, itu rasanya biasa saja. Dan tidak hanya itu, tidak lama kemudian saya menjadi haus lagi. Karena meskipun tegukan pertama begitu nikmat, satu fakta yang kita ketahui benar tentang coke adalah bahwa coke tidak memuaskan dahaga anda untuk waktu lama. Coke memuaskan rasa haus anda sejenak tetapi tidak lama kemudian anda menjadi haus lagi. Dan ini adalah gambaran yang tepat tentang apa yang terjadi dalam jiwa kita.

Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki kehausan jiwa. Dan ini adalah masalah nomor umat manusia. Jika saya bertanya kepada anda, apa masalah yang nomor satu dengan umat manusia, beberapa dari anda mungkin mengatakan, rasisme, atau perang atau agama atau korupsi. Ya semua hal-hal itu buruk tetapi mereka bukanlah masalah utama dengan kita. Mereka hanyalah buah dari permasalahan kita tapi bukan akar. Apa akar dari semua masalah kita? Apa akar dari setiap perang, rasisme dan korupsi? Apa akar dari suami meninggalkan istrinya untuk wanita lain? Apa akar dari istri berselingkuh dengan pria lain? Apa akar dari saudara saling membenci karena uang? Apa akar kemarahan yang anda rasakan ketika bos anda mengabaikan anda untuk promosi yang anda pantas dapatkan? Apa akar dari orang tua mencoba untuk mengontrol masa depan anak-anak? Apa akar dari anak-anak memberontak kepada orang tua mereka? Apa akar kecemasan anda? Apa akar ketakutan anda? Apa akar dari kekosongan yang anda rasakan di dalam hati? Bolehkah saya memberitahu anda jawabannya? Anda haus. Jiwa anda haus. Itulah akar setiap masalah. Jiwa anda haus dan menjerit meminta minum yang dapat memuaskan kehausan itu. Tapi anda tidak menemukan kepuasan itu. Ini bagaimana Yeremia menjelaskannya.

Yeremia 2:12-13 – Tertegunlah atas hal itu, hai langit, mengigil dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman Tuhan. Mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.

Jadi ini adalah diagnosis Allah tentang kondisi manusia. Pertama, kita mengatakan tidak kepada sumber air kehidupan. Ini adalah air yang dapat memuaskan dahaga kita. Ini adalah air yang jika kita meminumnya, kita tidak akan haus lagi. Ini adalah air yang berbeda dengan air-air lain. Tapi kita menolak air ini. Kita mengatakan kita tidak membutuhkan air ini. Jadi pertama, kita meninggalkan sumber air hidup. Kedua, kita mencoba untuk menggali kolam untuk diri kita sendiri. Kita mencoba untuk menemukan air kita sendiri. Tapi semua itu adalah kolam yang bocor yang tidak dapat menahan air. Itulah sebabnya kita haus. Kita menolak satu-satunya sumber air yang hidup dan kolam yang kita gali untuk menggantikannya bocor dan tidak dapat menahan air. Tidak heran jika jiwa kita haus. Kita sama seperti wanita Samaria dalam kisah di Yohanes 4. Kita haus tapi kita tidak menyadari bahwa kita haus. Sampai Yesus datang dan mengungkapkan kepada kita bahwa kita haus. Tapi dia tidak berhenti di situ. Ia juga menawarkan kita air hidup yang mampu memuaskan dahaga jiwa kita. Kisah Yesus dan perempuan Samaria bukan hanya sesuatu yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Ini adalah cerita saya. Ini adalah cerita anda. Ini adalah cerita kita.

 

Cerita ini dimulai dengan Yesus meninggalkan Yudea untuk menuju ke Galilea. Namun dalam ayat 4, dikatakan bahwa Yesus “harus melintasi daerah Samaria.” Ada banyak cara lain untuk pergi ke Galilea. Yesus tidak harus melalui Samaria. Bahkan, itulah yang dilakukan oleh semua orang Yahudi lain. Mereka memilih jalan yang berputar untuk ke Galilea dari Yudea karena mereka menganggap orang Samaria sebagai najis.

