Pekerjaan yang lebih besar

Yohanes 14:8-14

  1. Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” 9.Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 10. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 11. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 12. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 13. dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

 

Saya punya satu tujuan dari khotbah ini. Hari ini saya ingin anda membuat keputusan dalam pikiran anda tentang siapa Yesus itu dan bertindak secara konsisten dengan apa yang anda percayai.

 

Kalau saudara sudah lama mengenal saya, maka saudara akan tahu bahwa Injil Yohanes adalah salah satu buku favorit saya di Alkitab. Dua buku favorit saya yang lain adalah Roma dan Filipi. Kalau saudara tidak pernah membaca Injil Yohanes, saya ingin mendorong saudara untuk mengambil satu jam malam ini atau minggu ini untuk membacanya. Saudara pasti terkagum waktu membacanya! Jika Saudara dibesarkan di gereja, maka Saudara tahu bahwa kita memiliki 4 catatan yang berbeda tentang kehidupan Yesus yang kita sebut Injil. Mereka adalah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Matius, Markus dan Lukas disebut injil sinoptik karena mereka sangat mirip satu sama lain. Tetapi Injil Yohanes berbeda. Matius, Markus dan Lukas ditulis untuk memberi catatan tentang kehidupan Yesus. Jadi, Injil mereka sangat ditekankan pada apa yang Yesus lakukan. Tapi Injil Yohanes itu unik. Dalam menulis Injilnya, Yohanes memiliki satu tujuan khusus.

Yohanes menyimpulkan tujuan tulisannya seperti ini: Yohanes 20:30-31 – Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Jadi inilah yang Yohanes lakukan. Dia mengundang Saudara untuk datang. Datang untuk mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus. Untuk percaya kepadaNya. Untuk menaruh pengharapan dalamNya. Untuk mengecap manis kasihNya. Yohanes mengundang Saudara untuk menikmati hubungan yang sama seperti yang dia alami dengan Yesus. Jadi datanglah dan percayalah kepadaNya supaya Saudara memperoleh kehidupan. Inilah tujuan dari Injil Yohanes. Dia ingin menunjukkan kepada Saudara siapa Yesus itu dan mengundang Saudara untuk percaya kepada-Nya. Kedengarannya mudah? Percayalah bahwa Yesus adalah Kristus. Amin. Tetapi, berapa banyak dari Saudara yang menyadari bahwa pada saat yang bersamaan, itu sangat sulit untuk dilakukan? Kita bisa percaya pada seseorang, tapi juga tidak benar-benar percaya pada orang yang sama pada saat yang bersamaan. Sangatlah mudah untuk mempercayai apa yang Yesus dapat lakukan bila hal itu tidak ada hubungannya dengan kita. Kita ahli untuk mengatakan kepada orang lain untuk percaya dan berharap kepada Yesus tapi kita sangat lambat untuk percaya dan berharap kepada Yesus pada saat hal ini melibatkan hidup kita.

 

Saudara pernah dengar tentang Charles Blondin? Blondin adalah seorang “tightrope walker” Perancis yang terkenal. Ketenaran Blondin yang terbesar datang pada tanggal 14 September 1860, saat dia menjadi orang pertama yang berjalan melewati tali yang terbentang sekitar 3 km melintasi Air Terjun Niagara. Orang-orang dari Kanada dan Amerika datang dari beribu-ribu mil jauhnya hanya untuk melihat prestasi hebat ini. Dia berjalan 50 meter di atas air terjun, menyeberang beberapa kali, setiap kali dengan tantangan yang berbeda – berjalan di dalam karung, pakai enggrang (stilts), di atas sepeda, dalam kegelapan, maupun dengan mata tertutup. Suatu saat dia bahkan membawa kompor dan memasak telur dadar di tengah-tengah tali! Banyak orang berkumpul dan bersorak sorai di kedua sisi tepi sungai. Kumpulan orang2 itu berseru Ooh dan Aah pada waktu Blondin dengan hati-hati berjalan melintasi tali – langkah demi langkah yang berbahaya – sambil mendorong gerobak berisi karung kentang. Setelah mencapai sisi akhir, tepuk tangan penonton terdengar lebih keras daripada deru air terjun! Kemudian pada satu titik, dia meminta partisipasi seorang sukarelawan. Blondin tiba-tiba berhenti dan bertanya kepada para penontonnya: “Apakah anda percaya saya bisa membawa seseorang di dalam gerobak ini?” Kerumunan itu berteriak dengan antusias, “Ya! Kamu adalah pejalan di atas tali terhebat di dunia. Kami percaya!” “Oke,” kata Blondin, “Siapa yang mau masuk ke dalam gerobak ini?” Sejauh cerita Blondin berlanjut, tidak ada yang mau melakukannya pada saat itu!

Bisakah Saudara melihat apa yang terjadi? Ada perbedaan besar dalam mempercayai bahwa Blondin dapat membawa seseorang dalam gerobak, dengan Saudara melompat naik ke dalam gerobak itu. Ada perbedaan besar antara berkata bahwa kita percaya Yesus adalah Kristus, dengan melompat masuk ke dalam gerobak dan percaya bahwa Yesus dapat membawa Saudara ke seberang. Saudara tahu apa masalah Israel paling utama? Ketidakpercayaan. Saudara ingat kisah 12 pengintai? Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, Musa mengirim 12 pengintai ke Kanaan untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi tanah dan orang-orang di dalamnya. Jadi kedua belas pengintai itu pergi ke Kanaan. Di Kanaan, mereka melihat tanah subur yang indah mengalir dengan susu dan madu. Tapi mereka juga melihat raksasa yang menguasai daerah itu. Ketika para pengintai itu kembali, mereka melaporkan apa yang mereka lihat kepada Musa. Tanahnya memang sangat indah namun dipenuhi dengan raksasa. Kaleb dan Yosua sudah siap untuk berperang. Mereka sudah siap untuk mengambil pedang, melompat masuk ke dalam gerobak dan mempercayai Tuhan. Tapi 10 pengintai lainnya tidak. Mereka menyebarkan berita kepada semua orang Israel bahwa raksasa itu terlalu kuat untuk mereka dan mereka seperti belalang jika dibandingkan dengan raksasa itu. Maka orang-orang Israel menggerutu dan memutuskan untuk kembali ke Mesir. Sekarang dengarkan tanggapan Tuhan kepada Israel.

