Mengapa kebaikan tidak menyelamatkan

Markus 10:17-27

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Hari ini kita hidup di dunia yang terobsesi dengan resume. Apa itu resume? Resume adalah sebuah argumen yang memberikan kredensial tentang siapa kita. Resume adalah daftar keunggulan kita. Prestasi kita. Kualifikasi kita. Jadi ketika saya menulis resume, saya tidak menulis, “Saya berusia 36 tahun, saya masih tinggal di rumah orang tua, dan saya bangga dengan hal itu.” Benar? Resume adalah daftar kebaikan kita. Dan tujuan dari resume adalah untuk membawa kita ke suatu tempat yang kita inginkan. Contoh, bagaimana cara kita masuk ke perguruan tinggi? Kita menunjukkan resume kita kepada mereka. Resume kita berkata, “Lihat nilai-nilai saya di SMA. Saya hampir tidak lulus tetapi saya masih lulus. Jadi, saya yakin bahwa saya juga pasti akan lulus kuliah.” Jika kita menginginkan pekerjaan marketing, kita menunjukkan resume kita di pekerjaan itu. “Saya adalah pemasar terbaik Lestari dan saya membuat nasi goreng Lestari terkenal. Saya bahkan sering menyebut Lestari dalam khotbah saya meskipun saya tidak mendapatkan royalti.” Dan beberapa dari anda langsung berpikir untuk makan di Lestari setelah ibadah. Resume adalah daftar kebaikan kita untuk membawa kita ke suatu tempat yang kita inginkan. Kita tidak dapat masuk ke tempat yang kita inginkan tanpa resume yang baik.

Tetapi kita tidak hanya menggunakan resume kita untuk itu, kita juga menggunakan resume kita dalam segala hal yang kita lakukan. Kita menggunakan resume kita untuk persahabatan. Ketika kita pertama kali datang ke tempat baru, kita ingin orang-orang di tempat itu untuk menerima kita. Katakanlah anda baru pertama kali datang ke ROCK Sydney. Para wanita, anda akan berpikir, “Aduh, aku harus pakai baju apa ya? Aku harus berdandan lebih tebal atau lebih tipis? Oh tidak, aku tidak punya baju untuk dipakai. Aku kelihatan seperti pengemis. Aku harus beli baju baru.” Padahal anda memiliki beberapa lemari yang penuh dengan pakaian. Mengapa? Karena anda berasumsi bahwa orang-orang akan menilai anda dan melihat apakah anda cukup baik untuk masuk ke dalam lingkaran mereka atau tidak. Begitu juga dengan berpacaran. Ketika kita memilih pasangan kita, kita melihat resume mereka. Para pria, apa yang kita lakukan ketika kita mengejar seorang wanita? Kita menunjukkan resume kita kepada wanita tersebut. Kita berkata, “Inilah alasan mengapa kamu harus berpacaran dengan aku. Lihat penghasilanku. Lihat prestasiku. Lihat mobilku. Lihat MBTIku dan MBTImu. Kita adalah pasangan yang sudah ditentukan dari sebelum dunia diciptakan.” Yang kita lakukan dengan resume kita adalah kita mengatakan, “Kamu tidak akan menemukan pria yang lebih baik daripada aku. Kita sudah ditakdirkan untuk bersama. I am your destiny.”

Kita hidup dalam sistem dunia yang terstruktur oleh resume. Resume yang baik membawa kita masuk sementara resume yang buruk menendang kita keluar. Permasalahannya adalah kita tidak hanya menggunakan resume kita untuk hal-hal yang duniawi, tetapi kita juga menggunakan resume kita dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita ingin Tuhan menerima kita karena resume kita. Kita berpikir bahwa kita dapat diselamatkan dengan resume kita, kebaikan kita. Tetapi ini pertanyaannya. Apakah kebaikan kita bisa menyelamatkan kita? Perikop hari ini berhubungan dengan pertanyaan ini. Bagaimana kita bisa memperoleh hidup yang kekal? Atau dengan kata lain, apa yang harus kita perbuat untuk memperoleh keselamatan? Ini adalah pertanyaan universal yang ditanyakan oleh semua orang dari segala usia dan tempat. Dan ini adalah pertanyaan terpenting dalam hidup. Karena jawaban atas pertanyaan ini memiliki dampak yang kekal.

