The source of authority

TUHAN YESUS ADALAH SATU-SATU NYA SUMBER OTORITAS HIDUP KITA

Matthew 28:18-20:

  1. And Jesus came and said to them, “All authority in heaven and on earth has been given to me. 
  2. Go therefore and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, 
  3. teaching them to observe all that I have commanded you. And behold, I am with you always, to the end of the age.”

MATIUS 28:18-20:

  1. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 
  2. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 
  3. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Authority = KUASA = exousia = privilege, delegated influence = 

power of choice.

A. liberty of doing as one pleases leave or permission 

B. physical and mental power 

C. the ability or strength with which one is endued, which he either possesses or exercises 

D. the power of authority (influence) and of right (privilege)

E. the power of rule or government 

ROH KUDUS ADALAH ROH ALLAH YANG MENJADI SUMBER KUASA YANG BEKERJA DIDALAM KITA DAN MELALUI KITA UNTUK MEMULIAAKAN YESUS 

ACTS 1:8:

  1. But you will receive power when the Holy Spirit has come upon you, and you will be my witnesses in Jerusalem and in all Judea and Samaria, and to the end of the earth.”

KISAH RASUL 1:8:

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

POWER = KUASA = dynamis 

A. force especially miraculous power; 

B. miraculous ability, mightily, worker of miracle, strength, violence, mighty (wonderful) work.

TUHAN SEMESTA ALAM ADALAH SUMBER KEPERKASAAN DAN KEKUATAN

ZECHARIAH 4:6-7:

  1. Then he said to me, “This is the word of the LORD to Zerubbabel: Not by might, 
  2. nor by power, but by my Spirit, says the LORD of hosts. 
  3. Who are you, O great mountain? Before Zerubbabel you shall become a plain. And he shall bring forward the top stone amid shouts of ‘Grace, grace to it!’”

ZAKARIAH 4:6-7:

  1. Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. 
  2. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!”

MIGHT : KEMAMPUAN ATAU KEPERKASAAN =  ḥaiyl; probably a force, whether of men, means or other resources; an army, wealth, virtue, valor, strength

POWER: KEKUATAN ATAU TENAGA = ḵôaḥ = to be firm; vigor, force, capacity, ability, able, strength, substance, wealth.

ADA PROSES KEMATIAN SEBELUM KEHIDUPAN 

BENIH HARUS DIKUBURKAN DIDALAM TANAH SEBELUM MUNCUL TUNAS POHON BARU 

MARKUS 4:30-32:

  1. “Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 
  2. Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 
  3. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya”.

Yesus menggambarkan Kerajaan Allah dengan mengambil perumpamaan biji sesawi. Tanaman sesawi ini unik karena memiliki benih yang terlihat kecil namun sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh sesuai dengan jati dirinya yang sudah terdapat didalam biji itu. 

Biji sesawi setelah dikuburkan ke tanah, benih ini akan mengalami kehancuran fisik dan bentuk sehingga tidak bisa dikenali lagi dan bersatu dengan kegelapan didalam tanah sampai genap waktunya untuk mengalami pertumbuhan dan menjadi besar yang akan memberi dampak atau manfaat yang besar bagi sekitar.

I. Mengapa benih itu harus mati?

Benih kecil itu harus ditanam dalam tanah, Anda tidak akan bisa melihatnya.

1. BENIH AKAN HIDUP DAN TUMBUH KETIKA DITANAM DIDALAM TANAH 

KEJADIAN 1:11:

  1. Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.

Tanah menjadi medium pengantar pertumbuhan bagi benih. Analoginya dapat dihubungkan dengan pemahaman bahwa kita, seperti benih, membutuhkan “tanah” atau lingkungan yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang.

Tanah atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan biji/rohani kita untuk bertumbuh seringkali tidak sama dengan lingkungan yang kita sukai, yang kita pikir baik selama ini. 

Untuk bisa menumbuhkan benih Firman didalam hidup kita, kita harus rela untuk meninggalkan gaya hidup dan cara berpikir yang dahulu menjadi kesukaan kita 

LUKAS 9:23-24:

  1. Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 
  2. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

2. KEMATIAN YANG MEMBAWA KEHIDUPAN

1 KORINTUS 15:36-38:

  1. Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. 
  2. Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. 
  3. Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.

Proses kematian diperlukan sebelum sesuatu yang baru dan hidup dapat muncul. Analoginya dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk melepaskan atau meninggalkan sesuatu yang lama atau mati agar sesuatu yang baru dapat TUMBUH dan berkembang.