Bilangan 14:11 – TUHAN berfirman kepada Musa: “Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!” Masalah bangsa Israel adalah masalah yang sama persis dimiliki oleh para kerumunan penonton dengan Blondin. Sangat mudah untuk menyoraki dari sisi penonton. “Keren banget Tuhan, Engkau sungguh luar biasa! Engkau dapat melakukan segala perkara!” Mereka bersorak-sorai bagi Allah ketika Allah mengirim 10 tulah; ketika Allah membelah laut merah; ketika Allah mengirim roti manna dari surga. Tapi sekarang pada waktu kehidupan mereka yang dipertaruhkan, mereka berkata, “Tunggu sebentar. Aku tidak yakin apakah Tuhan bisa dipercaya dengan raksasa ini. Mereka terlalu besar dan kita terlalu kecil. Kita hanya seperti belalang jika dibandingkan dengan mereka.” Mungkin benar bahwa raksasa itu begitu besar sehingga Israel terlihat seperti belalang jika dibandingkan. Atau mungkin hanya dibesar-besarkan. Berapa banyak dari Saudara yang menyadari bahwa kita suka membesar-besarkan masalah kita? “Aku kelaparan. Aku bakal mati kalau aku ga makan segera.” Tidak – Saudara hanya lapar. “Aku meleleh.” Tidak – Saudara hanya kepanasan. “Tidak ada yang mencintai aku!” Itu tidak benar. Hanya cowok/cewek yang memutuskan anda. Tapi dasar masalahnya adalah, kita dengan mudahnya kehilangan penglihatan tentang siapa Tuhan itu dan kita tidak percaya kepadaNya. Kita percaya Tuhan secara teori tapi kita tidak percaya Tuhan di hari Senin sampai Minggu.

Inilah yang Injil Yohanes sampaikan. Bagi Yohanes, untuk percaya bahwa Yesus adalah Kristus bukanlah pengetahuan intelektual saja, namun ini adalah kebenaran yang mengubah kehidupan. Sangatlah tidak konsisten untuk memilih mempercayai Yesus dalam beberapa bagian dalam kehidupan dan tidak mempercayai dia dalam yang lainnya. Karena jika Dia benar-benar Tuhan, maka saudara seharusnya menganggap serius semua yang Dia katakan. Kalau saudara hanya mempercayaiNya dalam sebagian kehidupan saudara dan mengabaikan Dia dalam sebagian lain, ini namanya tidak konsisten. Jika Yesus adalah Tuhan dalam kehidupan saudara, maka Dia menuntut kepercayaan penuh dan ketaatan mutlak dari saudara.

 

 

Dan dalam ayat Alkitab ini, ada tiga hal yang Yohanes inginkan untuk kita percayai. Percaya kepada pribadi Yesus; percaya pada pekerjaan Yesus; percaya dalam nama Yesus.

 

 

Pribadi Yesus

 

Yohanes 14:8-10 – Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Yohanes pasal 14 adalah bagian dari percakapan perpisahan Yesus sebelum Dia disalibkan yang dapat kita temukan dalam Yohanes pasal 13 sampai 17. Yesus mencurahkan isi hatinya kepada murid-murid-Nya sebelum Ia meninggalkan mereka. Saya akan coba rangkum tujuh ayat pertama dengan cepat. Yesus mengatakan kepada murid-muridNya secara singkatnya, “Guys, Aku akan pergi ke rumah Bapa-Ku. Tapi jangan khawatir. Rumah Bapa-Ku sangat besar dan Aku akan mempersiapkan kamar untuk kalian semua. Aku akan datang lagi dan jemput kalian nanti. Kalian tahu kemana Aku pergi.” Dan Thomas menjawab, Maaf Yesus, kami tidak tahu kemana kamu akan pergi. Kemana kamu akan membawa kami? Kami tidak tahu. Bisakah mungkin kamu memberitahu kami alamatnya sehingga kami bisa pakai Google Maps untuk kesana?” Saya suka sama Thomas ini. Dia ini bisa dibilang “clueless”. Thomas mengingatkan saya pada diri saya sendiri. “Yos, yuk nyate ke rumah Timmy.” “Yok. Eh bentar, gimana jalannya ke rumah Timmy?” Padahal saya sudah tujuh kali ke rumah Timmy. Lalu, Yesus menjawab, Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Kamu sampai ke rumah Bapa melalui Aku. Tidak ada jalan lain. Akulah satu-satunya jalan menuju Bapa. Jika kamu mengenal Aku maka kamu mengenal Bapa.” Jadi itulah kesimpulan tujuh ayat pertama dalam Yohanes 14 ini yang bisa jadi satu bahan kotbah sendiri. Tapi saya tidak punya waktu untuk dua khotbah.