Saya akan memberikan anda konteks dari cerita ini terlebih dahulu. Sebelum kejadian ini, Yesus baru saja berkata kepada para muridnya bahwa Kerajaan Allah adalah milik orang-orang yang seperti anak kecil. Dan Yesus tidak menunjuk pada kualitas anak kecil tetapi karakteristik anak kecil. Yesus berkata bahwa mereka yang seperti anak kecil, yaitu mereka yang membutuhkan, mereka yang tidak berdaya, mereka yang tidak dapat melakukan apa-apa sendiri, merekalah yang memiliki Kerajaan Allah. Hanya mereka yang menerima Kerajaan Allah seperti anak kecil yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan dalam perikop kita hari ini, kita menemukan seseorang yang sangat kontras dengan anak kecil. Kita menemukan seseorang yang memiliki banyak aset. Seseorang dengan resume yang sempurna. Seseorang yang sangat baik. Dan dia ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan Markus menggunakan cerita ini untuk menunjukkan mengapa kebaikan tidak menyelamatkan. Dapatkan ini. Kita tidak dapat diselamatkan dengan kebaikan kita. Keselamatan dari awal sampai akhir bukanlah hasil pencapaian manusia melainkan pemberian dari Tuhan.

Saya memiliki empat poin untuk khotbah saya. Kebaikan; Kekurangan; Kesulitan; Kemungkinan.

Kebaikan

Markus 10:17-20 – Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

Setelah Yesus memberkati anak-anak kecil, seorang pria datang berlari ke arah Yesus dan berlutut di hadapan Yesus. Markus tidak memberikan latar belakang pria ini. Tetapi Lukas memberi tahu kita bahwa pria ini adalah seorang penguasa yang kaya, dan Matius memberi tahu kita bahwa dia masih muda. Karena itu dia dikenal sebagai penguasa muda yang kaya raya. Dan saya menambahkan, kemungkinan besar dia juga ganteng. Sangat sukar untuk muda dan kaya raya namun jelek. Dan kita juga menemukan dari cerita bahwa pemuda ini adalah orang yang sangat baik. Dia mematuhi semua hukum Allah sejak masa mudanya. Jadi, jika kita daftar kualitasnya: dia adalah seorang penguasa, muda, kaya, ganteng, dan sangat baik secara moral. Pemuda ini memiliki paket total. Dia memiliki resume yang sempurna. Jika mendengar kualitas ini mengingatkan anda akan seorang pendeta muda yang anda kenal, kecuali bagian kaya, itu bukan kebetulan. Saya tidak tahu apakah pemuda ini sudah menikah atau belum, tetapi jika dia belum menikah, setiap mama pasti menginginkan pemuda ini untuk menikahi anak perempuan mereka. Benar para mama? Dan tidak hanya itu, walaupun dia sudah memiliki paket lengkap, pria ini menyadari bahwa masi ada yang kurang dalam hidupnya. Dan dia datang kepada Yesus untuk hal itu.

Jadi, dia datang kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan, Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?Dan ini bukan pertanyaan jebakan. Ini adalah pertanyaan yang keluar dari hati. Coba bayangkan. Pria ini memiliki karir yang baik, reputasi yang baik, dan penghasilan yang baik. Dia berada di puncak tangga sosial. Dia memenuhi kriteria seorang Kristen yang sangat baik. Dia memiliki segalanya tetapi dia menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang. Dia tidak bisa menghilangkan perasaan, “Ada sesuatu yang kurang dalam hidupku.” Ada rasa tidak aman di dalam dia. Ini seperti sebuah puzzle yang hanya kurang satu bagian terakhir. Satu bagian. Itu saja. Dan dia datang kepada Yesus untuk satu bagian terakhir yang akan melengkapi hidupnya. Dia berharap Yesus akan memberi tahu dia satu perbuatan besar yang harus dia lakukan untuk memperoleh keselamatan. Pemuda ini siap membayar harga hidup yang kekal. “Yesus, katakan kepadaku. Sebutkan angkanya. Berapa harganya? Aku siap membayarnya.”

Dan Yesus menjawab pemuda ini, Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.Ini jawaban yang aneh. Apakah Yesus menyangkal bahwa dia baik? Saya kira tidak demikian. Kita perlu memahami bahwa bagi orang Yahudi, “baik” adalah atribut yang hanya dimiliki oleh Allah. Mereka tidak menyebut orang lain ‘baik.’ Tidak ada yang baik selain Allah. Allah adalah standar kebaikan dan tidak ada yang bisa menandingi Allah. Hanya Allah satu-satunya yang baik. Jadi, Yesus tidak menyangkal bahwa dia baik. Yesus meminta pemuda ini untuk berpikir. Yesus berkata, “Tahukah kamu apa yang kamu katakan dengan menyebut aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah. Jika kamu menyebut aku baik, maka aku bukan hanya seorang guru. Jika aku baik, maka aku adalah Allah.”

