Kasih mula-mula bukan perasaan mula-mula

Dulu sering sekali saya mengalami kejadian, ketika saya down sedang banyak masalah atau ada sesuatu yang membuat hidup ini jadi berat, semangat sepertinya semakin menurun, pelayanan dibarengi dengan wajah yang kurang memuaskan dimata beberapa orang, maka saya di-JUDGE kehilangan KASIH MULA-MULA. Bahkan ada yang menghakimi dengan menggunakan ayat Wahyu 2:4-5 bahwa jika tidak bertobat, maka Tuhan akan menghukum saya. Jadi saya harus bertobat lalu kembali kepada kasih mula-mula, semangat mula-mula ketika kita pertama kali mencintai Tuhan, melayani di gereja dll.

Entah darimana asal mula doktrin dan pemikiran seperti itu tetapi  banyak sekali orang yang ikut-ikutan berpikir seperti itu.

Setelah saya membaca berulang-ulang ayat tsb sangat jauh artinya dari hal-hal diatas.  

Wahyu 2:1-7 > Efesus, jemaat yang dipuji dan ditegur.

Ayat 1Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Kita melihat sebentar sejarah kota Efesus:

  • Efesus adalah kota yang mempunyai pelabuhan yang sangat besar bahkan salah satu yang terbesar saat itu,
  • Efesus adalah titik temu dari 3 jalur perdagangan besar dan
  • salah satu pusat niaga terpenting pada jaman kekaisaran Romawi.
  • Para pedagang besar Asia yang ingin berdagang ke Eropa akan melalui jalur ini dahulu.
  • Bisa dibayangkan perputaran uang, gemerlap dunia entertaint dan gaya hidup orang-orangnya.

Efesus juga menjadi pusat penyembahan dewi Arthemis dan masih banyak kuil-kuil lainnya sebagai pusat penyembahan kepada dewa-dewa dan kepada kaisar yang pada waktu itu dipercaya sebagai titisan dewa.

  • Jika kita melihat ke dalam kuil-kuil dewi Arthemis, maka kita akan lihat praktek penyembahan dengan melakukan free sex atau prostitusi.
  • Para wanita yang bertugas sebagai imam di dalam kuil merangkap sebagai pelacur, yang konon katanya jika melakukan persetubuhan dengan imam-imam wanita tsb, maka orang itu sedang menyatukan diri dengan sang dewi sesembahan mereka.

Selain itu Efesus adalah kota yang memiliki suaka politik artinya banyak sekali penjahat yang lari ke Efesus untuk mendapatkan perlindungan; jika mereka berhasil sampai ke Efesus, maka mereka akan mendapatkan suaka dan bebas dari hukum sebelumnya.

Anda bisa bayangkan seperti apa kota Efesus itu, menjadi “es campur’nya Asia. Kebobrokan moral menjadi makanan sehari-hari.

Jadi betapa sulitnya jemaat Kristen untuk hidup sesuai  Firman Tuhan di bawah tekanan yang luar biasa karena pada saat itu Kekristenan merupakan kelompok kecil/minoritas yang ditekan baik dari orang-orang yang “diluar Allah” maupun dari orang-orang Yahudi sendiri.

 

Namun demikian Tuhan memuji jemaat Efesus, ada sesuatu yang benar yang dilakukan di dalam menghadapi tekanan-tekanan di kota Efesus.

Ayat 2-3:

2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul tetapi yang sebenarnya tidak demikian bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.

3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku dan engkau tidak mengenal lelah.

 

Tuhan mengerti perbuatan yang dilakukan jemaat Efesus bahkan  terlihat sangat berSEMANGAT di dalam melakukannya.

  • Lalu apakah perbuatan-perbuatan ini dicela Tuhan? TIDAK!
  • Apakah Tuhan memerintahkan untuk mengubah perbuatan ini? TIDAK! Jadi itu perbuatan yang benar.

