Kasih Tuhan yang tidak terguncangkan 6

YESAYA 49:14–50:3
 
Yesaya 49:14-16
  1. Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.”
  2. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
  3. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
 
Disini kita membaca sebuah tanggapan negatif terhadap pernyataan Sang Hamba yang sedang merencanakan karya penebusan darI Tuhan untuk umat Israel.
Dalam kata-kata yang dinyatakan seperti diatas; mereka menyatakan bahwa janji-janji besar tentang seorang Hamba Tuhan yang pelayanannya dan perbuatannya menjadi sia-sia karena sudah jelas bahwa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan mereka, seperti yang dikatakan juga dalam buku Yesaya dalam bagian yang lain,
 
YESAYA 40:27:
Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”
 
Untuk mennaggapi kekecewaan Ustael ini Tuhan menjawab bahwa Dia tidak bisa melupakan mereka, tidak seperti seorang ibu menyusui bayinya yang bisa saja melupakan bayinya (49:15-16). Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa bukti cintanya kepada mereka akan terlihat dalam kelimpahan “keturunan” yang akan lahir bagi Sion ketika dia menganggap dirinya mandul selamanya (49:17–21).
Tuhan akan menyebabkan bangsa-bangsa asing akan membawa pulang anak-anak mereka yang hilang (49:22-23).
Setelah keraguan dan pandangan negative mereka di jawab Tuhan, lalu muncul issue-issue yang sangat negative dan pesimistis lainnya:
Siapa yang dapat mematahkan cengkeraman para penjajah yang begitu kuat?
 
YESAYA 49:24:
Dapatkah direbut kembali jarahan dari pahlawan atau dapatkah lolos tawanan orang gagah?
 
Sekali lagi Allah menjawab bahwa Ia dapat melakukan hal itu dengan kemampuan kuasa Nya
 
YESAYA 49:25-26:
  1. Sungguh, beginilah firman TUHAN: “Tawanan pahlawanpun dapat direbut kembali, dan jarahan orang gagah dapat lolos, sebab Aku sendiri akan melawan orang yang melawan engkau dan Aku sendiri akan menyelamatkan anak-anakmu.
  2. Aku akan memaksa orang-orang yang menindas engkau memakan dagingnya sendiri, dan mereka akan mabuk minum darahnya sendiri, seperti orang mabuk minum anggur baru, supaya seluruh umat manusia mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, adalah Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuat, Allah Yakub.”
 
Tanggapan Tuhan yang ketiga hanya implisit, atas tuduhan Israel seperti: “Sesungguhnya Engkaulah yang (secara sewenang-wenang) menjual kami kepada para penjajah itu sejak awal. ”
 
Tetapi atas dasar tuduhan ini Tuhan memberikan tanggapan Nya dalam
YESAYA 50:1-3:
  1. Beginilah firman TUHAN: “Di manakah gerangan surat cerai ibumu tanda Aku telah mengusir dia? Atau kepada siapakah di antara penagih hutang-Ku Aku pernah menjual engkau? Sesungguhnya, oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual dan oleh karena pelanggaranmu sendiri ibumu diusir.
  2. Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan? Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan.
  3. Aku mengenakan pakaian kelam kepada langit dan menyelimutinya dengan kain kabung.”
 