Tetapi yang mengejutkan adalah apa yang terjadi selanjutnya. Yesus kemudian memberikan pemuda ini daftar hal-hal yang harus dilakukan. Ini aneh. Anda dan saya tahu bahwa tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan hidup yang kekal. Keselamatan adalah oleh kasih karunia melalui iman saja dan bukan oleh perbuatan. Tetapi di sini kita menemukan Yesus memberikan pemuda ini daftar hal-hal yang harus dilakukan. Yesus berkata, “Oke, mari kita mulai dengan 6 dari 10 perintah Allah. Jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berzinah…” Yesus dengan sengaja mencantumkan semua perintah horizontal dan tidak satupun perintah vertikal. Dan pemuda ini dengan percaya diri menjawab, “Guru, sepuluh perintah Allah? Hanya itu saja? Itu mudah. Aku sudah melakukannya dari masa mudaku. Apa ada lagi yang lain?” Dan kali ini pemuda ini tidak lagi menyebut Yesus sebagai guru yang baik. Kita harus menyukai pemuda ini. Dia belajar dengan cepat. Dia tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Dan saya ingin berhenti sejenak dan memberikan tepuk tangan untuk pemuda ini. Dia berhasil melakukan apa yang saya tidak bisa lakukan. Apakah anda tahu apa itu? Dia menghormati ayah dan ibunya sejak masa mudanya. Jika dia masih hidup hari ini, saya ingin bertanya kepada dia, “Bagaimana caranya? Apa rahasiamu? Tolong kasi tahu aku.” Dan dia tidak berbohong ketika dia mengatakan bahwa dia telah menaati semua perintah Allah sejak masa mudanya. Saya mempercayai dia. Karena rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama. Paulus berkata bahwa tentang kebenaran di bawah hukum Taurat, dia tidak bercacat. Jadi, sangat mungkin untuk menaati hukum Allah secara eksternal. Hal ini bisa dilakukan. Tentu saja, pemuda ini tidak mendengarkan khotbah Yesus di atas gunung dimana Yesus menaikkan standar hukum Allah. Standar Yesus adalah untuk tidak hanya menghormati ayah dan ibu melalui perbuatan tetapi juga di dalam hati dan pikiran. Pemuda ini berhasil dalam satu hal. Kita gagal di keduanya. Mari kita jujur. Berapa banyak dari anda yang pernah bertindak tidak hormat terhadap orang tua anda? Angkat tangan anda. Jangan turunkan. Berapa banyak dari anda yang pernah memiliki pikiran buruk terhadap orang tua anda? Angkat tangan anda yang lagi satu. Jika kedua tangan anda tidak terangkat, anda sudah melanggar perintah jangan berdusta. Kita semua mendapatkan nilai F dalam ketaatan eksternal maupun internal. Tetapi pemuda ini berhasil mematuhi hukum horizontal secara eksternal. Dia adalah orang yang sangat baik.

Sebelum kita melanjutkan, izinkan saya mengajukan pertanyaan. Jika malam ini anda meninggal dan anda berdiri di hadapan Tuhan dan Dia bertanya kepada anda, “Mengapa Aku harus mengizinkan kamu masuk ke dalam kerajaan-Ku?”, apa jawaban anda? Nah, saya tahu gereja saya. Anda pintar. Anda tahu jawaban yang tepat. Anda akan berkata, “Izinkan aku masuk demi putra-Mu Yesus Kristus. Aku telah ditutupi oleh darah anak domba Allah yang sempurna. Aku datang dengan tangan hampa; hanya pada salib Kristus aku berpegang teguh. #DipilihSebelumDuniaDijadikan.” Tetapi saya khawatir ada banyak orang yang menyebut diri mereka Kristen yang tidak akan mengatakan itu. Banyak yang akan mengatakan sesuatu seperti ini: “Aku telah berusaha untuk menjadi orang yang baik. Aku bukan kriminal. Aku pergi ke gereja hampir setiap hari Minggu. Aku membaca Alkitab hampir setiap hari. Aku berdoa sebelum makan dan tidur. Aku tidak curang dalam masalah pajak. Aku tidak pernah membunuh siapa pun. Aku rajin beramal. Dan yang paling penting, aku selalu bayar perpuluhan.” Dengan kata lain, mereka mengandalkan kebaikan mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Pernahkah anda mendengar jawaban seperti ini? Saya sering mendengar jawaban seperti ini. Dan jika itu adalah jawaban anda, anda akan terkejut. Karena Yesus akan menunjukkan kepada pemuda yang sangat amat baik bahwa kebaikannya tidak dapat menyelamatkan dia.

Kekurangan

Markus 10:21-22 – Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Markus menulis bahwa Yesus memandang pemuda ini dan dia mengasihinya. Ini adalah satu-satunya di dalam kitab Markus di mana dia mencatat bahwa Yesus mengasihi seseorang. Perhatikan. Yesus akan mengatakan sesuatu yang sangat menyakitkan kepada pemuda ini. Tetapi Yesus melakukannya bukan karena dia ingin membuat pemuda ini sengsara tetapi karena dia mengasihi pemuda ini. Dia menginginkan yang terbaik untuk dia. Pemuda ini benar-benar percaya bahwa dia dapat memperoleh keselamatan dengan kebaikannya. Dia bukan seorang yang munafik. Tetapi dia sangat salah. Dia berpikir dia bisa menaati perintah Allah. Dia berpikir kebaikannya cukup baik untuk Allah. Tetapi Yesus akan menunjukkan kepadanya bahwa dia salah besar. Yesus berkata kepadanya, Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.Boom. Yesus menjatuhkan bom. Perhatikan apa yang Yesus tidak katakan. Yesus tidak mengatakan bahwa kita dapat mendapatkan keselamatan dengan menjual semua milik kita dan memberikannya kepada orang miskin. Yesus tidak mengajarkan Injil kemiskinan. Tetapi apa yang Yesus lakukan adalah dia berurusan dengan hati pemuda ini.

