Kingdom Culture

Sekarang saya akan berbicara tentang rediscovering of Kingdom; (re-) artinya kembali, discover artinya menemukan, dan kingdom adalah kerajaan. Jadi Yesus mati untuk kita bukan untuk agar kita bisa ke surga tetapi agar kita bisa menemukan kembali Kerajaan Allah di muka bumi seperti di surga.  Tujuan awal Tuhan menciptakan kita adalah untuk membangun dan memperluas KerajaanNya di muka bumi bukan di surga. Rencana awal Tuhan adalah mengadministrasikan pemerintahannya atas bumi melalui manusia yang serupa dengannya. Jika saudara sering baca koran anda akan sering menjumpai kata seperti ini misalnya Bush’s administration atau Obama’s administration yang berarti bukan pekerjaan administrasinya Bush atau Obama tetapi pemerintahan yang diatur oleh Bush dan Obama.

Mandat awal Tuhan atas Adam pertama kali adalah memiliki kuasa atas ciptaannya; bukan mendirikan gereja. Tujuan awal Tuhan adalah memanifestasikan kebudayaan Kerajaan Allah di atas bumi melalui kolonisasi. Kata kolonisasi di Indonesia sering diartikan sebagai penjajah tetapi dalam pengertian aslinya, berasal dari kata colon; usus besar. Jadi untuk menyampaikan makanan dari gaster ke seluruh tubuh pasti melalui colon dan ampasnya dibuang. Dari pusat pemerintahan raja kepada sang rakyat harus melalui colon/colony, tetapi seperti yang sudah saya katakan, di Indonesia sangat anti dengan kata colony sampai UUD 1945 menetapkan UUD anti penjajahan.

Tetapi kolonisasi sebetulnya bukan penjajahan melainkan penyampaian supply dari atas sampai merata kebawah sehingga muncul istilah commonwealth. Wealth in common; kekayaan yang merata di rakyat yang distribusinya melalui colon. Di Indonesia banyak colon yang di korupsi sehingga suplai dari atas tidak pernah sampai ke bawah. Tetapi tidak ada korupsi di Kerajaan Surga sehingga untuk memanifestasikan Kerajaan Surga di bumi diperlukan colon-colon yaitu hamba-hamba Tuhan yang mempunyai hubungan baik dengan Tuhan dan kuasa Roh Kudus. Roh Kudus seringkali kita sebut dengan kata kuasa sehingga kita lupa pihak ketiga dari Tuhan yang berperan sebagai governor tetapi kita sering menyempitkannya sebagai Bahasa Roh.

Contoh ketika Belanda menjajah Indonesia, di appoint Governor General di Jakarta (Batavia at the time) yang bernama Jan Pieterszoon Coen dan terbentuklah lembaga Belanda yang bernama VOC. Lembaga-lembaga ini lah menyalurkan instruksi kemakmuran dari pemerintah pusat kepada rakyatnya lewat system koloni. Dan salah satu caranya menyuplai adalah mengajarkan Bahasa. Jadi Bahasa Roh adalah untuk mengerti rencana Tuhan dan memberikan pewahyuan baru kepada kita.

Kerajaan-kerajaan yang dibentuk di atas bumi berbeda dengan system Kingdom of God tetapi manusia sering menyamakan system kingdom dengan system monarch. Monarch adalah mengambil hasil dan kemampuan dari rakyatnya jadi hidup dalam kemewahan di atas penderitaan rakyatnya tetapi dalam Kingdom of God, Raja nya turun dari tahta nya rela untuk menjadi sama dengan kita dan mati demi menebus kita. Di system monarch, rakyatnya yang melindungi Rajanya karena jika Raja nya tidak dilindungi, kerajaannya akan hancur. Globalisasi membuat negara-negara menjadi interdependent; tidak bisa hidup tanpa negara lain.