Lalu Filipus menjawab. Jawabannya sangat karismatik. “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Anda tidak bisa lebih karismatik dari ini. Filipus meminta penglihatan yang terlihat oleh mata jasmani manusia tentang Tuhan, sesuatu yang mirip dengan pengalaman semak belukar Musa, pergulatan Yakub dengan Tuhan, atau perjumpaan Yesaya dengan Allah yang kudus. “Yesus, kami melihat Engkau tapi kami tidak melihat Allah. Tunjukkanlah kepada kami manifestasi Allah yang nyata. Kami ingin melihat Allah yang bisa kami lihat, pegang dan rasakan.” Bukankah ini yang seringkali kita rasakan? Kadang kita merasa seperti Tuhan adalah Tuhan yang sangat jauh. Kita tahu Dia ada tapi Dia seperti sangat asing, tidak tergapai, dan kita seringnya berharap Dia ada di sini di depan kita secara fisik. Kita menginginkan Tuhan yang bisa kita lihat dengan mata jasmani kita. Kita ingin suaraNya terdengar secara audibel di telinga kita. Kadang saya berpikir hidup saya akan jauh lebih mudah jika saya memiliki Tuhan yang bisa saya lihat dan sentuh. Kadang saya berharap saya adalah salah satu dari ke-dua belas murid. Siapa yang pernah berpikir seperti itu? Para murid memiliki hak istimewa untuk melihat Yesus dengan mata kepala mereka sendiri; mendengar suara Yesus; menyentuh tubuh Yesus. Mereka menyaksikan 1001 keajaiban yang Yesus lakukan. Pasti itu sudah cukup bagi kita kan? “Kalau saja aku punya Yesus secara jasmani yang berjalan dengan aku, pasti itu lebih dari cukup.” Tapi ternyata tidak. Filipus ada bersama dengan Yesus. Dia berhadapan langsung dengan Yesus. Dia menyentuh Yesus. Dia mendengar suara Yesus. Filipus dan murid-murid lainnya tinggal bersama-sama dengan Allah dalam tubuh manusia selama tiga setengah tahun. Mereka melihat semua keajaiban yang Yesus lakukan dengan mata kepala sendiri. Tapi mereka masih mengatakan, “Tunjukkan Bapa itu kepada kami.” Jadi dasar pikiran mereka adalah, “Kalau saja aku bisa melihat Allah, maka aku akan baik-baik saja.” Tapi pada kenyataannya, Allah dalam bentuk tubuh manusia, berdiri di depan mereka dan mereka masih tetap tidak menyadarinya.

 

Perhatikan jawaban Yesus. Inilah hal-hal yang membuat Yesus dicemooh dan disalibkan. Ia mengatakan, Filipus, tidakkah engkau mengenal Aku? Aku sudah bersamamu selama tiga setengah tahun dan kamu masih belum tahu? Jika kamu melihat Aku, kamu melihat Bapa. Karena Aku di dalam Bapa dan Bapa ada di dalamku. Semua yang Aku lakukan adalah bukan dari Aku tetapi dari Bapa yang di dalam Aku.” Ini adalah cara Yesus mengatakan, “Filipus, Akulah Tuhan. Engkau bisa berhenti mencari Tuhan. Engkau sedang menatapNya sekarang juga. Jika kamu telah melihat Aku, kamu telah melihat Bapa.” Yesus menempatkan diriNya sejajar dengan Allah. Dia bukan ‘seperti Tuhan’; Dia adalah Tuhan! Jika kamu telah melihat Yesus, kamu telah melihat Tuhan.

Ada dua kata Yunani untuk melihat: Blepho – melihat dengan retina kita; Horao – melihat dengan pengertian. Yesus menggunakan Horao dalam kasus ini. Yesus mengatakan, “Filipus, siapa pun yang telah Horao Aku, siapa pun yang telah melihatKu dengan pengertian, telah melihat Bapa.” Yang berarti, tidak cukup bagi Saudara untuk hanya tahu tentang Yesus. Saudara bisa menjadi fans nomor satu Yesus. Saudara bisa menjadi orang pertama yang menyukai dan mengomentari semua post Yesus di Instagram. Saudara bisa mengangkat tangan Saudara tinggi-tinggi di gereja dan bernyanyi dengan suara yang sangat keras walaupun fals – tapi ini semua tidak menjamin bahwa Saudara benar-benar mengenal Yesus. Sangatlah mungkin bagi manusia untuk serba sibuk untuk Yesus namun tidak mengenal Yesus. Ada perbedaan besar antara mengetahui setiap detail kehidupan Yesus dengan mengetahui detak jantung Yesus. Yang satu adalah pengetahuan intelektual dan yang satunya adalah hubungan pribadi.

Bagaimana Saudara tahu jika Saudara memiliki hubungan pribadi dengan Yesus? Saudara mempercayai perkataanNya. Saya kasih contoh. Saya ingin memberitahu sebuah rahasia kepada Saudara. Saya ini keturunan Cina. Mungkin susah untuk dipercaya. Tapi saya benar-benar Indo-Cina. Kalau butuh bukti nyata – lihat mata saya. Tinggi badan saya 178 cm dan berat badan saya, nggak penting untuk diumumkan. Yang perlu Saudara ketahui adalah bahwa saya sedang menjalani program diet sepanjang masa. Sekarang, Saudara bisa meninggalkan tempat ini dan berkata, “Yosi pasti bukan Cina. Dia pasti orang Nigeria. Tingginya pasti 190cm. Lihat saja warna kulitnya – Nigeria banget.” Lalu mungkin juga ada yang berkata, “Dia pasti orang Jepang. Tingginya sekitar 170 cm. Lihat saja namanya, Oci Ucup, dan lihat perutnya. Pasti dia beratnya sekitar 100 kg.” Jadi 2 orang ini berdebat tentang apakah saya Nigeria atau Jepang. Lalu orang lain datang dan berkata, “Tahu nggak, kalian berdua benar. Selama kalian benar-benar percaya dalam hati kalian.” Eh? Ini terdengar sangat bodoh tapi inilah yang sering kita lakukan kepada Yesus. Kita memilih dan memutuskan apa yang ingin kita percayai tentang Dia. Masalahnya adalah, kalau kita melakukan itu, kita tidak melihat pribadiNya dengan suatu pengertian. Kita belum memiliki hubungan pribadi denganNya. Kita belum benar-benar percaya di dalam hati kita bahwa dia adalah Tuhan. Jadi, percayakah Saudara bahwa Yesus adalah Tuhan? Jika Saudara mengatakan bahwa Saudara percaya bahwa Yesus adalah Tuhan maka Saudara juga harus menganggap serius semua yang Dia katakan. Saudara harus mempercayai Dia sepenuhnya.