2 KORINTUS 5:15-17:

  1. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 
  2. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. 
  3. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

3. MULTIPLIKASI TERJADI SAAT BENIH PECAH DAN HANCUR DIDALAM TANAH SECARA BERSAMAAN 

YOHANES 12:24:

  1. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” 

Melalui kematian benih, ada potensi untuk menghasilkan banyak buah. Ini dapat diartikan sebagai analogi bagi kehidupan kita di mana melalui pengorbanan, perubahan, atau transformasi diri, kita dapat mencapai pertumbuhan hingga menghasilkan buah.

II. APA YANG TERJADI DALAM KEMATIAN  DI DALAM TANAH ?

HANYA MALALUI PROSES KEHANCURAN BENIH DAN KEMATIAN DIDALAM TANAH YANG AKAN MEMBERIKAN TUNAS KEHIDUPAN BARU 

Benih selalu merupakan gambaran kehidupan baru. Namun benih biji sesawi tersebut harus mati agar kehidupan dapat berkembang. Saat mati, ia berubah menjadi akar yang tumbuh dalam, dan batang yang segera keluar dari tanah ke udara untuk tumbuh dan berkembang.

Namun benih itu juga gambaran diri kita secara pribadi. 

Kita dituntut untuk “mati” terhadap dosa, terhadap keegoisan, terhadap sifat kedagingan yang lama, dan bangkit kembali dengan hati yang baru dan roh yang benar, menjalani hidup yang baru dengan motif-motif baru yang datang dari Yesus. 

Oleh karena itu, pelajaran yang bisa diambil juga berlaku bagi kita masing-masing— kita harus mati terhadap sifat mengutamakan kepentingan diri sendiri, dan mementingkan diri sendiri di dunia ini dan hidup untuk mencintai Tuhan dan orang lain lebih dari diri sendiri.

  1. KEBANGKITAN SESUDAH KEMATIAN:

YOHANES 11:25-26:

  1. Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 
  2. dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
  1. DIBENARKAN DIDALAM KEMATIAN YESUS

2 KORINTUS 5:21

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

ROMA 8:29-30:

  1. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 
  2. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
  1. HIDUP UNTUK KEMULIAAN YESUS KRISTUS

GALATIA 2:19-20:

  1. Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 
  2. namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

III. BAGAIMANAKAH PENERAPANYA PADA KEHIDUPAN KITA ?

  1. IZINKAN TUHAN MEMATIKAN SEMUA YANG DUNIAWI YANG ADA DIDALAM KITA

KOLOSE 3:5-6:

  1. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 
  2. semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).

ROMA 8:13

Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Keduniawian di sini mengacu pada hal hal yang berkaitan dengan dunia materi, keinginan duniawi, dan hal hal yang dapat menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Penerapannya dalam kehidupan kita adalah berusaha melepaskan keinginan-keinginan materi dan duniawi serta mengendalikan keinginan-keinginan duniawi. Supaya terjadi proses transformasi kehidupan dan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.

  1. KITA MENYERAHKAN HAK UNTUK MELAYANI TUHAN MELALUI SESAMA

FILIPI 2:5-11:

  1. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
  2. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 
  3. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 
  4. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 
  5. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 
  6. supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
  7. dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Kristus adalah teladan yang dengan rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia serta hamba untuk melayani umat manusia.
Penerapannya dalam hidup kita adalah mengosongkan diri, mengecilkan ego, dan siap menjadi hamba bagi Tuhan dan melayani sesama. Itu berarti memiliki sikap kerendahan hati, kasih, dan pengorbanan demi

kebaikan orang lain, konsisten dengan prinsip-prinsip hukum Kristus.

3. KITA HIDUP DIPIMPIN ROH KUDUS

GALATIA 5:24-25:

  1. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 
  2. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Ini artinya membiarkan Roh Kudus menuntun dan memimpin langkah kita. Berarti juga mendengarkan suara-Nya melalui doa, merenungkan, dan membaca Firman Tuhan. Dengan hidup dalam bimbingan-Nya, kita dapat hidup sesuai kehendak-Nya dan menghasilkan buah-buah Roh,

GALATIA 5:22-23:

  1. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 
  2. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Dengan mati terhadap diri sendiri maka kita akan hidup untuk menjadi berkat bagi sesama dan kita memuliakan Allah. Amin 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.