Semua pemerintahan di bumi gagal dalam segi apapun. China yang dikenal sebagai negara terkaya pun terguncang ekonominya oleh inlfasi mata uang nya. Segi pendidikan pun tidak menjamin seseorang akan sukses bahkan masih ada media-media yang sudah di abuse oleh system yang sangat menakutkan untuk mempengaruhi pikiran kita agar kita menjadi takut. As a result, ketakutan dan kegelesihan muncul dimana-mana sehingga banyak partai dan pakar berkata bahwa manusia memerlukan pemerintahan baru. Ternyata akar dari semua permasalahan adalah government yang bersikap monarch dan absolutism.  Semua janji manis yang ketika kampanye hanya menjadi janji kosong belaka jika tidak malah terjadi yang berlawanan. Australia yang notabene salah satu government surplus di dunia berwacana untuk menaikkan GST menjadi 15 persen yang berarti semua uang yang kita terima untuk kemapanan kita berasal dari uang kita sendiri.

Seringkali kita (termasuk saya) ingin yang lebih baik untuk anak kita dan itu wajar. Tetapi yang salah adalah tempat dimana kita mencarinya. Kebanyakan orang lari ke agama untuk jawaban tetapi let me tell you and listen well; agama bukanlah jawaban dari semua problem in the world melainkan akan menjadi penyebab kehancuran dunia. Nah dari agama terbentuk culture dimana timbul banyak larangan sehingga eksklusifisme tersebut menyebabkan politik yang terpecah belah. So men believe that government is the answer to the problem and God also believes so tetapi government yang dimaksud sangatlah berbeda. Men wants a clean government tetapi yang Tuhan maksud tidak hanya clean tetapi a REAL government; bukan yang di elect oleh manusia dan juga bukan yang mencari untung.

The original idea about the bible bukanlah sebuah buku religious melainkan a governing bible about the government and the original idea Tuhan menciptakan manusia di atas bumi adalah di Yesaya 9:5. Di terjemahan inggris ayat ini tidak ada kata” lambang” melainkan “the government” dan kata “increase” di ayat 6 hilang padahal sangat krusial sekali dalam mengerti konsep ini. Increase menandakan bahwa pada mulanya kerajaannya tidak banyak dan terus bertambah. Lalu muncul pertanyaan apakah Yesus dulu tidak punya kerajaan? Yesus ketika masih bayi sudah menjadi seorang raja dan mendapatkan full backup authority from heaven sehingga Raja Herodes pun tidak bisa membunuhNya. Dan untuk kuasa tersebut bekerja dalam diri saya dan anda tergantung dari kita menganggap Yesus. Bagaimana kita bisa mengalami mujizat jika kita egois hanya datang setiap Christmas dimana image Tuhan di kita hanyalah anak berumur 1 tahun? Jadi pertambahan kuasa Tuhan di duniamu tergantung dari seberapa kita mau decrease diri kita. Increase in government ada hubungannya dengan increase peace, waktu anda decrease diri anda dan pemerintahan Tuhan hadir dalam hidup kita, maka peace itu juga akan bertambah.

Tetapi level iman dalam hidup kita berbeda satu sama lain maka daripada itu tidak ada pendeta atau gereja yang sama. Setiap gereja mempunyai role masing-masing dalam tubuh Kristus; ada yang menjadi kaki, tangan, dll. Tetapi jika setiap gereja sadar akan role nya masing-masing dan tidak saling sikut satu dengan yang lain maka itu lah yang dimaksud dengan kesatuan dalam tubuh Kristus.

…Of the increase of his government and of peace there will be no end, on the throne of David and over his kingdom, to establish it and to uphold it with justice and with righteousness from this time forth and forevermore. The zeal of the Lord of hosts will do this. (Isaiah 9:7) ESV

Ayat di atas berbicara tentang kegairahan Tuhan untuk membuat kingdom and government di bumi. Sejak sebelum Yesus lahir, nabi-nabi sudah diberikan wahyu bahwa Bapa di Surga sangat bergairah untuk membuat sebuah government dengan Yesus sebagai rajanya dan orang-orang yang increase His government dalam hidup mereka akan menjadi representative of His kingdom on earth dan Alkitab sebagai sumber pemerintahan.

Maka dari itu, anak-anak hormatilah orang tuamu dan taati perintahnya. Dan orang tua juga harus berperan dalam kehidupan mereka misalnya jodoh/pernikahan karena mereka pasti belum pernah menikah sebelumnya dan perlu guidance dari orang tua. Jangan lah biarkan anakmu besar tanpa engkau mendisiplinkan mereka. Ya, it hurts to discipline your child but it is necessary. Even Prince Charles and William dalam bukunya pernah berkata bahwa jika bisa mereka lebih ingin memilih hidup sebagai rakyat biasa (commoners) karena biarpun status mereka adalah seorang pangeran, mereka terkekang oleh aturan dan discipline. Jadi inti dari Alkitab adalah mengenai seorang raja (Yesus) yang sedang mendidik keturunan rajani nya (saya dan saudara).

