Menggerakkan Hati Tuhan

“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:33-36)

Dalam pertandingan, para peserta berlomba-lomba untuk memenangkan hati para pakar/ahli dalam bidang yang dilombakan tersebut agar mereka mendapat tanggapan yang positif. Seringkali para peserta harus mengerahkan segenap kemampuan mereka…hal yang tidak mudah. Demikian halnya dengan ibadah kita. Apakah ibadah kita sudah menggerakan hati Tuhan, yang adalah pakar dalam segala hal yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang? Kalau kita gagal berarti ibadah kita sama dengan sia-sia belaka, tidak lebih dari sekedar ritual agamawi.

Alkitab mencatat kisah-kisah dari tokoh-tokoh Alkitab yang menggerakan hati Tuhan. Ada 3 kunci untuk menggerakan Allah untuk bertindak:

1. Tindakan Iman Matius 8:5-13 menceritakan kisah Yesus yang menyembuhkan hamba seorang perwira. Perwira ini percaya bahwa hanya dengan “sepatah kata” dari Yesus hambanya dapat disembuhkan. Sebuah contoh tindakan iman yang luar biasa!

“Selalu di mana ada iman, di sana Allah bergerak.”

Contoh lain tercatat di dalam Kisah Para Rasul 14:8-20. Diceritakan di Listra Rasul Paulus menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahir karena dia “beriman (pada Firman Tuhan yang disampaikan) dan dapat disembuhkan”. Orang lumpuh ini meresponi Firman yang didengarnya dan timbulah imannya! Tanpa tindakan iman, tidak ada sesuatupun yang dapat menggerakan Raja di atas segala raja.

Di dalam Daniel 3:16-30 tercatat tindakan iman yang berani dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang menolak menyembah patung dewa raja walaupun dengan konsekuensi hukuman mati dibakar hidup-hidup. Mereka mengucapkan pernyataan iman yang tembus ke surga, “…jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (ayat 17-18). Tindakan iman ketiga pemuda ini berpengaruh bukan hanya bagi diri mereka sendiri, tapi juga sampai ke bangsa-bangsa (ayat 29). Latihlah diri kita untuk mengucapkan pernyataan-pernyataan iman yang dapat menebus surga!

“Tindakan iman yang sejati kuasanya jauh melampaui diri kita sendiri.” Iman adalah kemampuan untuk melihat apa yang sudah Tuhan sediakan di surga. Iman perlu dilatih setiap saat dalam setiap aspek kehidupan kita. 1 Timotius 4:7b-8 berbicara tentang pentingnya melatih diri kita beribadah. Proses ibadah yang sejati adalah proses penyediaan apa yang kita imankan di surga sampai kepada kita di bumi.

2. Tindakan yang Bernilai Kisah seorang janda yang memberikan persembahan dua peser dalam Markus 12:41-44 menggaris bawahi betapa pentingnya kunci kedua untuk menggerakan hati Tuhan, yaitu tindakan yang bernilai.

“Tindakan apapun yang kita lakukan yang tidak menggoyahkan hidup kita, tidak akan menggoyahkan surga.”

Nilai mewakili kreatifitas. Di dalam Alkitab di mana Tuhan meresponi sesuatu, di sana kreatifitas biasanya ditemukan. Seorang janda yang mengalami pendarahan 12 tahun mempunyai tindakan iman dan tindakan kreatif untuk menjamah ujung jubah Yesus. Iri, gerutu, kepahitan, dll menghambat kreatifitas. Kreatifitas iman mendahului mujizat.

Visi artinya dapat melihat janji-janji Tuhan; Disiplin artinya melatih diri menunggu sampai janji-janji Tuhan tergenapi; Gairah artinya siap menyongsong janji-janji Tuhan

3. Pengorbanan untuk Kepentingan Kerajaan Allah Matius 26:6-13 menceritakan seorang wanita yang mengurapi Yesus dengan minyak wangi yang mahal untuk persiapan penguburanNya. Tindakan wanita ini menggerakan respon Tuhan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia” (ayat 13). Apakah kita rela berkorban untuk kepentingan Kerajaan Allah? Siapkan tempat dalam hidup kita supaya Allah dapat bekerja.

Paulus mengingatkan kita terhadap cinta akan diri sendiri dalam 2 Timotius 3:1-5. Roh mencintai diri sendiri harus dilawan agar kunci terakhir ini dapat kita lakukan dalam hidup kita.

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.