Memuji dan Menyembah Dengan Mulut

“Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.” Zakharia 14: 17

Tidak ada penyembahan, tidak ada hujan. Tidak ada berkat tanpa penyembahan! Ketahuilah bahwa apa yang kita lakukan di alam natural yang ada di bumi ini, akan terjadi juga di dalam alam roh.

Namun disaat kita datang kepada Bapa dan menyembah-Nya, janganlah kita datang hanya dengan sikap yang meminta dan mengharapkan berkat dari pada-Nya. Datanglah kepada-Nya dengan sikap yang memberkati Dia.
Jikalau kita tahu bahwa Bapa kita itu baik, maka tanpa kita perlu meminta Ia pasti akan memberikan apa yang kita perlukan. Janganlah kita mempunyai sikap seperti seorang pengemis!

Apakah penyembahan itu?
Hari ini saya mau mengajarkan kepada kita salah satu aspek dari penyembahan, yaitu penyembahan yang keluar dari mulut. Semua yang kita lakukan untuk Tuhan dan memberikan pengucapan syukur kepada-Nya adalah suatu penyembahan.

Bagaimana kita harus menyembah? Di dalam perjanjian lama, umat Allah harus datang menyembah dengan membawa korban sembelihan. Begitu juga halnya dengan kita hari ini, jika kita ingin datang menyembah Tuhan, setiap kita harus datang dengan membawa korban.

Menyembahlah dengan kata-kata penyesalan kita dan pengakuan akan kesalahan kita.
“Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.”” Hosea 14: 2, 3.

Penyembahan keluar dari mulut.
“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” Ibrani 13: 15. Ucapkanlah! Penyembahan itu keluar dari mulut. Muliakanlah nama-Nya dengan kata-kata yang indah yang keluar dari bibir kita.

Menyembah dengan membawa korban.
“Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah” Mazmur 69: 31, 32. Pengucapan syukur di dalam kesusahan itu adalah suatu korban. Kita harus bisa memuji-muji nama-Nya di dalam hidup kita, tidak peduli apakah kita dalam keadaan yang baik ataupun dalam keadaan yang tidak baik. Sebab kebaikan Tuhan itu tidak tergantung dari pada keadaan hidup kita. Di saat kita sakit, Tuhan itu baik. Di saat kita sehat, Tuhan juga baik. Justru disaat kita tidak nyaman, sakit, dan penuh dengan masalah, itulah saat yang paling tepat untuk datang memuji dan menyembah Dia, sebab kita datang dengan membawa korban.

Sekarang kita sudah belajar tentang penyembahan yang keluar dari mulut, marilah kita belajar bagaimana kita dapat menyembah dengan mulut kita. Ada 3 hal yang dapat dilakukan oleh mulut di dalam penyembahan: 1. Singing (bernyanyi) 2. Speaking (berkata-kata) 3. Shouting (bersorak-sorai)

Ketiga hal di atas dapat kita lakukan dengan emosi yang benar. Tidaklah benar jika orang mengatakan bahwa kita harus menyembah-Nya tanpa emosi. Karena bagaimana mungkin kita bisa bernyanyi dan juga bersorak-sorai bagi-Nya tanpa emosi? Jikalau kita mengatakan sesuatu yang tidak disertai dengan emosi, itu namanya munafik. Seperti seorang yang sedang jatuh cinta, kata-kata yang keluar dari mulut itu disertai dengan emosi dan perasaan. Tetapi ingat, dengan emosi yang normal, dan yang tidak berlebih-lebihan.

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.