Simson: Hamba Tuhan yang narsis

Hakim-hakim 14:1-15:20

Hakim-hakim 14:1-4 – Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.” Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel.

Jika saya harus memilih satu karakter dalam Alkitab yang paling membingungkan saya, itu adalah Simson. Ketika saya masih kecil, saya ingin menjadi seperti Simson. Simson adalah definisi dari seorang superhero. Setiap hakim lain dalam kitab Hakim-hakim melakukan pekerjaan keselamatan dengan menggunakan pasukan. Tetapi tidak dengan Simson. Simson tidak membutuhkan orang lain. Simson dikaruniai kekuatan super untuk mengalahkan musuh sendirian. Dia seperti Superman dalam Perjanjian Lama. Tetapi ketika saya mempelajari kehidupan Simson, saya menemukan bahwa kehidupan Simson begitu membingungkan dan mengganggu. Coba anda pikirkan. Di Hakim-hakim pasal 13, kita diberitahu bagaimana kondisi rohani Israel semakin lama semakin buruk, sampai-sampai mereka tidak lagi mencari pertolongan Tuhan dan tidak mau meninggalkan dosa-dosa mereka. Dan jawaban Tuhan atas penolakan Israel adalah Simson. Simson adalah anugerah yang mengejutkan yang tidak pantas diterima oleh umat Tuhan yang tidak setia. Dan kisah kelahiran Simson mempersiapkan kita untuk seorang sosok hakim yang luar biasa dan penuh kuasa. Simson adalah satu-satunya hakim yang dipilih Tuhan sebelum ia dikandung. Kita memiliki harapan yang besar atas Samson karena kisah kelahirannya.

Namun, yang akan kita temukan adalah seorang hakim yang sangat penuh dengan kekurangan. Simson adalah seorang yang kejam, impulsif, kecanduan seks, tidak dewasa secara emosional, dan egois. Dia sangat narsis. Seorang pengkhotbah mengatakan bahwa Simson adalah “he-man with a she-weakness.” Kehidupan Simson sangat mengganggu. Tetapi yang paling membingungkan dari semuanya adalah bahwa Roh Tuhan bekerja di dalam diri Simson dan menggunakan narsisismenya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Itulah sebabnya saya bingung dengan Simson. Dia adalah seorang hakim yang sama sekali tidak terlihat seperti seorang hakim. Simson adalah orang yang didorong oleh keinginan dan hasrat hatinya sendiri, dan bukan keinginan untuk menyelamatkan Israel atau menaati Tuhan. Namun, Simson adalah hakim yang dipilih Tuhan untuk menyelamatkan umat Tuhan. Jadi, pertanyaannya adalah, bagaimana Tuhan dapat menggunakan orang yang sangat narsis seperti Simson? Di sepanjang kitab Hakim-Hakim, kita telah melihat berulang kali bagaimana Tuhan tetap setia meskipun umat-Nya tidak setia. Tetapi sekarang, cerita ini mendorong kebenaran ini lebih jauh lagi. Dapatkan ini. Tuhan tetap setia meskipun hakim-Nya tidak setia. Dan Tuhan dapat menggunakan ketidaksetiaan manusia untuk mencapai tujuan-Nya.

Jadi, mari kita masuk ke dalam cerita ini. Saya memiliki tiga poin untuk khotbah saya: Hasrat Simson; Kelemahan Simson; Paradoks Simson.

Hasrat Simson

Hakim-hakim 14:1-3 – Simson pergi ke Timna dan di situ ia melihat seorang gadis Filistin. Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku.” Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.”

Simson sekarang sudah menjadi pria dewasa. Dan dia melakukan apa yang dilakukan setiap pria dewasa. Dia naksir seorang wanita. Dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Itu normal. Tetapi masalahnya, wanita yang ditaksir Simson bukanlah orang Israel. Dari semua wanita dalam hidupnya, dia naksir pada pilihan terburuk, seorang wanita Filistin. Jadi, ia datang kepada orang tuanya dan berkata, “Papi, mami, aku melihat seorang gadis Filistin yang cantik dan aku menginginkan dia. Ambillah dia menjadi istriku.” Jadi, kata pertama yang kita dengar keluar dari mulut Simson adalah, “Berikan kepadaku apa yang aku inginkan.” Ini bukan cinta pada pandangan pertama; ini adalah nafsu pada pandangan pertama. Dan alasan mengapa ia meminta orang tuanya untuk mengambil wanita tersebut adalah karena mereka hidup dalam budaya perjodohan. Berapa banyak dari anda yang senang kita tidak lagi hidup dalam budaya tersebut? Semua jomblo mengangkat tangan. Berapa banyak dari anda yang ingin mengembalikan budaya tersebut? Semua orang tua mengangkat tangan. Dan saya yakin ketika orangtuanya mendengar apa yang Simson katakan, mereka sangat sedih. Karena mereka ingat apa yang dikatakan malaikat Tuhan kepada mereka bertahun-tahun yang lalu. Tuhan akan menggunakan Simson untuk membebaskan bangsa Israel dari bangsa Filistin. Tetapi sekarang bukannya memerangi orang Filistin, Simson justru ingin menikahi wanita Filistin. Mereka berkata, “Nak, ada begitu banyak wanita lain di Israel yang bisa kamu pilih untuk kamu nikahi. Kamu punya banyak pilihan. Mengapa kamu memilih untuk menikah dengan orang Filistin yang tidak bersunat?” Dan kata kuncinya adalah kata ‘tidak bersunat’.