Orang-orang Yahudi dan orang Samaria tidak menyukai satu sama lain. Yahudi adalah darah Israel murni sedangkan orang Samaria memilik darah campuran dari pernikahan antara orang Yahudi dan orang Kafir. Tetapi Yesus harus melalui Samaria. Ini berarti bahwa Dia memiliki sesuatu yang sangat spesifik yang ingin Dia capai di Samaria. Yesus memiliki pertemuah ilahi yang Dia sudah tentukan untuk terjadi di Samaria.

Alkitab mengatakan bahwa Yesus sangat letih dan berhenti di sumur Yakub di sebuah kota yang bernama Sikhar. Yesus tidak hanya harus melintasi daerah Samaria, Dia bahkan berhenti di sisi kota yang salah. Para murid pasti sangat gugup tentang hal ini – “bagaimana jika orang-orang Yahudi lain melihat apa yang mereka lakukan?” Bayangkan jika anda melihat pendeta yang anda kenal di daerah distrik merah di Sabtu malam. Apa yang ada di pikiran anda? Anda akan gugup pasti!

Kemudian seorang wanita Samaria datang untuk menimba air pada siang hari. Bukanlah sesuatu yang wajar bagi seorang wanita untuk menimba air pada siang hari. Matahari di Timur Tengah sangatlah panas pada siang hari dan menimba air bukanlah hal yang mudah. Pada umumnya, wanita akan menimba air di jam pertama, yang adalah jam 6 pagi, bukan jam 12 siang. Wanita ini pasti memiliki alasan khusus untuk menimba air pada siang hari. Kemudian Yesus melakukan sesuatu yang tidak terduga – Dia berbicara dengan perempuan Samaria! Sudah cukup buruk bahwa Yesus harus melalui Samaria dan berhenti di sisi kota yang salah. Tapi sekarang Dia bahkan melangkah lebih jauh – Dia berbicara dengan seorang wanita, dan bukan hanya wanita biasa. Dari semua wanita yang Dia dapat ajak bicara bicara, Dia memilih wanita yang tidak murni, sesat dan haram. Lanjut coba bayangkan, tidak hanya anda melihat pendeta yang anda kenal di daerah pelacuran, tapi ia sedang bercakap-cakap dengan wanita seksi dengan pakaian yang sangat terbuka dan ketat. Apa yang datang ke pikiran anda? Saya yakin tidak ada yang berpikir, “Wow, aku kagum pada pendeta ini. Dia penginjilan sendirian di daerah pelacuran.” Tetapi Yesus tahu persis kepada siapa dia sedang bicara.

Yesus kemudian meminta minum dari perempuan ini. Wanita ini bingung terhadap tindakan Yesus. Hal ini tidak normal. Yahudi dan Samaria tidak saling membantu satu sama lain. “Yesus, apakah kamu tahu kepada siapa kamu meminta minum?” Yesus sedang mengejar hubungan yang tidak dapat diterima.

 

Yohanes 4:10 – Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Yesus berkata bila saja kita tahu kepada siapa kita sedang berbicara. Kenyataannya adalah kebanyakan orang tidak benar-benar tahu siapa Dia. Karena jika kita tahu, kita tidak akan hanya meminta kepada-Nya berkat, tetapi air hidup, air yang dapat memuaskan kehausan jiwa kita. Dia dapat memberikan kepada kita bukan hanya kebutuhan fisik kita tetapi juga kebutuhan kita yang terdalam – kepuasan jiwa.

Yohanes 4:11-13 – Kata perempuan itu kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi.

Saya ingin berhenti di sini untuk beberapa saat dan berbicara dengan anda tentang Yakub. Supaya jelas, kisah Yakub tidak relevan dengan pertemuan antara Yesus dan perempuan Samaria. Kisah Yakub tidak mengubah pemahaman kita tentang kisah Yesus dan wanita Samaria. Tapi kisah Yakub memberikan kita sebuah contoh yang tepat untuk mengerti perkataan Yesus kepada wanita ini. Wanita ini bertanya, “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?” Dan Yesus menjawab, Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi.Terjemahan- “Ya Aku lebih besar dari Yakub karena Aku sanggup memberikan air yang Yakub tidak bisa berikan.”