Inilah sebabnya mengapa anggapan Yesus sebagai ‘orang baik’ tidak akan pernah masuk akal. Orang baik macam apa yang menyebut dirinya Tuhan? Sosok Yesus yang tertulis dalam Alkitab tidak akan membiarkan anda berpikir tentang Dia sebagai orang baik atau nabi yang baik. Dia tidak punya tempat untuk itu. Sosok Yesus yang tertulis dalam Alkitab hanya memberikan anda dua pilihan  Dia adalah Allah sepenuhnya atau Dia adalah orang gila. Tidak ada jalan tengahnya. Pilihan Saudara hanya antara mencintaiNya atau membenciNya. Hanya ada 2 pilihan disini: Yesus seutuhnya atau tidak sama sekali. Tidak ada jalan tengah. Saudara mengabaikanNya sama sekali ATAU saudara menyembahNya, yang berarti saudara memberi kepercayaan penuh dan ketaatan mutlak kepadaNya. Bukan kepercayaan setengah hati atau setengah taat. Karena ini adalah apa yang saya lihat banyak terjadi di antara kita. Kita memilih perkataan Yesus yang kita sukai dan mengabaikan hal-hal yang tidak nyaman bagi kita. Tetapi jika Yesus benar-benar Tuhan dalam hidup kita, Dia menuntut kepercayaan penuh kita dalam segala hal.

Pertanyaannya adalah, apakah Saudara percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Jangan terlalu cepat menjawab karena Saudara bisa berada di hadapan Tuhan selama tiga setengah tahun tapi tidak menyadarinya sama sekali. Maksud saya, masih masuk akal jika orang-orang Farisi tidak melihat identitas sejati Yesus. Tetapi tentunya kita menganggap bahwa setelah menghabiskan waktu bersama Yesus setiap hari selama tiga setengah tahun, setelah menyaksikan semua mujizat yang Yesus lakukan, setelah mendengarkan semua ajaran Yesus, para murid akan mengerti lebih banyak. Tapi pada kenyataannya, mereka tidak mengerti. Berada di sekitar Yesus tidak menjamin kita mengenal siapa Yesus sebenarnya.

 

 

Pekerjaan Yesus

 

Yohanes 14:11-12 – Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Hal kedua yang kita dipanggil untuk percaya adalah untuk percaya kepada pekerjaan Yesus. Inilah yang saya suka tentang Yesus. Dia tidak meminta iman yang buta. Iman yang buta tidak memuliakan nama Tuhan. Yesus tidak mengatakan kepada kita untuk percaya bahwa Dia adalah Tuhan hanya karena Dia berkata demikian. Yesus menantang kita untuk menggunakan akal budi pikiran kita. Yesus mengatakan, “Percayalah bahwa Akulah Allah dan apa yang Aku katakan kepadamu adalah benar. Tapi jika kamu masih sulit untuk percaya apa yang Kukatakan kepadamu, maka lihatlah pekerjaan tanganKu. Lihatlah apa yang telah Aku lakukan. Kamu akan tahu bahwa Aku sesungguhnya adalah sesuai dengan siapa yang Aku katakan jika kamu memperhitungkan pekerjaan tanganKu.” Jadi, apa yang telah Yesus lakukan sejauh ini dalam Injil Yohanes? Bagaimana dengan mujizat mengubah air menjadi anggur? Apakah itu cukup baik untuk Saudara? Tapi orang-orang terlalu mabuk untuk membedakan antara air dan anggur.” Oke lalu bagaimana dengan mengetahui rahasia terdalam seorang wanita Samaria? Apa? Yesus tahu karena dia stalking Instagram wanita itu? Oke bagaimana dengan memberi makan lima ribu orang dengan 5 roti dan dua ikan? Bagaimana dengan berjalan di atas air? Bagaimana dengan kesembuhan seorang lelaki yang buta dari lahir? Jika itu masih tidak cukup untuk Saudara, bagaimana dengan berteriak tiga kata kepada sesosok mayat, “Lazarus, marilah keluar,” dan mayat itu hidup kembali? Apakah bukti ini sudah cukup jelas? Dan inilah bagian pokoknya. Yesus melakukan semua mujizat bukan untuk memamerkan kemampuanNya. Yesus melakukan semua karya mujizat agar kita percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Yesus adalah Tuhan.

 

Lalu apa yang Yesus katakan berikutnya sangat mengejutkan. Yohanes 14:12 – Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa. Barangsiapa percaya kepada Yesus berarti bahwa janji ini tidak hanya menjadi milik para rasul – janji ini adalah milik semua orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Setiap orang yang percaya kepada Yesus akan melakukan pekerjaan yang Yesus lakukan. Mari kita berhenti sebentar. Saya harus sangat berhati-hati di sini. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa apa yang Yesus katakan di sini berarti jika Saudara percaya kepadanya, maka Saudara juga akan mengubah air menjadi anggur, memberi makan lima ribu orang, menyembuhkan orang yang terlahir buta atau membangkitkan seseorang dari kematian. Apakah saya percaya pada karunia mujizat? Ya – saya percaya. Saya seorang karismatik. Tuhan menyembuhkan saya dari leukemia beberapa tahun yang lalu. Saya percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mampu dan masih menyembuhkan sampai hari ini. Meskipun tiga kali saya berdoa untuk seseorang yang menderita leukemia, mereka semua sudah nyalib saya kembali ke rumah Bapa. Kisah nyata. Pesan moral: jangan meminta saya untuk mendoakan seseorang yang menderita leukemia kecuali jika Saudara ingin mereka segera bertemu dengan Yesus. Saya percaya bahwa Tuhan telah memberi kepada beberapa orang karunia kesembuhan dan beberapa karunia hikmat, dll. (1 Korintus 12). Tapi menurut saya, bukan itu yang dimaksud Yesus di sini.