Sunat adalah tanda bahwa mereka berada dalam hubungan perjanjian dengan Tuhan; sunat adalah tanda dari umat Tuhan. Jadi, masalah menikah dengan orang Filistin bukanlah masalah rasial, melainkan masalah rohani. Tuhan tidak menentang pernikahan antar ras tetapi pernikahan antar agama. Perhatikan orang tua. Jangan terbalik. Hari ini, ada banyak orang tua Kristen yang menentang pernikahan antar ras, namun menyetujui pernikahan antar agama. Tetapi yang Tuhan larang adalah pernikahan antar agama, bukan antar ras. Tuhan telah memperingatkan bangsa Israel untuk tidak menikah dengan bangsa lain karena jika mereka melakukannya, pasangan mereka akan membuat mereka menyembah ilah-ilah lain. Namun, bangsa Israel tidak menaati Tuhan dan hidup bersama dengan bangsa Filistin. Namun yang mengejutkan dari cerita ini adalah orang yang ingin menikahi wanita Filistin tidak lain adalah hakim pilihan Tuhan. Samson berkata kepada ayahnya, “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.” Yang penting bagi Simson adalah bahwa dia menginginkan wanita tersebut, dan dia menyukainya. Jadi sejak awal, kita sudah diberi petunjuk bahwa Simson tidak akan menjadi hakim seperti yang kita harapkan.

Mari kita hentikan sejenak ceritanya dan saya akan memberikan dua aplikasi. Satu aplikasi pribadi dan satu aplikasi bersama. Pertama, aplikasi pribadi: Kita tidak boleh berada dalam hubungan yang intim dengan orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas dalam hal ini. Ini adalah masalah hitam dan putih, bukan abu-abu. Tetapi saya bertemu dengan banyak orang Kristen yang mengubah hitam dan putih Alkitab menjadi abu-abu. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh berpacaran dan menikah dengan orang yang tidak percaya. Tetapi apa yang dapat mereka lakukan ketika mereka sudah jatuh cinta, benar? Jadi, mereka akan berkata kepada saya, “Yah, kami kan belum tentu menikah. Kami hanya akan berpegangan tangan dan minum kopi bersama untuk dua atau tiga tahun ke depan dan melihat ke mana arahnya. Aku tahu dia bukan orang Kristen, tetapi dia adalah orang yang sangat baik. Dan siapa tahu? Mungkin melalui aku, dia akan mengenal Tuhan. Kamu kan sering bilang bahwa kita harus menginjil? Aku merasa ini adalah cara Tuhan untuk aku menginjil. Mungkin ini adalah kehendak Tuhan untuk hidupku. Dan selain itu, dia juga sangat ‘hot.’” Dan saya menjawab, “Ya, neraka juga ‘hot’”. Itu bercanda. Saya tidak mengatakan itu. Saya akan mencoba untuk memberikan alasan mengapa itu bukanlah kehendak Tuhan bagi mereka dan mengapa itu tidak akan berjalan dengan baik. Tetapi seringkali mereka mengabaikan peringatan saya. Dan tidak lama kemudian mereka mulai kehilangan gairah mereka akan Tuhan. Apakah anda tahu mengapa? Saya jelaskan. Ketika anda berhubungan dengan orang yang tidak memiliki iman yang sama dengan anda, ada tekanan yang besar atas anda untuk beradaptasi dengan hal itu dengan mendorong Tuhan ke pinggiran kehidupan anda. Sebagai seorang Kristen, Tuhan seharusnya menjadi pusat, motivasi, dan tujuan dari segala sesuatu yang anda lakukan. Tetapi anda berada dalam hubungan dengan seseorang yang tidak memahami detak jantung dari segala sesuatu yang anda lakukan. Dan respons alamiah terhadap hal ini adalah untuk beradaptasi dengan orang tersebut dan membuat Tuhan tidak lagi menjadi pusat dari segala sesuatu. Jika tidak, anda akan terus menerus berkonflik dengan pasangan anda. Hal ini juga berlaku untuk orang-orang di gereja. Hanya karena seseorang berada di gereja dan aktif melayani, tidak membuat orang tersebut menjadi seorang Kristen. Sangat mungkin untuk seseorang berada di gereja dan berpegang pada teologi yang tidak sehat yang berpusat pada manusia, di mana segala sesuatunya adalah tentang kita dan bukan tentang Tuhan. Jadi, dengarkan saya dengan jelas. Pacaran penginjilan tidak akan berhasil. Titik, tidak ada koma. Jadi, jika anda menyukai seseorang yang bukan orang yang percaya atau memiliki teologi yang tidak sehat, bagikan Injil kepada mereka. Dan jika mereka percaya dan menjadi seorang Kristen, maka baik. Berikan waktu satu tahun untuk menguji apakah iman mereka tulus atau palsu. Dan jika iman mereka tulus, maka anda dapat berpegangan tangan dan minum kopi bersama untuk dua atau tiga tahun ke depan.

