Lingkaran setan dosa

Hakim-hakim 2:6-3:6

Hakim-hakim 2:11-17 – Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN. Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan mereka dan mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu. Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Mereka segera menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya yang mendengarkan perintah TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut.

 

Berapa banyak dari anda yang suka nonton cuplikan film? Saya suka menonton cuplikan film. Setiap kali saya pergi ke bioskop untuk menonton film, saya ingin berada di sana tepat waktu untuk menonton cuplikan film. Jadi, jika filmnya dimulai jam 5, saya ingin duduk di dalam bioskop jam 5. Dan saya kesal jika saya pergi menonton film dengan teman dan dia berkata, “Oh, masi jam 5. Filmnya belum mulai sampai jam 5:20. Kita masih punya waktu untuk beli makanan dan minuman.” Saya akan berkata, “No, no, no. Kita ga bisa lewatin cuplikannya. Ini bagian dari paket. Dan kita sudah bayar.” Coba saya ingin tahu, berapa banyak dari anda yang seperti saya yang tidak ingin ketinggalan cuplikan? Berapa banyak dari anda yang seperti teman saya? Anda perlu bertobat. Melewatkan cuplikan adalah dosa. Hakim-hakim pasal 1 dan 2 adalah seperti cuplikan dari seluruh kitab Hakim-hakim. Terutama bagian yang kita akan bahas hari ini. Dan ini penting karena membaca kitab Hakim-hakim bisa sangat membingungkan. Kitab ini memiliki begitu banyak karakter dan alur cerita yang berbeda yang membuat kita mudah kehilangan fokus pada apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, Hakim-hakim pasal 1 dan 2 adalah bagian pendahuluan yang memberikan kita gambaran besar untuk memahami apa yang terjadi dalam kitab Hakim-hakim.

Pendahuluan pertama memberikan kita gambar besar tentang kitab Hakim-hakim dari sudut pandang Israel. Kalau anda tertarik, anda bisa mendengarkan khotbah Bahasa Inggrisnya di YouTube atau Spotify. Pendahuluan kedua, khotbah hari ini, memberikan kita gambar besar tentang kitab Hakim-hakim dari sudut pandang Tuhan. Ini memberikan kita survei tentang kondisi rohani Israel dan apa yang Tuhan lakukan pada periode Hakim-hakim. Tetapi mari kita perjelas dengan apa yang kita maksud dengan hakim. Sewaktu kita berbicara tentang hakim, kita tidak berbicara tentang seseorang yang mengenakan jubah dengan palu di tangan, duduk di belakang bangku, dan membuat keputusan pengadilan. Hakim-hakim adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menyelamatkan dan membebaskan umat-Nya dari penindasan musuh. Mereka adalah orang-orang yang diangkat Tuhan untuk memimpin Israel keluar dari kekacauan yang mereka alami. Jadi, peran hakim lebih seperti pahlawan militer daripada penegak hukum.

Dan jika kita ingin melihat gambaran yang jelas tentang kebobrokan manusia, kitab Hakim-hakim adalah kitab yang tepat. Dalam kitab ini, kita melihat pola siklus dosa yang terus berulang. Dan kita juga bisa melihat pola siklus dosa yang sama berulang sepanjang sejarah umat manusia. Yang membuat kitab Hakim-hakim sangat relevan bagi kita. Karena dalam perjuangan mereka, kita melihat perjuangan kita. Jadi, saya akan memberikan anda ringkasan khotbah saya dalam dua kalimat. Siklus dosa yang kita lihat dalam kitab Hakim-hakim adalah siklus yang sama dalam hidup kita. Dan pengharapan dalam kitab Hakim-Hakim adalah pengharapan yang sama yang kita butuhkan dalam pergumulan kita melawan dosa.

Ada tiga hal yang akan kita bahas dari teks ini: Transisi; Siklus; Hukuman.

Transisi

Hakim-hakim 2:6-11 – Setelah Yosua melepas bangsa itu pergi, maka pergilah orang Israel itu, masing-masing ke milik pusakanya, untuk memiliki negeri itu. Dan bangsa itu beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang telah melihat segenap perbuatan yang besar, yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel. Dan Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, mati pada umur seratus sepuluh tahun; ia dikuburkan di daerah milik pusakanya di Timnat-Heres, di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas. Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel. Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.

