Merindukan Tuhan melalui penderitaan

Firman hari ini akan diambil dari Ayub 1:6-12.

Ayat 7 menuliskan bahwa kita harus saleh, jujur, membenci kejahatan, dan takut akan Tuhan.

Definisi dari setia adalah ketaatan yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, sedangkan taat adalah sikap menurut dan melakukan sesuatu yang meskipun tidak kita sukai.

Ayat 9&10 mengatakan bahwa iblis akan selalu berpikir secara timbal balik, seperti “mana bisa kita setia sama Tuhan kalau Than tidak memberkati kita”. Tetapi juga dengan bertambahnya berkat, manusia bisa menjadi jauh dari Tuhan.

Tuhan tidak akan pernah memeberikan pencobaan, menghancurkan, dan mengambil berkat tetapi Tuhan mengijinkan iblis untuk mencobai (Ayat 11&12), dan mencuri berkat (Yoh 10:10 dan Yak 1:13).

Kehebatan Ayub adalah imannya, tetapi ada juga beberapa kesalahannya:

1. Ayub berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil”. Perkataan Ayub ini salah (Ayub 1:20-22). 2. Ayub hidup penuh dengan kecemasan dan ketakutan (Ayub 3:24-25). 3. Ayub salah karena mempersembahkan korban untuk mewakilkan anak-anaknya, sedangkan Tuhan tidak memiliki perwakilan dan Dia ingin setiap manusia berhubungan dengan Tuhan secara individu (Ayub 1:5).

Ayub tidak berdosa tetapi dia berkata “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”. Ini juga salah karena berpikir bahwa sakitnya itu dari Tuhan (Ayub 2:3-10).

Dalam Ayub 2:3-10, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidak akan memberikan beban lebih daripada yang dapat kita pikul (1 Kor 10:13).

Tuhan itu penuh dengan kasih, tetapi tidak membuat kita menjadi ‘spoil’. Contohnya apabila kita mempunyai kemampuan mengangkat beban 50kg, maka Tuhan akan mengijinkan kita untuk mengangkat beban lebih sampai 60/70kg, supaya kita di-stretch menjadi lebih baik dan lebih indah di hadapan Tuhan.

Di dalam jamannya Ayub, dia tidak dipenuhi dengan roh kudus namun sanggup menanggung beban yang berat. Kita yang hidup di jaman sekarang harusnya lebih kuat dalam menghadapi pencobaan karena roh kudus yang hidup di dalam kita.

Iman + Pengharapan = Mujizat (Gal 6:7-9)

Ayub sadar dan mencabut perkataannya yang salah (Ayub 42:1-6).

Ayub dipulihkan dan diberikan 2x lipat dari segala kepunyaannya (Ayub 42:10).

Marilah kita memiliki iman sperti Ayub, namun tidak melakukan kesalahannya. Firman ini mengajarkan kita untuk memiliki pandangan yang benar tentang Tuhan dan hidup sebagai ‘conquerer’ melalui kemenangan dan kemenangan.

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.