Kejarlah Tuhan

Bayangkan segala keberhasilan yang telah saudara raih sampai saat ini, apakah saudara kira Tuhan Yesus sangat kagum akan semuanya itu? Sayangnya jawabannya adalah, “Tidak”. Kenapa? Seperti seorang anak yang menerima mainan bagus dari papanya lalu membanggakan mainannya, demikian juga segala yang kita raih semuanya dari Tuhan. Dia yang memberi, Dia pun sanggup menggambilnya. 

Ketika para pahlawan Alkitab berhadapan dengan kemuliaan Tuhan, mereka gemetar dan jatuh tersungkur. Tapi kita seringkali menganggap Yesus hanya seperti teman. Tuhan kita adalah Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya. Dia sangat besar dan  mengagumkan! Kalau Dia tidak bisa memenuhi kepuasaan kita, apa yang bisa?

Daniel 4:28-37 menunjukan bahwa Raja Nebukadnezar pun tahu bahwa hanya Tuhanlah yang pegang kendali dan dia bukan orang pilihan Tuhan! Apakah kita hidup berbeda dengan dunia? Apakah kita mengejar hal-hal yang berbeda dengan apa yang dikejar oleh dunia?

 1. Pursue Christ (Kejarlah Kristus)

Perjalanan kekristenan kita seharusnya tidak berhenti disaat kita menerima Tuhan Yesus. Rasul Paulus mengajarkan kita untuk menjadi God-aholic, penuh dengan Roh Tuhan (Efesus 5:18). 

Apakah gunanya kita mengejar hal-hal duniawi (Yak 4:13-14)?

Matius 6:19-21 berkata janganlah kita mengumpulkan harta di bumi dimana ngengat dan karat dapat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah harta di sorga. Cinta akan uang akan menjadi jerat yang membinasakan. Sebaliknya, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1 Tim 6:6-12).

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:7-8)

Mengenal Yesus adalah sesuatu yang berharga dan melebihi segala sesuatu; dibanding dengan pengenalan akan Kristus semuanya itu dianggap €˜sampah€™ oleh Paulus. Di dalam bahasa aslinya kata €˜sampah€™ adalah suatu kata yang artinya kotoran manusia. Kita perlu mempunyai suatu ketidakpuasan yang suci yang membuat kita senantiasa haus dan lapar akan Dia (Filipi 3:12-14). Sayangnya hidup kebanyakan dari kita sudah nyaman, serba berkecukupan, dan kalau kita mau jujur, sebenarnya sering tidak memerlukan iman. Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus, Sang Penghibur, kepada para pengikutNYA setelah Dia pergi. Apa gunanya kita dihibur jikalau hidup kita sudah sedemikian nyamannya? Hiduplah sedemikian rupa sehingga tanpa pertolongan Tuhan, kita pasti gagal.

 2. Live for eternity (Hidup untuk Kekekalan)

Ingatlah bahwa hidup di bumi ini hanya sementara karena itu kita harus mempunyai mentalitas kekekalan. Semua harta benda yang kita kumpulkan dengan susah payah di sini, dapatkah kita membawanya ketika kita meninggal kelak?

Markus 10:17-22 menceritakan tentang seorang pemuda yang kenal Tuhan dan selalu melakukan firmanNya, tapi sayangnya dia sulit untuk meninggalkan hartanya ketika diminta oleh Tuhan. Banyak dari kita seperti pemuda itu. Tuhan tidak mau 99% dari ketaatan kita, Dia mau 100%. Di Perjanjian Baru Tuhan Yesus tidak mengajarkan untuk memberi hanya 10% perpuluhan tapi memberi 100%, meninggalkan SEMUANYA untuk mengikut Dia.

John Stephen Akhwari (b. 1938 di Mbulu, Tanganyika) adalah seorang atlet Olimpiade pada Olimpiade 1968 di Mexico City. Ia mewakili Tanzania di maraton. Selama perlombaan ia jatuh dan lututnya cedera. Alih-alih berhenti, dia terus berjuang. Dia selesai terakhir di antara 57 pesaing yang menyelesaikan pertandingan. Stadium sudah kosong dan hari sudah gelap ketika dia dengan susah payah melewati garis akhir. Ketika ditanya mengapa dia terus berlari, ia hanya berkata, “Negara saya tidak mengirim saya untuk 5000 mil ke Mexico City untuk memulai balapan. Mereka mengirim saya 5000 mil untuk menyelesaikan perlombaan.”

Kejarlah Tuhan sampai akhir, tidak akan mudah tapi tetaplah bertahan. Mungkin disaat kita mengakhiri suatu pertandingan, mungkin tidak banyak orang yang melihat atau mengetahui, dan mungkin hanya keluarga kita atau teman teman kita yang tahu. Tapi biar apa pun terjadi, Tuhan Yesus selalu bersama kita, supaya kita pun dapat berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Tim 4:7)

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.