Sama seperti pendahuluan pertama, pendahuluan kedua diawali dengan Yosua. Yosua adalah sosok yang memimpin Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Dia adalah seorang pemimpin militer yang hebat dan dia memimpin mereka dengan menjadi teladan. Dan sepanjang hidup Yosua, bangsa Israel beribadah kepada Tuhan. Mereka telah menyaksikan bagaimana Tuhan setia memimpin mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka telah melihat tembok Yerikho runtuh di depan mata mereka. Mereka telah melihat bagaimana Yosua berkata, “Matahari, berhenti!” dan matahari berhenti dan tidak terbenam sepanjang hari. Mereka telah melihat banyak pekerjaan besar yang dilakukan Tuhan bagi Israel, dan mereka beribadah kepada Tuhan. Namun meskipun Israel sudah berada di dalam Tanah Perjanjian, tugas mereka belum selesai. Masih banyak daerah di Tanah Perjanjian yang mereka perlu kuasai. Dan kemudian Yosua meninggal. Namun masih ada para tua-tua yang telah melihat semua yang telah Tuhan lakukan, dan bangsa Israel masih melayani Tuhan sepanjang masa hidup para tua-tua tersebut. Tetapi akhirnya, semua orang di generasi itu mati. Dan kemudian bangkit generasi lain yang tidak mengenal Tuhan ataupun pekerjaan yang telah Tuhan lakukan untuk Israel. Inilah awal permasalahan. Jika generasi pertama di Tanah Perjanjian mencintai dan menaati Tuhan, generasi kedua tidak mengenal Tuhan dan pekerjaan-Nya. Kata mengenal adalah kata Ibrani “yada” yang berarti pengenalan yang mendalam. Jadi, mereka tahu tentang Tuhan, tetapi Tuhan bukanlah sosok yang berharga bagi mereka. Dia hanyalah sebuah teori. Dan akibatnya, mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan menyembah allah-allah lain. Jadi, dalam satu generasi, kita beralih dari generasi yang mencintai Tuhan kepada generasi yang sama sekali tidak peduli tentang Tuhan.

Dan ini adalah bahaya yang dihadapi setiap generasi umat Kristus. Satu generasi bisa bersemangat dan berapi-api untuk Tuhan. Generasi berikutnya bisa tidak memedulikan Tuhan. Bukan berarti generasi kedua tidak ada di dalam gereja. Mereka mungkin berada di dalam gereja sekarang, tetapi mereka tidak mengasihi Tuhan. Mereka hanyalah orang-orang yang hadir di gereja dan bukan orang-orang yang mencintai Tuhan. Jadi, inilah peringatan bagi anda yang dibesarkan dalam keluarga Kristen. Anda tidak bisa hidup dari iman orang tua anda. Anda harus memiliki keyakinan anda sendiri kepada Tuhan. Anda harus mengenal Tuhan secara pribadi. Jika tidak, anda mungkin berada di gereja setiap minggu, tetapi anda bukan umat Kristus. Kekhawatiran saya adalah bahwa ada beberapa dari anda di gereja hari ini yang tidak mengenal Tuhan secara pribadi. Gereja hanyalah sesuatu yang anda lakukan setiap hari Minggu karena orang tua anda, atau karena cara anda dibesarkan. Dan itu tidak akan bekerja. Jika anda tidak mengenal Tuhan secara pribadi, hanyalah masalah waktu sebelum anda menyembah allah lain. Anda bertanggung jawab untuk memiliki iman pribadi kepada Tuhan. Namun bukan berarti generasi sebelumnya tidak memiliki tanggung jawab.

Ada pertanyaan yang saya ingin kita pertimbangkan. Siapa yang bertanggung jawab ketika anak-anak gagal menyembah Tuhan orang tua mereka? Apakah generasi pertama gagal mengajarkan kebenaran, atau apakah generasi kedua mengeraskan hati mereka? Ini bukan pertanyaan yang mudah karena tidak mungkin untuk menyalahkan sepenuhnya pada satu generasi. Jawabannya biasanya dua-dua. Tetapi izinkan saya berbicara dengan para orang tua sekarang. Orang tua Kristen, ada kecemasan khusus bagi anda karena anda percaya bahwa iman kepada Tuhan memiliki makna yang kekal. Anda ingin anak-anak anda menaruh iman mereka kepada Yesus. Tidak ada yang lebih menghancurkan hati daripada melihat anak-anak anda menolak Kekristenan dan meninggalkan Tuhan. Karena anda memahami konsekuensi dari tindakan tersebut adalah abadi. Itu sebabnya anda sangat cemas akan keselamatan anak-anak anda. Saya mengerti. Dan saya tidak berusaha untuk menambah beban di hati anda yang gelisah. Tetapi adalah tanggung jawab saya sebagai pendeta anda untuk mengatakan kebenaran kepada anda.

