The generation of blessing

Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
 
MAZMUR 145:3-4:
  1. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.
  2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.
 
Kita mengenal Tuhan kita adalah Tuhan yang sangat suka melakukan hubungan langsung secara personal dengan semua anak-anak NYA.
 
Dari generasi ke generasi dibawahnya, Tuhan selalu menunjukkan pribadinya secara langsung dan personal.
Kita semua pasti bisa punya hubungan langsung dengan Tuhan sebagai Bapak dengan anak, tidak ada hubungan sebagai menantu atau cucu.
Tuhan tidak mau kita mengenal Dia dari orang lain walaupun itu dari papah, mamah, suami, istri ataupun dari gembala kita.
 
Yesus melakukan tanya jawab dengan para muridnya untuk mengetahui hubungan seperti apa yang terjadi antara Dia dengan murid-muridnya
MATIUS 16:13-17:
  1. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”
  2. Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”
  3. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
  4. Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
  5. Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Jelas sekali kalau Tuhan Yesus tidak mau dikenal karena menurut perkataan orang lain, tapi Dia mau kita mengenal Dia secara pribadi dan secara langsung tanpa perantara orang lain.
 
Dalam Alkitab baik perjanjian lama maupun perjanjian baru
Tuhan kita juga sering disebut sebagai Allah Abraham, Allah Isak, dan Allah Yakub.
Ini berati Dia adalah Tuhan yang turun temurun dari satu generasi kepada generasi yang ada dibawahnya.
 
Waktu Tuhan memanggil Musa untuk memulai tugasnya sebagai pelepas bangsa Yahudi dari perbudakan Mesir, Tuhan memperkenalkan dirinya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub
KELUARAN 3:6:
Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
 
Tuhan Yesus mengutip ayat diatas
LUKAS 20:37-38:
  1. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
  2. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.
 
Mari kita mulai dengan Abraham sebagai generasi pertama yang saya sebut sebagai The generation of Great Prayer and Faith.
 
Setelah Tuhan memanggil Abram keluar dari Haran dan menuju tanah Kanaaan, Tuhan menampakan diri kepada Abram dan membuat janji untuk memberikan tanah Kanaan sebagai warisa milik Abram dan keturunanya, dan Abram membuat altar bagi Tuhan diatas tanah ini.
 
KEJADIAN 12:7:
Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.
 
Abraham bisa kita kenal sebagai Bapak Orang Beriman karena punya Iman yang Tuhan perhitungkan sebagai Kebenaran.
 
ROMA 4:3:
Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
 
Sepanjang perjalann Abraham dengan Tuhan dan menjadi bapak semua orang percaya, Alkitab menuliskan Abraham membangun 7 altars.
 
Arti Altar :
  1. Sacrifice, tempat untuk memberikan korban bagi Tuhan
  2. Cleansing, tempat untuk membersihkan dosa melalui darah korban
  3. Unity, tempat untuk memulihkan kesatuan hubungan kita dengan Tuhan
  4. Prayer, tempat untuk komunikasi dua arah antara kita dengan Tuhan
 
Altar dalam Perjanjian Baru
KISAH RASUL 2:46-47:
  1. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
  2. sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
 
Dalam zaman kisah para rasul, mereka melakukan perjamuan Kudus dengan bersatu hati didalam altar dirumah tangga mereka.
 
Ishak sebagai generasi kedua, penerima warisan
KEJADIAN 25:5-6:
  1. Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak,
  2. tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka–masih pada waktu ia hidup–meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.
 
Abraham menurunkan warisan segala harta miliknya kepada Ishak tetapi hanya membagikan pemberian kepada anak-anaknya yang lain, dan menyuruh mereka pergi meninggalkan Ishak.
 
Seringkali sebagai pihak yang meneriwa warisan, generasi kedua tidak mengerti dan tidak mengalami secara pribadi pengorbanan, air mata, keringat dan keluh kesah yang dialami oleh generasi pertama, bahkan tidak jarang mereka bertindak dengan take it for granted atau yang dikenal sebagai sudah semestinya memang harus begitu.
 
Juga sebagai generasi kedua mereka sering kurang atau belum mengalami personal encounter with God!
 
Generasi kedua berjalan dalam keyakinan mereka sendiri dan ingin menunjukan kemampuan dan kehebatan mereka sendiri, tetapi tidak demikian dengan Ishak, dia dengan senang hati menggali sumur-sumur yang dahulu pernah digali oleh bapaknya yang sekarang sudah ditutup oleh orang Filistin.
Ishak tidak merasa malu dan tidak merasa kurang berarti dengan melakukan apa yang bapaknya pernah lakukan.
 
Ishak berjalan dalam berkat bapaknya.
 
KEJADIAN 26:18-23:
  1. Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham matidisebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.
  2. Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.
  3. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: “Air ini kepunyaan kami.” Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana.
  4. Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.
  5. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: “Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.”
  6. Dari situ ia pergi ke Bersyeba.
 
Pada waktu Ishak berjalan dalam berkat bapaknya bukan berarti tidak ada persoalan yang dia hadapi, tetapi persoalan itu terjadi sudah seijin Tuhan dan untuk membuat Ishak lebih mengenal Tuhannya secara pribadi.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.