Yakub adalah seorang yang haus. Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk minum dari air yang gagal untuk memuaskan dirinya. Saya akan memberitahu anda sedikit tentang Yakub. Yakub adalah anak Ishak dan Ribka, anak Abraham dan Sarah. Jadi dia adalah cucu dari Abraham. Dan kita tahu bahwa Allah berjanji kepada Abraham bahwa dari keturunannya, semua kaum di muka bumi akan diberkati. Dan tidak hanya itu, jika kita membaca kitab Kejadian secara keseluruhan, kita tahu bahwa Allah akan menyelamatkan dunia melalui keturunan Abraham. Dari Abraham, akan datang Mesias yang akan menyelamatkan dunia. Dengan kata lain, Allah mengatakan bahwa “Dalam setiap generasi akan ada benih mesianik, karena suatu saat, dari keluargamu akan datang satu orang, satu sosok, salah satu dari keturunanmu, salah satu dari benihmu, yang akan menjadi Mesias dan yang akan mengakhiri dosa dan kematian di seluruh dunia.”(Keller). Oleh karena itu, dalam setiap generasi, akan ada satu anak, satu laki-laki, ssatu pemimpin keluarga, yang membawa benih Mesianik. Dia akan menerima berkat kusus atau apa yang kita kenal dengan sebutan berkat anak sulung. Kita tahu bahwa Abraham memiliki dua anak, Ismail dan Ishak. Tapi Ishak adalah anak perjanjian dan bukan Ismail. Ini tidak sulit bagi kita untuk menerimanya karena Ishak adalah anak dari istri Abraham yang sah, Sarah. Tapi di sini letak masalahnya. Ishak dan Ribka melahirkan anak kembar, Esau dan Yakub. Siapa yang akan membawa berkat kusus ini diantara mereka?

Secara logika, bayi yang keluar terlebih dahulu. Esau keluar pertama. Tapi kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Seolah-olah Yakub mengerti betapa pentingnya untuk menjadi yang keluar pertama, Yakub keluar dengan memegang tumit Esau. Yakub adalah seorang yang haus. Bahkan dalam kelahirannya, ia berusaha untuk mengejar kepuasan. Yakub berpikir berkat kusus ini akan memuaskan rasa haus. Jadi dia menipu Esau dari berkatnya. Ketika waktu datang bagi Ishak untuk memberikan berkat-Nya, Yakub berpura-pura menjadi Esau dan mencuri berkat Esau dan kemudian ia lari bersembunyi dari Esau. Daripada memberikan kepuasan yang ia inginkan, berkat ini justru membuat Yakub terpisah dari keluarganya.

Kemudian Yakub bertemu Rahel dan ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Laban menawarkan Yakub untuk bekerja bagi dia dan sebagai imbalannya, Yakub meminta Rahel. Teks Ibrani mengatakan, secara harfiah, bahwa Rahel memiliki sosok yang indah, dan dia sangat cantik. Orang berkata bahwa cantik itu relative. Tapi kalau Alkitab menyebut seseorang sangat cantik, wanita itu pasti sangat amat mempesona. Yakub menawarkan upah kerja tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel, yang merupakan harga yang sangat besar untuk seorang pengantin. “tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.” (Kej 29:20). Betapa dalam anda harus mencintai seseorang untuk membuat tujuh tahun terasa seperti beberapa hari? Yakub sudah bukan jatuh cinta lagi. Yakub sudah jungkir balik salto-salto cinta kepada Rahel. Yakub haus dan ia mencoba untuk memuaskan rasa haus dengan cinta. Ketika waktunya sudah tiba, Yakub sudah siap untuk bercinta dengan Rahel. “Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia.” (ayat 21). Anda tahu perbedaan kawin dengan nikah? Bayangkan mengatakan kepada calon ayah mertua anda, “Saya tidak sabar untuk berhubungan seks dengan putrimu. Berikan dia padaku sekarang!” Yakub penuh dengan hasrat seksual terhadap Rahel. Dia mencoba untuk memuaskan kehausan jiwanya dengan cinta Rahel.