 

Namun ada perbuatan yang dicela oleh Tuhan: ayat 4-5

4 Namun demikian Aku mencela engkau karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Ternyata ada hal yang dicela oleh Tuhan.

  • Jemaat Efesus telah meninggalkan KASIH YANG SEMULA.
  • Tuhan menegur dengan keras jemaat Efesus karena kelakuannya ini.
  • Bahkan Tuhan memberikan konsekuensi jika mereka tidak bertobat.
  • Hal ini terlihat SANGAT SERIUS.

Ayat 6-7:

6 Tetapi ini yang ada padamu yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”

 

Kita mendapati jemaat Efesus sejalan dengan keinginan Tuhan, mereka membenci segala perbuatan pengikut Nikolaus yang Tuhan juga benci.

Kita juga dapat menjumpai jemaat yang terpengaruh oleh ajaran Nikolaus ini di  Wahyu 2:12,15-16

12 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

15 Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

16 Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.

Jemaat di Pergamus kebalikan dari jemaat di Efesus; mereka terlalu enteng dalam mempertahankan kemurnian ajarannya sehingga banyak yang menganut ajaran-ajaran lain, termasuk ajaran Nikolaus.

Tuhan setuju dengan jemaat Efesus yang menjaga kemurnian ajarannya

  • masalah yang ada di jemaat Efesus bukan terletak di dalam SEMANGATnya. Mereka sangat semangat menjaga ajaran Tuhan,
  • mereka semangat melayani Tuhan bahkan di dalam ayat 3 Tuhan mengatakan bahwa jemaat Efesus “TIDAK MENGENAL LELAH”.

Jika jemaat Efesus saking SEMANGATnya sampai meninggalkan KASIH YANG SEMULA berarti KASIH YANG SEMULA itu BUKAN SEMANGAT YANG SEMULA. Karena jelas jemaat Efesus sedang berSEMANGAT.

4 Namun demikian Aku mencela engkau karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Ayat 5: LAKUKANLAH lagi apa yang semula engkau LAKUKAN.

Jemaat di Efesus disuruh meLAKUKAN sesuatu yang dulu diLAKUKAN dan sekarang tidak diLAKUKAN.

  • Tuhan tidak pernah menyuruh jemaat Efesus untuk meRASAkan apa yang dahulu pernah mereka RASAkan.
  • Tuhan tidak pernah menyuruh jemaat Efesus untuk meminta kepada Roh Kudus suatu peRASAan KASIH YANG SEMULA mereka pernah RASAkan.
  • Sebaliknya Tuhan menyuruh mereka meLAKUKAN KASIH YANG SEMULA mereka pernah LAKUKAN.

Sampai disini kita mengerti bahwa ini tidak berbicara tentang PERASAAN tetapi tentang MELAKUKAN.

Banyak ajaran yang saya terima yaitu jika kita sedang merasa down, merasa berat, merasa bla bla bla… kita harus minta kepada Roh Kudus agar disegarkan kembali dengan perasaan kasih yang mula-mula.

Dulu saya juga mengira ayat ini berbicara tentang hal seperti itu…Ternyata TIDAK SAMA SEKALI!

 

KASIH – 1 Korintus 13:4-7

4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain

6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran.

7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 

  • Ketika kita meRASAkan kasih terhadap seseorang tetapi kita tidak MELAKUKAN kesabaran, tidak MELAKUKAN tindakan murah hati, apakah kita MELAKUKAN kasih?
  • Ketika kita meRASAkan kasih terhadap seseorang tetapi kita MELAKUKAN ketidakadilan terhadap orang itu, apakah kita sedang MELAKUKAN kasih?
  • Ketika kita meRASAkan kasih terhadap seseorang tetapi kita tidak MELAKUKAN kasih, sebenarnya kita tidak sedang mengasihi orang itu. Kita hanya terSUGESTI dengan peRASAan kita sendiri.