Orang tua, dengarkan saya. Tuhan telah mempercayakan anda dengan tanggung jawab mewariskan iman anda kepada anak-anak anda. Bagaimana caranya? Beberapa hal. Pertama, anda harus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Anda tidak dapat mengharapkan anak-anak anda mengasihi Tuhan jika anda sendiri tidak mengasihi Tuhan. Anda tidak dapat memberi tahu mereka bahwa iman kepada Tuhan adalah hal yang paling penting ketika mereka melihat bahwa iman kepada Tuhan tidak penting bagi anda. Itu adalah kemunafikan. Dan anak-anak anda sangat sensitif terhadapnya. Jika ada ketidakkonsistenan antara apa yang anda katakan dan apa yang anda lakukan, mereka tahu. Anda tidak bisa berpura-pura kepada anak-anak anda. Jadi, jika anda mengatakan iman kepada Tuhan adalah hal yang paling penting tetapi anda memprioritaskan les dan pesta ulang tahun di atas gereja, mereka tahu. Jika anda mengatakan iman itu penting tetapi anda memprioritaskan pekerjaan dan liburan di atas gereja, mereka tahu. Mereka dapat mencium ketidakkonsistenan anda dalam sekejap. Mereka tidak bodoh. Mereka memperhatikan anda 24/7. Dan jika iman kepada Tuhan tidak penting bagi anda, lalu mengapa itu harus penting bagi mereka?

Kedua, anda harus mengajarkan kebenaran kepada anak-anak anda. Saya sudah sering mengatakan ini, tetapi perlu diulangi. Para orang tua, tanggung jawab untuk mengajarkan kebenaran kepada anak-anak anda tidak berada di pundak para guru Sekolah Minggu. Adalah tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada anda untuk mengajarkan kebenaran kepada anak-anak anda. Andalah yang perlu mengajari mereka apa itu iman Kekristenan dan seperti apa kehidupan Kekristenan. Dan yang saya maksud bukan hanya mengajar mereka doktrin Kekristenan yang benar. Mengajari mereka doktrin Kekristenan yang benar adalah suatu keharusan. Jadi, ya, anda harus ditanam di gereja yang mengajarkan doktrin yang sehat. Itu tidak bisa dinegosiasikan. Tetapi itu tidak cukup. Anda juga perlu mengajari mereka bagaimana kebenaran tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ajari mereka bagaimana Alkitab memengaruhi cara mereka mengambil keputusan dan membentuk nilai-nilai kehidupan.

Ketiga, anda harus mencontohkan iman yang sejati kepada anak-anak anda. Ini berarti anda membagikan pengalaman pribadi anda dengan Tuhan kepada mereka. Anak-anak anda tidak perlu melihat gambaran orang Kristen yang sempurna dari anda. Mereka perlu melihat anda yang sebenarnya. Mereka perlu melihat perjuangan anda untuk menaati Tuhan. Tunjukkan kepada mereka seperti apa pertobatan dalam hidup anda. Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan orang tua Kristen adalah berpikir bahwa selama anak-anak diajari doktrin yang benar, selama mereka terlindung dari pergaulan yang salah, selama mereka datang ke gereja setiap minggu, maka itu sudah cukup. Anda telah melakukan semua tugas anda dengan baik. Tetapi anak-anak anda membutuhkan lebih dari itu. Anak-anak anda perlu melihat anda mencontohkan iman yang sejati kepada mereka. Mereka perlu melihat anda mengandalkan kasih karunia Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka perlu melihat bagaimana anda lemah, tetapi kekuatan Tuhan menjadi sempurna dalam kelemahan anda.

Jadi, para orang tua, mendidik anak-anak dalam Tuhan adalah tanggung jawab yang sangat serius. Namun, perhatikan. Orang tua yang melakukan semua dengan benar tidak menjamin keselamatan anak-anak. Karena keselamatan adalah dari Tuhan. Setiap orang diselamatkan oleh kasih karunia, bukan oleh didikan orang tua. Jadi, para orang tua, perhatikan. Lakukan yang terbaik untuk mendidik anak-anak anda dalam takut akan Tuhan, tetapi jangan memercayai didikan anda untuk keselamatan mereka. Taruh kepercayaan anda pada pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan anak-anak anda saat anda mendidik mereka dengan setia. Pada akhirnya, Tuhanlah satu-satunya yang dapat menyelamatkan mereka, dan anak-anak anda bertanggung jawab secara pribadi di hadapan Tuhan atas keputusan mereka. Keselamatan mereka bukan beban anda. Namun, ketika seluruh generasi berpaling, maka kemungkinan besar para orang tua telah gagal mencontohkan iman yang sejati kepada anak-anak mereka. Dan inilah yang kita lihat dalam kitab Hakim-hakim.

Siklus

Yang terjadi selanjutnya adalah kita melihat siklus yang akan berulang di seluruh kitab Hakim-hakim, “siklus Hakim-hakim.” Inilah siklusnya: Pemberontakan – Penindasan – Perintihan – Penyelamatan. Siklus ini diulang tujuh kali dalam kitab Hakim-hakim. Mari kita bahas satu per satu.