Untuk semua keluhan dan tuduhan itu Tuhan menjawab lagi bahwa Dia tidak membuangnya dan bahkan Dia menegaskan bahwa Dia memiliki kekuatan untuk memulihkannya sesuka hatiNya.
Bahasa pengembalian di sini jelas tidak hanya sekedar proporsional dengan pengembalian aktual yang terjadi pada tahun 538 dan 445 SM.
Itu adalah urusan yang relatif kecil. Tentu saja tidak cuma terjadi seperti itu.
Saya setuju dengan pandangan yang Motyer katakan, “ledakan pertambahan penduduk ” terjadi di pengasingan sehingga lebih banyak yang kembali daripada mereka yang pergi ke pengasingan.
Jadi, jika pernyataan-pernyataan ini dimaksudkan sebagai prediksi peristiwa literal, sayangnya sang nabi keliru, karena yang akan terjadi lebih dari apa yang bisa di buat secara alamiah.
Tetapi ada alasan yang baik untuk memahami bahwa pernyataan-pernyataan ini tidak pernah dimaksudkan untuk dipahami secara harfiah.
Seperti yang saya katakan di atas, fokusnya sekarang adalah kembali kepada Tuhan, dan Yesaya berbicara secara kiasan tentang tanggapan dunia terhadap rekonsiliasi yang Tuhan lakukan melalui karya penebusan yang dilakukan sang Hamba.
Tuhan tidak melupakan janji-janji kuno-Nya kepada Abraham.
Sang patriark memang akan memiliki lebih banyak anak dari pada bintang-bintang di langit atau pasir dipantai. Bahkan jika dosa-dosa Sion dan pembuangan membuatnya tampak seolah-olah perjanjian dengan Abraham telah berakhir, sebenarnya bukan itu masalahnya.
Sekali lagi, masalah kemungkinan dan ketidakmungkinan adalah inti dari apa yang terjadi di sini. Dari keadaan dunia yang sedang terjadi ini dan dilihat dari perspektifnya, tidak mungkin Israel dipulihkan kembali ke dalam hubungan dengan Tuhan. Karena Israel merasa dia telah diceraikan oleh Tuhan,
YESAYA 50:1:
  1. Beginilah firman TUHAN: “Di manakah gerangan surat cerai ibumu tanda Aku telah mengusir dia? Atau kepada siapakah di antara penagih hutang-Ku Aku pernah menjual engkau? Sesungguhnya, oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual dan oleh karena pelanggaranmu sendiri ibumu diusir.
 
Dan juga Israel merasa dirinya sebagai wanita yang mandul, bahkan anak-anaknya mati atau dijual sebagai tawanan,
YESAYA 49:21:
Maka engkau akan berkata dalam hatimu: “Siapakah yang telah melahirkan sekaliannya ini bagiku? Bukankah aku bulus dan mandul, diangkut ke dalam pembuangan dan disingkirkan? Tetapi anak-anak ini, siapakah yang membesarkan mereka? Sesungguhnya, aku tertinggal seorang diri, tetapi mereka ini, dari manakah datangnya?”
 
Seorang wanita mandul dan berduka tanpa seorang pria dalam hidupnya tidak mungkin dapat memiliki anak. Ini adalah fakta alamiah yang sedang terjadi. Tetapi Tuhan menegaskan bahwa tidak hanya anak-anak yang diasingkan akan kembali seperti yang dikatakan oleh,
YESAYA 49:17-18:
  1. Orang-orang yang membangun engkau datang bersegera, tetapi orang-orang yang merombak dan merusak engkau meninggalkan engkau.
  2. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua berhimpun datang kepadamu. Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, sungguh, mereka semua akan kaupakai sebagai perhiasan, dan mereka akan kaulilitkan, seperti yang dilakukan pengantin perempuan.
 
Tetapi juga dikatakan oleh nabi Yesaya bahwa akan ada lebih banyak anak akan lahir dari ibu-ibunya ,
YESAYA 49:19-21:
  1. Sebab tempat-tempatmu yang tandus dan sunyi sepi dan negerimu yang dirombak, sungguh, sekarang terlalu sempit untuk sekian banyak pendudukmu dan orang-orang yang mau menelan engkau akan menjauh.
  2. Malahan, anak-anakmu yang kausangka hilang akan berkata kepadamu: “Tempat itu terlalu sempit bagiku, menyisihlah, supaya aku dapat diam di situ!”
  3. Maka engkau akan berkata dalam hatimu: “Siapakah yang telah melahirkan sekaliannya ini bagiku? Bukankah aku bulus dan mandul, diangkut ke dalam pembuangan dan disingkirkan? Tetapi anak-anak ini, siapakah yang membesarkan mereka? Sesungguhnya, aku tertinggal seorang diri, tetapi mereka ini, dari manakah datangnya?”
 
