Well done, good and faithful servant (steward)!

Apa sih yang ingin kita capai lewat pekerjaan atau bisnis kita? Apa sih yang menjadi tujuan sebenarnya dari segala kerja keras kita? Apakah kita bisa benar-benar mengasihi Yesus melebihi segalanya? Apakah kita mencari Kerajaan Allah melalui pekerjaan atau bisnis kita?

 

Kalau pertanyaan tersebut ditanyakan kepada kita berkaitan dengan pelayanan kita di gereja, umumnya kita dapat langsung menjawab untuk memuliakan Tuhan. Namun apabila pertanyaan yang sama diajukan kepada kita berkaitan dengan pekerjaan atau bisnis yang kita lakukan, kemungkinan besar kita akan menjawab: entah untuk menghidupi keluarga, atau untuk bisa membeli rumah atau mobil, atau untuk mendapatkan jabatan tertentu. Bahkan mungkin ada diantara kita yang berani mematok pada usia berapa kita akan meraih kesuksesan dan kekayaan (pertanyaannya: apabila hal tersebut tidak terwujud, siapa yang akan disalahkan?). Jujur harus kita akui, mungkin tidak banyak dari kita yang akan langsung menjawab bahwa tujuan dari pekerjaan ataupun bisnis kita adalah untuk memuliakan Tuhan.

 

Di dalam Yohanes pasal 21, selain memulihkan Petrus dari rasa bersalah atas penyangkalan yang dilakukannya, Tuhan Yesus juga memulihkan Petrus dari kegagalannya dalam berbisnis dan ini adalah kali yang kedua Tuhan Yesus menolongnya. Ada beberapa prinsip berbisnis atau bekerja yang sesuai dengan prinsip Kerajaan Surga yang bisa didapat dari perikop tersebut.

 

KITA HANYALAH PENGELOLA

 

Kita hanyalah pengelola dari apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita, yaitu pekerjaan dan bisnis kita. Ketika kita bisa menerima bahwa kita hanyalah hamba atau pengelola, maka ketika kesuksesan, promosi atau kejayaan itu datang, kita akan tetap merendahkan diri, menghormati dan memuliakan Tuhan lewat pekerjaan ataupun bisnis kita. Hamba yang dipercayakan dengan lima talenta dan dua talenta tetap mengembalikan seluruh milik tuannya beserta laba yang diperolehnya. Bahkan meskipun kita mungkin belum sukses sekalipun dan mengalami banyak rintangan atau tantangan seperti Yusuf misalnya, kita akan selalu dapat melihat Tangan Tuhan selalu menyertai kita sehingga kita selalu berhasil dalam pekerjaan kita (Kej 39:2). Kita akan bekerja maupun berbisnis dengan nilai-nilai Kerajaan Surga yang benar. Namun hendaklah kita tidak seperti hamba yang dipercaya dengan satu talenta, yang tidak menghargai apa yang kita punya dan bahkan menuduh Tuhan bertindak tidak adil serta tidak berhak atas kesuksesan ataupun pencapaian kita.

 

Yesus berkata alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mengapa? Dikarenakan hati kita terikat kepada harta benda, kesuksesan, reputasi ataupun jabatan kita. Dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Seperti anak muda kaya raya yang ditantang Yesus untuk menjual seluruh harta bendanya dan mengikut Yesus, banyak dari kita tidak rela untuk melepaskan segala yang kita miliki tersebut dikarenakan kita merasa berhak memilikinya karena pencapaian kita. Tanamkan prinsip bahwa kita hanyalah pengelola atas apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita, maka harta benda atau kesuksesan atau kejayaan itu tidak akan mengikat kita.

 

MILIKI SIKAP INTEGRITAS (DAPAT DIPERCAYA & SETIA) YANG TINGGI

 

Firman Tuhan dalam 1 Korintus 4:1-2 mengatakan: demikianlah hendaknya orang memandang kami sebagai hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian adalah: bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Kita harus menjadi pribadi-pribadi yang dapat dipercayai, jujur, setia dan berkomitmen untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala pekerjaan yang dipercayakan kepada kita.

 

Lukas 16:10-11 (versi NIV) berkata:

Whoever can be trusted with very little can also be trusted with much, and whoever is dishonest with very little will also be dishonest with much. So if you have not been trustworthy in handling worldly wealth, who will trust you with true riches of heaven?