Semua agama adalah upaya manusia untuk mendapatkan surga tetapi banyak imam-imam lain berkata “mudah-mudahan” kamu masuk surga bahkan para pemimpin-pemimpin agama lain meminta untuk didoakan untuk bisa masuk surga.Tetapi lain halnya dengan Yesus dimana Ia berkata bahwa Ialah Raja yang kekal yang turun ke bumi mempunyai misi untuk mengabarkan terang Kerajaan. Apa yang Alkitab katakan dimanifestasikan dalam kehidupan lama-lama menjadi culture tetapi culture kita di dalam kingdom maka kita akan hidup dalam kemakmuran.

Kembali saya ulang lagi Kejadian 1:26 bahwa Tuhan bukan ingin kita menjadi gembala atau pendeta; itu nanti level berikutnya. Tetapi Ia berkata agar kita berkuasa; sesuatu yang hilang ketika manusia pertama kali jatuh ke dalam dosa. Hanya anak-anak Tuhan yang diberikan kuasa untuk memerintah karena mempunyai connection dengan Bapa di Surga tetapi jika anda tidak mau menuruti perintahNya maka Ia tidak akan memberikan kita otoritas apapun tidak peduli berapapun yang engkau berikan karena Raja kita bukanlah manusia yang bisa disogok. Ia hanya meminta kita menyerahkan hidup kita agar Ia bisa memberkati kita.

Jika kita adalah umat yang diurapi, mengapa kita masih takut ini itu? Takut akan masa depan? Takut mau punya anak? Takut mau bisnis? Untuk berkata mempunyai Iman memang gampang tetapi Yakobus berkata Iman tanpa perbuatan adalah mati. Tunjukan action of your faith; obedience to your parents, government quality.

Ada masanya kita semua harus memberi kembali kepada orang tua kita. Sekaya apapun mereka pasti ada yang mereka butuhkan. Seorang anak yang bertumbuh tidak lagi meminta karena hidup di dalam government pasti memiliki kuasa. Waktu anda menservis dengan hati yang ikhlas pasti berbeda sekali demikian dengan perpuluhan. Kita tidak memberi perpuluhan dengan harapan agar diberikan kembali tetapi kita memberi dengan kasih sebagai action of faith dan bukti kalau kita menyayangi Raja dan Bapa kita.

Perbuatan kita adalah cerminan dari Raja dan Kerajaan kita. Even a corporation biarpun tidak ada pemilik mutlak pasti ada campur tangan dari CEO dalam merubah aturan yang berlaku; terlebih private company akan lebih terasa lagi. The same with your house and church. Peran pribadi papa mama akan sangat mempengaruhi rumah tangga dan behaviour dari anak-anaknya. Pribadi dari gembalamu dan keluarganya akan sangat mempengaruhi suasana ibadah dalam kebaktian. Sekarang saya persempit lagi; your job and profession menjadi cerminan of the governing values in your heart. Jika anda hanya kerja asal kerja; itu kalangan proleter. Jika anda kerja untuk duit, itu kalangan gypsy. Tetapi jika anda kerja untuk memanifestasikan skill yang Tuhan berikan kepadamu, that’s what it’s called prince/princess. Engkau tidak akan bergantung kepada pekerjaan tetapi pekerjaa dan bisnis yang akan mengikutimu sama seperti Yusuf. Yusuf tidak berjaya karena ia di Kanaan tetapi Yusuf berjaya dimanapun ia berada.

Saya bawa contoh ini di lingkungan gereja. Anda datang ke gereja bukan karena anda butuh berkat tetapi anda datang ke gereja untuk memanifestasikan kasihmu kepadaNya. Waktu anda bisa overcome semua hambatan dalam hidupmu maka orang-orang akan mencari engkau karena mereka bisa melihat kasih Tuhan di dalam hidupmu.

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.