Ini alasan saya. Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa siapapun yang percaya kepada Dia tidak hanya akan melakukan pekerjaan yang Dia lakukan, tetapi juga pekerjaan yang lebih besar daripada Yesus karena Yesus pergi kepada Bapa. Jadi karya yang akan kita lakukan tidak hanya mencerminkan karya Yesus tapi lebih besar daripada karya Yesus. Jadi apakah yang dimaksud dengan karya dan karya yang lebih besar ini? Ada beberapa kemungkinan. Satu, yang Yesus maksud dengan karya yang lebih besar, adalah karya yang lebih supranatural dan spektakuler. Tapi, rasanya sulit membayangkan sesuatu yang lebih supranatural daripada karya Yesus sendiri. Saudara tahu salah satu peribahasa Indonesia yang terkenal. Saya akan terjemahkan dalam Bahasa Inggris dan anda coba tebak Bahasa Indonesianya. “Teacher pee pee standing. Student pee pee running.” “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Jadi, apakah itu berarti jika Yesus berjalan di atas air, kita akan mengalahkanNya dengan berlari di atas air? Kita akan memberi makan lima ribu orang dengan dua cheeseburger? Bagaimana dengan membangkitkan Lazarus dari kematian? Apa yang lebih spektakuler dan supranatural dari itu? Mengirim penderita Leukemia kembali ke rumah Bapa? Kemungkinan kedua, yang Yesus maksud dengan karya yang lebih besar, adalah bahwa kita akan membawa pekerjaan Yesus lebih jauh dari pada yang Yesus lakukan sebelumnya. Sepanjang masa hidupNya di bumi, pekerjaan Yesus terbatas pada Israel. Tetapi gereja akan membawa karya Yesus ke Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Ini lebih mungkin daripada kemungkinan yang pertama karena ini masih terikat pada amanat agung untuk memberitakan Injil tapi saya rasa bukan itu yang Yesus maksudkan. Yesus tidak berkata bahwa Saudara dan saya akan melakukan pekerjaan ‘lebih banyak’ tapi pekerjaan yang ‘lebih besar’. Dia tidak berbicara tentang jumlah pekerjaan tetapi kepada kualitas dari pekerjaan itu. Pekerjaan yang lebih besar tidak berarti ‘lebih spektakuler’ atau ‘lebih banyak pekerjaan.’ Yesus sedang berbicara tentang sesuatu yang lain.

Petunjuknya dapat kita temukan dalam perkataan Yesus. “Kamu akan melakukan pekerjaan yang lebih besar karena Aku pergi kepada Bapa.” Satu-satunya alasan bahwa mereka yang percaya pada Yesus akan melakukan karya-karya Yesus dan karya-karya yang lebih besar dari Yesus adalah karena Yesus pergi kepada Bapa. Sekarang, apa tujuan Injil Yohanes? Agar Saudar dan saya percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Apa tujuan mujizat? Agar Saudara dan saya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Saya beri satu ayat lagi. Yohanes 6:29 – Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Pekerjaan Yesus adalah jenis pekerjaan yang memungkinkan orang untuk percaya kepada Yesus. Jadi, inilah yang Yesus katakan. “Karena Aku pergi kepada Bapa, maka engkau akan melakukan pekerjaanKu dan bahkan pekerjaan yang lebih besar lagi. Engkau akan memimpin orang-orang untuk percaya padaKu dengan cara yang lebih besar dari yang Aku dapat lakukan saat Aku masih berada di atas bumi.Bagaimana caranya? Karena Yesus akan pergi kepada Bapa. Apakah Saudara tahu apa yang perlu terjadi sebelum Yesus pergi kepada Bapa? Yesus harus mati. Yesus harus dibangkitkan. Dan karena itu, maka Yesus diangkat ke tempat tertinggi – diberi Nama di atas segala nama – sehingga pada nama Yesus, semua lutut bertelut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan untuk kemuliaan Allah Bapa. Dan ketika Yesus pergi kepada Bapa, Dia mengirimkan kepada murid-muridNya dan juga kita, Roh Kudus yang menuntun mereka untuk memahami kebenaran Yesus yang tidak mereka mengerti saat Dia berjalan di atas bumi. Pekerjaan lebih besar yang dimaksud Yesus adalah kebenaran pribadi Yesus yang lebih nyata, pernyataan yang lebih besar akan keindahan dari karya Yesus yang sempurna, yang akan disingkapkan Roh Kudus kepada semua orang yang percaya.

 

Sampai saat itu, semua keselamatan masih melihat ke depan. Yesus belum menyelesaikan pekerjaan keselamatan. Tetapi oleh kematian, kebangkitan dan kenaikanNya kepada Bapa, Yesus menyelesaikan pekerjaanNya dengan sempurna. Tidak ada lagi yang harus dilakukan. Yesus membeli pengampunan kita dengan satu kali pembayaran. Dia bayar dengan penuh. Hutang sudah lunas. Kita diampuni dan Yesus dimuliakan. Intinya adalah: Setiap orang percaya dipanggil untuk memberitakan karya-karya kesaksian tentang Yesus yang akan membawa orang lain untuk percaya dan menikmati keindahan Yesus. Bahwa Dia benar-benar dipaku di kayu salib dan mati untuk dosa-dosa kita, dan bahwa Dia memiliki otoritas atas langit dan bumi. Pesan kita bukanlah tentang apa yang akan Yesus lakukan; Pesan kita adalah Yesus sudah menyelesaikan semua pekerjaanNya untuk menyempurnakan keselamatan kita. Inilah pekerjaan yang lebih besar.