Terjemahannya (terjemahan TB nya agak berbeda):

Barangsiapa yang dapat dipercaya dalam harta yang sedikit, ia dapat juga dipercaya dengan harta yang lebih banyak. Barangsiapa yang tidak jujur atau tidak dapat dipercaya dalam hal harta yang sedikit, dia juga akan tidak akan jujur atau tidak dapat dipercaya dengan harta yang lebih banyak. Jadi, jikakalau kamu tidak jujur (atau memiliki integritas) dalam menangani harta dunia ini, siapa yang akan mempercayakan kamu dengan harta yang sesungguhnya dari Surga?

Dengan kata lain, cara kita bekerja atau berbisnis di dunia ini akan menentukan besarnya berkat surgawi yang akan diberikan Tuhan kepada kita.

 

Meskipun Yusuf memilki kedudukan yang sangat tinggi sebagai Perdana Menteri Mesir, dia tetap bertindak dengan penuh integritas sebagai orang yang dipercayakan penuh oleh Firaun dan dipimpin serta dituntun Tuhan. Tidak sekalipun Yusuf mencuri atau korupsi, meskipun dia banyak mempunyai kesempatan untuk itu, karena dia menyadari sepenuhnya segala sesuatu yang diperolehnya bukan oleh kuat gagah maupun kepintarannya tetapi karena Tuhan. Ketika Yusuf mengartikan mimpi Firaun, dia berkata: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” (Kej 41:16) Yusuf pun dapat menjaga hatinya dengan baik ketika ia bertemu dengan saudara-saudaranya yang mencelakakannya karena dia menyadari maksud dari proses Tuhan dalam hidupnya.

 

Nasihat Daud kepada anaknya Salomo dalam 1 Tawarikh 28:9a: “Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita.”

Artinya: kenalilah, carilah, dapatkan dan muliakan Tuhan lewat pekerjaan atau bisnismu dan kerjakan pekerjaanmu sebagai ibadahmu atau pelayananmu kepada Tuhan dengan segenap hatimu, maka Tuhan dapat mengangkatmu sebab Dia mengetahui segala niat, cita-cita, impian dan harapanmu!

 

MILIKI HATI SEBAGAI GEMBALA DI LADANGMU

 

Tuhan Yesus mempercayakan Petrus untuk menggembalakan domba-dombaNya (Yohanes 21:15b); artinya: pekerjaan yang kita lakukan saat ini ataupun bisnis yang kita jalankan hendaklah kita sadari sebagai hal yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk digembalakan atau dilaksanakan dengan segenap hati, integritas tinggi dan nilai-nilai Kerajaan Sorga.

 

1 Petrus 5:2-4

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

 

Jaga hati kita dengan penuh kewaspadaan dalam bekerja maupun berbisnis. Miliki hati yang bersih, tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Miliki hati yang mau melayani, hati yang mau taat, hati yang mau mendengar dan melaksanakan instruksi, hati yang bijaksana. Hendaklah kita berhikmat dalam segala hal. Jauhi nafsu orang muda, ambisi pribadi yang muluk-muluk dan kesombongan pribadi, tetapi kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama rekan kerja maupun partner bisnis atau client dan langganan kita.

 

Daud diangkat dan dipromosikan oleh Tuhan karena nilai integritas yang ditunjukkannya dalam menjalankan tugasnya sebagai gembala. Firman Tuhan dalam Mazmur 78:70-72 mengatakan:

dipilihNya Daud, hambaNya, diambilNya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkanNya dia untuk menggembalakan Yakub, umatNya, dan Israel, milikNya sendiri. Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.

 

Ketika kita memposisikan diri kita hanya sebagai pengelola atau hamba di pekerjaan maupun bisnis kita dan meninggikan Tuhan diatas segalanya, serta memiliki hati sebagai gembala, maka Firaun-firaun dunia dapat melihatnya dan berseru: “Mungkinkan kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (Kej 41:38). Promosi itu akan datang karena dunia akan melihat ada Allah yang menyertai kita dan kita pun bertindak dengan penuh hikmat dalam segala hal. Allah pun akan tersenyum dan berkata: “Well done, My good and faithful servant/steward!” 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.