Karena begitu luar biasanya perubahan yang akan Tuhan lakukan ditengah mereka, sehingga tidak heran mereka berkomentar tidak percaya kepada hal itu,
“Dari mana mereka berasal ” (49:21)?
Tuhan Sang Pencipta yang transenden, yang dapat melakukan hal baru seoeeti yang bisa membuat Babel mau melepaskan tawanan, adalah juga Tuhan yang dapat melakukan hal baru dan membuat bangsa-bangsa yang tadi mengancam dan memusuhi bangsa Israel menjadi orang-orang yang membantun Israel untuk memenuhi panggilannya untuk menjadi berkat bagi dunia.
Seperti yang Dia janjikan sebelumnya:
YESAYA 11:9-12:
  1. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
  2. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
  3. Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya untuk menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut.
  4. Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi.
 
Sang Hamba/Mesias akan menjadi panji yang dikibarkan Allah untuk memanggil bangsa-bangsa kepada diri-Nya sendiri, seperti yang Yesaya katakan,
YESAYA 49:22:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: “Lihat, Aku akan mengangkat tangan-Ku sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang panji-panji-Ku untuk suku-suku bangsa, maka mereka akan menggendong anak-anakmu laki-laki dan anak-anakmu perempuan akan didukung di atas bahunya.
 
Karena digerakkan oleh Kuasa Tuhan yang sangat ajaib, maka bangsa-bangsa akan datang dengan senang hati, seperti orang yang sedang membayar hutang mereka yang sangat besar kepada Israel sebagai amat tebusan Tuhan,
YESAYA 49:23:
Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu.”
 
Semua ini akan menegaskan dua hal penting bagi orang Israel:
  1. Yahweh adalah Tuhan, yang sanggup melakukan segala sesuatu,
  2. Mereka yang “MENANTIKAN DIA“ tidak akan kecewa ”. YESAYA 30:18:Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
 
Tuhan yang bisa mengalahkan semua kekuatan bangsa Asyur dan Babilonia, sehingga bangsa Israel bisa dibebaskan dari perbudakan yang menyiksa mereka adalah Tuhan yang sangat berkuasa juga untuk menebus segala dosa kita.
Tetapi hal yang mengherankan adalah bahwa Dia tidak dapat melakukan hal-hal yang ajaib ini untuk umatnya jika mereka tidak memberinya kesempatan, dengan menaruh kepercayaan atau IMAN mereka kepadanya.
Tetapi pada akhirnya hanya kasih karunia Allah yang benar-benar dapat memotivasi orang untuk mempercayai apa yang Dia katakan dan untuk menjalankan kepercayaan itu
Yesaya 12:1-2:
  1. Pada waktu itu engkau akan berkata: “Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.
  2. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.”
 
Perikop ini adalah ekspresi dari anugerah itu sendiri yang mencapai klimaksnya dalam kata-kata penuh gairah seperti yang kita sudah baca dalam Yesaya 50:1–3, di mana Allah menegaskan bahwa Dia memiliki kehendak dan kuasa untuk menebus umat-Nya.
Yang pasti, bukanlah kebetulan tercatat dalam sejarah bahwa orang-orang Yudea mengalami Pembuangan; itu karena dosa mereka (50:1). Tetapi sama seperti tidak ada satu bangsa manapun di bumi yang dapat berdiri di hadapan Allah, demikian juga dengan dosa.
Apakah mereka pikir Dia telah menceraikan mereka?
Dimana sertifikat cerainya?
Tidak ada.
Apakah mereka pikir bahwa Dia, Tuhan entah bagaimana bisa dipaksa untuk “menjual “mereka yang bertentangan dengan keinginannya? Tentu saja tidak. Tapi seperti yang Dia sendiri bisa membebaskan mereka dari kuasa bangsa-bangsa, dan hanya Dia yang memiliki kuasa untuk melepaskan kita dari dosa.
Milikilah kesadaran bahwa “lengan ” Tuhan tidak “pendek ” dan lemah; sebaliknya, tangan Tuhan berukururan penuh dan punya kekuatan yang luar biasa. Dia bisa “keringkan laut ” dan membuat matahari tidak bercahaya; apa susahnya mengalahkan dosa?
 