Saya jelaskan. Dengan pernyataan ini, Yesus menghancurkan dua asumsi yang salah yang dimiliki banyak orang tentang Kekristenan. Dua asumsi yang salah tentang Kekristenan: Kekristenan adalah sesuatu yang dapat kita lakukan, dan Kekristenan adalah sesuatu yang kita tambahkan ke dalam hidup kita. Mari saya tunjukkan. Pemuda kaya ini datang kepada Yesus dengan pertanyaan, “Apa yang harus aku lakukan?” Dia melihat Kekristenan sebagai sesuatu yang dapat dia lakukan dengan usahanya sendiri dan sesuatu yang dia hanya perlu tambahkan ke dalam kehidupan yang dia sudah miliki. Yesus kemudian mendaftar semua perintah horizontal dan pemuda ini dengan yakin menjawab bahwa dia sudah melakukannya. Jadi, Yesus memberinya satu ujian lagi. “Oke, karena kamu begitu baik, aku hanya punya satu tes lagi untukmu. Jual semua yang kamu miliki dan ikuti aku.” Tahukah anda apa yang Yesus lakukan? Yesus berkata, “Kamu sudah melakukan pekerjaan yang baik dalam menaati perintah 6, 7, 8, 9 dan 5. Lakukan satu hal ini saja dan kamu akan menjadi sempurna. Taati perintah yang pertama. Jangan ada allah lain dihidupmu selain aku. Karena itulah yang menjauhkan kamu dari hidup yang kekal. Aku tahu ini akan menyakitimu, tetapi aku ingin kamu melihat monster di dalam dirimu. Aku ingin kamu tahu apa yang membunuhmu dari dalam. Itu adalah allahmu yang lain. Itu adalah kekayaanmu. Jadi, singkirkan allah palsumu dan ikuti aku, satu-satunya Allah yang hidup.”

Dan ini bukanlah sesuatu yang unik hanya untuk pemuda ini. Yesus melakukan hal ini secara konsisten dalam pelayanannya. Saudara ingat wanita di sumur? Yesus berkata kepada wanita tersebut, “Aku punya air yang jika kamu meminumnya, kamu tidak akan haus lagi. Ini adalah air kehidupan.” Wanita itu berkata, “Wow luar biasa sekali. Bisakah kamu memberiku air itu?” Yesus menjawab, “Tentu. Bawa suamimu kepadaku.” “Tetapi aku tidak punya suami.” “Ya, aku tahu. Kamu telah memiliki lima suami dan pria yang tinggal bersamamu sekarang bukanlah suamimu.” Apa yang Yesus lakukan? Yesus menunjukkan kepada wanita tersebut bahwa romansa adalah allahnya. Cinta seorang pria adalah berhalanya. Dan yang Yesus katakan adalah bahwa dia menginginkan hal yang paling berharga dalam hidup wanita ini. Jadi, intinya bukan hanya uang atau romansa tetapi apa pun dalam hidup yang lebih berharga daripada Tuhan. Yesus berkata, “Lepaskan berhalamu dan ikuti aku.”

Dan Yesus adalah seorang ahli bedah yang sangat ahli. Dia tahu tumor apa yang ada di hati pemuda ini dan dia menunjukkannya kepadanya. Yesus menunjukkan kepadanya bahwa dia mencintai kekayaan lebih daripada Tuhan. Kekayaan adalah identitasnya. Kekayaan adalah sumber keamanannya. Kekayaan adalah tuhannya. Pria ini berasumsi bahwa dia dapat memiliki kekayaan dan Yesus sebagai tuhannya. Dia melihat Kekristenan sebagai sesuatu yang dia dapat tambahkan kepada apa yang sudah dia miliki. Dan Yesus menghancurkan asumsi itu. Dengarkan baik-baik. Kekristenan bukanlah sesuatu yang kita tambahkan ke dalam hidup. Kekristenan lebih seperti ledakan yang menghancurkan semua yang kita miliki untuk membuat sesuatu yang baru. Kekristenan bukanlah hobi tetapi revolusi. Kekristenan bukanlah sesuatu yang kita lakukan pada hari Minggu saja. Kekristenan adalah sesuatu yang mempengaruhi kita dari hari Senin hingga hari Minggu. Dan untuk memperoleh hidup yang kekal, kita harus melepaskan apa yang kita pegang erat dan memegang Yesus sebagai harta utama kita.