 

 

Nama Yesus

 

Yohanes 14:13-14 – dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

Jika Saudara memahami konteks dari ayat ini, akan sulit untuk salah menafsirkannya. Ayat ini tidak berarti, “Apa yang Saudara inginkan dalam hidup? Lamborghini? Mintalah dalam nama Yesus. Jika Saudara melihat mobil itu di jalan, tumpang tangan atasnya dan katakan, “dalam nama Yesus, Lamborghini ini menjadi milikku.” Amin.” Silakan coba dan jangan lupa kasih tahu saya saat Saudara dipenjara. Nanti saya akan datang berkunjung. Saya sudah coba pernah doa semacam ini pada Song Hye Kyo sebelumnya. Saya tumpang tangan pada fotonya dan berdoa, “Dalam nama Yesus, saya ingin pacar seperti Song Hye Kyo.” Hasilnya: saya masih single. Karena bukan ini yang Yesus katakan. Kata “apa juga” dibatasi dengan dua tujuan. Yang pertama adalah melakukan pekerjaan Tuhan yang akan membawa orang percaya kepada Yesus, dan yang kedua, supaya Bapa dapat dipermuliakan di dalam Anak. Jadi, saat kita menjalankan pekerjaan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari, saat kita hidup untuk memperbesar nama Yesus dan pekerjaanNya yang sempurna, mintalah kepada Yesus apapun yang Saudara butuhkan dan Dia akan memberikannya kepada Saudara.

Akan tetapi, ada satu kondisi. Yesus berkata, “Kamu perlu meminta dalam nama-Ku.” Apa artinya untuk meminta dalam nama Yesus? Ini bukan hanya perkataan klise yang kita biasa ucapkan di akhir doa kita. Ada dua hal dan saya akan memberikan beberapa aplikasi dan saya akan selesai. Satu, untuk berdoa dalam nama Yesus berarti bahwa Saudara meletakkan seluruh pengharapan Saudara dalam Yesus. Saudara tidak datang kepada Tuhan dengan nama Saudara sendiri, Saudara datang kepada Allah Bapa dengan membawa nama Yesus. Sama seperti berkata: “My hope is built on nothing less // than Jesus’ blood and righteousness // I dare not trust the sweetest frame, but wholly trust in Jesus’ name.” Nama membawa hak istimewa. Saya sudah pernah bercerita kepada Saudara tentang beban berat nama keluarga saya. Tidak gampang untuk membawa nama keluarga Yusuf. Ada banyak tanggung jawab yang datang dengan nama keluarga saya. Kalau Saudara tidak percaya, kita bisa coba tukar nama keluarga kita selama 3 bulan dan kita lihat apakah Saudara masih hidup. Tapi pada saat bersamaan, nama itu juga membawa hak istimewa. Salah satu alasan mengapa saya memiliki akses untuk melayani di berbagai tempat di Indonesia adalah karena nama keluarga saya; karena saya membawa nama Yusuf; karena saya adalah anak Samuel Yusuf.

Sama juga dengan kita, Saudara memiliki akses kepada Allah Bapa karena Yesus. Saudara tidak membawa nama Saudara sendiri tapi Saudara membawa nama Yesus bersama Saudara. Meminta dalam nama Yesus berarti menyatakan bahwa Yesus adalah pengharapanku. Yesus adalah kebenaranku. Yesus adalah hidupku. Yesus adalah satu-satunya alasan saya bisa datang dan meminta Tuhan untuk apapun yang saya butuhkan untuk melakukan pekerjaan Yesus. Sama seperti berkata, “Tuhan, tidak ada yang baik dalam diriku. Aku tidak punya sesuatu yang layak untuk kuberikan kepadaMu. Tapi aku datang dalam nama AnakMu, Yesus Kristus. Bapa Engkau harus mendengarkanku karena apa yang Kristus telah lakukan bagiku.” Saudara mengikuti saya?

 

Kedua, untuk pergi atas nama orang lain berarti Saudara harus menginginkan apa yang mereka inginkan. Kita punya pengacara di tempat ini. Saya bukan pengacara tapi saya suka menonton Suits. Itu sudah lebih dari cukup untuk memberi tahu saya segala sesuatu yang dilakukan seorang pengacara. Ketika seorang pengacara diminta untuk menegosiasikan kontrak untuk client, sang pengacara harus menginginkan apa yang diinginkan clientnya. Seorang pengacara tidak bisa membawa keinginan dan hak pribadi mereka sendiri. Saudara mewakili orang lain dan Saudara berada di sana untuk bernegosiasi atas nama client Saudara. Jadi apa yang Saudara inginkan secara pribadi tidak berarti apa-apa. Apa yang client Saudara inginkan yang terpenting disini. Jika client Saudara mengatakan bahwa mereka hanya akan mencapai persetujuan dengan $1 juta, Saudara juga harus mendesak sampai $1 juta. Saudara tidak bisa mengatakan, “$1 juta kebanyakan. $500 saja boleh deh.” Saudara akan dipecat. Setuju?

