Mengenal dan dikenal Tuhan

PENGENALAN RASUL PAULUS.

Rasul Paulus mengenal Kristus Yesus diawali dari penampakan Yesus dijalan menuju Damsyik; sebelumnya ia merasa mengenal Allah dan menganggap orang yang percaya kepada Yesus Kristus (Sang Firman yang menjadi Manusia) adalah bidat.

Ketika Paulus berjumpa dengan Yesus, hasrat hidupnya berubah, bukan lagi hukum Allah yang terutama tetapi bertumbuh dalam pengenalan akan Allah didalam Kristus adalah hasrat yang utama.

10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya

11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati”

Filipi 3:10-11.

Pemahaman dan Pengenalan akan Kristus berakibat perubahan cara pandang dan nilai-nilai hidup, dimana cara pandang duniawi dan agamawi digantikan dengan cara pandang Injil seperti yang dialami Rasul Paulus.

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh KristusFilipi 3:8.

Semakin mengenal Kristus, Paulus mengerti bahwa “pengenalan” itu adalah dua arah yaitu berpautnya anugerah Tuhan dan kerinduan Paulus untuk terus   intim dengan Kristus.

 

MENGAJARKAN PENGENALAN YANG BENAR

“Inilah hidup yang kekal itu yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utusYohanes 17:3.

 

Kalau kita mengamati gereja yang terkenal saat ini adalah gereja yang mengajarkan penginjilan (percaya kepada Kristus) dengan mujizat serta janji-janji keuntungan secara materi. Karena pemenuhan keinginan materi dapat menjadi daya tarik banyak orang datang ke gereja. Namun marilah kita berpikir lebih bijaksana.

Seandainya ada sekolah yang gurunya tidak pernah memberi test/ujian tetapi memastikan muridnya lulus dengan nilai sempurna, apakah anda akan menyekolahkan anak anda ke sekolah seperti ini?

Itu sebabnya gereja yang mengajarkan semua hal dapat diselesaikan dengan mujizat tanpa mengajarkan nilai yang benar yaitu tekun dan bertanggungjawab didalam hidup ini adalah gereja yang mendiskon berita Injil yang sebenarnya. Sehingga menjadikan tujuan utama percaya Tuhan adalah diberkati didunia dan masuk Sorga tanpa perubahan karakter yang semakin serupa seperti Kristus.

Perubahan karakter terjadi melalui pengenalan akan Kristus melalui doa dan melakukan Firman dengan benar.

Maka gereja seharusnya bukan mengajarkan mendapatkan berkat materi yang utama tetapi pengenalan akan Kristus.

Karena melalui pengenalan yang benar akan menghasilkan pelayanan sejati!

Ketika kita semakin mengenali kedalaman kasih Kristus, maka akan muncul pelayanan yang sejati dan juga kesetiaan.

 

Jangan hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah karena kamu telah belajar mengenal Kristus!

17 “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu didalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah karena kebodohan yang ada didalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

19 Perasaan mereka telah tumpul sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus”

Efesus 4:17-20.

YANG DISUKAI TUHAN

23 Beginilah firman Tuhan: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,

24 Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.” 

Yeremia 9:23-24.

 

Apa yang paling disukai Tuhan adalah kita “memahami dan mengenal-Nya” sehingga kebijaksanaan, kekuatan (kekuasaan) dan kekayaan yang dianugerahkanNya kepada manusia tidak lagi menjadi kebanggaan.

Kebanggaan sejati kita adalah “memahami dan mengenal Tuhan”.

Hasrat tertinggi didalam hidup seseorang bukan berfokus bagaimana Tuhan memberkati, memberikan kekuasaan dan kekayaan tetapi dapat “memahami dan mengenal” Tuhan.

Tetapi mengapa “mengenal Tuhan” bukan menjadi hasrat tertinggi?

Kejatuhan manusia dalam dosa, telah membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah.

Hasrat tertinggi manusia bukan lagi “memahami dan mengenal Allah” tetapi hanya ingin menerima berkat-Nya atau karunia-Nya dan bukan mengenal pribadi-Nya.

Hasrat tertinggi manusia (yang berdosa) adalah dirinya mulia sehingga berkat yang menjadikan dia terkenallah yang memuaskan ego/ jiwanya.

22 “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu dan mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Matius 7:22-23.

Kalau kita menyimak ayat ini ternyata pelayanan sebesar apapun termasuk mengadakan mujizat dan mengusir setan demi nama Tuhan bukanlah standar untuk dikenal oleh Tuhan. Mengapa?

Karena kejahatan bukan hanya perbuatan tetapi kesombongan adalah kejahatan dimata Tuhan. Dimulai dari kesombongan inilah kita bisa memahami mengapa banyak hamba Tuhan yang terkenal dipakai dalam pelayanan mujizat, pada akhirnya beberapa diantara mereka kedapatan “jatuh dalam dosa”.

Peringatan bagi kita semua, marilah kita dengan rendah hati lebih berfokus pada Pengenalan akan Tuhan dan bukan berkat-Nya atau karuniaNya yang diberikan pada kita. Focus kita bukan berkat sang Raja tetapi pengenalan dengan sang Raja.

 

AKU BERHUTANG

14 “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar maupun kepada orang tidak terpelajar.

15 Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma”

Roma 1:14-15.