Dan apa yang terjadi selanjutnya sangat membingungkan. Jadi mereka mengadakan pesta pernikahan dan setelah perayaan, Yakub berhubungan seks dengan istrinya. Setelah tujuh tahun kerja keras, Yakub akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Atau setidaknya dia berpikir begitu. Sampai keesokan harinya ketika ia bangun dan membuka matanya, ia mengalami serangan jantung. Saya suka sekali cara Alkitab menuliskannya. “Dan di pagi hari tampaklah itu Lea! (behold, it was Leah” (Ayat 25). Maksud saya, Alkitab dengan santai dan tenangnya mengatakan kepada kita, “behold, it was Leah.” Tapi coba bisa anda bayangkan apa yang Yakub rasakan saat dia membuka mata di pagi hari dan melihat Leah di tempat tidurnya? “Ada sesuatu yang salah. Aku seharusnya menikah dengan Rahel bukan Lea. Aku ingin Rahel, bukan Leah.Jadi dia pergi ke Laban dan menuntut Laban untuk memberinya Rahel. Jadi Yakub setuju untuk bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Dia berpikir apa yang dia butuhkan adalah Rahel. Dia pikir Rahel akan memuaskan rasa haus. Tapi kenyataanya adalah kita tahu bahwa obsesi Yakub dengan Rahel akan membuat permasalahan yang besar di dalam rumah tangga Yakub.

Kemudian Yakub mencoba untuk mengisi rasa haus dengan kekayaan. Ia menjadi sangat kaya tapi dalam satu saat, untuk menyelamatkan hidupnya dan keluarganya, ia kehilangan semuanya atas Esau. Dan kemudian Yakub mencoba untuk memuaskan dahaganya dengan mencintai anak sulung Rahel, Yusuf. Dan kita semua tahu bagaimana kelanjutan cerita ini bukan? Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain dan menciptakan kecemburuan di antara saudara-saudaranya, yang akhirnya menyebabkan Yusuf dijual sebagai budak. Anda dapat melihat apa yang terjadi? Tidak peduli apa yang anda minum untuk memuaskan dahaga anda, air itu tidak akan memuaskan anda. Segala sesuatu yang kita buat untuk diri kita sendiri hanyalah kolam bocor yang tidak dapat menampung air. Yakub berpikir dia mendapatkan apa yang diinginkannya, hanya untuk bangun di samping Leah. Semua dari kita memiliki saat di mana kita mengira kita naik ranjang bersama Rahel hanya untuk bangun dengan Lea. Apapun yang kita minum untuk memuaskan dahaga kita hanya akan membuat kita haus lagi.

 

Ini adalah poin yang Yesus katakan. Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi.Sumur Yakub tidak akan memuaskan anda. Tapi puji syukur, Yesus tidak selesai di situ. Yohanes 4:13-14 – Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”

Jadi untuk menjawab pertanyaan wanita Samaria itu, “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?” Yesus berkata, “Oh ya! Aku jauh lebih besar daripada Yakub. Yakub haus dan air yang ia tawarkan kepadamu hanya akan membuat kamu haus lagi. Tapi tidak dengan airku. Air aku berbeda. Airku adalah kekal dan jika kamu meminumnya, kamu tidak akan pernah haus lagi. Bukan karena sekali minum sudah cukup. Tetapi karena satu kali minum akan menciptakan di dalam kamu mata air di mana kamu memiliki persediaan air tanpa batas setiap saat kamu membutuhkannya.”

Wanita Samaria, tertarik dengan tawaran Yesus, meminta air hidup kepada Yesus tetapi untuk alasan yang salah – sehingga dia tidak harus datang ke sumur untuk menimba air. Dia melihat Yesus sebagai cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dan bukan sebagai jawaban untuk semua keinginannya. Tapi kemudian Yesus memutar balikan meja ketika Dia menunjukkan kepada wanita itu kebutuhannya yang paling dalam. Yesus mengungkapkan fakta bahwa ia memiliki 5 suami dan saat ini tinggal dengan pacarnya. Yesus menyentuh langsung pada alasan mengapa dia ingin menghindari datang ke sumur untuk menimba air. Itu karena dia merasa tidak aman dan malu terhadap wanita lain di sekelilingnya.