Pertama, pemberontakan. Hakim-hakim 2:12-13 – Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN. Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Jadi, yang terjadi adalah bangsa Israel meninggalkan Tuhan dan menyembah allah-allah orang Kanaan, terutama Baal dan Asytoret. Sewaktu bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Tuhan memerintahkan mereka untuk mengusir semua orang Kanaan dari wilayah mereka. Tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka berkompromi dan mereka hidup berdampingan dengan orang-orang Kanaan. Dan bukan hanya itu, tetapi mereka juga menikah dengan mereka. Akibatnya, bangsa Israel diperkenalkan kepada allah-allah orang Kanaan. Mereka mulai menyembah allah lain dan meninggalkan satu-satunya Allah yang hidup. Tuhan telah memberi tahu mereka bahwa mereka tidak boleh memiliki allah lain selain Dia. Tetapi sekarang Israel menginginkan allah lain juga. Israel melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan. Bukan berarti mereka meninggalkan Tuhan sepenuhnya. Mereka tetap menyembah Tuhan, tetapi mereka juga menginginkan allah lain. Jadi, yang terjadi di sepanjang kitab Hakim-hakim adalah bangsa Israel menggabungkan penyembahan kepada Tuhan dengan allah-allah lain.

Apa pelajarannya di sini? Ada banyak orang Kristen hari ini yang mengaku bahwa Tuhan adalah Allah dengan mulut mereka tetapi menyembah berhala dengan hidup mereka. Dan dengan berhala, yang saya maksud tidak hanya menyembah patung allah lain. Berhala juga bisa berarti apapun yang kita kasihi lebih daripada Tuhan. Dan seringkali berhala bukanlah hal yang buruk. Berhala adalah hal yang baik yang kita ubah menjadi hal yang terutama. Saya berikan sebuah contoh. Salah satu berhala paling umum di masyarakat kita adalah kesuksesan. Sukses adalah hal yang baik. Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan untuk bekerja dan berkembang. Tetapi kemudian yang terjadi adalah kita mengubah kesuksesan menjadi berhala. Hidup kita didorong oleh kesuksesan, dan kita bersedia membayar berapa pun harganya untuk menjadi sukses. Kita masih pergi ke gereja. Tetapi kita hanya menggunakan Tuhan untuk menjadikan kita sukses. Dan jika kita tidak mendapatkan kesuksesan yang kita inginkan, kita hancur. Sukses telah menjadi berhala kita. Dan intinya adalah, pilih salah satu. Kita menyembah Tuhan atau menyembah berhala. Menggabungkan keduanya tidak bekerja. Tuhan menuntut untuk menjadi satu-satunya Tuhan atau tidak sama sekali. Tim Keller menulis demikian, “Bahaya terbesar, karena godaan yang begitu halus yang memungkinkan kita untuk terus menjadi anggota gereja dan merasa tidak ada yang salah, bukanlah kita menjadi ateis, tetapi kita meminta Tuhan untuk hidup berdampingan dengan berhala di hati kita.”

Saya akan mengatakannya dengan cara lain. Bahaya terbesar bagi banyak umat Kristus adalah Tuhan hanyalah hobi hari Minggu; Dia adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan seseorang yang kita kasihi. Jadi, kita berpakaian baik setiap hari Minggu dan memasang wajah gereja dan bertemu banyak orang gereja dan bertindak sepertinya semuanya baik-baik saja. Kemudian kita bernyanyi tentang bagaimana Tuhan mencintai kita dan kita mencintai Tuhan, meskipun kita tahu di dalam hati kita bahwa kita tidak mencintai Tuhan. Kita tahu ritme gereja. Kita tahu kapan harus mengangkat tangan dan kapan harus berdiri untuk membaca Alkitab. Kemudian kita mendengarkan saya teriak-teriak tentang betapa berdosanya kita dan kabar baik Injil yang memanggil kita untuk bertobat. Jadi, kita merasa bersalah, dan kita minta ampun kepada Tuhan. Kita mengosongkan ember dosa kita, kita mentransfer persembahan ke rekening gereja untuk membuat Tuhan senang, kita merasa lebih baik tentang diri kita, dan kita pulang dan kembali melayani berhala kita seperti sebelumnya. Kemudian kita mengisi ulang ember dosa kita selama seminggu, hanya untuk mengosongkannya lagi pada hari Minggu berikutnya. Ini hobi yang sangat buruk. Ini buang-buang waktu. Ini tidak akan berhasil. Lihat apa yang terjadi selanjutnya.

Kedua, penindasan. Hakim-hakim 2:14-15 – Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan mereka dan mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Bisakah anda melihat mengapa itu tidak berhasil? Ketika kita mencoba untuk melayani Tuhan dan berhala kita, Tuhan marah kepada kita. Dia tidak akan membiarkan kita melakukan itu. Dan dua ayat ini sulit dikunyah. Karena yang menyerahkan Israel ke tangan musuhnya tidak lain adalah Tuhan sendiri. Apakah anda melihatnya? Tuhanlah yang bertanggung jawab atas kesengsaraan umat-Nya. Tuhan telah memberi tahu mereka dan bersumpah kepada mereka bahwa jika mereka melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan, akan ada konsekuensinya. Dan Tuhan menjaga firman-Nya. Ketika Israel menyembah allah lain, Tuhan marah. Dia merencanakan penindasan mereka. Dan Israel tidak berdaya di hadapan musuh-musuh mereka. Setiap kali mereka mencoba melawan, mereka kalah. Dan alasannya bukan karena musuh mereka terlalu kuat; tetapi karena tangan Tuhan melawan mereka. Kenyataan yang mengejutkan bagi Israel adalah bahwa musuh mereka yang sebenarnya adalah Tuhan sendiri.