Dengan kata lain, jangan terjebak dalam perangkap monyet. Jika anda tidak tahu apa itu perangkap monyet, itu adalah toples berisi pisang dengan lubang yang cukup besar untuk menampung tangan monyet, tetapi tidak cukup besar untuk kepalan monyet yang memegang pisang. Agar monyet bisa lepas dari perangkap, monyet tersebut harus melepaskan pisang yang dipegangnya dengan erat. Yesus mengatakan kepada penguasa muda yang kaya raya ini untuk melepaskan kekayaannya dan memegang Yesus sebagai hartanya. Apakah anda melihat apa yang Yesus lakukan? Yesus tidak menyuruh dia untuk menambahkan sesuatu, Yesus menyuruh dia untuk menyingkirkan sesuatu. Yesus menunjukkan kepada pemuda ini bagian dalam hidupnya di mana dia menolak Tuhan untuk menjadi Tuhan. Dan selama kekayaan masih menguasai hatinya, dia tidak akan menerima keselamatan. Apa yang Yesus katakan kepadanya adalah untuk menghancurkan berhala dalam hidupnya dan mengikuti Yesus. Hanya dengan begitulah dia akan memperoleh keselamatan. Jadi, Yesus bertanya kepada pemuda ini, “Maukah kamu menukar semua yang kamu miliki untuk satu hal yang tidak kamu miliki? Aku ingin kamu membayangkan hidup tanpa kekayaan. Aku ingin kamu membayangkan hidup tanpa deposito, tanpa rumah di pantai, tanpa liburan ke Jepang, tanpa mobil mewah, dan yang kamu miliki hanyalah aku. Apakah kamu sanggup melakukan itu?”

Dan kemudian muncul salah satu ayat yang paling menyedihkan di seluruh Alkitab. Markus 10:22 – Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Kata ‘kecewa’ tidak sepenuhnya mengkomunikasikan bobot dari apa yang terjadi. Kata ini berasal dari kata Yunani yang berarti tertunduk, hancur, terguncang. Jadi pemuda ini benar-benar hancur sampai ke inti keberadaannya. Mengapa? Karena kekayaan bukan hanya sekedar kekayaan. Kekayaan adalah identitasnya. Untuk kehilangan kekayaan berarti kehilangan identitas. Kehilangan kekayaan berarti kehilangan jati dirinya. Itulah sebabnya pemuda ini memilih kekayaannya daripada Yesus. Pemuda ini siap melakukan apa pun. Apapun yang Yesus perintahkan untuk dia lakukan, dia siap. Kecuali, satu hal. Kecuali, kekayaannya. “Yesus, kamu dapat meminta apa pun dariku dan aku akan melakukannya. Tetapi jangan sentuh kekayaanku.” Dan Yesus berkata, “Berikan kekayaanmu kepadaku.” Dan pemuda ini gagal total. Jawaban yang dia cari selama ini berdiri di depannya. Tetapi dia pergi meninggalkan Yesus dengan sedih. Pria ini melihat Yesus sebagai tuannya, teladannya, dan penolongnya. Tetapi dia tidak melihat Yesus sebagai penyelamatnya. Dan inilah terakhir kalinya kita mendengar tentang dia. Kita tidak tahu apa yang terjadi pada dia selanjutnya. Saya berharap bahwa pada akhirnya dia menyadari bahwa Yesus adalah harta sejati yang dia butuhkan. Tetapi kita tidak tahu itu. Yang kita tahu adalah bahwa dia tidak siap untuk menyerahkan satu hal itu untuk Yesus dan dia pergi meninggalkan Yesus dengan sedih.

Apakah anda melihat ironi dalam cerita ini? Orang-orang yang seperti anak kecil yang tidak memiliki apa-apa menerima Kerajaan Allah. Tetapi orang yang memiliki segalanya meninggalkan Kerajaan Allah. Ini memberikan kita pelajaran yang penting. Kerajaan Allah bukan milik mereka yang kuat, tetapi milik mereka yang lemah. Kerajaan Allah bukan untuk mereka yang mampu dan baik, tetapi untuk mereka yang tidak berdaya dan membutuhkan. Dan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus datang dengan cara Allah dan bukan cara kita. Kita harus rela menyerahkan segalanya untuk Yesus. Permasalahannya, ada banyak orang Kristen yang rela mengorbankan segalanya untuk Yesus kecuali satu hal. Dan inilah yang Yesus katakan kepada kita. “Apa yang memberikan kamu kesenangan dalam hidup? Apa yang memotivasi kamu di pagi hari ketika kamu bangun? Apa yang ada di pikiranmu setiap saat? Apa hartamu? Apa mimpimu? Apa satu halmu? Berikan hal itu kepadaku dan ikuti aku.” Mari kita lanjutkan ceritanya.