Sebagai seorang yang lama bergereja, saya melihat pemberitaan Injil bukanlah menjadi hal yang terpenting didalam semua aktivitas di gereja. Beberapa gereja bahkan mengikrarkan satu bulan tertentu sebagai bulan penginjilan dan juga secara khusus melakukan training cara penginjilan.

Namun tetap saja aktivitas pemberitaan Injil tidak menjadi kegiatan yang membudaya dan yang menggairahkan.

Pertanyaannya mengapa demikian?

Kalau kita melihat bagaimana rasul Paulus bersemangat didalam pemberitaan Injil, kita seharusnya bertanya mengapa bisa demikian?

Bahkan kalau kita baca ayat tsb semangatnya dalam pemberitaan Injil diibaratkan seperti ia berhutang yang harus ia lunaskan kepada orang Roma baik yang ber’etnis Yunani ataupun bukan.

  • Bukankah orang-orang kota Roma adalah orang-orang yang tidak ia kenal?
  • Bagaimana ia begitu berbelas kasihan kepada penduduk kota Roma?

Kasihlah yang mendorong orang-orang tanpa terpaksa melakukan sesuatu yang berat sekalipun dan rasul Paulus dapat melihat dengan hatinya bagaimana penduduk Roma dengan budayanya akan binasa.

Kasih Kristus yang memenuhi hatinya tidak bisa dibendung, kasih menghasilkan pelayanan sejati.

Kasih inilah yang membuat tanpa terpaksa rasul Paulus melakukan pelayanan penginjilan ke Roma dengan semangat seolah-olah ia berhutang kepada orang Roma.

Ketika kita semakin mengenal kedalaman kasih Kristus, maka akan muncul pelayanan yang sejati (bukan karena berkat) dan hubungan yang intim (pengenalan) dengan Kristus juga akan menghasilkan kesetiaan.

Karena kita telah ditebus oleh pengorbanan Kristus di kayu salib, maka kita berhutang dan membayarnya dengan memberitakan Injil kepada yang terhilang.

Kita juga terimpartasi belas kasihan sang Raja yang rela berkorban bagi kita, orang-orang berdosa. Dan secara natural anda didorong untuk mengasihi jiwa-jiwa, seolah-olah anda merasa berhutang kepada jiwa-jiwa yang terhilang.

AKU ANGGAP SAMPAH

1 “Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan.

2 Ia menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa daripadanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem”

Kisah Para Rasul 9:1-2.

Kebanggaan manusia adalah agama; agama adalah reaksi pencarian manusia untuk menjawab kekosongan hatinya. Dan kekosongan hati ini akibat putusnya hubungan atau pengenalan dengan Tuhan.

Namun agama bukan jawaban atau pemenuhan yang sebenarnya. Agama sering bersifat hukum yang hitam-putih, salah-benar, haram-halal yang berakibat para penganutnya bisa membenci dan membunuh (tanpa rasa bersalah) orang-orang yang tidak sepaham artinya agama terbukti bukan pengenalan akan (Kasih) Tuhan yang sebenarnya.

Itulah yang dialami Saulus sebelum mendapat penampakan Kristus di jalan menuju Damsyik. Saulus merasa mengenal Allah dan menganggap orang yang percaya kepada Kristus adalah bidat. Ia merasa sah menangkap dan membunuh murid-murid Kristus. Namun saat Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, maka hasrat hidupnya berubah bukan lagi hukum Allah (agama). 

6 “Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang ku anggap rugi karena Kristus.

8 Malahan segala sesuatu ku anggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus

Filipi 3:6-8.

Rasul Paulus menganggap semua kemuliaannya sebagai orang Farisi (ahli agama) yang terpandang dan semua aktivitasnya adalah sampah dibandingkan pengenalannya akan Kristus. Pengenalan akan Kristus adalah hasrat utamanya.

 

Rasul Paulus benar-benar merasakan kasih Kristus sehingga ia begitu bergairah bagai orang jatuh cinta.

Ibarat hubungan dua kekasih yang saling menikmati itulah “pengenalan” (pengenalan = ginosko, bahasa Yunani artinya hubungan intim).

Sama seperti seorang yang sedang jatuh cinta, segalanya tidak berarti selain kekasihnya. Ketika rasul Paulus jatuh cinta kepada Kristus, maka semua prestasi yang menurut dunia terhormat adalah sampah dibandingkan dengan Kristus.

Bagaimana kita bisa dikenal oleh Tuhan?

  • Apa yang bisa membuat kita punya motivasi yang benar untuk mengenal Tuhan?
  • Apa yang membuat kita bisa mencari pribadi-Nya dan bukan hanya perbuatan tangan-Nya?

Kita semua adalah orang yang berdosa dan yang menyukai berkat Tuhan daripada pribadi Tuhan sendiri. Tetapi Tuhan memilih kita dan menyelamatkan kita.

  • DIA membuka mata hati kita untuk melihat keindahan Kristus yang mati bagi dosa-dosa kita.
  • Dan kita bisa memiliki keyakinan bahwa Tuhan mengenal kita karena iman kita di dalam Kristus.
  • Dan karena kita tahu bahwa kita dibenarkan dan diterima dan dikenal oleh Tuhan karena Kristus, ini yang memampukan kita untuk terus mengenal Tuhan.

Pengenalan kita yang benar akan Tuhan dimulai dari Tuhan yang

  • memilih untuk mengenal kita dan
  • membenarkan kita di dalam Yesus

 

Karena kebenaran Injillah kita bisa dikenal oleh Tuhan dan kita mengenal Tuhan dengan benar.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.