 

Di titik ini, cerita ini tiba-tiba sepertinya berbelok dengan tajam. Ketika Yesus mengungkapkan rasa haus wanita ini, wanita ini mengubah subjek pembicaraan ke topik penyembahan. “Tuhan, saya bisa melihat sekarang bahwa Engkau adalah seorang nabi. Saya punya pertanyaan, di mana kita harus menyembah? Haruskah kita menyembah di gunung ini atau di Yerusalem?” Membaca cerita ini dalam tingkat permukaan, tampaknya sepertinya wanita ini mencoba untuk mengubah topik pembicaraan. Dia merasa tidak nyaman dengan Yesus mengungkapkan rasa haus yang dia miliki dan dia ingin berbicara tentang sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih kontroversial. Dan sangatlah mungkin bahwa ini adalah apa yang wanita ini coba untuk lakukan. Namun Yesus dengan begitu cemerlangnya menggunakan pertanyaan acak wanita ini untuk memberikan jawaban atas kehausan wanita Samaria. Karena jawaban kehausannya adalah penyembahan.

Mari saya jelaskan. Apa itu penyembahan? Kata penyembahan berasal dari kata Yunani, proskuneo, yang berarti untuk mencium, seperti anjing menjilati tangan tuannya. Secara harfiah, ini berarti untuk memberi nilai dan menaruh harga paling tinggi terhadap sesuatu atau seseorang. Dan dengarkan saya, apa pun yang anda nilai paling berharga dalam hidup adalah apa yang anda minum untuk memuaskan dahaga anda. Dan apa pun yang anda nilai paling berharga dalam hidup, adalah apa yang anda sembah. Oleh karena itu, apa yang anda minum untuk memuaskan kehausan jiwa anda adalah apa yang anda sembah. Itulah sebabnya jawaban atas kehausan wanita ini terletak pada siapa atau apa yang dia sembah. Untuk meminum air hidup yang ditawarkan Yesus, dia perlu menyembah Bapa. Inilah yang Yesus katakan. Yohanes 4:23-24 – “Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Jadi untuk menggabungkan perkataan Yesus bersama-sama dengan Yeremia, Yesus mengatakan, “Wanita, kamu haus. Kamu meninggalkan Tuhan, sumber air yang hidup, dan kamu menggali bagi dirimu sendiri kolam air yang bocor yang tidak dapat menampung air. Kamu mencoba segala cara untuk memuaskan dahagamu. Kamu mengejar itu dari banyak pria. Tapi itu tidak bisa memuaskanmu karena kolam itu bocor. Kamu perlu untuk kembali ke sumber air yang hidup. Kamu perlu minum dari Tuhan. Dia adalah air hidup. Dia adalah satu-satunya yang dapat memuaskan dahagamu. Aku datang untuk membawa kamu kembali ke sumber mata air yang hidup yang mungkin supaya kamu bisa minum dari padanya. Jadi minumlah air hidup. Sembahlah air hidup.” Bisakah anda melihat bagaimana Yesus membawa ini semua menjadi satu? Jawaban untuk kehausan wanita ini adalah untuk kembali ke sumber air yang hidup dan minum dari padanya. Jawaban untuk dahaganya adalah dia harus minum air hidup dengan cara menyembah Bapa.

 

Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana cara kita menyembah Bapa? Dalam roh dan kebenaran. Dan ini adalah bagian yang tidak enak. Apa artinya menyembah di dalam roh dan kebenaran? Mari kita bicara tentang kebenaran terlebih dahulu. Apa artinya menyembah Bapa dalam kebenaran? Ini berarti untuk menyembah dia untuk siapa dia sebenarnya. Dan ini hal yang sangat menakutkan. Ini adalah apa yang wanita Samaria alami. Alasan Yesus mengungkapkan rasa haus, dan mengekspos kegagalan nya dengan pria, Yesus bukan sedang memamerkan ke maha-tahuaan-Nya. Kebenaran Yesus akan mengekspos rahasia terdalam anda. Dan ketika itu terjadi, ini sangat menyakitkan. Wanita Samaria harus menghadapi mimpi terburuknya. Inilah yang terjadi ketika kita melihat kekudusan Allah. Tidak ada yang namanya dosa rahasia di hadapan Tuhan. Dia tahu. Ia melihat. Dia menunjukan. Dan dia melakukan itu bukan karena dia kejam. Tuhan bukanlah divine-bully yang suka menggertak orang dengan dosa-dosa mereka. Yesus mengungkapkan rasa haus, ia menunjukan mimpi terburuk wanita ini, untuk memberitahu satu hal – “Kamu haus!” Adalah kebaikan Allah untuk mengungkapkan rasa haus wanita ini sehingga dia dapat minum dari air yang Yesus tawarkan. Air hidup tidak berarti bagi anda sampai anda tahu bahwa anda haus.