Kesulitan

Markus 10:23-26 – Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”

Melihat apa yang terjadi pada pemuda kaya ini, Yesus berpaling kepada murid-muridnya dan memberi mereka pelajaran. Dia berkata, Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.Dan para murid sangat terkejut dengan perkataan Yesus. Kemudian Yesus mengulangi lagi betapa sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dia mengulangi perkataan ini dua kali dalam waktu yang sangat singkat. Mengapa? Karena para murid melihat kekayaan sebagai tanda berkat Tuhan. Mereka memiliki pola pikir, “Jika kamu baik, Tuhan akan memberkatimu dengan kekayaan. Oleh karena itu, orang kaya adalah orang yang baik. Kekayaan adalah tanda mereka diberkati oleh Tuhan karena kebaikan mereka.” Dan mereka punya alasan yang kuat mengapa mereka berpikir seperti itu tentang kekayaan. Ketika kita membaca Perjanjian Lama, berkat Tuhan sering datang dalam bentuk kekayaan. Tetapi sekarang Yesus memperkenalkan konsep baru dalam memandang kekayaan kepada mereka. Di mata Yesus, kekayaan pemuda ini bukanlah berkat dari Tuhan tetapi penghalang kepada Tuhan. Apa yang menghalangi pemuda ini untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah kekayaannya.

Saya ingin berhenti sejenak di sini. Kita tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kita tahu cerita belum selesai dan ayat 27 akan datang. Dan karena itu kita terkadang mengabaikan bobot dari apa yang Yesus katakan di sini. Yesus dengan jelas mengatakan bahwa sangat sukar bagi mereka yang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ini sangat jelas. Dan kita dengan cepat berasumsi bahwa Yesus tidak berbicara kepada kita. Tetapi saya sangat yakin bahwa perkataan Yesus ditujukan kepada kita. Pesan ini untuk kita. Karena lebih dari dosa lainnya, gereja abad ke-21 telah menoleransi dosa cinta akan uang. Inilah mengapa akun Instagram seperti @pastorinstyle dan @preachersnsneakers mendapatkan begitu banyak popularitas. Saya sebetulnya lumayan berharap mereka memposting foto saya di akun mereka. Lumayan, marketing gratis. Tetapi rupanya mereka berpikir saya tidak memiliki style yang cukup untuk menjadi berita di akun mereka. Dan itu bukan karena saya kurang berusaha, seperti yang anda lihat. Saat ini, ada begitu banyak pengkhotbah yang mengkhotbahkan jenis khotbah yang membuat orang menggunakan Tuhan untuk mendapatkan kekayaan. Mereka mengabaikan peringatan Yesus bahwa sangat sukar bagi orang yang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ada alasan mengapa Yesus lebih banyak berbicara tentang kekayaan daripada masalah lainnya. Bukan karena Yesus mata duitan tetapi karena Yesus memahami kuasa kekayaan. Kekayaan adalah hal yang baik namun pada saat yang sama sangat berbahaya. Kekayaan memiliki kuasa untuk mengubah orang secara radikal.

Kita tahu ini. Kita tahu orang-orang yang baik ketika mereka belum kaya dan tiba-tiba berubah menjadi monster ketika mereka sudah kaya. Ada sesuatu tentang kekayaan yang membuat kita merasa hebat. Bukankah itu benar? Timothy Keller memberikan empat alasan mengapa kekayaan berbahaya secara rohani. Pertama, kekayaan adalah godaan besar untuk tidak jujur. Coba pikirkan. Jika penghasilan kita beberapa ratus dolar, tidak jujur akan memberikan kita beberapa ratus dolar lebih. Tetapi jika penghasilan kita ratusan ribu dollar, tidak jujur akan memberikan kita ratusan ribu dollar lebih. Semakin banyak kekayaan yang kita hasilkan, semakin banyak kekayaan yang kita dapatkan melalui kecurangan. Dan fakta mengatakan bahwa semakin kita sukses, semakin besar tekanan untuk tidak jujur. Benar para pengusaha? Kedua, kekayaan membuat kecanduan. Adalah fakta bahwa semakin besar penghasilan kita, semakin kecil persentase kita memberi. Ada sesuatu tentang memiliki banyak kekayaan yang membuat kita semakin kecanduan akan kekayaan. Saya pernah berbicara dengan teman saya. Dan dia berkata dengan jujur, “Yos, waktu penghasilan aku beberapa ribu dolar sebulan, mudah bagi aku untuk memberikan perpuluhan beberapa ratus dollar. Tetapi sekarang penghasilan aku puluhan ribu dollar sebulan, masa aku harus memberikan beberapa ribu dollar setiap bulan ke gereja? Jumlahnya terlalu banyak.” Faktanya adalah, kita menjadi lebih kaya tetapi kita merasa lebih miskin dari sebelumnya.