Kedua, aplikasi bersama: Kita tidak boleh mengadopsi dan mengadaptasi nilai-nilai dunia. Michael Wilcock mengatakannya dengan baik. “Tidak ada yang namanya hidup berdampingan secara harmonis antara gereja dan dunia, karena di mana tidak ada konflik, itu karena dunia telah mengambil alih.” Pada zaman Simson, Israel telah mengadopsi dan mengadaptasi nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Filistin. Itulah sebabnya mereka tidak melawan orang Filistin. Dan ini sangat berbahaya. Karena yang membuat Israel berbeda dari bangsa-bangsa lain adalah bahwa mereka adalah umat Allah yang hidup menurut standar-standar Allah. Namun sekarang mereka telah meninggalkan Allah dan menjadi seperti bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Mereka berada di ambang kepunahan. Hal yang sama juga berlaku untuk gereja. Salah satu tragedi terbesar dalam gereja kontemporer adalah bahwa banyak gereja mencoba untuk menjadi seperti dunia untuk menarik perhatian dunia. Jadi, kita melihat apa yang menarik di dunia dan mencoba mengadopsinya di dalam gereja. Dan yang akhirnya terjadi adalah gereja menjadi tempat hiburan yang berfokus pada atraksi dan pertunjukan dan bukan lagi Tuhan. Pujian dan penyembahan menjadi konser Coldplay versi KW dan khotbah menjadi stand-up komedi atau ceramah motivasi. Jika kita melakukan hal itu, kita mungkin dapat menarik banyak orang, tetapi kita kehilangan tujuan awal kita. Umat Kristus dimaksudkan untuk menjadi berbeda. Cara berpikir kita berbeda dengan dunia. Cara hidup kita berbeda. Cara kita menggunakan uang berbeda. Cara kita mengasihi keluarga berbeda. Prioritas kita berbeda. Hidup kita bukan untuk menjadi seperti dunia, tetapi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu yang kita lakukan.

Jadi, pertanyaannya adalah, apa yang Tuhan lakukan ketika umat-Nya telah menjadi seperti dunia? Hakim-hakim 14:4 – Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel. Tuhan tidak tinggal diam. Ketika umat Tuhan sudah terlalu nyaman dengan dunia, Tuhan memulai konflik antara umat-Nya dengan dunia. Keinginan Simson terhadap seorang wanita Filistin adalah bagian dari rencana ilahi Tuhan. Jika Tuhan berdiam saja, Israel akan lenyap dari muka bumi. Seperti Simson, bangsa Israel ingin sekali menikah dengan bangsa Filistin. Namun, Tuhan memiliki rencana lain. Tuhan mencari kesempatan untuk menyerang bangsa Filistin. Dan Tuhan menggunakan keinginan Simson yang penuh dengan dosa untuk membawa konfrontasi antara bangsa Israel dan bangsa Filistin. Tuhan menggunakan keberdosaan Simson untuk mewujudkan tujuan-Nya. Bukan berarti orang tua Simson salah karena menolak keinginan Simson. Bukan berarti Simson benar karena ingin menikahi seorang Filistin. Tetapi ini berarti bahwa tidak ada yang dapat menghalangi Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya. Tuhan dapat dan akan menggunakan keberdosaan manusia sebagai kamuflase untuk mewujudkan kehendak-Nya yang tersembunyi. Tuhan begitu berdaulat sehingga Dia dapat menggunakan hal yang baik dan yang jahat untuk mencapai tujuan-Nya. Dan kebenaran ini memberikan pengharapan bagi kita. Terkadang, apa yang dapat kita lihat dengan mata jasmani kita hanyalah kekecewaan. Terkadang, yang kita lihat hanyalah kekacauan dan kejahatan. Yang Manoah dan istrinya dapat lihat hanyalah putra kesayangan mereka yang memberontak terhadap kehendak Tuhan. Tidak ada yang lebih menyedihkan bagi orang tua Kristen selain melihat anak-anak mereka berjalan dalam ketidaktaatan kepada Tuhan. Tetapi mereka tidak tahu bagaimana Tuhan bekerja di balik layar untuk mewujudkan tujuan-Nya yang baik. Apa yang kita tidak ketahui bisa jadi merupakan penghiburan terdalam bagi kita.

Kelemahan Simson

Hakim-hakim 14:5-9 – Lalu pergilah Simson beserta ayahnya dan ibunya ke Timna. Ketika mereka sampai ke kebun-kebun anggur di Timna, maka seekor singa muda mendatangi Simson dengan mengaum. Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing–tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu. Maka pergilah ia ke sana, lalu bercakap-cakap dengan perempuan itu, sebab Simson suka kepadanya. Setelah beberapa waktu kembalilah ia ke sana untuk kawin dengan perempuan itu; dan ketika ia menyimpang dari jalan untuk melihat bangkai singa itu, tampaklah ada kawanan lebah pada kerangka singa itu dan juga madu. Dikeruknya madu itu ke dalam tangannya dan sambil memakannya ia berjalan terus, kemudian pergilah ia kepada ayahnya dan ibunya, dan memberikannya juga kepada mereka, lalu mereka memakannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada mereka, bahwa madu itu dikeruknya dari kerangka singa.

Simson dan orang tuanya kemudian pergi ke Timna untuk menemui wanita Filistin dan keluarganya. Dan mereka tiba di kebun anggur di Timna, di mana seekor singa muda mendatangi Simson dengan mengaum. Dan saya suka apa yang terjadi selanjutnya. Kemudian Roh Tuhan turun ke atas Simson dan dia mencabik singa itu dengan tangan kosong. Ini mungkin pertama kalinya dalam hidupnya Simson mengalami Roh Tuhan bekerja di dalam dirinya. Dan perhatikan, inilah rahasia kekuatan Simson. Simson tidak kuat karena rambutnya yang panjang. Simson kuat karena Roh Tuhan berkuasa atas Simson. Tetapi bagian yang menarik perhatian saya adalah ketika dikatakan bahwa Simson mencabik singa seperti orang mencabik anak kambing. Dan saya berpikir, “Seperti orang mencabik anak kambing? Saya bahkan tidak tahu bagaimana cara mencabik anak tikus. Apa maksudnya dengan seperti mencabik anak kambing?” Ternyata mencabik anak kambing adalah hal yang biasa pada masa itu. “Apa yang kamu lakukan kemaren?” “Aku mencabik beberapa ekor kambing.” Tetapi Simson membawanya ke tingkat yang lebih tinggi. Dia mencabik seekor singa.