Ini mungkin terdengar seperti kabar yang sangat buruk pada awalnya. Tetapi mari saya beritahu mengapa ini adalah kabar baik. Karena kemarahan Tuhan yang membara terhadap ketidaksetiaan Israel menunjukkan kasih Tuhan yang menggebu-gebu terhadap Israel. Tuhan adalah Tuhan yang cemburu. Itulah sebabnya Dia tidak akan mentolerir Israel menyembah allah lain. Kecemburuan adalah sisi lain dari kasih. Suami istri, anda mengerti ini. Para suami, katakanlah istri anda berselingkuh dengan pria lain. Dan anda telah menjadi suami yang sangat baik untuk istri anda. Anda mencintai dia, anda menyayangi dia, anda memperhatikan dia, tetapi dia tetap berselingkuh. Apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan berkata, Yah, inilah hidup. Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku hanya akan bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa.” Jika itu yang anda lakukan, anda tidak mencintai istri anda. Karena jika anda mencintai istri anda, anda akan kesal. Anda akan cemburu. Anda akan marah. Apakah saya benar? Kecemburuan adalah sisi lain dari kasih. Dan Tuhan Israel adalah Tuhan yang sangat mengasihi umat-Nya. Inilah mengapa Dia cemburu akan hati mereka. Dia menginginkan hati mereka untuk diri-Nya sendiri. Dan kasih-Nyalah yang menuntun Dia untuk mengejar Israel dalam kemarahan yang kudus. Kemarahan Tuhan tidak bertentangan dengan kasih; itu adalah ekspresi kasih. Ketika umat-Nya meninggalkan Dia, Tuhan mengejar mereka dalam kemarahan-Nya.

Ketiga, perintihan. Hakim-hakim 2:15b,18b – sehingga mereka sangat terdesak… sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Hasil dari tangan Tuhan melawan mereka adalah mereka berada dalam keadaan yang sangat mendesak. Dan mereka merintih karenanya. Perhatikan baik-baik. Bangsa Israel tidak bertobat. Kadang-kadang mereka bertobat, tetapi sering kali tidak. Tetapi yang mereka lakukan adalah merintih. Mereka merintih karena penindasan musuh mereka. Dan inilah yang menakjubkan. Hati Tuhan tergerak oleh belas kasihan karena kesengsaraan umat-Nya. Bahkan ketika mereka tidak setia, Tuhan terus berbelas kasihan kepada umat-Nya. Mereka bahkan tidak bertobat, dan hati Tuhan tergerak oleh karena kesengsaraan umat-Nya. Dia tidak tahan melihat umat-Nya ditindas, meskipun itu karena konsekuensi dosa-dosa mereka.

Keempat, penyelamatan. Hakim-hakim 2:16-18 – Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu. Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Mereka segera menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya yang mendengarkan perintah TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Kita tidak bisa menciptakan Tuhan dalam Alkitab. Dia diluar akal budi manusia. Di satu sisi, Tuhan dibakar dengan amarah terhadap umat-Nya karena penyembahan berhala mereka. Di sisi lain, Tuhan dipenuhi dengan belas kasihan terhadap umat-Nya. Jadi, Tuhan membangkitkan hakim-hakim untuk menyelamatkan Israel dari musuh mereka. Di tengah ketidaksetiaan mereka, Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Perhatikan apa yang terjadi. Tangan yang sama yang melawan umat-Nya adalah tangan yang sama yang menolong umat-Nya. Dia yang menyerahkan umat-Nya kepada musuh mereka adalah Dia yang membebaskan umat-Nya dari musuh mereka. Tuhan yang menghukum manusia karena dosa adalah Tuhan yang menyelamatkan manusia dari dosa. Dan Tuhan melakukannya karena belas kasihan-Nya semata-mata. Tidak ada tanda pertobatan dari Israel. Dale Ralph Davis mengatakannya seperti ini. “Inilah keajaiban mendasar dari Alkitab: bahwa Tuhan yang dengan adil menjatuhkan kita ke tanah harus – tanpa alasan – membungkuk untuk mengangkat kita.” Belas kasihan yang Tuhan tunjukkan kepada umat-Nya tidak diberikan karena umat-Nya layak. Tuhan campur tangan dalam kesengsaraan mereka dan membangkitkan hakim-hakim hanya berdasarkan anugerah-Nya semata-mata. Jadi, menurut anda apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Israel akan sangat bersyukur dan menyembah Tuhan saja dan hidup bahagia bersama Tuhan selamanya? Tidak sama sekali.