Ketiga, kekayaan memberikan keamanan palsu. Ketika kita memiliki banyak uang di bank, kita merasa aman. Kekayaan membuat kita merasa siap untuk segala hal yang akan terjadi di masa depan. Tetapi ketika kehidupan menghantam wajah kita, ketika tragedi terjadi, yang menopang kita bukanlah kekayaan tetapi karakter, sukacita, dan iman. Tetapi kita terlalu sibuk mengumpulkan kekayaan untuk mengembangkan apa yang benar-benar penting dalam hidup. Keempat, kekayaan bisa menjadikan sombong. Bukankah benar bahwa jika kita pandai menghasilkan uang, kita mulai berpikir bahwa kita pandai dalam segala hal? Kita mungkin tidak tahu apa-apa tentang politik atau gereja tetapi kita merasa tahu banyak karena dompet kita tebal. Kekayaan membuat kita merasa bisa. Inilah masalah dengan penguasa muda yang kaya ini. Dia ingin membeli kehidupan kekal dengan rekening banknya. Tetapi bukan itu cara kita masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kekayaan memiliki kuasa untuk membutakan kita terhadap Kerajaan Allah. Kita berpikir bahwa kekayaan adalah keuntungan. Yesus berkata bahwa kekayaan adalah kerugian. Kekayaan memiliki kuasa untuk menghalangi kita datang kepada Yesus seperti anak kecil yang tidak berdaya. Tetapi Yesus tidak berhenti di situ.

 

Markus 10:25 – Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jadi sekarang, Yesus tidak hanya mengatakan bahwa sukar bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Karena jika sukar, maka masih mungkin. Tetapi Yesus tidak berhenti di situ. Yesus kemudian memberikan ilustrasi lucu untuk menegaskan maksudnya. Unta adalah hewan terbesar di bagian dunia Timur Tengah. Mereka tidak memiliki gajah. Dan lobang jarum adalah benda terkecil yang ada. Nah, jika gaji saya berada di braket yang sama dengan pendeta-pendeta di @pastorinstyle saya bisa menggunakan unta yang sebenarnya untuk ilustrasi khotbah ini. Itu akan luar biasa. Tetapi sayangnya, gaji saya tidak memadai. Gaji saya tidak cukup untuk mendatangkan unta. Namun gaji saya cukup untuk membeli jarum. Dan saya akan menggunakan diri saya sebagai ganti unta. Jadi, bayangkan saya mencoba melewati lobang jarum. Apa yang terjadi? Tidak peduli saya sekurus apa, tidak peduli saya mengikuti diet macam apa, saya tidak akan bisa melewati lobang jarum. Ini bukan hanya sulit, ini tidak mungkin. Inilah maksud Yesus. Adalah tidak mungkin bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kalau begitu bukan berarti seorang miskin dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ingat bahwa orang Yahudi melihat kekayaan sebagai tanda berkat Tuhan kepada orang yang baik. Poin Yesus adalah tidak mungkin bagi siapa pun, termasuk orang yang sangat baik, untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan para murid mengerti maksud Yesus. Itu sebabnya mereka bertanya kepada Yesus, Jika itu benar, lalu siapa yang dapat diselamatkan? Jika orang yang begitu baik seperti penguasa muda yang kaya ini tidak bisa masuk, lalu siapa yang bisa? Siapa yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah?” Dan ini adalah pertanyaan yang menggema di seluruh Alkitab.

Nabi Yeremia bertanya, “Dapatkah macan tutul mengubah belangnya?” Dengan kata lain, bisakah seekor macan tutul memutuskan, Aku tidak mau menjadi macan tutul yang berbintik lagi; Ketika aku bangun besok pagi, aku akan memiliki garis-garis dan menjadi zebra? Apakah itu mungkin? Ini seperti saya ingin menjadi seorang pengkhotbah Afrika-Amerika. Jika anda tidak tahu, saya sangat menyukai cara pendeta Afrika-Amerika berkhotbah. Saya suka bagaimana mereka bisa berteriak dan menjerit dalam melodi. Saya ingin bisa berkhotbah seperti mereka. Jadi, bisakah saya memutuskan, Aku tidak mau menjadi orang Asia lagi. Ketika aku bangun besok pagi, aku akan menjadi orang Afrika-Amerika.” Apakah itu mungkin? Saya bisa memiliki rambut afro atau mencukur habis rambut saya dan berbicara seperti mereka. Tetapi itu tidak membuat saya menjadi orang Afrika-Amerika. Itu membuat saya menjadi orang Asia aneh yang mengalami krisis identitas. Jadi, inilah pertanyaannya. Dapatkah orang berdosa yang mencintai kekayaan, dapatkah orang berdosa yang mencintai hal-hal lain selain Allah, tiba-tiba bangun di suatu pagi dan berkata, “Oh, aku akan meninggalkan berhalaku dan menjadi pengikut Yesus mulai hari ini. Aku akan maju pada waktu altar call, dan aku akan berdoa doa keselamatan dan aku akan menjadi orang yang baik. Dan aku akan masuk ke dalam Kerajaan Allah”? Dapatkah mereka melakukan itu? Tidak mungkin. Tetapi saya sangat senang Yesus tidak berhenti di situ.