Dan saya tidak tahu bagaimana dengan anda, tetapi jika seekor singa menyerang saya dan saya mencabik singa tersebut, itu sudah pasti akan masuk ke dalam Instagram reel saya. Saya akan menggunakannya dalam ilustrasi khotbah saya lagi dan lagi. Saya akan berkata, “Apakah anda sudah pernah dengar bagaimana saya mencabik seekor singa? Sudah pernah? Anda mau dengar lagi untuk keseribu kalinya?” Saya akan menggunakan nama panggilan “the lion slayer” di sosial media saya. Saya akan memastikan semua orang mengetahuinya. Tetapi Simson menyimpannya untuk dirinya sendiri. Dia tidak memberi tahu siapa pun, termasuk orang tuanya. Mengapa? Inilah alasannya. Karena Simson seharusnya hidup dalam sumpah Nazir. Apa itu sumpah nazir? Pertama, anda tidak boleh memotong rambut. Kedua, anda tidak boleh meminum hasil anggur. Ketiga, anda tidak boleh menyentuh mayat. Simson tidak boleh menyentuh binatang yang mati. Tetapi ketika dia membunuh singa dengan tangannya, dia menyentuh binatang mati. Dia melanggar sumpah orang nazir. Itu sebabnya dia tidak menceritakannya kepada siapa pun. Tetapi itu bukanlah akhirnya. Jadi, dia melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan wanita Filistin dan keluarganya. Setelah beberapa hari, dia kembali untuk menjemputnya dan dia melihat bangkai singa tersebut dan ada kawanan lebah dan juga madu di dalam tubuhnya. Seharusnya Simson tahu lebih baik. Seharusnya dia membiarkannya saja. Namun, dia malah menyentuh bangkai singa itu, mengambil madu di tangannya dan memakannya. Dia melanggar sumpah nazir lagi. Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Simson tampaknya tidak peduli dengan sumpah orang nazir. Hal yang penting bagi Simson adalah kepuasan hasrat dan keinginannya sendiri. Mari kita lanjutkan.

Hakim-hakim 14:10-14 – Setelah ayahnya pergi kepada perempuan itu, Simson mengadakan perjamuan di sana, sebab demikianlah biasanya dilakukan orang-orang muda. Ketika mereka melihat dia, dipilihlah tiga puluh orang kawan untuk menemani dia. Kata Simson kepada mereka: “Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran. Tetapi jika kamu tidak dapat memberi jawabnya kepadaku, maka kamulah yang harus memberikan tiga puluh pakaian dalam dan tiga puluh pakaian kebesaran kepadaku.” Kata mereka kepadanya: “Katakanlah teka-tekimu itu, supaya kami dengar.” Lalu katanya kepada mereka: “Dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan.” Ada tiga hari lamanya mereka tidak dapat memberi jawab teka-teki itu.

Ini adalah pesta bujangan Simson. Dan dalam bahasa aslinya, ini adalah pesta minum anggur. “Tunggu. Bukannya orang nazir tidah boleh minum hasil dari pohon anggur?” Tepat sekali. Dan untuk membuat pesta bujangannya lebih menarik, Simson memanaskan suasana. Dia membuat kejadian singa dan madu menjadi sebuah permainan. Dia berkata, “Aku akan memberikan sebuah teka-teki dan mari kita bertaruh. Jika kalian bisa memecahkan teka-teki ini dalam waktu seminggu, aku akan memberikan kalian masing-masing sepasang jas dan pakaian dalam. Tapi jika tidak bisa, kalian berhutang 30 pasang jas dan 30 pakaian dalam kepadaku. Setuju?” “Setuju.” Kemudian Simson memberi tahu mereka teka-tekinya. Mereka menghabiskan tiga hari mencoba memecahkan teka-teki itu, tetapi mereka tidak bisa. Dan mereka takut kalah taruhan. Jadi, mereka melakukan apa yang bisa mereka lakukan. Mereka datang ke istri Simson.

Hakim-hakim 14:15-18 – Pada hari ketujuh berkatalah mereka kepada isteri Simson: “Bujuklah suamimu, supaya diberitahukannya kepada kami jawab teka-teki itu; kalau tidak, kami akan membakar engkau beserta seisi rumah ayahmu. Apakah engkau mengundang kami untuk membuat kami menjadi miskin? Tidak, bukan?” Lalu menangislah isteri Simson itu sambil memeluk Simson, katanya: “Engkau benci saja kepadaku, dan tidak cinta kepadaku; suatu teka-teki kaukatakan kepada orang-orang sebangsaku, tetapi jawabnya tidak kauberitahukan kepadaku.” Sahutnya kepadanya: “Sedangkan kepada ayahku dan ibuku tidak kuberitahukan, masakan kepada engkau akan kuberitahukan?” Tetapi isterinya itu menangis di sampingnya selama ketujuh hari mereka mengadakan perjamuan itu. Pada hari yang ketujuh diberitahukannyalah kepadanya, karena ia merengek-rengek kepadanya, kemudian perempuan itu memberitahukan jawab teka-teki itu kepada orang-orang sebangsanya. Lalu pada hari yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah orang-orang kota itu kepadanya: “Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang lebih kuat dari pada singa?” Sahutnya kepada mereka: “Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak teka-tekiku.”