RINGKASAN dan PENJELASAN:
 
Konteks MENUNGGU TUHAN. Tema yang berulang di seluruh bagian ini adalah upaya Tuhan untuk mengatasi keengganan manusia untuk percaya kepada apa yang Dia sudah katakan.
Ini khususnya terlihat dalam kontras antara Yesaya 49:13-14.
Tuhan telah berjanji untuk memberikan “kenyamanan ” dan “belas kasihan, ” tetapi orang-orang Israel mengatakan bahwa itu tidak benar karena Tuhan telah melupakan mereka.
Sikap ini mengingatkan kita pada apa yang dihadapi Yesaya di zamannya sendiri.
Tuhan telah menjanjikan pembebasan kepada orang-orang Yehuda dari ancaman Asyur jika mereka mau “tunggu ” waktunya Tuhan.
Tetapi mereka menolak untuk melakukannya, mereka lebih memilih untuk mempercayai bantuan Asyur untuk membebaskan mereka dari ancaman Israel dan Suriah; atau mereka lebih memilih Mesir untuk membebaskan mereka dari ancaman Asyur.
Rupanya kecenderungan yang sama, terjadi juga pada mereka yaitu untuk bertahan didalam pembuangan, di mana orang-orang meninggalkan kepercayaan mereka pada Tuhan dan berbalik untuk menyesuaikan diri dengan budaya Babilonia.
Buku Daniel menunjukkan bahwa tidak semua orang Yudea menyerah pada tekanan ini, tetapi buku Daniel itu juga menunjukkan pada kita betapa gigih dan meresapnya tekanan itu.
Nebukadnezar adalah raja alam semesta pada zaman nya, dan dia tidak akan mengizinkan “kolom kelima ” dekat dengan pusat kerajaannya untuk menunjukkan bahwa ada seorang raja yang lebih besar darinya.
Jadi itu bukan hal yang mudah untuk “menunggu ” agar Tuhan memenuhi janji-Nya.
Ini terutama sehubungan dengan janji-janji Sang Hamba/Mesias, yang akan mengalahkan kuasa dosa dan mendatangkan kerajaan kebenaran.
Untuk membebaskan Israel dari Babilonia hanya membutuhkan waktu kurang dari tujuh puluh tahun sejak tawanan pertama diambil pada tahun 605 SM sampai kepulangan pertama pada tahun 538 SM, tetapi butuh ratusan tahun bagi Sang Hamba untuk naik takhta menjadi Raja diatas segala raja.
Mengapa Tuhan membuat umat-Nya menunggu begitu lama untuk pemenuhan janji Nya?
Sementara kita dapat berbicara tentang wahyu lebih lanjut yang diperlukan sebelum Mesias bisa datang dan kemungkinan unik untuk penyebaran pesan khusus yang akan dimungkinkan oleh corak pemerintahan Kekaisaran Romawi, tetapi untuk sebuah kepastian jawaban akhir untuk pertanyaan itu hanya ada di benak Tuhan.
Satu-satunya poin yang cukup kuat adalah bahwa banyak dari mereka yang percaya kepada janji-janji Nya ini justru dibuat tidak pernah melihat pemenuhannya. Namun demikian, ada beberapa dari mereka yang menunggu dengan iman yang tak tergoyahkan untuk waktu Tuhan yang harus dipenuhi. Jadi, ketika Kristus datang, ada orang-orang seperti Anna dan Simeon, yang siap untuk mengenali-Nya, dan menyambutnya!
SIMEON:
LUKAS 2:25-32:
  1. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
  2. dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
  3. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
  4. ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
  5. “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
  6. sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
  7. yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
  8. yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”
HANA:
LUKAS 2:36-38:
  1. Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
  2. dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
  3. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
 
Mereka adalah jawaban akhir dari sebuah antreanpebantian panjang orang-orang yang telah menunggu dengan penuh keyakinan, dan pada akhirnya, iman mereka tidak dikecewakan,
YESAYA 49:23:
Maka raja-raja akan menjadi pengasuhmu dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inangmu. Mereka akan sujud kepadamu dengan mukanya sampai ke tanah dan akan menjilat debu kakimu. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu.”
 