Jadi di satu sisi, kebenaran Allah menyakitkan. Namun pada saat yang sama, kebenaran ini juga menghibur. Apakah anda tahu apa yang Yesus lakukan untuk berada di tempat itu? Pertama, Yohanes menulis bahwa Yesus harus melalui Samaria. Apakah Yesus benar-benar harus pergi melalui Samaria? Bangsa Yahudi lainnya tidak. Tapi Yesus berbeda. Mengapa Yesus harus melalui Samaria? Karena Yesus memiliki tujuan yang ia harus capai di Samaria. Dan tidak hanya itu. Yesus sengaja berhenti di sisi kota yang salah dan mengirim murid-muridnya pergi agar dia berada sendirian. Dan kemudian dia menghancurkan  tembok sosial. Seorang Rabbi Yahudi berbicara dengan seorang wanita. Hal ini tidak bisa diterima secara sosial. Dan yang membuat hal ini lebih buruk, wanita ini adalah seorang Samaria dan penzinah. Yesus tidak melakukan semua ini secara kebetulan. Seluruh aliran cerita menunjukkan bahwa perempuan Samaria inilah alasan mengapa Yesus harus melalui Samaria. Yesus melakukan semua yang memungkinkan untuk bertemu dengan wanita ini. Mengapa? Supaya Yesus bisa mengungkapkan rasa haus dan dosa dia? Tentu. Tapi juga untuk menunjukan kepada dia dan kita, Yesus akan melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk menawarkan kita apa yang kita butuhkan – air hidup. Yesus dalam kasih karunia-Nya mengejar wanita Samaria yang berdosa. Dan dengan cara yang sama, dia mengejar kita. Apakah anda dapat melihat kebenaran ini? Dapatkah anda melihat bagaimana kebenaran Allah menyakitkan dan menghibur anda?

 

Tidaklah cukup bagi kita untuk menyembah dalam kebenaran tetapi kita juga perlu menyembah dalam roh. Dan ini yang membuat kita berbeda dari orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi di jaman Yesus mengerti tentang kebenaran. Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka mempelajari kebenaran. Mereka tahu bahwa Mesias akan datang dan mereka sedang menunggu kedatangan-Nya. Namun ketika Mesias, benih yang dijanjikan datang dalam daging dan berjalan di antara mereka, mereka tidak melihatnya. Mereka buta terhadap keindahan dan keagungan-Nya. Itulah sebabnya kita perlu menyembah dalam roh. Untuk menyembah dalam roh, pertama-tama, berarti bahwa kita perlu Roh Allah untuk memasuki kehidupan kita dan membangkitkan roh kita dari kematian. Kita perlu Roh Allah untuk datang dalam diri kita dan membuka mata kita untuk melihat. Tanpa Roh Allah, kebenaran Allah hanya akan menjadi pengetahuan intelektual yang dingin. Tetapi ketika anda menyembah dalam roh dan kebenaran, Allah bukan lagi hanya merupakan subjek yang menarik untuk anda pelajari, tapi dia menjadi sosok yang sangat indah, mengagumkan, memuaskan, yang menawan hati anda. Ketika anda melihat dan mengenal Tuhan untuk siapa dia, anda tidak bisa untuk tidak menyembah Dia. Dia menjadi nilai terutama dalam hidup anda. Dan inilah apa artinya untuk menyembah Bapa. Memberinya nilai tertinggi dalam hidup. Dan ketika anda melihat dia sebagai nilai terutama dalam hidup, segala sesuatu tentang anda berubah!