Ada dua pelajaran penting dari cerita ini bagi setiap suami. Pertama, jangan biarkan siapa pun membajak dengan istri anda. Kedua, jangan menyebut istri anda lembu betina. Ayat 18 seharusnya datang dengan sebuah peringatan, “Jangan coba melakukan ini di rumah. Risiko ditanggung sendiri.” Jadi, orang-orang Filistin mengancam istri Simson untuk mendapatkan jawaban dari teka-teki itu. Kemudian sang istri menekan Simson. Dan dia sangat lihai. Dia menggunakan taktik “kamu tidak sayang sama aku.” Jika anda sudah menikah atau berpacaran, saya yakin anda sangat tahu tentang taktik ini. Jika anda sangat tahu tentang taktik ini, katakan “Amin.” Jadi, dia terus menangis dan merengek kepada Simson sepanjang pesta. Sampai akhirnya Simson tidak tahan lagi dan memberitahukan jawabannya kepada dia. Kemudian sang istri memberitahukan jawabannya kepada yang lain. Dan voila, Simson kalah taruhan. Dan dia berkata, “Jika kalian tidak mengganggu istriku, kalian tidak akan tahu jawaban dari teka-tekiku.” Simson menyalahkan mereka dan istrinya karena kalah taruhan. Tetapi sebenarnya yang membuat Simson kalah taruhan adalah kesalahan Simson sendiri. Dia akan menang jika dia tetap tutup mulut. Dan jika kita mengetahui cerita Simson, kita pasti menyadari bahwa ini adalah pertanda kesalahan terbesar yang akan dilakukan Simson di masa depan.

Hakim-hakim 14:19-20 – Maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, lalu pergilah ia ke Askelon dan dibunuhnya tiga puluh orang di sana, diambilnya pakaian mereka dan diberikannya pakaian-pakaian kebesaran itu kepada orang-orang yang dapat memberi jawab teka-teki itu. Tetapi amarahnya masih juga bernyala-nyala, lalu pulanglah ia ke rumah ayahnya. Maka diberikanlah isteri Simson itu kepada kawannya, bekas pengiringnya.

Setiap kali Simson menunjukkan kekuatan supernatural, itu karena Roh Tuhan berkuasa atas dia. Simson dalam kemarahannya menyerang kota bangsa Filistin yang lain, membunuh tiga puluh orang, mengambil pakaian mereka, memberikannya kepada tiga puluh orang di Timna, dan kembali ke rumah ayahnya. Dan mertuanya berkata, “Jadi apa yang harus kita lakukan dengan anak perempuan kita sekarang? Oh, kita berikan saja dia kepada temannya Simson.” Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Simson sama sekali tidak memikirkan Israel. Dia tidak memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan Israel dari tangan orang Filistin. Simson hanya mengikuti keinginannya sendiri dan meresponi situasi sesuka hatinya. Simson adalah orang yang tidak dapat mengendalikan emosinya. Simson adalah orang yang bertindak berdasarkan dorongan hati dan tidak peduli dengan tugas yang diberikan Tuhan. Simson bertindak dan berperilaku seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Namun, inilah kesempatan yang sedang dicari oleh Tuhan. Ingat bahwa Tuhan sedang mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Dan Tuhan menggunakan tindakan narsisisme Simson yang mementingkan diri sendiri dan berdosa untuk mewujudkan kehendak-Nya. Tuhan mulai menyelamatkan umat-Nya dengan menyebabkan perpecahan antara Simson dan orang Filistin. Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat dan penuh kasih karunia.

Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini sejauh ini? Ada dua kelemahan utama dalam kehidupan Simson yang harus kita hindari. Kelemahan yang pertama adalah kompromi. Simson terus melanggar sumpah nazir yang Tuhan berikan kepadanya. Sampai saat ini, dia telah melanggar dua sumpah. Dia menyentuh mayat, dan dia minum anggur. Dan yang ketiga akan menyusul di kemudian hari, yang menyebabkan kehancurannya. Simson mungkin berpikir, “Tidak ada salahnya melanggar sumpah nazir. Aku telah melanggarnya beberapa kali dan aku masih baik-baik saja. Tentunya tidak masalah untuk aku berkompromi di sana-sini.” Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya di masa depan. Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Kita mungkin berpikir, “Tidak ada salahnya untuk sedikit berkompromi di sana-sini. Aku pernah melakukannya beberapa kali dan aku baik-baik saja. Tentunya Tuhan tidak keberatan. Tentunya sedikit pornografi tidak ada salahnya. Tentunya sedikit perselingkuhan tidak akan menjadi masalah besar. Tentunya bohong sedikit tentang pajak penghasilan tidak apa-apa. Semua orang melakukannya dan mereka baik-baik saja.” Saudara, jangan bermain-main dengan dosa. Sedikit kompromi berpotensi menghancurkan hidup kita. Itu yang pertama.