Kelima, pemberontakan. Hakim-hakim 2:19 – Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu. Jadi, Israel baik-baik saja saat hakim masih hidup. Tetapi setiap kali hakim mati, mereka kembali ke hidup lama mereka. Mereka menyembah allah lain lagi. Ini seperti merry-go-round yang tidak pernah berakhir. Tetapi bukannya merry-go-round, yang terjadi adalah sin-go-round yang tidak pernah berakhir. Siklusnya berulang terus. Yang berarti Israel tidak pernah bertobat dari hati mereka. Mereka hanya menaati Tuhan karena keharusan. Saat hakim sudah tidak ada, mereka kembali ke hidup lama mereka. Para orang tua, saya tahu sebagian dari anda berpikir bahwa anak anda adalah malaikat. Tetapi apakah anda ingin tahu seperti apa anak anda sebenarnya? Taruh mereka di ruang sekolah minggu tanpa guru sepanjang kebakitan. Saya jamin kita tidak akan menyelesaikan kebaktian. Mengapa? Karena neraka turun ke bumi. Kita menemukan sifat asli seseorang ketika dia tidak terikat oleh kendala eksternal. Tetapi inilah yang menarik. Bangsa Israel tidak hanya kembali ke hidup lama mereka, tetapi mereka menjadi lebih jahat dari sebelumnya. Jadi, yang kita lihat bukan hanya sebuah lingkaran; yang kita lihat adalah spiral menuju ke jurang rohani. Israel menjadi semakin buruk dan semakin jahat dengan setiap generasi. Kita akan melihat seiring berjalannya Hakim-hakim bahwa pemberontakan semakin parah, penindasan semakin berat, pertobatan semakin dangkal, hakim semakin cacat, dan keselamatan semakin lemah. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada hakim manusia yang cukup baik untuk mematahkan kuasa dosa. Cengkeraman dosa jauh lebih kuat dari yang kita kira. Kita membutuhkan sesuatu yang lebih dari seorang hakim yang mati. Kita membutuhkan sesuatu yang lebih dari kendala eksternal. Kita membutuhkan seorang hakim yang hidup selamanya dan dapat mengubah kita dari dalam ke luar. Dan kita tidak akan menemukan hakim seperti itu di dalam kitab Hakim-hakim.

Jadi, apa yang kita bisa pelajari? Kita diberikan pilihan. Tuhan yang mana yang akan kita sembah? Apakah kita akan menyembah Tuhan yang menyelamatkan? Atau apakah kita akan menyembah tuhan yang memperbudak? Pilih salah satu. Karena Tuhan dalam Alkitab adalah Tuhan yang cemburu. Jika uang yang membuat anda merasa penting, maka lakukanlah apa pun untuk mendapatkan lebih banyak uang. Jangan memakai nama Tuhan untuk menghasilkan uang. Anda akan kecewa. Jika kepuasan seksual yang memuaskan anda, maka lakukanlah hubungan seks sebanyak mungkin dengan siapa pun yang anda inginkan. Jangan menggunakan Tuhan untuk membuat anda merasa bersalah, hanya untuk terus mengejar nafsu seksual anda. Jika penerimaan orang lain adalah apa yang membuat anda merasa berarti, maka jualah jiwa anda untuk menyenangkan orang. Lakukan apa yang anda perlu lakukan untuk mendapatkan penerimaan mereka. Jangan menggunakan Tuhan untuk meningkatkan gambar diri anda ketika yang anda inginkan adalah pujian dari orang lain. Jika Baal adalah tuhan anda, maka ikutilah dia. Jangan setengah-setengah. Lakukan dengan seluruh tenaga. Kejar dosa. Beberapa dari kita mencoba untuk memiliki keduanya. Kita ingin memiliki sedikit Tuhan dan sedikit Baal. Ini melelahkan. Karena kita tidak mengalami sukacita mengikuti Tuhan, dan kita juga tidak mengalami kenikmatan penuh dari dosa. Tidak heran kita sengsara. Jika ini pertama kalinya anda datang ke gereja ini, anda mungkin berpikir, Ini gereja atau aliran sesat? Pendetanya menyuruh untuk mengejar dosa. Cocok nih buat masuk di Instagram Gereja Palsu.” Bukan itu yang saya katakan. Saya tidak mendorong anda untuk mengejar dosa. Ya, kita diberikan pilihan siapa yang akan kita sembah. Tetapi pilihan ini datang dengan peringatan keras. Apa pun yang kita sembah selain Tuhan Alkitab akan memperbudak kita. Mereka menjanjikan banyak tetapi mereka tidak memberikan apa-apa. Hanya Tuhan Alkitab yang dapat menyelamatkan kita dan memenuhi semua janji-janji-Nya.