Untuk meminta dalam nama Yesus itu berarti berkata, “Tuhan, aku tidak tahu apa yang baik untuk diriku sendiri. Tapi Engkau tahu. Bantu aku untuk menginginkan apa yang Engkau inginkan. Aku hanya mau menginginkan apa yang Engkau inginkan.” Ini adalah alasan mengapa Yesus berkata bahwa jika kita meminta dalam nama-Nya, maka Ia akan melakukannya. Karena kita tidak lagi meminta apa yang kita inginkan. Kita meminta apa yang Dia inginkan. Karena itu, tidak ada yang namanya doa yang tidak dijawab. Jika Saudara meminta sesuatu yang Dia inginkan, sesuatu yang akan memuliakan namaNya, tapi Ia tidak memberikannya kepada Saudara, ini bukan karena Dia tidak menjawab doa Saudara. Jawaban ‘TIDAK’ dari Tuhan pasti selalu berarti ‘YA’ untuk sesuatu yang lebih baik.

 

 

Jadi itulah tiga hal yang Yohanes ingin kita percayai. Kita dipanggil untuk percaya kepada pribadi Yesus; pada pekerjaan Yesus; pada nama Yesus.

 

 

Aplikasi:

 

Kita dipanggil untuk menjadi orang-orang yang mengerti Firman. Yohanes ingin kita percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Bagaimana itu bisa terjadi? Melalui Alkitab. Dengan membaca Kitab Suci. Roma 10:17 – Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tidak ada jalan lain. Yohanes dengan jelas menulis bahwa dia menulis Injilnya untuk tujuan supaya Saudara percaya. Ada sesuatu yang supernatural tentang membuka Alkitab dan membacanya. Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu berbicara tentang Yesus. Sewaktu Saudara mulai membaca, saat Saudara mulai melihat Yesus di setiap halaman Alkitab, ada sesuatu yang mulai klik dalam diri Saudara. Tiba-tiba Saudara melihat. Tiba-tiba Saudara mengerti. Tiba-tiba ada suatu keyakinan dalam hati Saudara. Yesus adalah Kristus. Tidak ada seorang manusia pun yang bisa melakukan ini untuk Saudara dan saya. Membaca Alkitab tidak menjamin bahwa lampu nyala dan saudara dapat melihat. Namun, Tuhan dalam hikmatnya telah menetapkan bahwa iman hanya timbul melalui firman Kristus. Dengan kata lain, orang percaya yang benar adalah hasil produksi dari Alkitab. Jadi jika Alkitab Saudara sekarang ini tertutup dengan debu, mungkin sudah waktunya untuk tiup debunya dan mulai membacanya. Jika Saudara tidak tahu harus mulai dari mana, Injil Yohanes adalah tempat yang tepat untuk memulai. Injil Yohanes cukup sederhana untuk dipahami oleh anak-anak kecil namun pada saat bersamaan, Injil itu dipenuhi dengan kedalaman pemahaman yang terus memukau para teolog terbesar.

 

Kita dipanggil untuk menjadi orang-orang yang melakukan pekerjaan Yesus. Ayat-ayat yang baru saja kita baca bukan hanya milik para rasul saja. Itu bukan milik pendeta saja. Itu milik setiap orang percaya. Setiap orang percaya dipanggil untuk melakukan pekerjaan yang lebih besar daripada Yesus. Apakah Saudara percaya itu? Jika Saudara percaya, mari berhenti bersorak di tempat penonton dan masuk ke gerobak dorong. Selama Saudara masih berada di tempat penonton, Saudara belum benar-benar percaya kepada Yesus. Karya-karya Yesus memerlukan setiap orang percaya untuk berpartisipasi di dalamnya. Tidak ada pemain cadangan di dalam tim Yesus. Setiap orang percaya adalah pemain inti. Kita harus membawa pesan Injil dimanapun kita berada. Dua hal yang ingin saya sampaikan dengan sangat cepat. Pertama, panggilan untuk memberitakan Injil di Melbourne bukan hanya milik keluarga Haratua. Setiap orang percaya dipanggil untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Dan mungkin untuk beberapa dari kita, Tuhan memanggil kita untuk melakukan pekerjaanNya di Melbourne. Tuhan memanggil Saudara untuk meninggalkan Sydney dengan segala kenyamanannya, dan melangkah ke ladang yang telah dipersiapkanNya untuk Saudara. Dia meminta Saudara untuk masuk ke dalam gerobak dorong. Jika itu Saudara, doa saya untuk Saudara adalah supaya Saudara akan mempercayai Yesus dan melompat ke dalam gerobak. Dia ingin memakai Saudara untuk melakukan pekerjaanNya di Melbourne.

Kedua, yang ini untuk kita semua. Coba dengarkan baik-baik. Saya sering mendengar banyak orang mengatakan, “Yah, aku tidak perlu memberitahu orang-orang tentang Yesus. Yang perlu aku lakukan adalah menjadi murid terbaik; pekerja terbaik; ayah dan ibu terbaik yang aku bisa. Tindakan berbicara lebih keras daripada perkataan.” Masalahnya adalah, iman tidak datang dari menyaksikan perbuatan Kristus. Iman datang melalui mendengar firman Kristus. Puji Tuhan kalau Saudara adalah seorang pekerja teladan dan murid terbaik. Tapi itu belum cukup. Pada titik tertentu, Saudara harus menyampaikan firman Kristus kepada mereka. Saudara perlu membagikan Injil dengan kata-kata dan perbuatan Saudara. Perbuatan saja tidaklah cukup. Perbuatan Saudara membuka kesempatan bagi Saudara untuk membagikan firman dengan penuh kuasa. Saya tidak menyuruh Saudara semua untuk menjadi pelayan sepenuh waktu seperti saya. Tetapi Allah sudah memberikan kepada masing-masing dari kita talenta dan keadaan yang unik. Dia menempatkan Saudara di mana Saudara berada karena suatu alasan. Jangan sia-sia kan pemberian itu. Ketika Saudara menggunakan talenta dan keadaan yang Tuhan telah berikan kepada Saudara, ingat bahwa Saudara juga dipanggil untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar. Saudara dipanggil untuk membagikan Injil dimanapun Saudara berada dan membantu orang lain melihat dan menikmati keindahan Kristus.