Kelemahan yang kedua adalah mengikuti kata hati. Jika anda penggemar film Disney, anda tidak menyukai poin ini. Salah satu kebohongan terbesar dalam budaya kita adalah bahwa kita harus mengikuti kata hati kita; kita harus jujur dan menjadi diri kita sendiri. Jika kita mendengarkan ceramah wisuda, kita akan mendengar sesuatu seperti ini, “Ikuti kata hatimu. Berbarislah mengikuti irama drummermu sendiri. Jujurlah dan jadilah dirimu sendiri.” Tetapi Alkitab menyarankan kepada kita sebaliknya, “Jangan ikuti kata hatimu. Jangan berbaris mengikuti irama drummermu sendiri. Dan apa pun yang anda lakukan, jangan jujur dan menjadi dirimu sendiri.” Saya beri tahu anda alasannya. Jujur pada diri sendiri dan mengikuti kata hati adalah resep untuk bencana. Bagaimana saya tahu? Karena itulah kehidupan Simson. Simson adalah seorang pria yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan keinginannya. Dia melakukan apa pun yang dia inginkan yang menyenangkannya. Jika dia menginginkan seorang wanita, dia akan mendapatkannya, tidak peduli siapa wanita itu. Jika dia menginginkan madu, dia akan memakannya, tidak peduli dari mana asalnya. Jika dia marah, dia akan membunuh orang, tidak peduli apa akibatnya. Pendorong utama dalam kehidupan Simson adalah apa yang membuatnya senang. Dia adalah definisi dari orang yang mengikuti kata hatinya, dan itu akan menghancurkan hidupnya. Saya berikan sebuah contoh: main handphone sambil menyetir. Kita tahu bahwa kita tidak seharusnya main handphone sambil menyetir. Penelitian menunjukkan bahwa main handphone saat menyetir membuat kita 23x lebih mungkin mengalami kecelakaan. Namun orang-orang tetap melakukannya. Mengapa? Karena kita merasa bahwa menyenangkan diri sendiri dengan mengetahui apa yang orang lain kirimkan kepada kita atau apa yang mereka post lebih penting daripada keselamatan kita dan keselamatan orang-orang di sekitar kita. Intinya bukan hanya jangan main handphone sambil menyetir. Intinya adalah mengikuti kata hati kita sangat berbahaya. Tahukah anda berapa banyak pernikahan dan keluarga yang hancur karena orang-orang memutuskan untuk mengikuti kata hati mereka? Mari saya perjelas. Umat Kristus bukanlah mereka yang mengikuti kata hatinya dan jujur pada diri mereka sendiri; umat Kristus adalah mereka yang mengikuti kehendak Tuhan dan menyangkal diri mereka sendiri. Jika kita tidak belajar untuk menyangkal diri dan tunduk pada kehendak Tuhan, kita akan menghancurkan hidup kita. Jadi kita harus membuat keputusan. Apakah kita akan jujur pada diri kita sendiri dan mengikuti kata hati kita? Atau akankah kita mengikuti kehendak Tuhan? Apa yang mendorong keputusan kita? Apakah apa yang menyenangkan kita atau apa yang menyenangkan Tuhan?

Paradoks Simson

Hakim-hakim 15:1-8 – Beberapa waktu kemudian, dalam musim menuai gandum, pergilah Simson mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing, serta berkata: “Aku mau ke kamar mendapatkan isteriku.” Tetapi ayah perempuan itu tidak membiarkan dia masuk. Kata ayah perempuan itu: “Aku telah menyangka, bahwa engkau benci sama sekali kepadanya, sebab itu aku memberikannya kepada kawanmu. Bukankah adiknya lebih cantik dari padanya? Baiklah kauambil itu bagimu sebagai gantinya.” Lalu kata Simson kepadanya: “Sekali ini aku tidak bersalah terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka.” Maka pergilah Simson, ditangkapnya tiga ratus anjing hutan, diambilnya obor, diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor. Kemudian dinyalakannyalah obor itu dan dilepaskannya anjing-anjing hutan itu ke gandum yang belum dituai kepunyaan orang Filistin, sehingga terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum dan gandum yang belum dituai dan kebun-kebun pohon zaitun. Berkatalah orang Filistin: “Siapakah yang melakukan ini?” Orang menjawab: “Simson, menantu orang Timna itu, sebab orang itu telah mengambil isteri Simson dan memberikannya kepada kawannya.” Kemudian pergilah orang Filistin ke sana dan membakar perempuan itu beserta ayahnya. Lalu berkatalah Simson kepada mereka: “Jika kamu berbuat demikian, sesungguhnya aku takkan berhenti sebelum aku membalaskannya kepada kamu.” Dan dengan pukulan yang hebat ia meremukkan tulang-tulang mereka. Lalu pergilah ia dan tinggal dalam gua di bukit batu Etam.

Setelah beberapa waktu, Simson mengunjungi istrinya dengan membawa seekor anak kambing sebagai hadiah. Mungkin seekor anak kambing adalah hadiah yang romantis pada masa itu. “Hi sayang, lihat apa yang aku belikan untukmu buat Valentine. Seekor anak kambing.” “Oh, wow sayang, kamu romantis sekali.” Para pria, silahkan dicoba namun risiko ditanggung sendiri. Simson sedang dalam suasana hati yang menggebu-gebu untuk bercinta. Tetapi dia tidak tahu bahwa istrinya sekarang sudah menikah dengan temannya. Dan ayah mertuanya berkata, “Kamu tidak bisa tidur dengan anakku. Dia sudah menikah dengan pria lain. Mengapa kamu tidak mengambil adik perempuannya? Dia lebih cantik dari cicinya.” Dan Simson marah. Jadi, dia menangkap 300 anjing hutan, mengikatkan mereka dari ekor ke ekor, dan menaruh obor di ekor mereka. Kemudian dia membakar obor-obor itu dan melepaskan anjing-anjing hutan dan membakar daerah sekitarnya. Dan ketika orang Filistin mendengar bahwa Simson bertanggung jawab atas pembakaran gandum mereka, mereka membalas dengan membakar istri Simson dan keluarganya. Dan Simson membalas dengan menyerang orang Filistin. Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Tuhan telah menggulirkan bola. Permainan balas membalas antara Simson dan orang Filistin telah dimulai.