KESIMPULAN:
Pentingnya MENUNGGU.
Kita juga dipanggil untuk hidup dengan harapan penuh keyakinan itu yang merupakan ekspresi iman dan kepercayaan.
Menunggu dengan penuh keyakinan adalah cara kita melepaskan kendali atas hidup kita. Ketika kita terburu-buru untuk memecahkan masalah kita dengan cara kita sendiri tanpa menunggu Tuhan untuk menunjukkan kepada kita bagaimana Dia ingin menangani masalah itu, kita telah secara berani mengatakan kepada Nya bahwa kita tahu lebih baik daripada Dia dan kita lebih mampu untuk memecahkan masalah daripada Dia.
Inilah sebabnya mengapa Yesus meminta murid-murid-Nya untuk menunggu di Yerusalem agar Dia memenuhi mereka dengan Roh Kudus-Nya. Mereka dan segala kemampuan mereka bukanlah cara untuk melaksanakan perintah Yesus untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.
Tuhan akan menggunakan mereka dengan cara yang dramatis dan penuh mujizat untuk memenuhi tujuan itu, tetapi itu akan terjadi di jalan-Nya dan melalui kuasa-Nya, bukan milik manusia mereka sama sekali.
Tetapi kita tidak hanya dipanggil untuk menantikan Tuhan dalam putaran kehidupan kita sehari-hari. Ada penantian lain yang menjadi kewajiban kita, dan itu bahkan lebih sesuai dengan apa yang Tuhan minta dari orang-orang buangan dalam perikop ini. Kita dipanggil untuk menunggu seperti yang mereka lakukan untuk pemenuhan akhir dari janji-janji yang dibuat di sini.
Dalam banyak hal kita telah melihat penantian mereka sudah terpenuhi. Semua bangsa telah mengalir ke Yerusalem dan telah mencurahkan kekayaan dan pengabdian mereka di kota Sion, gereja Allah yang hidup.
Jumlah keturunan Abraham telah membengkak menjadi miliaran. Mereka yang telah berangkat untuk menghancurkan orang pilihan Tuhan telah berakhir dengan menghancurkan diri mereka sendiri.
Tapi kita masih menunggu penetapan terakhir dari kerajaan Tuhan di bumi. Itulah pengharapan yang penuh keyakinan yang Kristus telah berikan kepada para pengikut-Nya.
Pertanyaan Lukas 18:8 masih ditujukan kepada kita hari ini: “Ketika Anak Manusia datang, akankah dia menemukan iman di bumi?”.
Di tempat lain, Dia berbicara tentang perlunya untuk kita tidak kehilangan fokus dalam menunggu kedatangannya yang kedua kali ke bumi.
Dia berbicara tentang “gadis-gadis bodoh, ”yang tidak mempersiapkan diri untuk menyambut mempelai pria yang akan datang (Mat. 25:1 –13).
Dia juga berbicara tentang mereka yang sibuk melakukan hal-hal lain dan tidak menyiapkan diri untuk masuk dalam pesta pernikahan (Mat. 24:36-44).
Sesudah bertahun-tahun berlalu setelah peristiwa Yesus kembali ke surga, beberapa orang percaya kehilangan harapan dan mengatakan bahwa Dia tidak akan kembali ke bumi.
Pertanyaan bagi kita adalah apakah kita akan tetap berada dalam garis penantian yang memuncak dengan iman dan pengharapan seperti yang dikakukan oleh Anna dan Simeon?Atau apakah kita akan kehilangan iman dan harapan dalam penantian kita yang secara efektif untuk menyelesaikan garis iman keturunan kita untuk keluarga dan keturunan kita ?
Tuhan berjanji tidak akan mengecewakan mereka yang menunggu-Nya. Tapi itu berarti kita terus menunggu sampai Dia memutuskan untuk datang kembali dan sementara kita menunggu kedatangan Nya, kita tidak kehilangan harapan.
 
Cara untuk kita Menerima dan mempertahankan kasih Tuhan.
Sebagian orang punya alasan mengapa beberapa orang buangan kehilangan harapan; hal itu adalah karena mereka tidak dapat dengan benar-benar percaya pada cinta Tuhan untuk mereka.
Tidak diragukan lagi ada sejumlah jenis pemikiran yang berbeda dalam kelompok yang mengalami pembuangan itu:
 