 

Kita dipanggil untuk menjadi orang-orang yang berdoa. Ada dua hal disini. Pertama, kita perlu memahami kemustahilan bagi kita untuk percaya kepada Yesus dengan kekuatan kita sendiri. Kebutaan rohani kita lebih buruk dari yang kita pikirkan. Satu-satunya cara bagi kita untuk dapat melihat adalah dengan kedaulatan kasih karunia Tuhan. Keselamatan kita adalah 100% karya kasih karunia Allah dalam diri kita. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri. Jika tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri, apalagi untuk menyelamatkan orang lain? Adalah sebuah kemustahilan bagi kita manusia untuk melakukan pekerjaan Kristus. Namun Allah dalam kasih karunia-Nya telah memutuskan untuk membuka mata kita untuk melihat keindahanNya. Allah dalam kasih karunia-Nya telah memilih kita untuk menjadi instrumen yang Dia pakai untuk menyelamatkan orang-orang di luar sana. Oleh karena itu, kita seharusnya datang setiap hari kepada Allah dan meminta Dia untuk melakukan karya-karyaNya melalui kita. Kita seharusnya merendahkan diri di hadapan-Nya dalam doa dan meminta Dia untuk melakukan apa yang Dia hanya dapat lakukan melalui kita. Adalah kehendak-Nya bagi Saudara untuk melakukan pekerjaanNya. Doa memberi kuasa kepada Saudara untuk dapat melakukan karyaNya.

Kedua, kita harus berani untuk membawa permintaan kita kepada Allah. Berani. Kita tidak datang dalam nama kita sendiri. Kita datang dalam nama Yesus. Dan di dalam Yesus, semua janji Allah adalah ya dan amin. Yesus sendiri memerintahkan kita untuk “minta, cari dan ketuk!” Dia tidak ingin kita hanya meminta, Dia ingin kita mencari dan jika itu tidak cukup, mengetuk! Bisakah Saudara merasakan bobot dari perkataan Yesus? Ya, Allah berkuasa dan Dia tahu semua yang Saudara butuhkan tanpa Saudara mengatakan kepadaNya. Dan kadang Dia lakukan itu. Dia memberikan apa yang Saudara butuhkan bahkan tanpa Saudara meminta. Tapi itu bukan patokannya. Allah telah menetapkan suatu cara dimana kita merendahkan diri dalam doa dan meminta kepadaNya untuk apa yang kita butuhkan. Dan kemudian, Ia berjanji untuk menjawab. Tidak ada doa yang tidak terjawab. Jika apa yang kita minta adalah baik dan sejalan dengan apa yang Dia inginkan untuk kita, maka kita akan dengan berani membawa permintaan kita kepada Allah. Minta, cari, ketuk. Kita yakin bahwa Allah mampu menjawab doa kita dan memberikan apa yang kita butuhkan. Tapi jangan lupa, kita melakukannya dengan tangan dan hati yang terbuka, hati yang menyadari bahwa Tuhan selalu tahu yang terbaik. Ada banyak kali Tuhan menahan sesuatu yang baik dari kita karena Dia menginginkan sesuatu yang lebih bagi kita. Dan jika itu terjadi, maka kita percaya bahwa Allah lebih tahu daripada kita. Doa bukanlah sebuah departemen Technical Support. Tapi seringkali itu adalah cara kita memperlakukan doa. “Tuhan, istri saya rusak. Bisakah Engkau memperbaiki dirinya seperti yang aku inginkan?” Itu bukanlah tujuan doa. Tujuan doa bukanlah untuk membuat Tuhan sepakat dengan Saudara; tetapi bagi Saudara untuk sepakat dengan Tuhan.

Jadi, apakah Saudara membawa permintaan Saudara kepada Allah dalam doa? Dan tidak hanya itu, apakah Saudara mengharapkan Tuhan untuk menjawab doa Saudara? Karena seharusnya demikian. Saya yakin bahwa bagi banyak dari kita, alasan kita tidak menerima adalah karena kita tidak meminta. Tidak hanya meminta, tetapi meminta, mencari dan mengetuk! Bertekun, percaya dan berharap kepada Tuhan untuk menjawab doa-doa kita. Apakah ada suatu aspek dalam hidup Saudara yang Saudara tolak untuk bawa ke hadapan Tuhan? Kalau ada, saudara belum masuk ke dalam gerobak dorong. Yesus adalah Tuhan atas segalanya atau tidak sama sekali. Saudara antara percaya padaNya dalam setiap aspek kehidupan Saudara atau Saudara tidak percaya sama sekali. Saudara tidak bisa memilih-milih. Jika Yesus adalah siapa yang Dia katakan tentang diriNya, maka kita harus menganggap serius setiap perkataanNya.

 

Kabar baiknya adalah bahwa Yesus tidak hanya menuntut kepercayaan penuh dan ketaatan mutlak kita, tetapi Dia menunjukkan kepada kita mengapa Dia bisa dipercaya. Bagaimana caranya? Lihatlah pekerjaanNya. Apa yang kita lihat ketika kita melihat karya Yesus? Kita melihat Dia menanggung ejekan. Kita melihat Dia disiksa sampai mati. Kita melihat Dia disalibkan. Kita melihat Dia menanggung murka Allah. Kita melihat salib di mana Ia mati bagi kita. Dapatkah kita mempercayai Allah yang mati bagi kita sementara kita masih berdosa? Absolutely. Izinkan saya mengajukan satu pertanyaan terakhir dan saya akan selesai. Apakah hidup Saudara konsisten dengan kepercayaan Saudara? Mari kita berdoa.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.