Hakim-hakim 15:9-13 – Lalu majulah orang Filistin dan berkemah di daerah Yehuda serta memencar ke Lehi. Berkatalah orang-orang Yehuda: “Mengapa kamu maju menyerang kami?” Lalu jawab mereka: “Kami maju untuk mengikat Simson dan memperlakukan dia seperti dia memperlakukan kami.” Kemudian turunlah tiga ribu orang dari suku Yehuda ke gua di gunung batu Etam dan berkata kepada Simson: “Tidakkah kauketahui, bahwa orang Filistin berkuasa atas kita? Apakah juga yang telah kauperbuat terhadap kami?” Tetapi jawabnya kepada mereka: “Seperti mereka memperlakukan aku, demikianlah aku memperlakukan mereka.” Kata mereka kepadanya: “Kami datang ke sini untuk mengikat dan menyerahkan engkau ke dalam tangan orang Filistin.” Tetapi jawab Simson kepada mereka: “Bersumpahlah kepadaku, bahwa kamu sendiri tidak akan menyerang aku.” Lalu kata mereka kepadanya: “Tidak, kami hanya mau mengikat engkau dan menyerahkan engkau ke dalam tangan mereka, tetapi membunuh engkau kami tidak mau.” Maka mereka mengikat dia dengan dua tali baru dan membawa dia dari bukit batu itu.

Pada saat ini, orang Filistin sudah menyadari bahwa Simson bukanlah orang biasa. Maka, mereka mengumpulkan pasukan untuk melawan Simson dan menyerbu kota Yehuda. Dan orang-orang Yehuda bernegosiasi dengan orang Filistin, dan mereka berjanji untuk menyerahkan Simson kepada mereka. Jadi, 3000 orang Yehuda datang kepada Simson. Dan perhatikan apa yang mereka katakan. “Tidakkah kauketahui, bahwa orang Filistin berkuasa atas kita? Apakah juga yang telah kauperbuat terhadap kami?” Kata-kata yang sangat amat menyedihkan. Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Orang-orang Yehuda telah menerima orang Filistin, musuh mereka, sebagai penguasa mereka. Mereka lebih suka hidup damai di bawah musuh mereka daripada memperjuangkan apa yang Tuhan berikan kepada mereka. Dan jika anda ingat, Yehuda adalah suku pertama yang memulai perang dengan bangsa Kanaan dalam kitab Hakim-hakim pasal 1. Dan sekarang dalam Hakim-hakim pasal 15, mereka adalah pengecut-pengecut yang tidak berdaya. Mereka sangat ingin berdamai dengan musuh mereka, sehingga mereka tidak tahu bahwa Tuhan telah membangkitkan seorang hakim untuk menyelamatkan Israel. Mereka melihat orang Filistin sebagai penguasa mereka dan Simson sebagai musuh mereka. Betapa yang perkasa telah jatuh. Tetapi Simson tidak mau melawan bangsanya sendiri. Dia membuat mereka bersumpah bahwa mereka tidak akan menyerangnya dan hanya akan menyerahkan dia kepada orang Filistin. Jadi, mereka bersumpah dan mereka mengikat Simson dan membawanya kepada orang Filistin.

Hakim-hakim 15:14-20 – Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu. Berkatalah Simson: “Dengan rahang keledai bangsa keledai itu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul.” Setelah berkata demikian, dilemparnya tulang rahang itu dari tangannya. Kemudian dinamailah tempat itu Ramat Lehi. Ketika ia sangat haus, berserulah ia kepada TUHAN: “Oleh tangan hamba-Mu ini telah Kauberikan kemenangan yang besar itu, masakan sekarang aku akan mati kehausan dan jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tidak bersunat itu!” Kemudian Allah membelah liang batu yang di Lehi itu, dan keluarlah air dari situ. Ia minum, lalu menjadi kuat dan segar kembali. Sebab itu dinamailah mata air itu Mata Air Penyeru, yang sampai sekarang masih ada di Lehi. Ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya.

Sekali lagi, Roh Tuhan turun ke atas Simson dan dia menjadi Super Saiyan. Dia menemukan tulang rahang keledai yang masih baru dan menggunakannya sebagai senjata untuk membunuh 1000 orang. Dan dia melanggar sumpah Nazir lagi dengan menggunakan tulang rahang keledai yang sudah mati sebagai senjata. Setelah pertarungan, Simson sangat lemah dan haus. Dan untuk pertama kalinya dalam cerita, Simson meminta pertolongan kepada Tuhan. Tuhan menjawab doa Simson dan memberinya air untuk diminum. Dan perhatikan ayat terakhir. “Ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya.” Ini berarti bahwa Simson tidak menyelamatkan Israel dari tangan orang Filistin. Simson menghakimi Israel selama dua puluh tahun ketika Israel masih berada di bawah kekuasaan orang Filistin. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya, seorang hakim akan menyelamatkan bangsa Israel dari musuh mereka dan menjadi hakim mereka. Tetapi kali ini tidak. Tidak dengan Simson.