(1) Beberapa orang terus terang berpikir bahwa Tuhan telah memperlakukan mereka dengan tidak adil.
Bagaimanapun juga, sebebarnya orang-orang Yehuda tidak seburuk itu, tetapi ada orang dari golongan lain di sekitar mereka yang setidaknya sama buruknya, atau mungkin lebih buruk dari keadaan mereka. Terlebih lagi, jika orang tua mereka begitu jahat, seburuk yang dikatakan para nabi, maka Tuhan seharusnya menghukum mereka yang jahat dan bukan mereka dan anak-anak mereka yang tidak bersalah.(Yeh. 18). Jadi kelompok ini akan berkata,“Jika Tuhan memang benar sayang pada kita, maka seharusnya kita tidak terbawa dalam kehancuran dan pembuangan ini”
Seperti Yesaya katakan,
Yesaya 40:27
Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”
 
(2) Kelompok kedua Yang mengakui bahwa Tuhan telah memperlakukan mereka dengan adil sesuai dengan perbuatan dan kejahatan mereka.
Golongan ini sama tidak setianya dengan generasi sebelumnya, dan Tuhan telah memberi mereka apa yang memang layak terjadi kepada mereka. Mengalami kejaduan seburuk yang mereka alami sekarang ini, adalah karena mereka telah mengecewakan Tuhan dengan begitu menyedihkan, sehingga mereka tidak dapat membayangkan bahwa Tuhan dapat mencintai orang-orang seperti mereka.
 
(3) Kelompok ketiga, Yang terakhir dan yang berkata, sebenarnya, Orang-orang ini melihat keadaan mereka dan menyimpulkan bahwa situasinya tidak ada harapan. Apakah mereka masuk ke dalam penderitaan ini secara adil atau tidak adil, itu tidak penting bagi mereka. Intinya adalah tidak ada jalan keluar. Jadi Tuhan bisa saja mengatakan bahwa Dia mencintai mereka semua yang Dia inginkan, tetapi itu tidak ada gunanya.
Kelompok orang yang seperti itulah yang mayoritas ada pada saat ini.
 
Dalam segala hal yang mungkin, sesungguhnya Tuhan berkata bahwa Dia mengasihi kita dan menginginkan kita bersekutu dengan diri-Nya.
Dia berjanji untuk memberi kita kelimpahan dan kemakmuran secara rohani. Tapi kita tidak bisa benar-benar ”mendengar ” kata-katanya dalam arti menerimanya.
Sebagian dari kita berkata,
“Jika Tuhan benar-benar mencintai saya, Dia tidak akan membiarkan saya dilahirkan dalam keluarga yang kejam ini.” Atau,
“Jika Tuhan benar-benar mencintai saya, Dia tidak akan membuat saya miskin dan menderita seperti ini.”
Atau,
“Jika Tuhan benar-benar mencintaiku, Dia tidak akan membiarkan saya hamil ketika kami berhubungan tidak dalam pernikahan.”
Yang lain berkata,
“Tuhan tidak mungkin bisa mencintaiku, setelah apa yang aku sudah berbuat sehingga wajar aku jadi seperti ini.”
Atau,
“Tuhan tidak mungkin bisa mencintaiku ketika aku terus berbuat dosa setelah aku berkata aku tidak akan melakukannya lagi tetapi ternyata aku masih melakukannya lagi. “
Atau,
“Tuhan tidak mungkin bisa mencintaiku; karena aku sungguh sangat tidak berharga. Tidak ada yang saya katakan atau lakukan yang bernilai apa pun.”
Akhirnya, yang lain berkata,
“Tidak akan membuat perbedaan apakah Tuhan mengasihi saya atau tidak; situasi saya tidak ada harapan. Dia tidak bisa melakukan apa-apa tentang hidup ku yang sudah hancur ini. ”
 
Untuk semua ini, Tuhan mengatakan hal yang sama seperti yang Dia katakan 2.700 tahun yang lalu melalui nabi Yesaya:”Dia tidak mungkin bisa melupakan kita, karena kasih Nya jauh melebihi dari kasih seorang ibu yang bisa melupakan bayi yang menyusui.”
Dan kita memiliki lebih banyak bukti tentang kebenaran itu daripada yang dimiliki Yesaya, karena ketika Dia menyebut nama kita sebagai “terukir … di telapak tanganku” (49:16), maka sekarang ini kita bisa langsung berpikir tentang bekas luka paku di tangan Sang Putra Tuhan diatas kayu salib.
Ketika Dia telah melakukan itu untuk kita, bagaimana mungkin Dia bisa melupakan kita?
 