Mari saya beri ilustrasi. Bilanglah suatu hari papi saya memberi saya sebuah jam. Merek jam ini mulai dengan huruf R, berakhir dengan X, dan OLE di antaranya. Rupanya papi saya mewarisi jam ini dari papinya, dan papi papi saya dari papinya. Dan jam ini sekarang menjadi milik saya. Jam tangan ini okay namun terlihat sangat tua. Sudah tidak fashion. Jadi saya tidak pernah memakainya dan saya simpan di dalam lemari. Lalu suatu hari, Ps. Achien datang ke rumah saya, dan dia buka setiap lemari di rumah saya untuk memastikan saya tidak memiliki sesuatu yang aneh yang tersembunyi. Dia melihat jam tangan itu dan menjadi gila. Dia mulai berteriak dan menjerit seperti orang gila dan dia bergegas ke saya dan bertanya, “Apakah kamu tahu apa ini?” Untuk mata saya, itu hanya sebuah jam tua biasa yang sudah tidak fashion. Tapi untuk Ps. Achien, karena dia adalah seseorang yang menyukai jam tangan, jam tangan ini memegang nilai yang sangat besar.

Dia kemudian mulai memberi tahu saya nilai jam tangan ini. Jam yang saya warisi bukanlah Rolex biasa-biasa saja. Ini adalah jam tangan Rolex yang pertama kali dibuat dan memiliki nomor seri 1. Dan saat ini saya masih tidak mengerti. Dia kemudian berlanjut dan mengatakan bahwa jam tangan ini bernilai setidaknya beberapa juta dolar. Sekarang saya yang jadi gila. Apa yang anda pikir terjadi pada saya selanjutnya? Satu hal yang pasti, seluruh sikap saya terhadap jam ini berubah. Apa yang menurut saya adalah jam tua yang sudah tidak jaman sebelumnya, tiba-tiba menjadi sangat berharga. Saya mulai mengagumi jam tangan ini. Ps Achien menjelaskan kepada saya tentang gerakan jam ini, saya mengangguk berpura-pura mengerti meskipun saya mengerti sama sekali apa yang dia katakan. Tapi sekarang saya ingin tahu lebih banyak tentang jam tangan ini. Saya mulai memiliki minat atas jam tangan ini. Tidak hanya itu, saya mulai berpikir tentang apa artinya untuk memiliki jam tangan ini. Saya mulai berpikir bahwa hidup saya benar-benar berbeda sekarang. Jam tangan ini benar-benar mengubah hidup saya. Saya bisa melakukan begitu banyak hal yang saya tidak bisa lakukan sebelumnya.

Dan kemudian, sikap saya terhadap jam ini berubah total. Ketika Ps. Achien pulang, saya tidak melemparnya kembali ke lemari dan melanjutkan hidup saya seakan-akan tidak ada apa-apa yang terjadi. Tidak mungkin. Saya akan menaruh jam ini di tempat di mana saya bisa melihatnya. Bahkan, saya yakin malam itu saya akan tidur dengan jam itu di samping bantal saya. Lalu saya akan berinvestasi untuk membeli safety deposit box dengan teknologi eye-scanner terbaru. Kemudian Ps Achien menelfon saya dan memberitahu saya untuk membawa jam tangan saya ke perusahaan Rolex di Swiss dan meminta mereka untuk membersihkan dan memperbaiki jam tangan saya. Ini akan membuat nilai jam ini berlipat kali ganda. Tapi dia memperingatkan saya bahwa ini tidak murah dan biayanya untuk memperbaikinya saja mungkin bisa beberapa ribu dollar. Menurut anda, apa respon saya? “Waduh …mahal banget ya ko. Saya tidak yakin jika saya ingin menghabiskan uang segitu banyak hanya untuk memperbaiki jam tangan ini.” Ini gila! Anda tahu bagaimana saya akan merespon? “Apa? Beberapa ribu dolar hanya untuk memperbaikinya? Jangan kaya orang susah deh. Aku akan terbang besok. Tiket first-class! Bahkan, koko mau ikut? Aku bayarin duit ticket first-class dan semua biaya perjalanan.” Apakah anda lihat apa yang terjadi? Seluruh sikap saya terhadap jam tangan ini berubah. Beberapa ribu dolar tidak berarti apa-apa dibanding dengan nilai sebenarnya dari jam tangan ini.