Jadi, inilah pertanyaan yang saya ingin kita pikirkan dan saya selesai. Apa yang harus kita lakukan dengan Simson? Karena kehidupan Simson adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, kita melihat Roh Tuhan bekerja melalui Simson. Roh Tuhan memampukannya untuk menjadi Super Simson dan membunuh singa dan orang Filistin. Di sisi lain, kita melihat betapa berdosanya Simson. Dalam diri sosok yang sama, kita melihat kuasa Tuhan bekerja untuk keselamatan, dan kita juga melihat dosa Israel bekerja untuk kehancuran. Simson mungkin adalah gambaran hakim yang paling dekat dengan figur Kristus, tetapi dia juga merupakan bencana berjalan. Jadi, bagaimana Tuhan dapat menggunakan orang-orang seperti Simson untuk melakukan pekerjaan Tuhan? Bukankah seharusnya Tuhan memilih orang yang lebih baik dan lebih saleh? Masalahnya adalah jika kita berpikir seperti itu, kita menempatkan Tuhan di dalam kotak. Itu berarti Tuhan dibatasi oleh manusia dan hanya dapat bekerja ketika manusia berbuat baik dan membuat keputusan yang saleh. Itu berarti Tuhan bukanlah Tuhan yang penuh kasih karunia, melainkan Tuhan yang meresponi perbuatan baik. Namun itu bukanlah Tuhan yang ada di dalam Alkitab. Timothy Keller mengatakannya demikian. “Kebenaran yang menakjubkan adalah bahwa Tuhan bekerja melalui orang-orang berdosa, dan melalui situasi-situasi yang penuh dosa. Dia menepati janji-janji-Nya untuk memberkati umat-Nya di masa-masa kelam dan penuh bencana dalam hidup kita, juga di saat-saat ketika segala sesuatunya berjalan dengan ‘baik.’ Bahkan dosa kita sendiri tidak akan menghentikan Dia untuk menyelamatkan kita, atau memakai kita.” Sungguh berita yang sangat indah. Tuhan dalam Alkitab tidak dibatasi oleh orang berdosa ataupun dosa. Dia dapat menggunakan orang-orang berdosa dan tindakan-tindakan dosa untuk mendatangkan keselamatan.

Dan saya tutup dengan ini. Bukankah ini adalah cerita Injil? Injil mengatakan bahwa orang-orang berdosa memakukan Yesus di kayu salib dan membunuh-Nya. Namun Tuhan menggunakan dosa terbesar dalam sejarah untuk menyelesaikan karya keselamatan terbesar dalam sejarah. Orang-orang Yahudi dan Romawi membunuh Yesus, tetapi Yesus melalui semua itu sesuai dengan rencana dan pengetahuan Tuhan yang telah ditentukan sebelumnya. Meskipun orang-orang yang membunuh Yesus telah berbuat sangat jahat, Tuhan bekerja sedemikian rupa sehingga kejahatan mereka hanya membawa tujuan penebusan Tuhan. Cerita Simson menunjukkan kita kepada Yesus Kristus, yang berhasil di setiap tempat di mana Simson gagal. Seperti Simson, Yesus melakukan pekerjaan keselamatan dengan kuasa Roh Tuhan. Tetapi jika Simson adalah hakim yang narsis, Yesus adalah Juruselamat yang tidak mementingkan diri sendiri. Berbeda dengan Simson, Yesus tidak pernah berkompromi. Yesus menaati setiap perintah dan menggenapi hukum Taurat sampai tuntas. Berbeda dengan Simson, Yesus tidak memilih untuk mengikuti kata hatinya. Yesus memilih untuk mengikuti kata hati Tuhan. Pada malam sebelum penyaliban, Yesus berdoa kepada Tuhan, “Bapa, jika Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku.” Yesus ingin melarikan diri dari salib. Tetapi dia lanjut berkata, “Namun bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Yesus menyerahkan kehendaknya kepada Bapa, dan dia mati di kayu salib untuk membayar harga dosa-dosa kita. Dan melalui dosa terbesar di alam semesta, melalui tangan para pendosa yang meletakkan Yesus di atas kayu salib, melalui kematian Anak Allah yang kudus, Tuhan menggenapkan karya keselamatan-Nya yang terbesar.

Dan ketika kita melihat dan percaya pada apa yang telah Yesus lakukan untuk kita, hal itu memampukan kita untuk hidup dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh Simson. Perhatikan. Karena pengorbanan Yesus, kita tidak berkata, “Seberapa jauh aku bisa lolos sebelum aku mendapat masalah?” melainkan, “Apa yang dapat aku lakukan untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan?” Kita tidak berkata, “Aku mengikuti kata hatiku dan melakukannya dengan caraku”, melainkan, “Aku mengikuti kata hati Tuhan dan melakukannya dengan cara Tuhan.” Kita tidak perlu lagi berkompromi karena kita tahu bahwa jalan Tuhan adalah jalan yang terbaik. Kita tidak perlu lagi mengikuti kata hati kita karena kita tahu bahwa Tuhan selalu memiliki kepentingan terbaik kita di dalam hati-Nya. Salib Yesus Kristus adalah bukti sekali dan untuk selamanya bahwa Tuhan mengasihi kita, dan Dia ada di pihak kita. Mari kita berdoa.

Discussion questions:

  1. What struck you the most from the sermon?
  2. Why an intimate relationship with a person of different faith or theology does not work?
  3. Look at the two weaknesses of Samson (compromise and follow heart). Which one is more of a danger to you and why?
  4. Look at the game of retaliation between Samson and the Philistines. What does it teach us about God?
  5. How does the gospel enable us to do what Samson could not?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.