Respons Tuhan:
(1) Kepada orang-orang di antara kita yang percaya bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil, Dia memanggil mereka untuk menghadapi tanggung jawab mereka sendiri dalam situasi mereka.
Tidak diragukan lagi ada orang-orang Yudea yang hidup dengan benar dan sesungguhnya menang tidak layak untuk mereka menderita dan diasingkan. Mereka adalah orang-orang beriman yang telah hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, namun hal yang mengerikan ini tetap terjadi pada mereka (misalnya, Daniel dan ketiga temannya, dan Yehezkiel).
Tetapi pertanyaan dalam keadaan itu bukanlah “Mengapa? ” dan memojokan Tuhan untuk menjawab. Melainkan,“Apa yang kita bisa lakukan sekarang? ”.
Lebih berguna untuk kita mencari Tuhan untuk sumber daya kekuatan kita untuk melanjutkan kehidupan.
Untuk orang-orang seperti itu, penegasan kasih Tuhan kepada mereka akan menjadi sumber kekuatan dan kehidupan mereka saat mereka berusaha untuk mengatasi “ketidakadilan” fakta kehidupan.
Faktanya bahwa kita adalah bagian dari rangkaian sebab dan akibat yang jauh lebih besar daripada sekadar tindakan kita sendiri, dan jika keadaan hidup kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan, itu bukan indikasi bahwa Tuhan tidak mengasihi kita atau Dia tidak peduli pada kita.
Sama sekali tidak demikian!
 
(2) Golongan kedua yang merindukan cinta Tuhan dan pengampunan tetapi tidak bisa percaya bahwa Tuhan dapat mengampuni mereka untuk semua yang telah mereka lakukan.
Kejadian Ini sering merupakan bentuk kebalikan dari sebuah kesombongan:
“Apa yang telah saya lakukan, dosa dan perbuatan jahat saya sudah terlalu banyak untuk Tuhan.”
Pernyataan seperti ini sering juga merupakan ekspresi dari ketidakmampuan untuk memaafkan diri sendiri.
Jika saya kecewa dengan diri saya sendiri, lalu muncul pikirkan saya betapa jauh lebih kecewanya Tuhan.
Apa yang sebernarnya diminta oleh Tuhan adalah penyerahan diri secara radikal kepada tangan Tuhan. Tentu saja Dia kecewa, tapi itu tidak mengubah fakta betapa besar cintanya.
Dalam perasaan kita yang serasa direndahkan dan dihina oleh karena mengakui dosa kita yang besar, sadari lah bahwa dosa mu bukanlah dosa terburuk di dunia dan kekecewaan kita pada diri sendiri bukanlah masalahnya, tetapi ada satu kepastian untuk kita menyadarinya bahwa Tuhan pasti mengampuni semua dosa kita jika kita hanya mau untuk mengizinkannya.
Dalam proses kita menerima pengampunan Tuhan itu, akhirnya kita juga bisa menyadari bahwa ada keyakinan dan kepastian untuk kita bisa memaafkan diri kita sendiri.
 
(3) Situasi kelompok ketiga hampir sama dengan kelompok kedua: Jika cinta Tuhan itu ingin dialami oleh kita, maka kita harus mau seluruhnya berserah kepada Nya.
Kebanggaan kita yang salah yang mengatakan “Situasi saya tanpa harapan ”adalah situasi yang menolak untuk percaya bahwa Tuhan lebih besar dari apa pun yang dapat diberikan dunia ini kepada saya.
Yang Tuhan minta adalah kesempatan untuk kita mencoba. Dia meminta kita untuk menguji Dia dalam iman, tidak dalam keraguan, dan mengizinkan Dia untuk menunjukkan kepada kita cinta yang Dia miliki untuk kita dan untuk menunjukkan bahwa cinta Nya dapat menaklukkan rintangan apa pun yang ditemuinya.
Lengannya tidak terlalu pendek untuk menebus kita, juga Dia tidak kekurangan kekuatan untuk menyelamatkan kita (50:2).
 
ROMA 8:28-31:
  1. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
  2. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
  3. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
  4. Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Amin.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.