 

 

Kemungkinan

Markus 10:27 – Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Ini adalah berita terindah di alam semesta. Apa yang tidak mungkin bagi manusia adalah mungkin bagi Allah. Perhatikan apa yang Yesus katakan. Pertama, Yesus menegaskan ketidakmungkinan manusia untuk mendapatkan keselamatan dengan kekuatan mereka sendiri. Tidak ada manusia yang bisa menyelamatkan diri mereka sendiri. Inilah sebabnya mengapa Yesus harus menunjukkan kepada pemuda kaya ini permasalahnya. Yesus sangat mengasihi dia untuk mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang dapat dia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Yesus menunjukkan kepada murid-muridnya bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk memperoleh keselamatan. Mereka hanya bisa memperoleh keselamatan karena kasih karunia Allah semata-mata. Tetapi untuk menyadari kebutuhan mereka akan kasih karunia, mereka harus mengetahui dan merasakan ketidakberdayaan mereka terlebih dahulu. Hanya ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa, mereka melihat kepada Allah yang bisa. Ini yang Yesus katakan pertama. Bagi manusia hal itu tidak mungkin. Hal kedua yang Yesus katakan adalah bahwa segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah. Allah adalah Allah yang membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan inilah alasan utama mengapa Yesus datang ke dunia. Yesus datang untuk membuat keselamatan menjadi mungkin.

Coba pikirkan. Ada dua penguasa muda yang kaya dalam cerita ini. Yang satu gagal dalam ujian dan menjauh dari tuntutan Allah akan kebenaran. Yang satu lagi menaati tuntutan Allah akan kebenaran sampai mati. Yesus adalah penguasa muda yang kaya yang sejati. Yesus hidup di dunia sebagai seorang pemuda. Dia meninggal antara usia 30 dan 33 tahun. Yesus pemilik alam semesta. Dia adalah orang terkaya di dunia. Dan Yesus adalah raja Kerajaan Allah. Dia penguasa dunia. Tetapi dia meninggalkan semua kemuliaannya untuk datang kepada kita. Yesus hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun. Dan dia tidak hanya meninggalkan semua kekayaannya, tetapi dia juga memberikan hidupnya untuk kita. Kita semua pantas mendapatkan murka Allah dan hukuman kekal karena kita gagal menaati hukum Allah. Sedangkan Yesus adalah satu-satunya yang berhasil menaati semua hukum Allah secara sempurna. Dia satu-satunya yang berhak masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan kebaikannya. Tetapi bukannya mendapatkan keselamatan, Yesus justru mendapatkan kematian di kayu salib. Mengapa? Karena Yesus mengantikan posisi kita yang layak dihukum.

Tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan keselamatan dengan usaha kita sendiri. Tetapi Yesus membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan melakukan pekerjaan keselamatan sebagai ganti kita. Yesus hidup sempurna sebagai manusia. Dia berhasil dimana kita gagal. Namun dia mati di kayu salib. Darahnya tercurah untuk kita. Yang diperlukan untuk membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin hanyalah dengan menaruh iman kita kepada Yesus. Itu saja. Sewaktu kita percaya kepada Yesus, semua hutang dosa kita sudah dibayar lunas oleh Yesus dan Yesus memberikan kebaikannya yang sempurna kepada kita. Sehingga barangsiapa yang percaya kepada Yesus memiliki hak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kabar baik dari Injil adalah bahwa Yesus telah melakukan apa yang tidak mungkin bagi kita agar kita dapat diselamatkan hanya dengan percaya kepada dia. Apakah kita melihat itu? Apakah kita melihat bagaimana Yesus sangat mengasihi kita sehingga dia melepaskan kekayaan yang paling luar biasa yang pernah dilepaskan oleh siapa pun, sehingga kita dapat memperoleh hidup yang kekal?

Jadi, inilah beberapa pertanyaan untuk anda dan saya selesai. Sudahkah anda menerima keselamatan? Sudahkah anda datang kepada Yesus seperti anak kecil? Sudahkah anda menyerahkan satu hal anda? Apakah anda masih mengandalkan kebaikan anda untuk memperoleh keselamatan? Atau dapatkah anda berkata dari hati anda dan mengaku dengan mulut anda, Aku datang dengan tangan hampa; hanya pada salib Kristus aku berpegang teguh”? Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. Can you think of some examples of how we use our resumes in our relationship with God?
  2. Look at the rich young ruler. What attributes of his stand out for you?
  3. The rich young man is ready to do whatever it takes, except for that one thing. What is the one thing in your life that you find hard to give to God? Why?
  4. According to you, what are some dangers of money? List out as many as you can think of.
  5. “With man it is impossible, but not with God. For all things are possible with God.” What does this verse mean in its context?
  6. Explain the contrast between the two rich young rules in this story. How does this point to the gospel?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.