PeRASAan bisa pasang surut, hal itu manusiawi. Jika anda mengatakan bahwa itu adalah kita sedang KEHILANGAN KASIH YANG SEMULA, maka orang pertama yang anda JUDGE harusnya adalah YESUS. Kok bisa?

Matius 26:38-39

38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

  • Pernahkah anda merasakan beban yang begitu berat sampai MAU MATI RASANYA? Jangan kuatir, Yesus-pun merasakan hal yang sama.
  • Pernahkah karena permasalahan yang begitu berat, anda berdoa kepada Bapa mengungkapkan isi hati dan anda ingin persoalan ini lalu daripada anda? Jangan kuatir, Yesus-pun pernah melakukannya bahkan Dia mengulangnya sampai tiga kali.

Tetapi Yesus juga berkata “tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Mengapa didalam tekanan yang begitu berat, Yesus tetap memilih hal itu terjadi?

  • Karena Dia MENGASIHI kita semua.
  • Karena Dia sedang MELAKUKAN kasih untuk kita.

PeRASAAN-Nya sedang down, sedang tidak mood, sedang mau mati rasanya. Tetapi Dia tetap MEMILIH untuk MELAKUKAN kasih.

 

Perasaan kita boleh naik atau turun, sedang suka atau sedang tidak suka dengan seseorang, sedang adem atau sedang marah dengan seseorang. Tetapi Melakukan Kasih Itu Bukanlah Masalah Perasaan, Melakukan Kasih Adalah Sebuah Pilihan Keputusan.

 

Jadi jika kita lihat kepada jemaat di Efesus, apa yang hilang dari mereka? KASIH YANG SEMULA MEREKA LAKUKAN.

  • Sebenarnya menurut saya, untuk mengerti ayat ini cukup sederhana. Mereka TIDAK MELAKUKAN kasih lagi.
  • Mengapa disebut “YANG SEMULA?” Karena SEMULA mereka melakukannya dan SEKARANG tidak.

Perasaan anda bisa saja hanyalah suatu sugesti sedang mood, sedang semangat atau anda melakukan sugesti diri sendiri untuk mood. Tetapi ayat ini tidak berbicara tentang PERASAAN tetapi tentang TINDAKAN.

Jadi yang dilakukan jemaat Efesus ini ialah

  • mereka sangat semangat di dalam menjaga kemurnian ajarannya
  • sangat semangat di dalam membasmi ajaran-ajaran palsu
  • sangat semangat di dalam melakukan pekerjaan dan tugas-tugas pelayanan

tetapi mereka melupakan kasih sehingga yang mereka lakukan adalah  SEMANGAT yang MEMBABI-BUTA dan mereka melakukan segala sesuatu bukan berlandaskan kasih lagi.

 

  • Mungkin mereka melakukan penghakiman di sana-sini tentang sesuatu yang benar dan yang salah dengan tidak berlandaskan kasih, tidak berpikir lagi apakah tindakan mereka itu tindakan mengasihi atau tidak.
  • Mungkin mereka memperlakukan orang-orang yang salah dengan seenak-enaknya dan tidak dengan tindakan mengasihi lagi.
  • Dan mungkin mereka menganggap orang-orang di Efesus yang begitu bobrok moral sebagai MUSUH dan bukan sebagai orang yang patut DIKASIHI.

Apakah dengan demikian melakukan yang mereka anggap benar, mereka mengasihi Tuhan? Jelas TIDAK!

Karena Tuhan berkata bahwa jika seseorang mengasihi Tuhan dan tidak mengasihi sesamanya, dia adalah PENDUSTA!

1 Yohanes 4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Lalu mengapa Tuhan begitu memperingatkan jemaat Efesus tentang hal mengasihi ini? mengapa Tuhan memberikan “teguran” yang keras?

Yohanes 15:12 Inilah perintah-Ku yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

 

Markus 12:30-31

30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

 

1 Korintus 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini yaitu iman, pengharapan dan kasih dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.