 

Saudara, inilah penyembahan. Penyembahan adalah untuk menaruh nilai tertinggi terhadap sesuatu atau seseorang. Dan apa yang anda sembah akan menentukan siapa anda. Sikap kehidupan anda ditentukan oleh apa yang anda sembah. Apa yang anda minum untuk memuaskan dahaga jiwa anda adalah apa yang anda sembah. Dan jika anda menyembah hal yang salah, jika anda minum air yang salah, anda akan haus lagi. Tapi inilah alasan mengapa Yesus datang kepada wanita Samaria. Sama seperti Ps. Achien yang datang dan menunjukkan nilai sebenarnya dari jam tangan yang mengubah seluruh hidup saya, Yesus datang dan menunjukkan wanita ini dan kita semua, keindahan yang tak terbatas dan nilai sesungguhnya dari air hidup, yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Yohanes 4:25-26 – Jawab perempuan itu kepadanya, “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila ia datang, ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya, “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Yesus mengatakan kepada wanita itu,” Akulah yang kamu butuhkan. Akulah air hidup yang akhirnya akan memuaskan dahagamu. Akulah orang yang kamu cari-cari. Akulah jawaban untuk semua pertanyaamu. Akulah kepuasan yang tertinggi yang kamu inginkan dan harapkan. Akulah pengampunan untuk rasa malumu. Akulah harapan untuk masa depanmu. Akulah yang kamu harus sembah. Akulah kebenaran yang akan membebaskanmu. Akulah kasih yang akan menghapus semua ketakutanmu. Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.”

Namun, tidak cukup bagi Yesus untuk mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya yang kita harus sembah. Sama seperti tidak cukup untuk Ps Achien hanya untuk memberitahu saya bahwa jam saya berharga. Dia perlu menunjukkan bahwa jam ini berharga supaya saya mengerti. Dengan cara yang sama, Yesus perlu untuk menunjukkan kepada kita, mendemonstrasikan kepada kita, kenapa dia yang kita harus sembah, mengapa dia satu-satunya air hidup yang dapat memuaskan dahaga kita. Yohanes 4:23 – “Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.Jangan lewatkan ini. Ini sangat penting. Bagaimana kita bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran? Yohanes mengunakan sebuah ungkapan yang sangat spesifik di alkitab Bahasa Inggris – ‘the hour.’ Jawabannya adalah – ‘the hour.’ Ungkapan ‘the hour’ memiliki arti yang sangat spesifik di dalam Injil Yohanes. Setiap kali Yohanes menggunakan kata ‘the hour’ dia selalu menunjuk pada kematian Yesus di kayu salib. Salib Kristus adalah alasan kita dapat menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.

Di kayu salib, sebelum Yesus berkata “Sudah selesai,” dia berkata, “Aku haus.” Haus disini lebih dari sekedar haus fisik. Dalam kitab Nahum, murka Allah digambarkan sebagai kehausan yang tidak bisa dipuaskan. Yeremia jelas mengatakan kepada kita bahwa masalah kita adalah bahwa kita meningalkan sumber air yang hidup dan menggali untuk diri kita sendiri kolam bocor yang tidak dapat menahan air. Jadi itu sebabnya di kayu salib, Yesus berkata, “Aku haus.” Karena di kayu salib, ia mengambil hukuman milik kita. Dia disalibkan sebagai pengganti kita. Mengapa? Sehingga ia dapat memberi kita air yang kita butuhkan. Yesus haus sehingga kita tidak akan pernah haus lagi. Di salib Yesus, anda melihat keindahan Tuhan yang menabjubkan. Salib memberitahu kita bahwa kita begitu jahat sampai anak Allah yang begitu sempurna, mulia, dan berharga harus mati bagi dosa kita. Tapi salib juga memberitahu bahwa kita sangat amat dikasihi sampai Yesus rela mati bagi kita. Dapatkah anda melihatnya? Dapatkah anda melihat keindahan salib? Dapatkah anda melihat keindahan Allah yang tak terbatas? Kita adalah wanita Samaria dalam cerita. Apakah anda haus? Apakah anda minum dari kolam yang bocor yang tidak dapat menampung air? Ada undangan bagi kita semua hari ini. “Datang dan minum. Air tersedia gratis. Ini adalah karunia Allah. Yesus sudah membayar lunas. Minum air hidup yang Yesus tawarkan kita. Minum dan sembah dia.”

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.