Hukuman

Hakim-hakim 2:20-3:4 – Apabila murka TUHAN bangkit terhadap orang Israel, berfirmanlah Ia: “Karena bangsa ini melanggar perjanjian yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyang mereka, dan tidak mendengarkan firman-Ku, maka Akupun tidak mau menghalau lagi dari depan mereka satupun dari bangsa-bangsa yang ditinggalkan Yosua pada waktu matinya, supaya dengan perantaraan bangsa-bangsa itu Aku mencobai orang Israel, apakah mereka tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka, atau tidak.” Demikianlah TUHAN membiarkan bangsa-bangsa itu tinggal dengan tidak segera menghalau mereka; mereka tidak diserahkan-Nya ke dalam tangan Yosua. Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan. Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN. Yang tinggal ialah kelima raja kota orang Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang Hewi, yang mendiami pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat. Mereka itu ada di sana, supaya Ia mencobai orang Israel dengan perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.

Inilah hukuman Tuhan untuk Israel. Karena bangsa Israel melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan, Tuhan tidak akan lagi mengusir orang-orang Kanaan untuk mereka. Itu berarti tugas akan tetap setengah selesai. Israel harus bergumul dengan keberadaan orang-orang Kanaan di antara mereka. Tetapi kita juga bisa melihat belas kasihan Tuhan atas penghukuman yang Tuhan berikan. Karena Tuhan tidak menghukum Israel tanpa tujuan. Tuhan begitu berdaulat atas dosa-dosa umat-Nya sehingga Ia dapat menggunakannya untuk tujuan-Nya. Tuhan menggunakan keberadaan orang-orang Kanaan untuk melakukan dua hal kepada Israel. Pertama, untuk menguji apakah mereka akan menaati Tuhan atau tidak. Ujian bisa gagal, tetapi ujian juga bisa lulus. Ujian memaksa kita untuk belajar serta mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Keberadaan orang-orang Kanaan memaksa Israel untuk belajar apa artinya menjadi umat pilihan Tuhan dan apa yang harus mereka lakukan untuk menghidupi identitas mereka sebagai umat pilihan Tuhan. Itu yang pertama.

Yang kedua adalah mengajarkan peperangan kepada generasi yang tidak memiliki pengalaman perang. Mengapa penting bagi mereka untuk belajar dan mengenal perang? Tujuan perang adalah untuk mengajarkan ketergantungan kepada Tuhan dalam setiap kebutuhan. Perhatikan. Tidak ada yang dapat membunuh iman seperti kenyamanan. Hal terakhir yang kita inginkan dalam kehidupan Kekristenan adalah kehidupan yang bebas dari pergumulan. Karena itu akan membuat kita berkata, “Siapakah Tuhan? Aku tidak membutuhkan Dia. Hidupku baik-baik saja tanpa Dia.” Pergumulan membuat kita bergantung pada Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya memercayai Dia dalam segala hal. Dan ini adalah sesuatu yang setiap generasi harus pelajari dengan sendirinya. Apakah anda pernah bertanya mengapa Tuhan tidak langung membebaskan kita dari dosa? Jadi, saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, voila, Dia menghilangkan semua keinginan dosa kita. Mengapa Tuhan tidak melakukan itu? Mengapa Dia membiarkan kita terus bergumul dengan dosa? Saya suka jawaban John Newton. “Pertumbuhan rohani terutama adalah pertumbuhan dalam pengetahuan saya tentang kebutuhan saya akan kasih karunia. Dan jika Tuhan menggunakan pergumulan dan dosa yang terus-menerus dalam hidup ini untuk menghasilkan hal itu dalam diri anda, itu adalah hal yang baik.” Tuhan menggunakan pergumulan dalam hidup kita untuk mengajarkan kita agar semakin percaya dan mengandalkan kasih karunia Tuhan. Jadi, adalah belas kasihan Tuhan untuk menggunakan musuh-musuh di sekitar Israel untuk membuat mereka semakin bergantung pada Tuhan. Dikelilingi oleh para penyembah berhala, Israel akan menghadapi pertanyaan terus-menerus dari Tuhan, “Maukah kamu mempercayai-Ku dan menaati-Ku?”

Dan inilah jawaban Israel. Hakim-hakim 3:5-6 – Demikianlah orang Israel itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Mereka mengambil anak-anak perempuan, orang-orang itu menjadi isteri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada anak-anak lelaki orang-orang itu, serta beribadah kepada allah orang-orang itu. Israel gagal lulus ujian. Bukannya menghidupi identitas mereka sebagai umat pilihan Tuhan, mereka malah menjadi seperti bangsa lain. Mereka menikah dengan bangsa lain dan mereka menyembah allah-allah lain. Israel mendapatkan nilai F untuk semua tes mereka. Dan perhatikan kontras antara awal dan akhir dari pendahuluan. Pendahuluan dimulai dengan orang-orang Israel menyembah Tuhan yang hidup dan diakhiri dengan orang-orang Israel menyembah allah-allah lain. Inilah kitab Hakim-hakim secara singkat. Dimulai dengan sangat baik dan diakhiri dengan sangat menyedihkan. Hakim-hakim adalah cerita penghancuran diri Israel.

Tetapi ada satu pertanyaan yang saya ingin kita pertimbangkan dan saya selesai. Mengapa Tuhan tidak menyerah terhadap Israel? Israel diberikan banyak kesempatan. Dan mereka mendapatkan F di semuanya. Jadi, mengapa tidak memulai dari awal? Mengapa tidak memilih bangsa lain untuk menjadi umat Tuhan? Mengapa terus membangkitkan hakim? Inilah alasannya. Karena Tuhan telah membuat perjanjian atau covenant dengan Abraham untuk memberikan seluruh tanah Kanaan kepada keturunannya. Anda bisa membaca kisahnya di Kejadian 15. Apa itu covenant? Covenant adalah perjanjian yang mengikat secara hukum antara dua pihak. Di zaman kuno, ketika anda membuat covenant dengan seseorang, anda memerankan kutukan pelanggaran perjanjian. Jadi, jika saya membuat covenant dengan anda, saya akan berkata, “Aku berjanji untuk melakukan ini dan itu” dan anda akan berkata, “Aku berjanji untuk melakukan ini dan itu.Dan kemudian kita akan mengambil beberapa binatang, memotongnya menjadi dua, dan berjalan bersama di antara potongan-potongan itu. Kita sedang berkata, “Jika aku tidak menepati janjiku, jika aku melanggar perjanjian kita, maka aku akan dipotong berkeping-keping seperti binatang-binatang ini.Kita memerankan kutukan. Namun yang menakjubkan tentang covenant pertama yang Tuhan buat dengan Abraham adalah bahwa Abraham tidak berjalan di antara potongan-potongan itu. Tuhanlah satu-satunya yang berjalan di antara potongan-potongan itu. Jadi, Tuhan berkata kepada Abraham, “Aku akan memegang kedua sisi perjanjian. Aku akan setia pada janji-Ku, dan Aku akan membayar harganya ketika perjanjian itu dilanggar.” Apakah anda tahu apa artinya? Israel seharusnya membayar harga pelanggaran perjanjian mereka dengan Tuhan. Mereka seharusnya dipotong berkeping-keping dan Tuhan seharusnya bebas dari kondisi perjanjian. Kutukan karena melanggar perjanjian dengan Tuhan adalah terputusnya hubungan dengan Tuhan. Tetapi Tuhan berkata, “Aku akan membayar harga ketidaktaatanmu. Aku akan mengambil konsekuensi pelanggaran perjanjian. Aku akan menepati janji-Ku. Dan Aku akan setia kepadamu bahkan jika Aku harus dipotong karenanya.” Inilah mengapa Tuhan tidak menyerah terhadap Israel.

Dan hal yang sama juga berlaku untuk anda dan saya. Setiap kali kita berbuat dosa, kita memilih berhala kita daripada Tuhan. Setiap kali kita berbuat dosa, kita melanggar perjanjian kita dengan Tuhan. Dan kutukan karena melanggar perjanjian adalah Tuhan menyangkal kita. Kita pantas menerima hukuman kekal karena dosa-dosa kita. Tetapi kabar baiknya adalah kita tidak harus terputus dari hubungan kita dengan Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan telah memotong diri-Nya sendiri untuk kita. Bagaimana? Melalui salib Yesus Kristus. Di kayu salib, Allah Putra terpotong dari hubungannya dengan Allah Bapa. Yesus mengalami kutuk pelanggaran perjanjian. Di kayu salib Yesus Kristus, satu-satunya sosok yang menghidupi perjanjian Tuhan dengan sempurna telah dipotong sehingga kita yang beriman kepada-Nya tidak akan pernah dipotong. Inilah alasan mengapa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadap kita. Dengan demikian kita dapat yakin bahwa Tuhan akan tetap setia kepada kita. Kita dapat yakin bahwa Tuhan yang memulai pekerjaan yang baik di dalam kita akan menyelesaikannya pada hari Yesus Kristus. Karena Tuhan sendiri yang telah membayar harga dari pelanggaran perjanjian. Jadi, yang tersisa bagi kita yang percaya kepada Yesus hanyalah kebaikan dan kemurahan Tuhan yang akan mengikuti kita sepanjang hidup kita. Tuhan tidak akan pernah melepaskan kita karena apa yang Yesus telah lakukan bagi kita. Inilah Injil. Dan inilah pengharapan kita dalam pergumulan kita melawan dosa. Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. What struck you the most from this sermon?
  2. What do you think is the greatest challenge to passing down faith from one generation to the next? Why?
  3. Look at the Judges cycle (Rebellion – Oppression – Distress – Rescue – Rebellion). What stands out the most for you and why?
  4. “We discover the true nature of people when they are not bound by external constraint.” What are some implications of this truth?
  5. Explain why struggle-free life is extremely dangerous and why struggles are God’s mercy for us. Do you have any personal examples?
  6. What is our hope in our daily struggles with sin?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.